abostonive
abostonive
543 posts
Mewaraskan pikiran dan hati melalui tulisan
Don't wanna be here? Send us removal request.
abostonive · 6 months ago
Text
Apa yang kamu lakukan jika dua orang yang kamu kenal itu berselisih?
Diam dan tidak memihak siapapun
Sangata, 19 Desember 2024
0 notes
abostonive · 7 months ago
Text
Aku yang selalu bingung mau makan apa dan masak apa setiap harinya.
Sedangkan di sana, ada juga mereka yang bingung bisa makan atau engga setiap harinya.
Sangata, 9 Desember 2024
0 notes
abostonive · 11 months ago
Text
Apa yang kalian rasakan ketika mendengar berita tentang aib orang lain muncul di publik?
Apakah merasa lebih baik dari dia atau merasa beruntung karena Tuhan sudah tutup aib diri sendiri ?
Sangata
Ahad, 28 Juli 2024
@venizuldhiv
0 notes
abostonive · 11 months ago
Text
Pandangan manusia terhadap takdir-Nya itu terbatas, hanya bisa menilai dari sisi kanan, kiri & depan.
Allahu Ta'ala memang berbeda dengan makhluk-Nya.
Dia mampu menilai dari segala sisi bahkan di sisi dalam yang tak mampu dilihat & dinilai siapapun, selain Dia-lah Yang Maha Mengetahui.
Seringkali, manusia menganggap takdir yang ditetapkan adalah takdir yang buruk karena berbeda dengan keinginannya atau ekspektasinya atau juga hawa nafsunya.
Namun, pandangan manusia itu berubah ketika dia sudah melalui dan Allahu Ta'ala memberikan pemahaman di balik takdir yang diberikan kepadanya.
Karena kuasa-Nya, Dia menetapkan takdir kepada hamba-Nya itu sebenarnya untuk memberikan kebaikan dunia & akhirat di dalam kehidupan hamba-Nya itu.
Sangata, 25 Juli 2024
@venizuldhiv
0 notes
abostonive · 11 months ago
Text
Banyak berita beredar di layar kaca ataupun media sosial, diantaranya berita kejahatan kriminal ataupun korupsi. Berita-berita tersebut mengundang khalayak untuk berkomentar, tidak sedikit komentar negatif yang muncul di kolom komentar.
Berita tersebut membuatku merenung & melihat dari sudut pandang lain, terlepas orang-orang yang bersangkutan benar sebagai pelaku atau korban skenario.
Aku belajar bahwa Allaahu Ta'ala baru membuka satu atau dua aib diantara banyak aib atau dosa hamba-Nya di dunia. Itu pun sudah malu sekali ditambah banyak Yang menghujat, mencerca & memaki.
Bagaimana nanti ketika semua amalanku diperlihatkan kelak di akhirat ?
Mending kalau amalannya baik semua, kalau enggak ?
Aku pun belajar bahwa Aku tak pantas menghujat apalagi menghakimi mereka yang terlibat dalam kasus, terlebih sampai Aku merasa lebih baik & lebih benar daripada mereka. Aku perlu banyak menyadarkan diriku sendiri bahwa Aku hanya mengetahui dari sisi luar itupun sisi permukaan.
Yang pasti, saat ini, Aku masih beruntung diselamatkan oleh Allahu Ta'ala karena Dia menutupi aib-aibku supaya tidak terekspos ke media ataupun khalayak.
Alhamdulillah.
Terima kasih Ya Allah.
Bimbing Aku selalu, Ya Allah.
Sangata, 17 Juli 2024
Venizuldhiv
0 notes
abostonive · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#bakatempati #talentsmappingassesment #kenalidiri #venizuldhiv
0 notes
abostonive · 1 year ago
Text
Tatapan orang-orang di sekitar tertuju pada meja kami karena mereka melihat & mendengar suara benda jatuh yang dilempar oleh seorang anak kicik. Ya, benda itu wadah tusuk gigi.
Tumblr media
Tenang, nak.
Untuk hal ini, Bundamu tak perlu malu apalagi marah.
Kejadian ini membantu mengenali diri Bunda mana hal yang perlu dimaklumi & tidak & juga mana hal yang prinsip dan tidak.
Terima kasih, Nak. Kamu mengajarkan bagaimana Bunda perlu bersikap dewasa & bijak.
Coto Makassar Marannu, Samarinda
Jumat, 09 Februari 2024
0 notes
abostonive · 2 years ago
Text
Berdamai dengan diri sendiri tidak selalu berkaitan dengan hal yang sudah dilakukan namun tidak tercapai atau sesuai target, melainkan perlu juga berdamai dengan diri sendiri berkaitan dengan hal-hal yang sudah direncanakan namun tidak bisa dilakukan karena kondisi.
Aku sudah punya rencana akan melakukan a, b dan c hari ini tetapi aku hanya bisa melakukan a terus. Hal itu aku rasa semenjak punya bayi
25 Juli 2023
venizuldhiv
1 note · View note
abostonive · 3 years ago
Text
13 Desember 2021
Satu hari sebelum gadisku berusia 3 bulan setelah dilahirkan ke bumi ini, Allah menetapkan takdirku untuk dirawat di rumah sakit selama empat hari ke depan. Hal yang membuat aku tertekan bukan lagi menahan sakit atas penyakit yang diidap tetapi juga nasib gadisku yang masih bergantung padaku, yaitu ASI.
Persediaan ASIku tidak banyak di lemari es karena aku tidak rutin pompa setiap harinya. Aku pun berpikir bahwa Aku selalu ada di rumah yang bisa membersamai gadisku dan Aku juga bukan wanita pekerja di publik. Atas kehendak Allah, Aku pun dikerdilkan dengan pikiranku sendiri tanpa meminta petunjuk sebelumnya kepada Allahu Ta'ala. Ternyata, menyediakan stok ASI bukan hal tentang bekerja di publik atau bukan tapi menjaga dari kondisi yang tidak bisa dikendalikan. Salah satunya, ibu sakit dan terpaksa jauh sementara dari bayi agar tidak terjadi penularan. Mungkin juga bisa, aku, seorang ibu, diperintahkan oleh Allah untuk melanjutkan perjalanan ke alam sepanjutnya, yaitu alam kubur.
Aku merenung dalam diam.
"Keputusan hidup apapun, sekecil apapun, harus dilandasi dengan iman dan dimaksimalkan dengan usaha."
Bacaan istigfar yang keluar dari mulutku sampai menangis sampai dada begitu sesak mengingat dimana pikiran itu melintas lama.
"Hamba minta ampun, Ya Allah. Hamba menyesal telah mengandalkan hanya diri ini dan diri ini pun lemah dan rapuh tanpa pertolonganmu," kataku merintih.
Aku mengatur napas berkali-kali seraya beristigfar untuk menenangkan hati dan pikiran. Aku menata hati dan pikiran kembali. Meskipun begitu, sesekali air mata tak bisa dibendung. Aku kembali menenangkan diri seraya meyakini aku perlu menerima dan menjalani kondisi yang terjadi kepadaku dengan lapang dada. Hal itu semata-mata hanya mengharap ridha Allah dalam kesempitan hati.
Ditulis pada hari Rabu, 6 Juli 2022
6 notes · View notes
abostonive · 4 years ago
Text
Tumblr media
Mungkin bagi mereka yang masih kecil akan dianggap wajar oleh kita, apabila mereka melakukan hal-hal yang patut dimaklumi oleh orang sekitarnya, misalnya tidak sengaja buang air yang menyisakan bekas pada pakaian dalamnya ketika di dalam perjalanan. Namun, bagi kita ini hal yang tidak wajar bagi orang dewasa yang sudah mengerti mana yang benar dan salah sehingga menjadi suatu lelucon bagi orang yang mengalaminya.
Kemudian, diri ini bertanya kepada diri yang berada di dalam sanubari. "Menurutmu, ini lucu sehingga kamu sendiri sebagai saudaranya ingin saudaramu yang lain tahu tentang cerita ini?"
Sekali lagi diri ini bertanya kepada diri yang berada di dalam sanubari, "Benarkah ini lucu ? Patut ditertawakan dan disebarkan ?"
Kemudian, aku melihat dari sudut pandang lain dan berpikir,
"Memangnya siapa yang mau mengalami hal yang tidak diinginkan (mungkin memalukan) terlebih di perjalanan seperti ini?".
"Tidak ada"
Aku membuat kesimpulan, kejadian ini terjadi adanya sistem perncernaan yang terganggu dan bahkan hal ini menjadi hal yang perlu disyukuri karena sistem pencernaan pada tubuh masih berfungsi.
Kita sangat bisa menceritakan apa yang terjadi, tapi kita juga berhak memilih menceritakan atau tidak kepada khalayak terlebih tentang aib saudara kita sendiri untuk ditertawakan.
Perjalanan ke jalur selatan Jawa Barat saat itu.
0 notes
abostonive · 4 years ago
Text
Hikmah Berumah Tangga (1)
Kemarin sore, ketika masuk waktu magrib, bunda menemani anak-anaknya berbuka puasa, sedangkan ayah masih dalam perjalanan pulang ke rumah karena ada pertemuan sore dengan rekan kerja yang akhirnya pulang lebih larut.
Menu untuk berbuka berupa cemilan yang sangat ringan dan yang ada di rumah. Setiap orang mendapatkan 2 cemilan, termasuk ayah dan bunda. Kemudian, salah satu anak yang usianya menuju baligh bertanya dengan nada protes, "Kok aku cuma makan ini dan itu?" dengan jari yang menunjukkan 1 kebab dan 1 risol.
Bunda merasa kasihan hanya bisa menyajikan menu berbuka apa adanya tidak ramai seperti menu di bulan Ramadhan dimana mereka bisa makan 3-5 potong cemilan. Kemudian, bunda segera menyadarkan diri tujuan menyajikan menu yang ada di rumah dan sengaja tidak membeli tambahan apapun untuk disantap kecuali pesanan anak-anak yang dibawa oleh ayahnya. Bunda merespon dengan santai, "Bukan kok cuma tapi Alhamdulillah bisa makan ini dan itu ya. Kita bersyukur bisa makan ini dan itu, semakin kita bersyukur, semakin nikmat itu bertambah".
Kejadian ini memberikan pembelajaran bukan hanya bagi anak-anak melainkan bagi orang dewasa yang seringkali mengeluh tanpa sadar bukan bersyukur "aduh kok cuma ini aja sih". Selain itu, anak-anak belajar mengelola hawa nafsu yang berlebih karena balas dendam selama berpuasa sekaligu belajar empati dengan berbagi makanan dengan orang-orang yang ada di rumah.
Anak-anak berpuasa di bulan Syawal karena ada puasa ramadhan yang perlu disempurnakan dengan menggantinya di bulan ini, sekaligus menyelipkan edukasi bahwa ada puasa sunnah yang dianjurkan di bulan Syawal dan bagaimana balasan pahalanya. Walaupun pada akhirnya, salah satu anak yang baru menginjak 7 tahun berkata dengan tegas, "Nanti senin, aku nggak mau Puasa Syawal karena aku capek!".
Ayah dan bunda saling memandang dan melemparkan senyum.
"Ok nggak apa-apa adik ngga puasa Syawal, adik sudah hebat ya mau bertanggung jawab menyelesaikan puasa ramadhan. Insya Allah, nanti tahun depan ya adik belajar puasa Syawalnya?", tanya Bunda.
"Iya, aku mau puasa Syawalnya waktu umurku 8 tahun aja, bundaa" sahutnya.
Ayah dan bunda belajar dari mereka bagaimana pentingnya melakukan sesuatu dengan dasar cinta bukan paksaan, begitupun didikan dan bimbingan orang tua kepada anak-anak atas dasar cinta bukan karena lain, tentunya diniatkan selalu karena Allah Ta'ala Maha Pencipta. Jika karena paksaan, target tentu tercapai tapi khawatir tidak akan bertahan lama dan hanya dilakukan di depan kita saja.
21/05/2021
0 notes
abostonive · 5 years ago
Text
"Setiap orang memiliki tempat masing-masing di hati seseorang. Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala pemilik hati seseorang" Veni Zuldhiviani
0 notes
abostonive · 5 years ago
Text
"Setiap orang memiliki tempat masing-masing di hati seseorang" -Iffa Ashshidqa
Pernahkah kita berada di posisi ingin kehadiran kita memenuhi hati seseorang ? Dengan begitu, ada perasaan sayalah yang terbaik untuknya (tidak ada yang lain).
Ternyata, jawabannya tidak akan pernah bisa. Karena hidup kita ini bukan hanya pasangan, melainkan ada ayah-ibu, kakek-nenek, om-tante, sepupu, kerabat, teman, tetangga. Intinya kita hidup majemuk. Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing (unik;berbeda), tidak bisa dikomparasikan satu dengan yang lainnya. Kalau pun perasaan "sayalah terbaik untuknya" dibandingkan yang lain itu bisa, itu bukan hakikatnya.
Hakikatnya yang berhak memenuhi hati kita, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kalau ini sudah jelas ya, bisa dikomparasikan dan kita menyadari bahwa Allah lah memang yang terbaik untuk kità. Kedudukan Allah lebih tinggi dan paling tinggi dibandingkan apapun (termasuk manusia sekalipun).
Ketika kita berpikir dan memaknai hakikat hidup hanya untuk mencari ridha Allah, perasaan cemburu yang tidak perlu dan hal remeh temeh tidak akan ada. Tentunya hal itu terjadi atas izin Allah.
Kalau kita menilik kehidupan kita ke belakang, semua hal kesulitan dan tantangan bisa terlalui karena pertolongan dan izin Allah. Kita menyadari bahwa kita lemah, rapuh bukanlah apa-apa tanpa-Nya.
Sangatta,
26/12/2020
0 notes
abostonive · 5 years ago
Text
Tumblr media
1 note · View note
abostonive · 5 years ago
Text
Persepsi hal kecil biasanya dikaitkan dengan sikap meremehkan. Namun, tidak selalu seperti itu. Semua kembali kepada diri sendiri alis berkaca diri.
"Ah, hanya itu saja"
"Ah, gampang itu mah"
"Ah, bisa sendiri kali itu mah"
Banyak hal-hal kecil atau sepele bisa menjadi pundi-pundi pahala atau bumerang di dalam rumah tangga.
Bagi orang yang memahami bahwa sejatinya rumah tangga adalah ruang ibadah terlama dan menantang perjalanannya selama hidup, ia akan merasa merugi jika tidak melakukan banyak hal-hal yang berpotensi berbagai pahala kebaikan.
Fitrahnya sebagai wanita ingin menjadi istri yang shalihah dan ibu yang amanah yang merupakan cita-cita besar agar bisa masuk ke surga-Nya Allah. Seringkali, kita lupa bahwa hal yang besar disusun atau dirangkai dari hal-hal yang kecil.
Sederhana, menunjukkan wajah ceria, mengucapkan terima kasih, memeluk, mengambilkan air minum dan lainnya.
Tiada pahala yang sederhana sekalipun hal kecil bagi mereka yang percaya bahwa menaati suami adalah perintah Allah dan Rasul-Nya
Sangatta, 10/12/2020
@abostonive
0 notes
abostonive · 5 years ago
Text
Menulis adalah sarana menuangkan rasa dan pikiran dalam upaya menyeimbangkan bejana jiwa agar tangan dan lisan berbuat pada tempatnya dan berdasarkan fungsinya dengan baik dan benar.
Rabu, 6 Mei 2020
Covid-19 Pandemic
0 notes
abostonive · 5 years ago
Photo
Tumblr media
“Ujian di kampus mu itu adalah hal biasa, karena materi nya diri mu minimal sudah tahu, waktunya sudah ditetapkan, jam nya pun sudah jelas. Bahkan diri mu sudah setidaknya memiliki gambaran. Lulus adalah hal yang sangat wajar, karena “kebangetan” buat bapak jika sampai diri mu tidak lulus nak… (saya nyengir dengar kalimat terakhir, dan bapak pun tersenyum) . Berbeda sekali dengan ujian di dalam kehidupan mu bukan? Bapak tidak pernah mendo'akan agar anak-anak bapak dimudahkan dalam menerima ujian Allah, karena meminta di mudahkan, itu hanya untuk anak-anak yang “cengeng” bagi bapak. #jlebb
Bapak juga tidak pernah mendo'akan anak-anak bapak agar dihindarkan dari kesulitan, karena do'a itu hanya untuk anak-anak yang tidak siap untuk “bertumbuh”, yang tidak siap untuk “dibesarkan” oleh Allah.
Bapak mendo'akan agar anak-anak bapak dipantaskan Allah untuk menerima “ujian” seperti yang Allah berikan kepada orang-orang beriman dalam hidupnya, akan tetapi bapak tentunya mendo'akan agar saat “ujian” itu datang, anak anak bapak DIKUATKAN.
Agar anak-anak bapak bukan saja hanya kuat untuk menyelamatkan dirinya untuk selalu memilih bersama Allah dalam melalui “ujian” tersebut, tetapi juga anak-anak bapak dapat mengulurkan tangannya, dapat menolong mereka yang hampir “tenggelam”. Barulah nak, Bapak bangga memiliki anak-anak seperti itu.
Nak, semua yang “beruntung” besar adalah mereka yang diletakkan oleh Allah pada peristiwa-peristiwa yang besar. Menggapai surga tidak ada yang tanpa pengorbanan nak.
Tidak bisa diri mu ingin ‘derajat’ yang tinggi dalam spiritual mu tetapi tanpa ada kemauan untuk berkorban, tanpa mau melalui ujian dalam hidup. Karena ‘kesadaran’ dan keimanan mu tentu saja tidak akan teruji dan tidak akan naik kelas.
Pertanyaan Bapak sekarang kepada mu, maukah dirimu ikhlas bapak do'akan seperti itu?“ .
273 notes · View notes