adhevyoreza
adhevyoreza
Mari Bercerita
51 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
adhevyoreza · 5 years ago
Text
Kamu tidak pernah ditakdirkan untuk terlahir sebagai Superman. Kamu tidak dibekali kekuatan diluar manusia normal, tanpa keahlian khusus. Tenaga dan pikiranmu masih manusia biasa. Jika kamu masih berpikir kamu harus menjadi Superman, salah. Kamu tidak bisa menyelamatkan semua orang, jikapun kamu berusaha sangat keras, cuma kamu yang akan terluka pada akhirnya, dan sisanya? Seperti biasa saja
0 notes
adhevyoreza · 5 years ago
Text
Untuk Wanita Selanjutnya..
Saya hari ini akan bercerita lagi, bukan tentang Mamah. Kamu tahu bagaimana saya cinta akan Mamah. Bagaimana Mamah memperjuangkan saya. Ilmu itu yang sekarang akan saya ambil. Saya akan bercerita untuk wanita selanjutnya yang akan sangat penting untuk hidup saya.
Here we go, untuk kamu yang sedang saya perjuangkan :)
2 tahun ini hidup berjalan seperti bajingan kalo kata Nadin. Naik turunnya, senang sedihnya. Saya tidak terbiasa menceritakan akan kamu, di sosial media seperti ini, saya bukan seseorang yang nyaman ketika kehidupan pribadi saya diketahui banyak orang, saya tidak terlalu senang membagikan itu. Tapi saat ini berbeda
Saya bukan seseorang yang sering berangan-angan terlalu jauh. Saya takut jatuh, saya takut gagal, saya takut sesumbar. Saya tidak ingin mendahului waktu, saya biarkan semuanya mengalir.
Sampai suatu saat, keberanian yang entah dari mana, saya mulai mencoba menata fondasi masa depan tersebut. Berpegangan, saya sampaikan akan tujuan tersebut, dengan seksama kamu dengarkan dan bantu menguatkan dasar tersebut. Saya memutuskan menjemput takdir
Kita tau didepan kabut, bukan jalan buntu atau jalan lurus, kita hanya tidak tau karena kabut. Kita sepakat membuat beberapa prasyarat. Sampai suatu hari sepertinya prasyarat tersebut sudah terselesaikan. Saya sampaikan kabar bahagia saya, dan kamu sampaikan kabar sedihmu saat itu. Bukan keadaan seperti itu yang saat itu kita harapkan. Kita menangis, bertukar air mata, dan kamu terseguk didalam pelukan saya.
Mungkin itu momen yang akhirnya mengokohkan fondasi saya. Saya tidak ingin membiarkan kamu sedih dan fondasi tersebut hancur atau terbengkalai begitu saja. Saya bulatkan tekad, saya mulai semua jalan yang harus saya tempuh selanjutnya.
Cerita selanjutnya kamu tahu bagaimana. Tidak mudah, sampai hari ini juga kita masih berjuang. Saya jauh dari kata mengerti untuk melakukan ini semua, banyak tanda yang saya tidak mengerti, banyak pesan yang gagal saya terjemahkan, saya tau.
Tapi saya juga tau apa garis akhir dari perjuangan saya ini. Sampai hari itu tiba, saya akan lapangkan dada saya berkali lipat, meluaskan fikiran saya beratus kali lipat pula.
Cerita ini masih belum selesai, perjalanannya masih terbentang. Mungkin cerita ini akan rampung ketika hari itu tiba, dan ketika hari itu tiba, akan saya bacakan lagi cerita ini didepanmu dengan bangga.
Untuk wanita yang sedang saya perjuangkan, mari saling menguatkan
3 notes · View notes
adhevyoreza · 5 years ago
Text
Buruh
Terkisah 2 orang buruh didalam sebuah ruang yang temaram. Orang pertama sedang khusyuk berdoa, jarinya terus bergerak mengitari tasbih. Mulutnya merapal doa - doa suci yang dia hafal. Redupnya lampu kamar membantunya untuk mengistirahatkan kepalanya dan mengaktifkan hatinya untuk beribadah kepada sang Tuhan.
Orang kedua, dalam konsentrasi penuh membaca buku sains pop kegemarannya. Buku setebal batu bata itu sudah setengahnya dia baca sejak dia memutuskan duduk di meja belajar pojok ruangan. Matanya awas dan otaknya lebih bernas ketika dia memilih duduk ketimbang tiduran di kasur. Dengan menyalakan lampu bacanya, dia sudah menjaga rekannya khusyuk beribadah dan dia juga mendapatkan apa yang dia inginkan, terang.
Dengan tergesa-gesa satu lagi rekan buruh mereka masuk ke kamar. "Brakk!" Suara pintu dibuka dengan kasar, sudahlah lapuk dan usang ditambah juga perlakuan seperti itu. Dengan suara keras dan nafas menderu dia berteriak "saya harus cepat menyelesaikan ini"
"Kenapa ini gelap banget sih kamar, coba nyalakan lampunya! masa cuma segini sih terangnya? Saya harus rekam video nih, saya sudah janji dengan subscriber saya hari ini akan upload video tutorial"
Buruh ketiga ini memang pintar, cerdik melihat peluang, walaupun entah apa yang sudah dia dapat dari aktifitasnya di dunia daring tersebut.
Dengan semakin menyebalkannya dia mondar mandir di kamar. Selesai sudah aktifitas buruh yang sedang berdoa, khidmatnya terganggu. Buruh tersebut memilih menyalakan rokoknya diluar kamar.
"Kenapa kamar kita gelap begini sih" masih dengan bersungut - sungut dia mengoceh.
Dengan tenang dan dingin buruh yang sedang membaca berdiri. "Kamu bisa gunakan meja ini, lebih terang ada lampu bacanya". Dengan tergesa dan ucapan terimakasih klisenya buruh ketiga tersebut duduk.
Sambil melangkah keluar buruh yang tadi sedang membaca berbicara. "Bukankah kamu sudah tinggal bersama disini lebih dari tiga bulan? Kenapa masih saja mengutuki gelapnya kamar ini?"
Tidak siap mendengar kalimat orang lain buruh tersebut hanya merespon sekenanya.
"Ini asrama buruh, jangan harapkan lampunya terang. Sudah pernah kita coba ganti bohlam kan? bukannya terang malah membuat konslet. Kamar ini kecil untuk diisi tiga orang, lampu yang terang hanya membuat panas." Tambah buruh kedua.
Benar yang disampaikan buruh kedua tersebut. Langit langit kamar tersebut hanya berjarak sepenggalan tangan manusia dewasa. Belum lagi warnanya yang sudah menguning dan lapuk dimakan usia.
"Dan kalau masih kudapati kamu ngedumel akan kamar ini mungkin gaji kita yang pas-pasan ini lebih baih kamu gunakan untuk menyewa kamar kos atau fokus saja jadi yutubermu itu" ujarnya berbarengan hilangnya dia di pintu kamar
0 notes
adhevyoreza · 5 years ago
Text
Terimakasih 2019
2019 diakhiri dengan hujan sedari sore hingga jelang pergantianya. Banyak pesta - pesta urung dihelat, mungkin? Tapi mungkin banyak juga perayaan-perayaan kecil yang tetap dilakukan.
Aku juga memiliki pestaku sendiri, memaknai perayaan pergantian tahun. Makan di Raa Cha, berdua dengan Isti. Tentu dengan segala keahlianku mencari diskon hehehe. Aku bukan seorang yang merayakan tahun baru, tapi agaknya 2019 perlu aku rayakan.
Kenapa Raa Cha? Aku selalu suka makan di Raa Cha sejak SD, restoran favorit keluargaku dulu, tentu saat masih ada Mamah :) . Sekarang rutinitas itu digantikan Isti, yang diam - diam tahun ini ternyata sudah pacaran 5 tahun! Kenapa gabilang?!
2019, memiliki banyak sekali spektrum warna, dari kelabu, berpendar, hingga terang. Mulai dari satu tahun ditinggal Mamah, yang tentu tidak akan pernah mudah, aku masih rindu Mah.
Pencarian pekerjaan pertama? Body surfing di job fair, hingga magang di INDEF. Melanjutkan yang dulu katanya sih suka jadi peneliti. Belajar hidup di jakarta dengan gaji yang seadanya, rutinitas KRL nya hingga tulisan pertamaku bisa dimuat di koran, bangga!
Angin pergantian yang kencang, pernikahan Papah. Betapa membirunya saat itu, hingga akhirnya memberanikan konseling, curhat atau apalah itu namanya untuk pertama kalinya dengan ahlinya, terimakasih untuk sudah memberanikan diri!
Ajaib, siapa sangka setelah itu dengan beraninya mengajak bertemu seseorang yang nantinya akan menjadi pendamping Papah, cuma berdua! Gila, memperkenalkan siapa kami, bertanya siapa anda... dan setelahnya.. momen dimana tangis pecah tanpa sadar diatas Transjakarta. Terimakasih untuk sudah memberanikan diri menjadi jembatan :)
Pekerjaan pertama, pake tangan sendiri. Membuktikan pada semuanya bahwa akupun bisa. Ada satu momen yang sangat aku ingat, setelah presentasi didepan direktur (yang hasilnya mungkin sangat jauh dari standar) satu kalimat terucap setelah keluar ruangan sembari memegang dada "Kamu hebat, sudah sejauh ini, terimakasih" .
Potongan cerita selanjutnya adalah saat ini yang masih akan terhampar hingga beberapa tahun kedepan, Bank Permata. Banyak sekali pelajaran dan ilmu yang sedang dikejar. Sekali lagi aku coba menekan kemampuan diluar batas untuk belajar dan terus haus. Aku juga les bahasa inggris lagi, bisa sampai jam 9 malam. Terimakasih untuk kuat dan memaksa diri melampaui batas batas yang kita ciptakan.
Kalo ada yang bertanya apa arti tahun 2019? Aku akan menjawab tahun dengan angin musim pergantian yang kencang dan tahun dimana mencoba menghargai diri sendiri sebagai manusia seutuhnya.
Terimakasih 2019, selamat datang 2020!
0 notes
adhevyoreza · 6 years ago
Text
#4 Everyone Doesn't Care
Work life is a very very quiet world. Lucky for you if you can find the person who can be your close friend, but if not, at least you only need not have an enemy or left a bad reputation.
Because people easy come and easy go, if you left some bad reputation, that's will attach to you forever. Everyone doesn't care about your sad story or your problem, everyone just needs and everyone just doing what's their responsibility. Maybe my view is slightly pragmatist, but I hope what I'm writing now is wrong hehe.
0 notes
adhevyoreza · 6 years ago
Text
#3 Don't Worry You Have God
Have you ever feeling worried about fortune? (this is means rezeki, I can't get a better terms)
Me? Often. 6 months ago, I'm thinking about where I will work, can I survive after graduation by myself. But, you must believe God has a plan. And the importance "God acts as you think"
When I'm starting afraid too long waiting for the job, God shows me the way, start from intern and now here. But, human still human, after good fortune for me, a human can't feel and never feel enough, always forget to grateful.
Last week, I'm feeling worried about my salary is not sufficient because I'm willing to join an English class, who take almost half my salary. And after that, I'm starting to save more my money, I will cook and reduce my spending but the miracle begins.
Maybe you'll think I'm too much when I say miracle, but I can't feel that's a coincidence after again and again, I believe that's God's destiny.
Starting from Monday, I was on training, so I can get the lunch plussss coffee break hehe. Next Tuesday just like another day, but my senior got the lunch box but she's dosn't like the food, and she gives that to me. Just 2 days i think, but in Wednesday I'm going up to 28 floors for discussion with my partner for the newsletter, but suddenly someone who I'm meet in training gives me the lunch box just because she wants giving that to me.
Oh my God, I got goosebumps, when you feel worried and starting to save your money for food just suddenly someone gives their lunch. Next at Thursday I'm wondering, what i can get today?
You know what, my friend is a birthday and he's treated us and paying all the bill. This is crazy! I don't believe. And now today, I got another goosebump, at night before leaving the office my friend gives me the dinner box because he's got an extra box and he's share to me. And the last craziest, just second before I'm leaving my desk, my department secretary gives her box to me because she's already full. This is insane!
Hmmm, maybe for other my experience just because others looking at me "anak kos" and need the food. But I believe and very believe this is because of Allah. Allah show me the proof, not once, multiple times! So when you feel worried and afraid about your future, just do the best and left the rest to God.
*oh ya I forget to mention a week ago I win for the Instagram challenge at my company and the prize is voucher gift in amount 300k. And another my regular expense is for buying daily needs like soap, shampoo, etc. God has a plan and knows the best
"God is in accordance with the prejudices of his servants"
0 notes
adhevyoreza · 6 years ago
Text
#2 Why people always raise their ego?
Hey, I wanna tell the little experience at the office. Like I said before, I just recently joined the company as a new employee for the management trainee program.
At the first time welcoming from the boss and the staff is very warm and make us feel proud. We are introduced at several moments in this company. But as time went on, everybody recognizes us as a new MT and all eyes are on us. Sometimes good and sometimes feeling uncomfortable, maybe especially for me.
Yesterday, I'm with my friend had an unpleasant or questionable moment for me. Start from us will enter the elevator, my friend meets his friend. My friend just response the greeting and coming to the elevator late just by a seconds.
And surprisingly, my friend gets a scolding "hey, I can late, enter fast" I'm shocked wkwk. And the next shocked my friend response stubbornly "once arrived, just push the button so the door open" although my friend saying that to me, I swear the old man hear that.
And before we leave the elevator, he say "hey young man, next time you must enter the elevator fast, people busy and have a work, you just MT has already like that"
My gosh, I got a freeze. Just negligible things like that can make him angry and why my friend must response? In my opinion, he can come early if he's busy and has much work and my friend can just tell "sorry". The most shocked for me he took our MT title to make us feel marginal. What a shame
0 notes
adhevyoreza · 6 years ago
Text
#1 Expectation
The different response can you get when we hear expectation. Some people are excited, but on the other hand, others feel anxiety and worry. The last two feelings maybe what I'm feeling now. I'm just got a job at a private bank, and the banking industry is a very new and big world especially for me although my major is economics.
Hmmm, the reason I'm starting writing a little paragraph in English today is just because of the expectation as mention earlier. I'm not ordinary writing in English but because of the expectation and I'm must possess that, I decided to start writing today.
Actually, I want to join the English course, but I think with my limited time (psssst I do not act busy but you must believe working in Jakarta and at the Banking Industry is tiring, but I got much fun and knowledge, I will share it later okay) practice and reading from the book or online maybe is the best solution for now.
Yaaaa I m not as stupid as that, I'm just never used it. I think enough for introduction, and the title with the content is not correlated hahaha it's okay, see ya!
0 notes
adhevyoreza · 6 years ago
Text
Mah, Besok Ramadhan
Awal Mei, sudah memasuki Ramadhan. Ramadhan pertama tanpamu Mah. Tadi siang baru kuziarahi lagi makammu Mah, tak banyak air mata yang keluar, lebih banyak termenung. Kapan kita akan jumpa lagi Mah?
Ramadhan pertama tanpamu Mah. Setahun kemarin masih sempat kutelfonmu Mah untuk ucapkan maaf, ringan betul suaramu, ringan juga kau berikan maaf. Padahal sebenarnya itu hanya tinggal 3 minggu lagi dari waktumu kan Mah? Apa kiranya engkau tahu Mah?
Setahun yang tak mudah, mungkin akan kuceritakan dilain kesempatan. Mah, anakmu yang nakal tapi selalu kau berikan kepercayaan ini sekarang sudah bekerja tetap di Bank Mah. Rabu kemarin aku datang sendirian ke makam dan bercerita tentang dimana aku skrg Mah, menurut riwayat yang aku baca, ahli kubur akan tau ketika ada yang datang dan dia senang. Mah, terimakasih, jasamu tidak akan pernah lupa. Sekarang izinkan aku yang memanjatkan doa untukmu, karena aku tau aku ada hari ini disini, karena lirihnya doamu yang diaminkan malaikat dan dikabulkan Sang Pencipta
1 note · View note
adhevyoreza · 6 years ago
Text
Yang Kamu Perlu Itu...
Hai laman lamaku, lama tak bercerita, salahkan saja kominfo. Ini adalah cerita tentang peralihan, pindah, hijrah, beranjak, dalam banyak hal.
Dimulai dengan pindah dan megikhlaskan seorang ibu yang sudah dengan tenang menghadap Sang Gusti Pencipta. Lain kali kita cerita ini lebih dalam.
Ini juga periode kelulusan saya, kelulusan yang bermakna banyak, menebus hutang untuk membanggakan ibu yang tak sempat tunai, dan awal dari sebuah fase baru, dimana hidup yang lebih abstrak dilalui.
Sudah bolak balik saya membaca dan melihat sharing dari teman-teman tentang quarterlife crisis. Agaknya itu benar, tapi kalo menurut saya hidup memang akan selalu penuh perubahan dan di setiap perubahan itu akan selalu ada keadaan dan kondisi baru.
Selalu ada perasaan bermacam-macam ketika aku membuka update dari teman, seolah ada perasaan minder, merasa kalah, kadang merasa jumawa dan lebih baik. Dan semuanya seolah aku dapat merangkum hidup orang tersebut hanya dari update mereka.
Lalu berbicara dan berdebat keraslah hati dan fikiranku. Ternyata, tidak ada yang perlu aku kalahkan atau menangkan, aku sedang tidak dalam perlombaan atau persaingan dengan siapapun. Yang perlu aku lakukan hanya mengalahkan sekaligus memenangkan diri sendiri. Tuhan itu baik dan sesuai dengan prasangka hambanya. Semua manusia punya rencana dan jalanya masing-masing.
Dan yang paling sulit adalah meyakini itu semua heuheu
1 note · View note
adhevyoreza · 8 years ago
Text
Percuma, berapapun kamu coba menjelaskan, berapa kali kamu coba terangkan dengan kalimat yang jelas, kalau memang lawan bicaramu sudah menyimpulkan sebelum ngobrol.
Kalau memang niatnya ngobrol itu buat menemukan pemecahan masalah dari kedua arah, jangan kamu menarik kesimpulan sebelum berdiskusi. Jangan datang untuk bicara hanya untuk menyampaikan apa yang ada di pikiran tapi tidak mau dengar yang lawanya sampaikan. Bukan berarti datang dengan isi kepala kosong, itu berbeda. Bawalah semua pemikiran, tapi jangan mendewakan apalagi sudah menarik kesimpulan sebelum waktunya bertukar pendapat itu dimulai.
Berangkat ke "ruang" diskusi/ngobrol/sharing dengan forum formal, teman, pacar, keluarga, atau siapapun harus luruslah dulu niatnya. Hanya mencari pembenaran atau mencari kebenaran. Karena kembali lagi seperti kata pertama dalam tulisan ini, percuma. Percuma saja dilakukan kalau niatnya memang sudah tidak lurus. Hmmmm, terakhir mengutip perkataan bijak dari Pramoedya Ananta Toer, yang mungkin tepat sekali untuk narasi ini, kita memang harus adil sejak dalam pikiran.
1 note · View note
adhevyoreza · 8 years ago
Text
"Gatau" salah satu bentuk pertahanan diri yang sedang sering kugunakan belakangan ini.
Kata sakti yang tidak bisa dibalas oleh lawan bicaranya. "Kenapa kamu ga ngerjain tugas?" cukup jawab aja gatau. Puja kerang ajaib dengan guru yang selalu menambahkan "harusnya kan kamu aktif nanya blablabla". Lha wong udah dibilang gatau ko ya maksa toh bu
"Kamu cita2nya jadi apa?" gatau. Yaaa memang gatau adalah jawaban yang paling jujur dan tanpa basa-basi. Alasanya sederhana, karena memang masa depan seabu-abu itu.
"Kenapa kamu nulis kaya gini" yaaa gatau pengen aja nulis yang gatau apa alasanya
1 note · View note
adhevyoreza · 8 years ago
Text
Malam jatuh lagi Pelan, terlalu pelan Seraya menjaga asa Izinkan tetap memutar Fragmen-fragmen Yang terlalu lekat
0 notes
adhevyoreza · 8 years ago
Audio
Cukup menghanyutkan di tengah malam di sebuah desa yang sangat jauh dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Berlin hanya proyeksinya saja heuheu
0 notes
adhevyoreza · 8 years ago
Text
Mungkin memang ada yang tidak bisa diputar kembali. Mesin waktu sedang bergerak maju, tanpa peduli kenangan-kenangan terjatuh tercecer di belakangnya. Sembari tetap menjaga asa, biarkan memori tetap hidup. Setidaknya dalam alam fikiran jika memang mengharapkanya kembali terlalu naif. Ketika lobus-lobus terkecil dalam kepala itu coba kembali merekonstruksi lagi dan lagi tiap potongan fragmen-fragmen yang coba dihilangkan. Jika memang mengharapkanya adalah sebuah ketidakpatutan, izinkan mengingatnya adalah sebuah bentuk pengecualian.
0 notes
adhevyoreza · 8 years ago
Text
Percuma dengan pelan kueja nama Dengan mafhum kurangkai kata Berharap cukup untuk membuatmu tenang Ya, ketika membuatmu tenang adalah yang si gembala cari, dirinya lupa bahwa dirinya juga butuh hal tersebut Benar, malam, bintang, dan langit luas adalah kombinasi yang syahdu dipandang. Tapi ketika hati dan pikiran bisa berdamai itu jauh lebih syahdu dari kombinasi lainya. Lantas bagaimana bisa, jika separuhnya kau yang simpan?
0 notes
adhevyoreza · 8 years ago
Quote
Pada akhirnya beberapa orang akan menemukan titik malesnya sendiri-sendiri. Lalu berkata, “bodo amat”.
(via jalansaja)
384 notes · View notes