Selamat datang di gudang percakapan dengan saya sendiri, kinda weird but yeah.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Memo
If your dad ask you to accompany him to go somewhere, try not to say no. He's old, and you need to take care of him.
It was mom's words, it's been 5 years and those words are still haunting me to this day. And somehow If I go along with it, there will always be a surprise waiting around the corner. So I'm glad I always follow whatever my heart guide lead me to.
28102024
1 note
·
View note
Text
Memo
"loving you needed more time" she told me "but i just need a second to fall for you" i replied
And we both went silence, staring at the same stars in the same night. Wondering what both of us would say after.
2 notes
·
View notes
Text
Memo
that night we talked for hours looking for a direction where we headin' that night after all these years i have the courage to say it i've fallen for you there were thunders rumbling inside my head and suddenly it went quiet like in the countryside close to a valley when the cold breeze struck warmth needed the most is when im with you i found peace within and yet, it set a flame in my heart once more 281022
0 notes
Text
Journal // Mini Album: Madura Strait









3rd August 2022
The question about the past that made you wonders might not be answered until later on in days, months, and even when our age begins to fade. Sometimes peoples have to seek themselves on a path farther away from their world - although some steps need to be taken alone.
How the past will affect you anyway? Some said, life is what happens to you and how you react to it. Meanwhile, i used to be afraid of the past - scared that it will come back someday and haunt me. Beyond everything that had happened, all i need was to let go of everything in the past where the truth lies behind. Being here and now is all the matters. Sometimes we seek what we were hiding from and that's why some of us are in need to wander.
Nothing special, just some old photographs taken in between 2019-2020.
0 notes
Text
Journal: 17 July 2022, 21.47
Di malam itu saya beranikan untuk membuka obrolan bersama bapak-bapak di tempat langganan saya, kedai kopi. Yang pada saat itu sedang menanyakan;
‘Buku apa yang lagi di baca? tentang politik kah?’ tanya mereka.
‘Politik tubuh’ saya jawab sembari memperlihatkan halaman depan buku yang saya akan jelaskan kepada mereka. ‘Lebih ke perjalanan spiritual dimana penulis buku ini sebaga murid Persatuan Gerak Badan Bangau Putih dan dia merasa ada hubungan kuat dengan pekerjaan dia sebagai jurnalis dengan dunia silat.’
Lalu saya lanjut dengan mengutip salah satu kalimat dari buku ini yang kebetulan sedang dihalaman tersebut, ‘Dalam gerak badan seperti berusaha mengutamakan mengembangkan kehidupan yang lebih sehat melalui pendekatan tubuh. Melalui tubuh mereka berusaha mencari antibody untuk memerangi penyakit bukan saja yang menggrogoti manusia dalam dimensi tubuh pribadi, tetapi juga tubuh social, tubuh politik, tubuh ekonomi, tubuh kebudayaan.’
Saya tambah ‘Seperti upaya mencari kelarasan dalam hubungan spiritual dengan tubuh.’ Mulai lah awal percakapan malam yang mendalam saya dengan ketiga bapak tersebut, apapun dibahas dari pergolakan cinta, religi, bahkan sampai konflik eropa timur. Ditengah itu mereka mengakui mempunyai pengalaman bidang seni bela diri Aikido yang berasal dari Jepang, sebuah kebetulan dengan buku yang saya bawa. Mereka menceritakan kalau teknik Aikido berbeda dari yang lain, dengan ‘memanfaatkan’ tenaga lawan. Kalau bagi saya yang awam ‘Seperti memutarbalikkan serangan mereka ketubuh penyerang’ kata mereka sambil meragakannya layaknya panggung srimulat, saya pun ikut tertawa.
Larut hingga sepertiga malam, saya iseng membuka topik kepada mereka tentang beberapa kutipan di buku ini;
"Tiap bentuk latihan, seperti latihan mengalirkan tubuh seperti ini, mensyaratkan keberanian untuk meninggalkan apa yang dilatih sebelumnya. Taruhlah seperti menguasai persendian, padahal latihan persendian itu sendiri telah dijalani bertahun-tahun. Lalu kami tinggalkan, begitu kami ingin mencapai yang lain lagi."
"Proses melepaskan, terasa lebih susah dibanding proses mencari. Setiap saat, dengan metode latihan yang membawa kami untuk menyibak lapis demi lapis keilmuan, sebenarnya disertai proses belajar melepaskan. Kami ditantang untuk selalu belajar melepaskan apa yang kami punya."
"Yang dimiliki manusia sekaligus sangat melekat padanya adalah ego. Setiap saat pergumulan kami adalah pergumulan melepas ego."
‘Jujur aja, saya tidak mengerti apa yang dimaksud buku ini’ saya sudahi sambil meratap kebingungan.
‘Wani ngalah, dhuwur wekasane’ saut salah satu bapak tersebut sambil menaruh gelas kopinya sehabis menyeruput.
‘Apa itu maksudnya?’ tanya saya yang semakin kebingungan
‘Berani mengalah, akhir pada baiknya atau akan mendapatkan sesuatu yang baik di hari kemudian. Itu salah satu filsafat jawa.’ ujar dia.
Seketika jiwa dan raga ini diketuk, pantas saya tidak dapat mengerti kutipan buku tersebut… mungkin karena masih terbutakan oleh ego yang mengklaim hampir semua orang memilikinya.
‘Jadi filsafat itu mencakup aspek kehidupan sehari-hari kita…tidak hanya silat saja, kalau silat tentu fungsi utamanya bela diri. Tapi pertanyaannya kenapa setiap mendapatkan ilmu atau apapun itulah suatu yang baru, tidak luput juga untuk belajar merelakan apa yang telah kita punya?’ tanya bapak tersebut.
Seketika suasa hening, mereka menatap dan menunggu jawaban dari saya. Seketika saya ingat salah satu kutipan di buku ini;
"Seperti proses kelahiran dan kepergian. Kami lahir tanpa apa-apa dan pergi tanpa apa-apa."
Entah jawaban atas kebingungan ini hanya sebuah kebetulan atau emang sudah rencana alam semesta untuk saya dipertemukan mereka.
Dengan kegundahan dan keresahan ini saya sudahi, terimakasih siapapun engkau membacanya sampai akhir. Terimakasih untuk ketiga bapak tersebut telah dipertemukan dan terbuatlah cerita ini. Tidak luput juga terimakasih Alvarrel dan Dhifa atas feedbacknya sebelum tulisan ini dipublikasikan wkwkwk, ya karna maklum sudah lama tidak menulis semenjak diwisudakan. Dengan mengutip untuk terakhir kalinya dari buku ini sebagai penutup;
"Ilmu yang kau punya adalah ilmu yang kau temukan, bukan ilmu yang kau cari. Kita bisa pergi kemana saja, tapi tempat kembali itu begitu dekat: tubuh kita" – Bre Redana
Buku Memo Tentang Politik Tubuh. Guru Besar Persatuan Gerak Badan Bangau Putih Gunawan Rahardja oleh Bre Redana
Selamat pagi, mari tidur.
19 Juli 2022, 03.26

1 note
·
View note