#sudutpijar
Explore tagged Tumblr posts
sudutpijar · 5 years ago
Text
Aku , Kamu dan Topeng
Mungkin memang sudah saatnya berpisah satu sama lain, sudah tak bisa dipaksakan. Percuma saja jika dipaksakan karena sesuatu yang dijalankan dengan terpaksa akan berakhir tidak baik, tapi apa mungkin kita tidak bisa kembali? Menurut aku kita masih bisa kembali. Untuk sekarang mari kita sama – sama istirahat dari hubungan ini, kita saling intropeksi diri satu sama lain sehingga kedepannya sudah tidak ada kesalahan yang sama untuk kesekian kalinya.
Jika kita tak kembali bersama itu sudah tanda bahwa kita bukan pasangan yang tepat untuk satu sama lainnya. Antara aku dan kamu , kamu dan aku , sudah tidak bisa menjadi kita karena memang ada rasa yang hilang. Bahkan, rasa itu belum tentu kembali jika kita bersama merajut kasih antara kau dan aku. Tidak akan ada yang sama jika suatu hubungan sudah retak tapi ia berusaha kembali, maka semuanya akan terasa berbeda. Mungkin akan terasa canggung satu sama lainnya, bisa jadi kita saling memakai topeng hanya untuk membahagiakan pasangan kita. Hal yang sangat wajar apabila kita sering mengganti topeng untuk pasangan kita demi melihat dirinya bahagia tapi yang menjadi pertanyaan aku selama ini adalah untuk apa kita saling memakai topeng dan merasa bersama? Bukan kah menjalin hubungan dengan seseorang harus dengan rasa sayang , menjalin kasih dengan lapang dada?
Topeng yang aku maksud adalah bagaimana kita menyembunyikan rasa amarah, sakit hati, cemburu, dan hal lainnya hanya untuk terlihat baik – baik saja di depan dirinya. Untuk apa aku memakai semua itu? Seharusnya pasangan harus bisa berbagi cerita dalam senang maupun susah. Pasangan adalah orang yang menjadi sandaran kita, tempat berpulangnya kita ketika kita sudah muak dengan isi dunia yang sangat kejam dan saat itulah kita kembali ke ‘rumah’ merajut asmara tiada hentinya dari fajar hingga fajar.
Aku terdiam sejenak, berpikir apa bisa pasangan saling memakai topeng saat bersama? Seharusnya kita saling melepaskan topeng tersebut dikala kita sedang merajut kasih.
3 notes · View notes
sudutpijar · 6 years ago
Text
Terbelahnya Tubuh Ku
Bagaimaa mungkin diri ini terus kokoh akan pendiriannya. Mengikuti arah mata angin membawa jiwa yang melayang - layang di udara seperti daun bunga yang tumbuh dirawat dengan sabar lalu jatuh terbang terbawa mengikuti arah angin melaju.
Entah apa yang kupikirkan untuk terus bertahan dengan raga yang bodoh ini, tak bisa dipungkiri bahwa jiwa dan raga ku beradu satu sama lain, dengan sangat keras bagaikan batu yang dibenturkan dengan sesama batu hingga muncul lah percikan - percikan api kecil yang membakar jiwa dan raga ini.
Aku ingin menjadi ksatria yang berhasil menyelamatkan orang lain dengan segenap jiwa dan raganya, apadaya diriku yang tak dapat membantu. Jangankan membantu, jiwa dan raga ku saja tidak menyatu. Bagaimana aku bisa membantu ? Membantu diri sendiri saja tidak bisa.
Tolong aku wahai alam semesta, bantu aku agar aku bisa menyatukan jiwa dan ragaku. Beri aku kekuatan untuk menyatukannya dan singkirkan ego dari jiwa serta ragaku.
Ku coba merangkai susunan kata agar dapat kujadikan sebuah kalimat yang bersatu padu dan kuungkapkan kepada diriku sendiri, tidak lupa juga kuungkapkan ke semua orang bahwa ini aku. Ini lah aku yang sebenarnaya. Sang Pemuja. 
2 notes · View notes
sudutpijar · 6 years ago
Text
Siapa Aku ?
Dalam keramaian aku bertanya pada diriku sendiri, ‘ Siapa aku ? ‘ ‘ Dimana aku berada ? ‘. Suasana menunjukkan aku ditengah - tengah keramaia, tapi seakan aku dalam kehampaan yang luar biasa. 
Bagaikan burung yang terbang bersama - sama, bepergian bersama kesana kemari tapi tak tahu tujuannya. Serta bertanya - tanya ‘ Kemana aku pergi ? ‘ ‘Untuk apa aku bepergian ? ‘. Tiada gunanya terbang melalang buana tapi ia pun tak tahu siapa dirinya. 
Serigala yang berkawanan, berlari kencang mencari mangsa untuk makan malamnya. Apa mungkin hidupku hanya untuk mencari makan untuk makan malamku sehari - hari ? Tidak! Itu jelas bukan diriku, lalu siapa aku ?
Atau mungkin aku adalah si domba yang berhati baik serta tulus untuk menjalankan kehidupannya layaknya orang suci yang terus melakukan kebajikan dalam hidunya ? Apa mungkin itu aku ?
Mungkin saja aku si pengembala domba yang menjaga domba - domba sucinya untuk tetap berada dijalan yang lurus, tapi aku sendiri tidak tahu siapa jati diriku sebenarnya. Sangat sulit untuk menentukan siapa aku.
Jadi, siapa aku ? Bagaimana jati diriku ? Apa aku si burung yang terbang kesana kemari tanpa arah dan tujuan ? Atau sekumpulan serigala yag memangsa makhluk lain untuk makan ? Mungkin saja aku si domba yang berhati suc ? Bisa saja aku pengembala domba yang menjaga dombanya agar tetap suci ?
1 note · View note