afifahnadapr
afifahnadapr
Cangkir Blirik
116 posts
Menulis tentang. Meraba entah. Mengabadikan kau.
Don't wanna be here? Send us removal request.
afifahnadapr · 4 years ago
Text
Segala Persembunyian (Cerpen)
Eyang Sukin memulai berbicara, “Melepaskan azimat berarti sama denganmembunuh dirimu sendiri, atau jaminan-jaminan yang telah kau ucapkan sewaktudulu pertama kamu kemari sebelum menjadi lurah.” Pak Lurah tak bergeming. Laba-laba telah membuat sarang di kepalanyasedemikian rumitnya. Jawaban Eyang Sukin belum memberi jalan keluar bagidirinya. Pergulatan berkecamuk sendiri di hati Pak Lurah. Dua…
View On WordPress
2 notes · View notes
afifahnadapr · 4 years ago
Text
Kemelut Penjuru Rimba (Cerpen)
Hai, folks! Jika dari kamu tertarik untuk membaca dan mengunduh cerpen ini, bisa langsung hubungi Nadda di Instagram @cangkirblirik.
Seorang perempuan berdiri mematung saat melihat Jati diseret paksa kawanan itu, pergimeninggalkannya. Rombongan itu semakin menjauh dari tempat mereka semula. Wajahtemaram perempuan itu pun mengabur dari kedua bola mata Jati seiring dengan tubuhnya yangterhempas di atas jok mobil dua kabin itu. Jati duduk diapit oleh dua orang bersenjata yangsejak awal bertugas menyeretnya dari rumah sesaat…
View On WordPress
0 notes
afifahnadapr · 5 years ago
Text
Panjang Umur Plastik (THE STORY OF PLASTIC MOVIE)
Panjang Umur Plastik (THE STORY OF PLASTIC MOVIE)
Masih di suasana pandemi, masih melakukan apa-apa jarak jauh dan daring, termasuk menonton film. Kali ini aku mengikuti nobar film The Story of Plastic yang rilis tahun 2019 dan diproduksi oleh Deia Schlosberg dengan durasi ± 1,5 jam. Film yang satu ini adalah sebuah film dokumenter. Saatnya jalan-jalan lewat film ke berbagai negara seperti Indonesia, Filipina, Cina, India, Texas, Pennsylvania,…
View On WordPress
0 notes
afifahnadapr · 5 years ago
Text
Selamat Hari Bumi untuk Bumiku
Menjaga bumi harus dimulai dari aku dan kamu.
Jika kita saling bergenggaman tangan untuk menjaganya, aku yakin dia akan baik-baik saja selamanya.
Di sela-sela kesibukan kita, di tengah-tengah pandemi Covid-19, pernahkan sedikit saja mengingat hidup yang singkat ini? Di manakah kita hidup? Di manakah kita sedang berdiri, duduk, berjalan mondar-mandir, apa zat yang kita tempati ini? Allah lahirkan…
View On WordPress
0 notes
afifahnadapr · 5 years ago
Text
Aisyah dalam Tafsir Lagu
Apakah kamu sudah pernah mendengarkan lagu Aisyah Istri Rasulullah (disingkat AIR) yang sedang trending itu?
“Sudaaahhh…”
“Belummmmmm…”
“Sudaahhh sudaaahhh. SUKAK!”
Ya, okay okay. Tenang-tenang. Baca Selengkapnya
View On WordPress
0 notes
afifahnadapr · 5 years ago
Text
Nonton Drakor "Sky Castle" dan Berakhir Gila
Nonton Drakor “Sky Castle” dan Berakhir Gila
Belum lama ini, aku kepicut nonton drama Korea (drakor) yang dari dulu ketika ada yang menawari, aku selalu menolak, berdalih: “ah, nggak ah. Aku nggak tertarik ceritanya. Aku nggak punya waktu. Aku takut ketagihan.”
Kok sekarang malah nonton? Baca Selengkapnya
View On WordPress
0 notes
afifahnadapr · 5 years ago
Text
Biarkan Covid-19 yang Berlalu, Ramadan Jangan.
Memasuki tahun yang baru, setiap orang pasti memiliki target hidup atau resolusi yang akan dicapai di tahun itu, bukan? Tetapi, beberapa resolusi itu mungkin agak tergeser karena mewabahnya Covid-19 di banyak negara saat ini. Kasus pertama yang dilaporkan berawal dari Kota Wuhan, Tiongkok ini juga telah masuk ke Indonesia dan terdeteksi pada bulan Maret 2020. Sebelum itu, banyak negara-negara…
View On WordPress
0 notes
afifahnadapr · 5 years ago
Text
Sampah
Kamu peduli dengan sampah?
View On WordPress
0 notes
afifahnadapr · 5 years ago
Text
Berkebun
Berkebun adalah hal yang menyenangkan
View On WordPress
0 notes
afifahnadapr · 5 years ago
Text
Aku
aku adalah aku
View On WordPress
0 notes
afifahnadapr · 6 years ago
Text
Sebab Akibat
Sebab sesuatu yang utuh sering membuat berebut.
Sebab yang lain mungkin karena terasing lebih baik dari menjadi utuh itu.
Sebab di dunia ini semua adalah sebab
Dan sebab-sebab itulah yang membuatmu menelurkan
Akibat.
Kita sempat sama-sama tahu bahwa jarak adalah pemisah paling tak tentu. Bahwa ia tidak pernah memiliki ukuran yang pasti. Di depan adalah jurang dan lembah yang curam. Sedang aku terikat ranting yang hampir patah di tepian itu. Kau ada di ujung seberang sana. Dan di antara kita ada detik, menit, jam, hari, pekan, dan bulan yang berlalu begitu saja. Tanganku menyayat tubuhku sendiri. Mematikan ketenangan yang aku buat-buat sendiri. Karena di tepi sini, ranting tak bisa lagi menjadi tameng.
Lalu ada angin yang menyibak. Semakin merenggangkan ujungku dan ujungmu. Rupa-rupanya kita sama-sama tahu, bahwa saat itu jurang tak akan lebih curam. Tapi yang kita sama-sama tahu adalah keliru.
Begitulah kita.e
1 note · View note
afifahnadapr · 6 years ago
Text
Untuk Kamu yang Sedang Beramanah
Bagi kamu yang masih beramanah dan akan terus beramanah.
Tak sedikit kita mengira bahwa Allah terlalu berlebihan memberikan kita posisi atau tempat di muka bumi ini.
Dengan segala keterbatasan, kita menggumam “Ya Allah, mengapa Engkau berikan amanah ini kepadaku?” setiap kali sujud, setiap lepas doa-doa panjang, setiap sendiri, air mata itu mengucur tiada kira. Merasa berat sudah menghujam pundak. Sesak sudah memenuhi dada. Menjadi merasa dunia amat membosankan untuk ditinggali. Dan ingin rasanya menyudahi. Lari. Berhenti.
Semakin kita merasa berat, semakin berat juga nyatanya. Semakin dipendam, semakin dalam. Kadang di situ kita perlu menepi. Membungkus segala gundah dan rasa curiga terhadap Allah. Menutup segala celah prasangka buruk kepadaNya.
Yang kita butuhkan hanyalah ikhlas. Melepaskan semua perasaan yang akarnya dari syaitan. Rasa buru-buru, rasa penuh prasangka, rasa dendam, dan lainnya. Berpikir positif dan yakinlah bahwa amanah tidak pernah salah memilih pundak.
Amanah adalah tempaan bagi kamu yang dipercaya oleh Allah untuk bisa melewati. Itulah ujian untuk kita naik kelas. Menangislah kalau kamu ingin menangis. Berceritalah kalau kamu ingin bercerita. Sujudlah dan pasrahkan semuanya pada Allah. Karena hanyalah Dia yang mampu mengusap air matamu sampai ke hulunya. Karena hanyalah Dia yang mampu mendengar keluh kesahmu yang tiada habisnya.
Manusia yang kecil, Allah yang Maha Besar.
Manusia yang punya masalah, Allah yang selesaikan.
Yakinlah.
Untuk kamu yang sedang beramanah
Berikan waktu yang lama untuk mengobrol dengan diri sendiri. Berikan waktu yang lebih lama mengobrol dengan Allah. Berikan waktu yang cukup untuk memahami orang-orang yang ada dalam lingkaranmu.
Jangan pernah berdiam. Jangan pernah menyerah. Jangan pernah berpikir untuk lari dari amanah. Selesaikanlah. Usahakan. Dan teruslah berjalan. Ketika kamu lelah, istirahatlah. Karena amanah tidak akan pernah selesai untuk kamu yang dipercaya oleh Allah.
10 notes · View notes
afifahnadapr · 6 years ago
Text
Bismillahirahmanirahim
Atas berkat rahmat Allah, aku membaui tanah terkena hujan. Sampai Oktober ini adalah perjalanan yang tidak dapat kuringkas. Tetapi paling tidak aku akan memutuskan sesuatu yang besar. Tentang hidupku, tentang masa depanku. Kepada Allah, tempat segala diskusi berawal dan berpamungkas dalam amin yang panjang. Aku hendak berjalan pada tanah lapang yang luas, yang darinya aku bisa menemu rumput yang baru, tanah yang menggumpal pada akar, dan pada bulan ini air hujan turun membasahi. Aku sejuk kembali.
Bagi hatiku, hujan selalu menyuburkan perasaan. Menebas perasaan senyap dan muram dalam beberapa waktu lalu. Menggantinya dengan suasana baru. Partikel-partikel itu berpencar dan menambah semangat. SedariNya semua berawal dan berakhir. Aku lipat segala gundah di dunia yang tidak pernah selesai. Di hari-hari yang panjang, aku merasa akan ada titik temu yang terang setelah tergadai oleh bicara orang.
Apakah perjalan ini akan menempuh medan yang berbeda dari yang sebelumnya?
Aku akan berpindah.
0 notes
afifahnadapr · 7 years ago
Text
A Faithful Dog
a faithful dog
allow himself to save his milord
befriend to their kindred
save their lives as he saved him
and someday a friend of his milord came
he bark-bark-bark
and his milord bluster to the dog
“oh shit, you dog!”
1 note · View note
afifahnadapr · 7 years ago
Text
Jakarta
Tiga puluh lima hari di akhir tahun adalah waktu yang cukup singkat untuk direncanakan menepi. Memagut nyawa yang tinggal sisa lalu menghamburkannya potongan-potongan nyawa ke awang-awang. Memilih kota ini adalah memilih pilihan yang tidak senantiasa ingin kuulang.
Jakarta
di batang senja yang berlarik-larik
orange menyembul-nyembul dari balik layar
menghamburkan diri untuk segera menumpuk lembaran-lembaran kantor
menuju jalanan yang menguak klakson-klakson
semua ingin menang dan sampai rumah duluan
1 note · View note
afifahnadapr · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Adakah sehari di mana kau mengingat percakapan kita di bawah cemara itu? Matamu yang kecil menatap aku memerah pipi terbakar panas matahari. Hidungmu kembang kempis menghalau setiap kata yang kau muntahkan dari mulutmu. Kita bertukar cita dan cinta. . Seperti burung, aku ingin terbang ke mana-mana, ke seluruh dunia. Katamu sambil menyedot keringat dengan punggung tanganmu yang coklat. . Atau kamu pikir akan lebih beruntung menjadi penjaga kebun binatang. Hidup dan menghidupi mereka. Menjadi pawang binatang-binatang. . Atau kamu mengira, aku akan lebih beruntung jika menjadi guru. Biar nanti besar, ku bisa mengajar anak-anak negeri kita menjadi pandai. Biar bisa kuajarkan pada murid-murid itu tentang ilmu hewan, ilmu kelangitan, ilmu berpuisi, katamu. . . Dan aku mengira, kita akan sama-sama merdeka suatu saat nanti dengan keinginan kita. . . . . "Atau aku ingin menjadi dukun pijat saja, uangnya banyak." Pungkasmu setelah mendung menggeser matahari yang beringas. (di Kebun Binatang)
1 note · View note
afifahnadapr · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Aku terlanjur menemukanmu dan aku sangsi untuk kehilanganmu. . Setelahnya, aku pulang ke Solo menemui bapak dengan kereta. Meninggalkan notebook yang kamu berikan di meja tulis kamar kosan. . "Mas Hardi sudah pamit ke Bapak? Kapan? Kok aku tidak diberi tahu?" Tanyaku penuh keterkejutan. . Bapak hanya mengangguk dan mengingat. Matanya menerawang ke langit dalam kalangan bianglala yang indah. Bapak tersenyum. . "Hardi cukup berkuasa atas dirinya pun atas keinginannya. Bapak tahu kamu takut kehilangan. Tetapi kita sebagai manusia tidak perlu menangisi suatu perpisahan. Hanya saja, kita harus berhati-hati membuat kenangan dengan orang yang menyenangkan," tepi mulut Bapak mulai mengeluarkan bintik-bintik busa. . Hari itu dua tahun yang lalu. Di tengah malam yang lengang, di kota yang membuat setiap orang jatuh cinta, aku dikejutkan dengan kiriman paket dari suatu instansi. Tertulis di sana dari alamat suatu penerbitan majalah dengan tujuan namaku. Aku terperangah ketika membuka paket itu dan berisi selusin majalah. "Aku tidak merasa memesan majalah." . Kemudian beberapa detik sesudahnya, dalam ponsel pintar terdapat sebuah pesan. "Salam senja adinda Arinda. Kami memesan tulisan cerpenmu untuk majalah kami yang bertajuk seperti di majalah-majalah sebelumnya. Sila baca dahulu, kami tunggu hingga akhir bulan di surel majalah kami. Salam senja, Hardi." . Sejak saat itu aku tahu, kita adalah ketiadaan yang dipertemukan. Belajar dalam satu atap semasa SMA tidak membuat kita saling tahu, terlebih ketika menginjak masa kuliah kita tidak dalam kampus yang sama. . . "Kamu beruntung dipertemukan dengan Hardi setelah SMA. Soalnya waktu SMA, si Hardi belernya minta ampun dah, Rin. Sekarang syukurlah dia udah tobat. Haha!" Joni terkekeh dari seberang telepon sana. . . "Rin, aku sudah sampai Bandung. Senjanya cantik, sepertimu. Hihi." Sebuah pesan masuk setelah aku mematikan telepon dari Joni. #cerbung (di Stasiun Tugu Jogja)
1 note · View note