Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahmaan :13)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo

Menarilah bersama, hingga angin menuntun kita terbang tinggi ke awan.. Langit, hujan, dan senja aku juga sangat suka tapi lebihnya di kamu Rindu. . . iya aku perindu Dan kamu pemilik rindu ini Kau tau tempat terbaik untukku memulangkan lelah? Kau tau tempat terbaik untukku memulihkan raga? Kau tau tempat terbaik untukku bercerita? Kau tau tempat terbaik untukku memanja rasa? Tempat itu rumahku Rumahku? Itu kamu Bolehkah aku pulang sekarang? Kamu adalah rumah tempat ku kembali Dan kamu adalah kerinduan namun, Karena waktu belum izinkan untuk pulang. maka tak boleh ku pulang hari ini ^^
0 notes
Text
Ntar Allah nanya, kamu jawab apa?
Adik adik kelas sudah pada Hafizhah ketika meninggalkan jenjang MA. Kamu kapan? Ga berminat nambah hafalan? Tapi keliatan nya hafalan kemarin pun amblas semua. Ntar Allah nanya, kamu jawab apa?"
Proses menghafal Al-Qur'an sebenarnya bukan hanya proses menghafal ayat-ayatnya. Bahkan lebih dari itu, menghafal Al-Qur'an menjaga pandangan mata, pendengaran, serta hati dari kesia-siaan dan keburukan. Menjaga ketiganya untuk senantiasa terpaut mengingat Allah dan merindu Nabi. Perjalanan menghafal Al-Qur'an mengajarkan kesungguhan untuk mencintai apa yang seharusnya dicintai, meninggalkan apa yang seharusnya ditinggalkan.
Kuadukan pada Imam Waki’ buruknya hafalan. Maka dia arahkan aku tinggalkan kemaksiatan. Nasihatnya, sungguh ilmu Allah adalah cahaya. Dan cahaya Allah tak diberikan pada pendurhaka -Imam Asy-Syafi'i-"
allah tidak akan membawa kita sejauh ini kalu hanya untuk menelantarkan kita jangan risau, ada Allah
Terkadang atau bahkan seringkali seorang penghafal mengalami masa-masa malas mengulang hafalan (muraja’ah). Entah karena terlalu semangat menambah hafalan baru atau karena putus asa setelah berulang kali diulang-ulang namun tak kunjung melekat dalam ingatan.
Maka tanyakan pada dirimu, sejauh mana usahamu untuk benar-benar meluluhkan ayat itu? Sudah sebesar apa cintamu pada ayat itu? Putus asa dengan ayat yang seakan tak sudi untuk melekat? Maka tanyakan sudah berapa kali ayat itu kita ulang-ulang?
Seberapa banyak kita mengulang-ngulangnya tetap tak akan pernah sebanding banyaknya dengan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita berulang-ulang. Lalu pantaskah menyerah untuk terus mengulang ketika menjumpai ayat yang ‘sulit’ dihafal? Pantaskah mengeluh dengan pengulangan (muraja’ah) kita yang masih sangat sedikit itu?
0 notes
Quote
Andai dakwah bisa tegak dengan seorang diri, maka tak perlu Musa mengajak Harun. Tak perlu pula Rasulullah mengajak Abu Bakar untuk menemani Hijrah. Meskipun pengemban dakwah adalah seorang yang ‘alim, faqih, dan memiliki azzam yang kuat, tetap saja ia manusia lemah yang akan selalu membutuhkan saudaranya. Peliharalah saudaramu, jangan abaikan keberadaannya di sisimu, sebab mungkin ialah bagian dari lingkaran doa yang melingkupi langkahmu.
0 notes
Text
Sungguh tiap mukmin itu bersaudara
Tak usah risau lantaran ukhuwah hanya akibat dari iman. Karena saat kita melemah, saat keakraban kita merapuh. Saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan. Saat kebaikan justru melukai. Sesungguhnya yang rusak bukanlah ukhuwah. Tapi iman-iman kita sedang sakit. Mari kita waspai jebakan setan hingga melemahkan keimanan
Betapa berbangga hati yang bisa berukhuwah. Tapi ada yang lebih jelita lagi, kita memilikinya dalam Minhatun Robbaniyyah. Dalam Nikmatun Ilahiyah. Dalam Quwwatun Imaniyah. Di saat seperti inilah selaksa kerinduan yang tak harap berpisah. Maka pantas saja Al-Faruq, Umar bin Al Khattab pernah melantunkan kata Aku tidak mau hidup lama di dunia yang fana ini kecuali karena tiga hal: keindahan berjihad di jalanNya, repotnya berdiri Qiyamul Lail, dan indahnya bertemu dengan sahabat lama.
Indahnya bertemu dengan sahabat. tentu bukan sahabat yang biasa, tapi sahabat yang senantiasa diliputi keimanan yang kuat, dihiasi dengan kemuliaan akhlak, dan eratnya ukhuwah diantara mereka sebagai buah dari keimanannya. Ada sebuah nasihat dari ibnul Qoyyim Al Jauzi. Ukhuwwah itu hanya sekedar buah dari keimanan kita kepada Allah. Jadi jika ukhuwwahnya bermasalah mari kita evaluasi keimanan kita kepada Nya. Efek dari hubungan baik kita dengan yang ada di langit secara langsung berefek pada baiknya keterhububungan kita dengan bumi. Dalam sebuah kutipan ada yang mengingatkan pada kita “Sebesar cintamu pada Allah, sebesar itu pula cinta orang lain kepadamu. Sebesar ketakutanmu akan murka Allah, sebesar itu pula keseganan orang lain terhadapmu. Sebesar kesibukanmu pada Allah, sebesar itu pula orang lain sibuk untukmu. “ sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS. AL HUJURAT:10). Hati yang beriman adalah hati yang jelita disebabkan dalam hati mereka selalu bersambung dengan Allah dan selalu meneladani rasulullah. Salim fillah berkata, hati yang jelita itu adalah hati yang selalu mengulurkan rasa cinta pada sesama. Hati mereka selalu tunduk pada Allah dan rasulullah sehingga mudah tunduk pada ukhuwah meski dengan berbagai perbedaan yang ada. Dan rendahkanlah dirimu bila bersama orang mukmin. Kita diminta berendah hati bila kita mau meneladani rasulullah. Karena ketika kita merendah kita tak akan mudah terjatuh. Dan bila sampai terjatuh tak begitu terasa sakit.
Bersebab rasa kesal Abu Dzar al Ghifari pada Bilal yang tak mengerjakan amanah dengan penuh. Bahkan kesan Bilal membesarkan alasannya untuk membenarkan dirinya. Kecewalah Abu Dzar, hingga ia tak bisa menahan diri lalu menghardik Bilal dengan ucapan yang kasar seraya berteriak; "Hai anak budak hitam!!" Rasulullah memerah wajahnya mendengar hardikan Abu Dzar. Bergegas Rasulullah menghampiri Abu Dzar serasa petir di siang bolong, "Engkau!!!" sabda Nabi sambil menunjuk wajah Abu Dzar, "Sungguh dalam dirimu masih terdapat jahiliah!" Abu Dzar tersungkur bersujud dan memohon Bilal untuk menginjak kepalanya. Di letakan kepalanya di atas tanah berdebu dan dilumpurkannya pasir ke wajahnya berharap Bilal mau menginjaknya. Berulang kali ia memohon. "INJAK kepalaku wahai Bilal!" "INJAK kepalaku wahai Bilal!" "INJAK kepalaku wahai Bilal, demi Allah ku mohon Injaklah!" "Demi Allah ku mohon engkau Injaklah wajahku, aku berharap dengannya Allah akan mengampuniku dan menghapus sifat jahiliah dari jiwaku!" Berulang ia memohon, tapi Bilal tetap berdiri kukuh. Dia marah bercampur rasa mengharu biru, lalu dia berkata, "Aku memaafkan Abu Dzar, Ya Rasulullah. Dan biarlah urusan ini tersimpan di sisi Allah, menjadi kebaikan bagiku dikemudian hari" Hati pedih abu Dzar mendengarnya, rasa salah yang tak terlupakan sepanjang umur hidupnya. Begitulah kepiawaian iman mereka saling mengingatkan. Kejelitaan Akhlak yang menghiasi sisi-sisi kehidupan mereka. Bahkan mereka pun selalu siap mengorbankan segala rasa yang tersimpan di dada untuk melanggengkan ukhuwah diantara mereka.
Seperti sekisah Salman al Farisi yang berhasrat melamar wanita sholihah penduduk Madinah. Ia pun kemudian mendatangi sahabatnya penduduk asli Madinah, Abu Darda’ untuk mengkhitbah wanita impiannya. Mendengarnya, Abu Darda’ pun begitu girang. “Subhanallah wa Alhamdulillah,” ujarnya sambil dipeluknya Salman. Salman pun mendatangi rumah sang gadis dengan ditemani Abu Darda’. Keduanya diterima dengan baik oleh tuan rumah.“Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman dari Persia. Allah telah memuliakan Salman dengan Islam. Salman juga telah memuliakan Islam dengan jihad dan amalannya. Ia memiliki hubungan dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan Rasulullah menganggapnya sebagai ahlu bait (keluarga) nya,” ujar Abu Darda’ menggunakan dialek bahasa Arab setempat dengan sangat lancar dan fasih.“Saya datang mewakili saudara saya, Salman, untuk melamar putri anda,” lanjut Abu Darda’ menjelaskan maksud kedatangan mereka. Mendengarnya, si tuan rumah merasa terhormat, “Sebuah kehormatan bagi kami menerima sahabat Rasulullah yang mulia. Sebuah kehormatan pula bagi keluarga kami jika memiliki menantu dari kalangan shahabat,” ujar ayah si wanita. Meski yang datang adalah seorang shahabat Rasul, sang ayah tetap meminta persetujuan sang putri. “Jawaban lamaran ini merupakan hak putri kami sepenuhnya. Oleh karena itu, saya serahkan kepada putri kami,” ujarnya kepada mereka berdua. apa jawaban sang putri?? Apa jawaban sang putri????
Mewakili sang putri, ibunya pun berkata, “Mohon maaf kami perlu berterus terang,” ujarnya membuat Salman dan Abu Darda’ tegang menanti jawaban.“Maaf atas keterusterangan kami. Putri kami menolak lamaran Salman,” jawab ibu si wanita tentu saja akan menghancurkan hati Salman. Namun Salman tegar.Tak sampai disitu, sang ibunda melanjutkan jawaban putrinya, “Namun karena kalian berdualah yang datang, dan mengharap ridha Allah, saya ingin menyampaikan bahwa putri kami akan menjawab iya jika Abu Darda’ memiliki keinginan yang sama seperti Salman,” kata ibu si wanita shalihah. Bagaimana perasaan Salman?? Salman pria shaleh nan mulia dari kalangan shahabat Rasulullah, maka dengan ketegaran hati yang luar biasa, ia justru menjawab, “Allahu akbar!” seru Salman girang. Tak hanya itu, Salman justru menawarkan bantuan untuk pernikahan keduanya. Tanpa perasaan hati yang hancur, ia memberikan semua harta benda yang ia siapkan untuk menikahi si wanita itu. “Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan akan kuberikan semua kepada Abu Darda’. Aku juga akan menjadi saksi pernikahan kalian,” ujar Salman dengan kelapangan hati yang begitu hebat. Bayangkan kita seolah sedang hidup bersama di tengah-tengah mereka. Hamba-hamba Allah yang selalu terhubung dengan langit dan merasakan indahnya ukhuwah dalam kebenaran dan kemuliaan. Maka jika masih ada batas dalam perjalan ukhuwah kita, bisa dipastikan kita telah gagal mengenggam makna ukhuwah yang sebenarnya.
Mendasari ukhuwah. Dari mana kita bermula? Pada hakikatnya ukhuwah Islamiyah merupakan cahaya Robbani (Minhatun Robbaniyyah), nikmat dari Ilahi (Nikmatun Ilahiyah) [QS 3:103], sekaligus bukti kekuatan keimanan (Quwwatun Imaniyah) [QS 49:10] bagi orang-orang yang ikhlas (mukhlish) dan terus-menerus menambah dan memperbaiki imannya. Dengan ketiga hal di atas, sebuah hubungan persaudaraan akan membekas sampai ke hati yang paling dalam. Bahkan akan mewarnai jiwa secara keseluruhan. Jiwa yang tercelup dalam palung persaudaraan yang paling dalam kukuh dan tak tergoyahkan. Dan celupan persaudaraan (ash-Shibgotul ikhowiyah) yang hanya dapat dibangun di atas dasar keimanan yang dalam. Sehingga hubungan persaudaraan dan persahabatan akan terjalin secara benar, jujur, dan ikhlas. Tanpa keterpaksaan apalagi kesungkanan.
Celupan persaudaraan itu yang akan mempengaruhi: Pertama, sikap atau perilaku yang positif; Kedua, perasaan atau mental yang positif. Maka cerminan ukhuwah akan terlihat jelas seterang matahari dalam Sikap atau perilaku yang selalu menganggap orang lain sebagai saudara (kulukum ikhwanuna); Bersikap lembut kepada mereka (Athifah ilaihim), mereka saling Mencintai karena Allah (Ukhibukum fillah), saling Menghormati (Ihtirom) meski tidak memintanya, dan saling Menaruh kepercayaan (Tsiqoh). Sedang cermin ukhuwah dalam rasa dan mental tertandai Rasa atau keinginan untuk saling menolong (Taawun), Mendahulukan kepentingan saudaranya (Itsar), Menunjukkan rasa kasih sayang (Rohmah), Saling melengkapi kekurangan saudaranya; sinergis (Takaaful), dan Rasa saling memaafkan (Taafu).
Inilah sesungguhnya makna persaudaraan (ukhuwah) yang sebenarnya merupakan konsekuensi sebuah keimanan. Tidak ada persaudaraan (sejati) tanpa keimanan, dan tidak ada keimanan tanpa adanya persaudaraan. Jika kita mendapati suatu persaudaraan yang tidak dilandasi keimanan, maka kita akan mendapati bahwa persaudaraan itu tidak akan membawa kemaslahatan dan manfaat yang saling timbal balik. Subhanallah sekiranya semua sikap dan perasaan tersebut di atas telah dilaksanakan, maka umat yang beriman akan sangat mudah dipersatukan, mempertemukan hati menjadi satu hati. Ikatan hati hanya akan terwujud dengan kekuatan aqidah dan persaudaraan yang sejati (QS 8:63). Ikatan yang kuat yang berdiri di atas benarnya aqidah inilah yang akan kekal selamanya sampai ke akhirat (QS az-Zukhruf: 67). Persaudaraan (ukhuwah) yang telah dijelaskan di atas itulah yang hakiki. Persaudaraan, persahabatan dan percintaan yang didasarkan di atas kesamaan dan kepahaman aqidah keislaman (QS 49:10-13).
0 notes
Photo

Yang tersayang sekarang nanti dan selamanya :') Thanks a lot for everything. Maaf belum bisa kasih apa2.. Uhibbukum fillah pak bu :)
1 note
·
View note
Text
Cinta yang Sederhana
Apakah cinta yang sederhana itu?
Apakah sesederhana kata-kata yang tak sempat terucap? Apakah sesedehana kayu kepada api yang menjadikannya abu? Apakah sesederhana isyarat yang tak sempat dikatakan oleh awan kepada hujan yang menjadikannya tiada?
Cinta yang sederhana.
Sesederhana cinta seorang Abdurrohman bin Auf yang begitu rela meninggalkan semua harta bendanya yang berada di Makkah demi mengikuti Rosulullah hijrah ke Madinah.
Sesederhana cinta Abdullah bin Mas’ud yang rela dipukuli kaum Quraisy demi melantunkan ayat-ayat Allah dengan suara lantang didepan Ka’bah guna bisa meluluhkan hati kaum Quraisy.
Sesederhana seorang Zaid bin Haritsah yang rela tubuhnya terluka parah ikut berdarah-darah demi melindungi Rosulullah yang dilempari batu oleh penduduk Thiaif untuk mengajak mereka memeluk agama Islam.
Sesederhana seorang Uwais Al-Qarni yang harus rela memendam rindu untuk bertemu dengan Rosulullah demi untuk merawat ibunya yang sudah tua dan buta serta sakit-sakitan.
Sesedernana cinta seorang Abu Bakar yang kakinya rela digigit ular di Gua Tsur demi tak ingin membangunkan Rosulullah yang tertidur pulas dipangkuannya.
Sesedernana Abu Dzar Al-Ghifari yang berjalan sendirian dalam jarak ratusan kilometer untuk menyusul mengikuti ekspedisi perang Tabuk.
Sesederhana Rafi’ bin Harist yang rela meninggalkan Maria, wanita nasrani tunangannya, yang amat dicintai, demi agama Islam yang waktu itu baru saja dipeluknya.
Sesederhana Bilal bin Rabbah yang rela dipanggang dan disiksa dibawah panasnya batu besar pada teriknya suasana gurun demi tetap berpegang teguh kepada agama Islam.
Sesederhana Umair bin Wahab yang rela berjalan kaki berbolak-balik dari Makkah menuju Laut Merah lalu ke Makkah lagi dan kembali lagi ke Laut Merah demi mengajak agar sahabatnya, Sofwan bin Umayyah, bisa mendapat hidayah Islam seperti dirinya.
Sesederhana Khabbab bin Art yang begitu sabar ketika besi panas diletakkan dikepalanya dan diinjak dadanya demi mempertahankan keIslamannya meskipun tak ada satupun yang membelanya waktu itu.
Sesederhana apakah cinta kita dibandingkan dengan perjuangan-perjuangan ini? Sesederhana apakah cinta kita terhadap teman-teman kita? Sesederhana apakah cinta kita kepada Allah? Mungkin, hanya kita yang mengetahui jawabannya.
606 notes
·
View notes
Photo

Terimakasih untuk genggaman 2 hari ini my beloved angel ina susantiii... jangan kapok ke bandung lagi :')
2 notes
·
View notes
Quote
“Kita ini pemburu surga & buronan neraka”, ujar Asy Syafi’i, “Maka betapa berbahaya bersantai & berleha-leha.”
Salim A. Fillah (via puspawkpunyacerita)
223 notes
·
View notes
Photo

Jika Alquran menjadi sahabat karibmu, ia takkan pernah meninggalkanmu, hingga memasukkanmu ke dalam surga
3 notes
·
View notes
Link
Gema Aksara (Generasi Emas-Aksi dalam Suara) merupakan event yang digelar oleh Skhole (ITB Mengajar) pada pertengahan Januari 2015. Beberapa mata acara dalam Gema Aksara antara lain :
1. Seminar Pendidikan
Dalam seminar ini dihadirkan beberapa pembicara baik akademis maupun praktisi di bidang...
5 notes
·
View notes
Photo

Tahun 2045 yang akan datang digadang gadang sebagai tahun lahirnya generasi emas indonesia pada saat itu, indonesia akan memiliki pemuda yang berkarakter serta siap untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri dalam segala aspek. SO WHAT ARE YOU WAITING FOR ? BE A PART OF INDONESIAN EDUCATION REVOLUTION BY JUST DONATING YOUR CENTS FOR THIS BIGGEST EDUCATION EVENT.
Nah, jika tema-teman ingin menyalurkan donasi untuk acara kami, teman-teman akan mendapatkan rewards, diantaranya :
1. Rp. 50.000 akan mendapatkan 3 sticker skhole
2. Rp. 100.000 akan mendapatkan sticker dan foto adik-adik dari rumbel skhole
3. Rp.150.000 akan mendapatkan sticker, foto adik-adik dari rumbel skhole, dan Surat Cinta Skhole
4. Rp. 250.000 akan mendapatkan sticker, foto adik-adik dari rumbel skhole, Surat Cinta Skhole dan postcard
5. 500.000 akan mendapatkan sticker, foto adik-adik dari rumbel skhole, Surat Cinta Skhole, postcard dan pin.
6. Rp.1000.000 akan mendapatkan alat peraga pendidikan.
For more information : 085746890968 ( umi ) "All people have lots of ways to tell stories, and have a different story to tell" - anonym. Darimu, untuk mereka :’)))
24 notes
·
View notes