Text
Last Episode 365 days without you~
Last Episode 365 Days Without You
Last Episode 150 Hari tanpa kamu… Banyak hal yang sudah aku tulis. Aku memang pintar dalam menulis kata-kata, tapi tidak pintar dalam bersuara. Musim sudah berganti, waktu kian berlalu. Tidak terasa sudah 150 hari yang ku lalui tanpa kamu. Tidak ada yang berubah dalam tatapanku. Semua tetap sama. Lonceng berbunyi nyaring saat angin berhembus dengan kencang. Hujan turun dengan derasnya. Aku duduk disebuah kursi yang dekat dengan jendela kamarku dengan segelas kopi hangat yang ada ditanganku. Mataku terus memandangi hujan di luar sana, berharap hujan itu kan segera reda dan aku akan bisa melihat pelangi. Hari-hari yang ku jalani tanpa dia, sungguh membuat warna dalam hidupku gelap. Dia begitu jauh dalam pandanganku. Saat ini aku ingin sekali memeluknya, mendekapnya. Aku ingin sekali bercerita tentang apa yang terjadi dalam hidupku tanpa dia disampingku. Aku benar-benar takut, takut sekali dia tidak kunjung datang. Bagiku dialah satu-satunya teman ataupun sahabat dalam hidupku. Hari ini di Peusahaan tempat aku bekerja mengadakan pertemuan di Taman dekat kantor. Semua Perusahaan Ternama mengikuti termasuk perusahaan tempatku bekerja. Aku sebenarnya sudah terlalu lelah berkerja di Peusahaan itu. Bukan karna pekerjaannya tapi orang-orangnya yang membuatku tidak betah. Aku diam-diam telah melamar pekerjaan lain di salah satu Perusahaan ternama di Jakarta, lebih tepatnya di Pusat Kotanya. Aku ingin suasana baru. Pukul sudah menunjukkan jam 11.00 am. Aku dan teman-teman kantorku bergegas untuk makan siang. Kami memilih tempat makan di dekat taman, meskipun acara meeting sudah selesai dari tadi pagi aku belum sarapan sama sekali. Setelah selesai makan siang, aku baru bisa lihatin hp dan ternyata 2misscalled dari si sibuk. Langsung aku respon telpon balik ternyata gak dijawab-jawab juga. Dan aku lanjutin buat nelpon sahabat aku yang namanya Vanessa. Dia sahabat aku dari zaman SMA dulu, sampai sekarang kita awet banget sahabatan. Vanessa udah punya suami, 2 tahun lalu dia menikah dengan seorang Laki-laki bernama Nino yaitu pacarnya sendiri, mereka udah pacaran selama tiga tahun lamanya. Kami sering share cerita, aku sering curhat sama dia dan dia sering curhat sama aku. Vanessa itu bener-bener sahabat sejati banget. Aku nelpon Vanessa buat nanyaain dia ada gak di rumah, suka bête sendiri kalau gak temen, jadi aku nyamperin dia ke rumah. Tiba-tiba udah nyampe di depan rumahnya Vanessa, aku mainin hp sambil nungguin Vanessa buka pagar depan, iseng aku telpon sibuk lagi dan ternyata kali ini si sibuk jawab telpon aku. Jasmeen: Hallooo.. Sibuk: Hallo, kamu dimana yang? Jasmeen: Aku di tempat Vanessa, ini baru nyampe, kamu dimana? Sibuk: Aku udah di Jakarta. Jasmeen: Hahh, yang bener, massa sihh? Kok kamu gak ngabarin aku sih? Sebeel deh sama kamu. Sibuk: Tadi pagi aku nelponin kamu tapi gak dijawab-jawab. Ya udah rencananya nanti mau ngabarin kamu. Jasmeen: Ohh gitu. Iya tadi pagi sibuk banget ada meeting di kantor. Jadi gak tau kamu nelponin. Sibuk: Ya udah yang, nanti aku telpon kamu, aku lagi sibuk nih. Aku mau nyelesaiin kerjaan dulu. Jasmeen: Iya. Nanti telpon yaa.. Sibuk: Iyaa yang. Daah.. Jasmeen: Dahhh juga sibuk.. Sambil berjalan masuk kearah pintu rumah Vanessa. Aku mengakhiri telpon ku bersama Sibuk. Aku langsung curcol sama Vanessa. Di ruang tamu rumah Vanessa, sambil kita nonton tv dan curhat-curhatan gak kerasa pukul udah nunjukin jam 01.00pm. Hapeku berdering lagi, ternyata telpon dari sibuk. Jasmeen: hallo yang.. Sibuk: kamu masih dimana? Jasmeen: aku masih di tempat Vanessa. Kamu kapan pulang ke rumah? Sibuk: ohh. Gak tau yang. Motor gak ada, mobil dipake sama bos. Kalau gak ada yang jemput aku nginap di kantor yaa? Jasmeen: Hahh, gakk ahh. Kamu sampai kapan di Jakarta? Sibuk: kemungkinan cuman 5 hari aja. Hari ini free. Besok udah kerja sama bos buat proyek baru. 4 hari kedepan aku udah dikontrak sama bos. Jasmeen: Kalau hari ini gak pulang, besok gak bisa ketemu dong? Sibuk: iyaa syang. Jasmeen: Yee kamu gitu sihhh. Gak seru banget. Baru juga tiba. Besoknya kerjaa apaan coba. Sibuk: mau gimana lagi dong? Emang kaya gini kerjaanya akuu. Jasmeen: ya udah biarin aku yang jemput kamu di kantor yaa. Sibuk: gak usah yang, jauh banget yang. Nanti kamu kenapa-kenapa lagi. Gak ahh. Gak usah. Jasmeen: Biar aku bisa ketemu kamu yang. Yaa biarin aku yang jemput kamu.. Sibuk: Ya udah. Kamu hati-hati. Kalau udah di jalan besar. Langsung hubungin aku. Jasmeen: yaa baweel. Aku siap-siap dulu yaa. Nanti aku hubungin kamu lagi. Sibuk: Iyaa yang. Hati-hati..
Sudah mau masuk di jalan besar, aku hubungin si sibuk. Menuju tempat kerjanya kurang lebih satu jam. Dan selama satu jam perjalanan aku dan sibuk ngoceh terus ditelpon. Sumpahhhhhhhh kangennya aku sama dia udah gak bisa dibendung. Ini bukan mimpi tapi ini nyata. Dia pulang ke Jakarta, kebayang gak gimana perasaan aku sekarang. Bahagia campur sedih, kita lama gak ketemu dan sekarang dia ada dihadapanku. Aku udah nyampe tepat di depan gerbang kantornya aku nungguin dia. Dari jauh aku udah lihat Sibuk, dengan gaya coolnya dia menuju arah mobil yang sedang aku parkir. Dari jauh dia udah tersenyum melihatku, hahhhh gimana coba hatiku gak dagdigdug lihat dia mandangin aku gitu. Kaca mobil baru aku buka, dan dia nyamperin kearahku. “Hai” dengan gaya santainya dia menyapa “Hai sibuk’ ku jawab dengan malu Dia masih bediri di depan kaca mobil yang aku buka tadi. “kamu pasti gak nyangka kan aku pulang cepat?” sambil tersenyum menatap kearahku. “iya. Gak nyangka kamu pulang. Dan sekarang aku jemput kamu disini’. Akupun membalas senyuman itu. “ya udah biar aku yang bawa mobilnya”. Menyuruhku turun sambil membukakan pintu mobil. “Ok. Sekarang kita mau kemana? Kamu udah pulang. Dan pasti udah ada waktu buat temanin aku seharian. Iya kan???” sambil senyam-senyum aku berkata dan menatapnya. Dan sibuk hanya membalasnya dengan senyuman indah yang sangat aku rindukan. *** Kurang dari setahun dia pulang. Dia memelukku dan mendekapku erat. Aku menangis bukan karna bersedih, aku terharu. Ini bukan mimpi, ini nyata. Sekarang dia ada didekatku, sudah bisa ku peluk, sudah bisa ku genggam tangannya. Dia mengusap airmataku, dia mencium keningku. Aku ingin berlama-lama ada dalam dekapannya. Aku takkan membiarkannya pergi lagi. Sudah cukup penderitaan ku alami sejak dia pergi. Tapi ternyata dia memang tidak bisa untuk tetap tinggal disini. Setelah beberapa hari dia tinggal di Jakarta, dia harus berangkat lagi. Dia harus pergi lagi. Dan meninggalkan aku sendiri disini. Lagi dan lagi.
TAMAT
1 note
·
View note
Text
Hari ketujuhbelas tanpa kamu~
Hari ketujuhbelas tanpa kamu
Bukan hal baru ketika nomer telepon yang ku hubungi tidak aktif, bukan hal baru ketika tidak ada kabar tentangmu selama sebulan atau lebih.
Entahlah, apa yang membuatku bertahan selama ini ? Lelah ? Jujur… iyaa.
Ketidakpekaannya membuatku ingin menyerah. Terasa sulit memang, tapi setiap apa yang ku jelaskan tentang rasa. Dia tidak pernah bisa mengerti. Yang ku lakukan hanya menunggu dengan ketidakpastian.
Andai, dia mencintaiku seperti aku mencintainya.
1 note
·
View note
Text
Hari keenambelas tanpa kamu~
Hari keenambelas tanpa kamu..
Pagi ini memang cerah. Ku jalani hari seperti biasa. Hal yang selalu ada disetiap hari maupun detik hidupku.
Kesepian. Itulah yang harus ku jalani, kadang hatiku ingin sekali menyerah pada waktu. Tak ada yang bisa meyakini selain aku menyerah.
Dia, aku yakin dia takkan pernah tahu. Segala perhatian lebihku mungkin salah, rasa sayangku yang melampui batas mungkin salah. Dan menantinya bertahun-tahun dalam sepi, tanpa kepastian itu adalah hal bodoh yang aku lakukan.
Dia seolah tak ingin tahu tentangku.
1 note
·
View note
Text
Hari kelimabelas tanpa kamu~
Hari kelimabelas tanpa kamu..
Selamat pagi dunia. Hari ini aku memutuskan untuk masuk kerja. Seharian penuh berada di rumah sakit sangat membosankan untukku. Pagi ini aku meninggalkan rumah sakit. Karna aku sekarang sudah lumayan sehat. Aku terus paksain diriku untuk sehat. Dan hari ini memang ada jadwal meeting di Perusahaan dan sudah janjian juga sama Fania.
Oh ya tentang Fania. Kita berdua emang ce-es banget dari dulu. Kita banyak menyimpan rahasia. Dan sekarang Fania lagi deket sama yang namanya cowok. Fania kan sering curhat sama aku.
Aku nyampe kantor agak siangan. Dan ternyata kata temen-temen si Boss udah nyariin dari pagi. Hari ini gak tahu kenapa main kucing-kucingan sama Boss. Sumpah males banget ketemu.
Nyampe kantor cuman absen sebentar dan pergi jemput Fania. Dan kita langsung menuju Perusahaan untuk meeting. Kita sekitar jam 11.00 siang baru nyampe di Perusahaan yang ngundang kita. Dan parahnya orang yang kita tunggu lagi ada workshop. Kita nunggu hampir 2 jam. Dan kita habiskan waktunya buat Lunch. Sekarang Fania yang teraktir. Setelah makan siang kita langsung ke Taman Nasional masih sekitaran Jakarta. Karna rumah makan tadi gak jauh dari taman. Tinggal nyeberang aja. Sambil nunggu kita selfi bareng berdua.
Dan pada akhirnya…. Kita selesai meeting. Senang semua berjalan lancar….
1 note
·
View note
Text
Hari keempatbelas tanpa kamu~
Hari keempatbelas tanpa kamu..
Hari ini hujan begitu deras turun. Sayangnya saat ini aku tidak bisa melihat hujan. Aku hanya bisa menyusuri lorong rumah sakit dengan kursi roda yang aku duduki, mendengarkan gemercik air dan tidak bisa melihat pelangi di luar sana.
Berada di kamar rumah sakit seharian penuh membuatku bosan. Aku tahu, aku sudah membuatku diriku terlalu lelah. Mungkin dengan cara ini aku akan terbiasa tanpanya.
Seharusnya, dia ada menemaniku saat ini di rumah sakit. Dan aku pasti tidak akan sendiri. Banyak cerita yang ingin ku bagi dengannya. Banyak hal yang ingin ku sampaikan untuknya.
Sejauh ribuan mill kita terpisah, selama 365 hari aku harus melewati hari-hari tanpa kamu. Itu memang sulit, sangat sulit. Aku harus berbagi kisah dengan orang yang terpisah jarak sangat jauh.
Sebelum aku dilarikan ke rumah sakit. Memang beberapa hari ini badan udah mulai drop tapi tetap aja dipaksain buta kerja. Dan kebetulan kerjaan di kantor banyak banget. Jadi harus di selesain semua.
Hari ini sumpah badan drop banget udah gak bisa ngapa-ngapain, habis itu si Boss nyuruh itu ini ngerjain kerjaan kantor dan parahnya lagi deadline hari ini juga harus selesai. Gimana coba si Boss enak banget nyuruh-nyuruh.
Seharusnya hari ini jadwal aku sama Fania ke salah satu Perusahaan untuk kerjasama itu juga Boss yang nyuruh. Tapi berhubung si Fania ada kerjaan yang lain, ya terpaksa kita ganti jadwal besok.
Si Fania juga sekarang banyak kerjaan yang lain, dia gak mentingin tu kerjaan kantor. Karna kita emang gak sekantor sih, tapi kalau ada apa-apa pasti ujung-ujungnya aku.
Oh yaa. Irene untuk beberapa hari ini aku minta bantuan sama dia dan dia udah handle semua kerjaannya aku. Dan emang aku gak bisa nyelesaian semua tanpa dia.
Weekend ini si Boss ngajakin refreshing bareng lo. Ya karna baru aja salah satu Perusahaan setuju buat kerjasama sama Perusahaannya kita. Itu juga kalau yang lain mau. Kalau gak ada yang mau aku juga gak ikut….
Gnight..
1 note
·
View note
Text
Hari ketigabelas tanpa kamu~
Hari ketigabelas tanpa kamu..
Jam sudah menunjukkan 11.04 pm. Sudah larut malam begini aku tidak bisa tidur. Efek masih gak enak badan atau yamg lainnya juga bisa sih.
Kangen banget. Tiba-tiba nangis, pengen dipeluk. Badan udah gak enak ditambah mikir macam-macam makin pusing.
Reno Anggara. Salah satu karyawan di Perusahaan Tambang di Kalimantan. Biasanya aku manggil dia si sibuk. Ya begitu hampir tiap hari dia super duper sibuk. Jelas banget dia gak pernah ada waktu buat aku.
Aku sakit kaya sekarang aja dia gak nyempetin nanya kabar. Di BBM juga gak di read. Berasa banget kaya gini sepinya.
Dan satu hal lagi yang bikin kesel banget. Dia punya akun banyak banget lo. Entah di Facebook, Instagram. Yang aku tahu cuma itu, apalagi yang aku gak tahu. Untuk siapa ? Untuk apa ?. I don’t know.
Sebenarnya pingin ngasih surprise. Kemungkinan akhir atau awal tahun bakal nyusulin dia ke sana. Ke tempat dia kerja. Tapi udah dibikin bete duluan. Ya gak jadi….
Gnight..
1 note
·
View note
Text
Hari keduabelas tanpa kami~
Hari keduabelas tanpa kamu..
Hari demi hari telah berlalu, aku selalu menggoreskan pena di atas kertas putih. Setiap detik yang berlalu, kamu seakan selalu ada bersamaku.
Kamu adalah pelangi yang selalu datang setelah hujan. Kamu begitu indah secerah cahaya warna-warni yang ada di langit.
Kamu terlalu jauh untuk bisa aku raih ataupun aku rangkul. Dan akan tetap begitu.
Aku tahu, jarak dan waktu sangat mengganggu, kenapa Tuhan ciptakan kamu buat aku ? Kamu tahu, seberapa besar rasa inginku untuk bisa bersama kamu ? Kamu gak pernah tahu itu. Apa kamu tahu, seberapa besar usahaku untuk bisa lalui hari-hari indah bersama kamu ? Kamu seakan gak peduli tentang itu.
Kamu hanya bisa ku tulis lewat bait-bait indah penaku. Kamu hanya bisa ku pandang dari sekian banyak foto kamu yang ku simpan. Kamu hanya bisa ku dengar dari suara telepon yang berdering memanggilku.
Aku sayang kamu seperti bintang yang gak akan pernah ninggalin langitnya. Gnight
1 note
·
View note
Text
Hari kesebelas tanpa kamu~
Hari kesebelas tanpa kamu..
Sore ini hujan turun dengan derasnya. Aku bergegas mencari tempat berteduh. Sudah lima belas menit aku disini, menunggu hujan reda. Angin semakin kencang bertiup. Jalanan basah terguyur air hujan.
Sudah hampir sepuluh tahun aku mengenal dirimu. Tidak ada yang berubah. Semua tetap sama apa adanya. Aneh rasanya menjalani hari tanpa kamu.
Semua hal yang ingin ku lakukan bersamamu terasa sulit untuk mewujudkannya. Semua hal yang ingin ku lewati bersamamu seakan tak ada jalan.
Tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya tanpa kamu dalam hidupku..
1 note
·
View note
Text
Hari kesepuluh tanpa kamu~
Hari kesepuluh tanpa kamu..
Pagi ini hujan turun deras. Dinginnya seakan menghujam jantungku. Mata ini selalu terjaga hingga pagi menyambut. Ini sungguh menyiksaku. Dengan atau tanpa kamu ujungnya selalu lelah menghampiri.
Tujuanku menjalani hidup bersamamu, bukan hanya menjadi sekedar pacar saja tapi bisa menjadi teman hidupmu. Selalu ada menemani disetiap langkahmu, dalam suka maupun duka.
Beribu hari sudah ku jalani bersamamu, menunggumu berhari-hari tidak cukupkah untuk membuktikan. Cukup sulitkah untuk lebih mengertiku dari ini ?
Enam tahun bersama, Pernahkah mengejarku saat aku berlari ? Pernahkah mencariku saat aku hilang ? Pernahkah menggenggam erat tanganku saat aku lelah ? Pernahkah memelukku saat aku rapuh ?
Enam tahum bersama, Apa aku pernah membanggakan kamu didepan teman-temanku ? Apa aku pernah meninggalkan kamu disaat kamu lagi marah-marahnya ? Apa aku pernah menanti hingga ribuan hari tanpa kabarmu ?
Kamu ingin tau seberapa besar arti kamu dalam hidupku, tanyakan pada Tuhan seberapa banyak aku menyebut namamu dalam doa.
Jika bersama, aku belum bisa menjadi apa yang kamu mau. Kurangku lebih banyak dari lebihku. Aku jauh dari sempurna. Menjadi apa yang kamu inginkan sungguh sulit untuk orang sepertiku. Aku takut pada akhirnya aku akan matahin hati kamu. Dan kamu tau apa yang paling aku takutkan yaitu kehilangan kamu.
Jika berakhir, mungkin hatiku yang akan terluka parah. Membiarkan semua menjadi kenangan. Terasa sia-sia bertahun-tahun kita jalani. Mungkin hanya sampai disiini kamu memperjuangan aku. Mungkin batas sabarmu hanya sampai sejauh ini.
Lebih baik untuk sementara waktu kita jalan masing-masing. Untuk beberapa waktu jika kamu merasa kehilangan aku atau sebaliknya aku merasa kehilangan kamu, berarti kita masih saling membutuhkan, saling melengkapi satu sama lain.
Tapi… seandainya. Kita nanti merasa baik-baik saja tanpa kabar. Mungkin inilah takdir yang dituliskan Tuhan untuk kita.
Kamu adalah hal indah dalam hidupku. Rasa sayangku lebih besar dari apa yang kamu kira. Jika Tuhan tidak menyatukan kita di dunia, aku yakin setelah kehidupan ini, Tuhan akan menuliskan takdir kita bersama di kehidupan berikutnya. Harapanku, pada akhirnya kita sama-sama menemukan bahagia.
Aku sayang kamu, seperti bintang yang gak akan pernah bisa ninggalin langitnya. 🌟☁🌁
Kita memilih untuk bersama, entah sampai kapan. Yang pasti untuk saat ini. Biarkan Tuhan yang akan menuliskan takdir kita selanjutnya. Aku sayang kamu si sibuk.
1 note
·
View note
Text
Hari kesembilan tanpa kamu~
Hari kesembilan tanpa kamu..
Hari ini cuacanya agak sedikit mendung. Awan hitam dan angin kencang. Aku tetap menjalani hari seperti biasa. Aku menyibukkan diriku tanpa lelah.
Entah apa yang terjadi hari ini. Awalnya indah tapi sepertinya makin hari makin kesini semua buyar. Cukup sulit mengatakan tapi memang benar kita takkan pernah bisa satu.
Hari ini kita bertengkar hebat hanya karna pertanyaan yang ku ajukan. Perbedaan dan ketidakcocokan. Kenapa tidak dari awal ? Kenapa baru sekarang ? Kenapa ?
Aku fikir aku bisa menaklukkan waktu, aku fikir aku bisa membuktikan kepada dunia kita bisa melewati perbedaan itu bersama, ternyata aku salah. Kita tidak bisa berjalan bersama diatas perbedaan.
Pada akhirnya rasa sayangku lebih besar dari ini.
1 note
·
View note
Text
Hari keenam tanpa kamu~
Hari keenam tanpa kamu..
Pagi ini cerah. Tapi tak seperti mood-ku. Hari ini aku tak bersemangat. Terlalu banyak aturan di kantor. Itu inilah. Semuanya bikin lelah.
Jadwal hari ini ada meeting di salah satu perusahaan lain, ini membuat aku, Fania, Irene, Ratih, Dara dan Jane menghadirinya. Jane adalah teman baru kami di kantor, tapi baru-baru ini dia di pindahin ke tempat kerjanya Fania. Anaknya seru. Satu pemikiran tapi kadang gak bisa jaga rahasia. Itulah Jane teman baru kami. Pokoknya hari ini adalah hari yang sangat melelahkan buat kami. Dari pagi sampai siang baru kita selesai meetingnya. Waaaww cukup melelahkan bukan.!
Besok kami akan mengadakan Launching produk baru di perushaan kami. Yang presentasi Ratih sama Maria. Besok kita bakal lelah-lelahan banget. Ngurus semuanya di hari H.
Untuk hari ini aku bisa tidak memfokuskan fikiran ke kamu. Banyak hal yang ingin aku lakukan tanpa harus memikirkan kamu. Sehat terus ya si sibuk. Sampai jumpa lagi tahun depan☺
1 note
·
View note
Text
Hari kelima tanpa kamu~
Hari kelima tanpa kamu
Selamat pagi. Kota indah untuk pagi ini cukup cerah. Meskipun matahari masih tertutup awan. Setidaknya hari ini hujan tidak turun.
Aku masih setia pada pagi. Masih dengan penantian yang dulu. Dan tetap pada orang yang sama. Pastinya.
Aku hari ini cukup lelah dengan pekerjaan kantor. Masih banyak hal yang harus dikerjakan. Tiba-tiba Fania telpon, temen ku yang satu ini dia tidak pernah bosan untuk menggangguku. Ya tidak salah lagi masalah kantor dan ujung-ujungnya pasti curcol. Aku selalu jadi pendengar setianya.
Sore harinya aku beraktivitas seperti biasa. Kerja sampingan. Untuk menyibukkan diriku.
1 note
·
View note
Text
Hari keempat tanpa kamu~
Hari keempat tanpa kamu
Selalu, kota indah ini diselimuti hujan di pagi hari. Seakan langit memahami apa yang sekarang aku rasakan. Aku merasa sepi, sedih tanpa kamu. Hari demi hari ku lewati tanpa kamu. Saat aku teringat tentang kamu, airmata ini tak mampu ku tahan. Aku selalu merindukanmu setiap waktu. Dan waktu seakan lambat untuk berjalan. Sungguh sangat begitu menyiksa.
Hari ini hari aku libur kerja, karna hari ini hari Minggu. Waktunya bersantai-santai. Aku tinggal tidak jauh dari kantor, aku tinggal di sebuah apertemen. Dan aku sendiri.
Hari libur ini aku habiskan untuk hal yang aku sukai. Memasak, fotografi dan menulis. Dan ada hal yang baru lagi. Aku suka sekarang dengan henna art.
1 note
·
View note
Text
Hari ketiga tanpa kamu~
Hari ketiga tanpa kamu
Kota indah ini selalu diguyur hujan setiap paginya. Sekarang sudah masuk musim hujan. Aku suka hujan. Aku suka menari dibawah hujan. Hujan selalu mengingatkan ku padamu.. Hari ini hari ketiga yang ku jalani tanpa kamu. Sedih. Tapi harus ku jalani..
Hari ini aku juga akan bercerita tentang teman-teman sekantorku. Yang pertama namanya Fania. Dia lebih tua dariku beberapa tahun. Orangnya asyik banget. Bisa jadi temen curhat. Apa-apa pasti sama Fania. Kita udah ce-es dari dulu. Kita udah temenan hampir dua tahun. Kita satu kantor tapi dulu. Sekarang Fania udah pindah ke kantor cabang yang gak jauh dari kantor dulu. Sekarang dia udah jadi manager di Perusahaan yang baru.
Yang kedua namanya Irene. Teman aku yang satu ini seru juga. Dia yang selalu bikin ngakak di kantor. Dia itu lucu banget. Dia juga lebih tua dariku beberapa tahun. Dia sering curhatan juga tentang rumah tangga dia. Oh iya dia sekarang hamil kurang lebih empat bulan. Ada cerita seru nih sama dia. Beberapa hari yang lalu kita ada undangan di Perusahaan lain, tapi kita gak tau alamatnya dimana. Bos sih bilang itu ini tentang alamatnya. Yaa tapi akhirnya kita pada nyasar. Gini kalo lagi bawa bumil, tanya-tanya ke orang. Nunjuk jalan situ sini. Alhasil kita emang nyasarrr.
Yang ketiga namanya Ratih. Yang ini senior di kantor. Kita sering juga curhatan. Ketawa bareng. Seru deh. Dulu dia sempat berhenti tapi sekarang udah kerja lagi ko di kantor.
Yang keempat namanya Dara. Temenku yang satu ini umurnya gak beda jauh sama aku. Kita sering curhatan masalah pasangan. Dia juga sering galau lo sama pasangannya. Terakhir kemaren dia cerita bahwa dia udah putus sama pacarnya. Jadi sekarang dia sendiri.
Dan yang terakhir namanya Maria. Dia di kantor jualan. Huuuhhh…. tiap hari pasti bawa jualannya. Gimana gak tergoda. Temen-temen juga sering beli banyak barang dagangannya. Termasuk aku, sampai sekarang hhuuhhhf banyaak banget barang belum ke bayar sama dia.
Siang ini hujan turun lagi. Sekarang aku lagi sibuk ngerjain tugas kantor. Tiba-tiba si Fania nelpon. Katanya sekarang dia lagi kerja di luar. Maklum dia single parent. Kerjaannya banyak buat hidupin anak satu-satunya. Dia nanya tentang masalah di kantor.
Emmmm…. Masih tersisa 363 hari lagi yang harus ku lewati…
1 note
·
View note
Text
Hari kedua tanpa kamu~
Hari kedua tanpa kamu
Pagi ini kota indah diselimuti hujan deras. Aku masih setia menunggu redanya hujan. Masih selalu di tempat yang sama. Hari ini ku awali dengan indah. Seperti biasa aku menjalankan rutinitasku. Inilah pagi yang ku lalui tanpa kamu.
Namaku Adshilla Jasmeen. Orang biasa memanggilku Jasmeen. Umurku 24tahun. Aku sekarang bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan ternama di Jakarta. Aku tidak biasa hidup sendiri. Ini pertama kalinya pacarku meninggalkan ku terlalu nama.
Aku menjalin hubungan dengan seseorang. Dia satu tahun lebih tua dariku. Dia bekerja di salah satu perusahaan Tambang di Kalimantan.
Untuk pertama kalinya, dia meninggalkanku sendiri. Dia bernama Reno Anggara. Kami sudah menjalin hubungan selama 6tahun. Dan kita LDR. Kita berhasil menjalin hubungan selama 6tahun. Kali ini dia akan meninggalkanku selama setahun. Waktu yang cukup lama. Sangat lama.
Hari ini hari yang ku lalui tanpa dia. Tidak ada yang berubah. Aku masih menjalani kesibukkan sama seperti dia masih disini.
1 note
·
View note
Text
Episode 1 Part 2
Waktu enam tahun bersama Aksa tidak terasa, ribuan mill kita terpisah, hingga ribuan hari lamanya aku harus menanti. Pagi ini cukup indah untukku lalui, jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. aku bergegas untuk ke kantor. Di meja makan hanya ada aku dan Ibu, biasa Virra dan Ayah sudah berangkat 2 jam lalu. “Bu, Virra berangkat sama Ayah yaa..? Kok gak nungguin aku sih?” kata Aileen sambil makan sandwich yang dibuat Ibu tadi. “Aileen, kamu kan berangkatnya siang sayang. Makanya itu adik kamu Ayah yang ngantar ke sekolah tadi.” Jawab Ibu sambil menatap kearah Aileen. “Iya sih. Tapi kan Virra bs tunggu bentaran dulu bu. Oh ya bu aku ntar pulang agak malaman, soalnya kerjaaan deadline banget di kantor.” Aileen bergegas untuk berangkat setelah sarapan yang dimakannya habis. “Iya sayang. Kamu hati-hati ya jangan ngebut bawa mobilnya.” Kata Ibu sambil mencium pipi anak kesayangannya. “Siap bos.” Balas Aileen sambil mencium tangan Ibunya. Aku bergegas masuk ke dalam mobil yang akan ku kendarai untuk ke kantor. Biasa pagi gini jalanan Jakarta masih macet banget. Di sepanjang perjalanan untuk mengatasi kejenuhanku menunggu macetnya Jakarta, aku mencoba untuk menghubungi Aksa. (Picture) Tapi Aksa tak pernah membalas setiap WA yang aku kirimkan. Mungkin dia memang lagi sibuk banget. Aku melanjutkan perjalananku. Setelah macet yang ku lalui begitu lama akhirnya aku tiba di kantorku. Di kantor para karyawan sudah tidak sabar menyapaku. Terutama Santi, karyawan yang paling setia padaku. Dia adalah teman dan sekaligus sekretaris pribadiku. Selama ini dia yang selalu repot untuk mengurus semua jadwal-jadwal kantorku. Di samping itu ada Iko office boy yang bekerja di kantorku dan yang selalu mengantar minuman ke ruanganku. Dia yang selalu membuat suasana kantor jadi ceria. Kalau gak ada Iko mungkin aku akan bosan seharian d kantor. Belum lagi ada Sherra, wanita yang selalu berambisi menjadi diriku. Dia ingin sekali merebut posisiku menjadi Manager Butik disini. Dia itu bisa dibilang sainganku di kantor, tapi dari itu semua kualitas kerjanya dibawah rata-rata. Dia selalu membuat kesalahan yang fatal. Namun perlu di ingat orangtuanya mempunyai andil terbesar di Perusahaan Butik ini. Aku baru menuju ruanganku, Santi dan Iko selalu menyapu. "Selamat pagi Bu Aileen.." sapa Santi yang selalu menyambutku dengan senyuman. Tak lupa si Iko yang selalu menawarkan minuman disetiap pagiku. "Bu Ai hari ini mau minum apa? Ada teh, kopi, jus atau apa?" Iko selalu menawarkan minuman dengan antusius setiap kali aku kantor dengan nada suara dan senyuman yang khas. "Lemon tea ada?" Jawabku dengan nada sedikit bercanda sambil tertawa. "Tenang bu, ada kok." Jawabnya dengan santai. "Oh ya udah langsung taruh dimeja aja ya." Akupun bergegas menuju ruanganku. Ruanganku cukup dibilang luas dan nyaman. Aku suka menghabiskan waktu di ruangan ini untuk membuat semua sketsa fashion yang biasa akan di launching di butik ini. Di pojok kanan ada meja kecil diatasnya buket bunga, bunga itu adalah mawar putih kesukaanku. Dan disisi kirinya ada lemari blok-blok kecil disitu ada miniatur menara Eiffel dan disampingnya ada foto aku dan Aksa. Didepanku sekarang meja yang biasa ku pakai untuk membuat design-design baju, meja yang cukup besar. Aku menatap keluar jendela yang terletak bersebelahan dengan meja kecil yang ada bunganya tadi. Ternyata diluar sedang hujan deras. Aku terus menatap layar hapeku. Ternyata tidak ada juga balasan WA dari Aksa. Aku terus menunggu sampai hujan reda. Siang ini ada meeting di sebuah perusahaan Internasional tentang kegiatan Fashion Week minggu depan. Aku bersama dua sahabat terbaikku. Fanya dan Riana. Sebenarnya kita sih baru 2tahun temanan. Tapi kita udah asyik banget bertiga. Fanya dan Riana sudah berkeluarga. Awalnya kita satu tim di sebuah perusahaan design ternama, namun kita lebih memilih untuk berjalan di dunia masing-masing. Fanya dengan kegiatan kesensusannya dan Riana fokus untuk mengurus dua buah hatinya. Meraka berdua akan ku undang di kegiatan Fashion Week minggu depan. Karna sekaligus mengobatiku rasa rinduku pada mereka, kita udah jarang banget bisa ngumpul. Sekarang kita udah punya kesibukkan masing-masing. Semoga aja nanti kita bakal ketemu. Satu lagi teman terbaikku, aku sering sekali mampir kerumahnya untuk sekedar curhat tentang Aksa. Kita sih sebenarnya udah dari SMA sahabatan sampai sekarang. Namanya Triya. Kami tentunya seumuran. Sekarang Triya sudah berkeluarga, dia sudah menikah dengan pacarnya yang sekarang jadi suaminya tepat dua tahun lalu. Aku dan Triya sudah sangat dekat, jadi apapun masalah kita, kita selalu coba ngomongin. Sudah lama aku gak mampir ke rumah Triya. Sekarang dia lagi sakit katanya. Dengan sifat manjanya dia WA-in aku. (Pictures)
0 notes