agaigitaga
agaigitaga
Sudut Opini
2 posts
Hallo Gue Aita! Selamat datang di Sudut Opini Gue.
Don't wanna be here? Send us removal request.
agaigitaga · 1 year ago
Text
Idul Adha: Merayakan Pengorbanan Nabi Ibrahim, Melupakan Siti Hajar?
"Seperti apa sih kalian dalam memaknai Idul Adha?"
Perayaan Idul Adha selalu identik dengan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan penyembelihan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah SWT. Namun, ada satu aspek penting yang sering kali terabaikan dalam pemaknaan Idul Adha, yaitu peran sentral seorang perempuan hebat, Siti Hajar RA.
Kenapa kisah Siti Hajar RA menjadi satu aspek penting dalam pemaknaan ulang narasi Idul Adha di era sekarang?
Idul Adha juga lahir dari pengorbanan dan keteguhan iman seorang perempuan budak berkulit hitam sekaligus selir. Bahkan, pengorbanannya diabadikan dalam rukun haji dan umroh melalui peristiwa Sa’i. Peristiwa rhomyul jumroh, juga yang merupakah wajib haji pelaku subyeknya yaitu Siti Hajar ra. Kita bisa pahami bahkan rukun islam ke 5 kewajiban berhaji terdapat subyek perempuan yang sangat kuat dan sentral perannya
Kisah Idul Adha yang sering kita dengar hanya mengetengahkan keimanan dan tindakan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Faktanya, tidak semua Muslim merasakan keterikatan dengan cerita perintah penyembelihan Ismail AS yang menegasikan pengalaman perempuan dan kaum marjinal lainnya. Bagi banyak perempuan kulit hitam dengan genealogi sosial, politik, dan budaya yang berakar di sejarah praktek perbudakan, serta bagi perempuan yang berperan sebagai orang tua tunggal sekaligus tulang punggung keluarga, kisah pengorbanan, keteguhan, dan keimanan Siti Hajar RA dalam menghadapi prahara di keluarga Ibrahim AS bisa jadi jauh lebih bermakna daripada cerita Ibrahim AS yang hampir menyembelih putranya, Ismail AS.
Contoh nya :
Pekerja Perempuan: Harus memenuhi tuntutan untuk menghidupi keluarganya sekaligus mengurus tugas rumah tangga.
Perempuan sebagai Tulang Punggung Keluarga: Berperan sebagai orang tua tunggal dan menjadi tulang punggung keluarga.
Korban Kekerasan Seksual: Menjadi target sanksi sosial dalam masyarakat.
Semua ini merupakan perwujudan dari pengorbanan-pengorbanan tak nampak yang dibayarkan di altar patriarki sejak zaman Ibrahim AS.
Paradigma industrialisasi pernikahan Islamis di Indonesia sering kali meromantisasi gambaran keluarga kecil Muslim antara suami-istri, yang mengalienasikan perempuan dari kelompok rentan dan marjinal. Ekspresi kesalihan yang diwujudkan dalam ketaatan absolut istri terhadap suami, pembagian peran berbasis gender di mana istri diharapkan untuk berada di ruang domestik saja, serta kegiatan konsumtif terhadap produk-produk ‘syar’i’ tidak membuka ruang bagi keluarga-keluarga Muslim dengan ibu sebagai orang tua tunggal ataupun ibu yang harus bekerja di luar rumah.
Oleh karena itu,menurut geu penting bagi khutbah-khutbah sholat Idul Adha untuk membahas "Makna Haji & Idul Adha" dengan menyertakan lensa perjuangan Siti Hajar RA yang perannya sangat sentral dalam peristiwa haji dan udhiyah qurban. Dengan demikian, kita juga bisa belajar bahwa tradisi-tradisi dalam Islam tidak luput dari perjuangan seorang perempuan. Sebagai Muslim, kita perlu memahami bahwa Idul Adha tidak hanya tentang pengorbanan seorang ayah yang diperintahkan untuk menyembelih putra kandungnya, tetapi juga tentang pesan kesetaraan. Kisah seorang perempuan budak kulit hitam yang diasingkan bersama putranya ke padang pasir tandus oleh keluarga tuannya adalah juga seorang perempuan yang perjuangannya untuk bertahan hidup dilestarikan menjadi salah satu ritual haji yang dilakukan oleh jutaan orang setiap tahunnya. Perempuan yang namanya tak pernah disebut dalam Al-Qur’an itu, juga satu-satunya perempuan yang dikuburkan di samping Ka’bah.
Wallahu'alam biswab
9 notes · View notes
agaigitaga · 1 year ago
Text
Marah Marah Terus. Vol 1
Kalian pernah gk sih disituasi bingung sama hidup ? Ngerasa gk worth it untuk ngelakuin apapun, karna trauma sama satu masalah. Memang iya sih, kalau kita ngelakuin kesalahan jadi kan kesalahan itu sebuah pembelajaran untuk menjadi individu yang lebih baik lagi kedepannya. Tapi gue kenapa ngerasa selain menjadi pembelajaran malah jadi trauma yang mendalam didalam diri gue.
Ya sebenernya gue lagi ngomongin kerjaan sih. Kejutan dalam hidup itu ternyata luar biasa ya. Dulu gue selalu punya mimpi pengen jadi ini , pengen jadi itu , tapi sekarang seketika semua berubah , yang ada dipikiran gue cuma "Gimana caranya bertahan hidup?", Bertahan di lingkup kerjaan yang gk sesuai passion + gaya hustle culture yang dinormalisasikan, ternyata gk cukup buat gue bernafas dengan baik. Ditambah pattern muka gue yang jutek buat agak susah membaur sama ekosistem sosial di lingkungan kerja gue. Kalo gue mau ngeluh , pasti ada aja yang bilang "Bersyukur ta, jangan ngeluh mulu, gk semua orang bisa diposisi lu sekarang bla bla bla....." Udah paling bener kalo mau ngeluh ke Allah aja , ke ciptaan nya kadang dapet feedback nya nyebelin. WKWKWKWKWKKW. Padahal kan manusia kan ya memang makhluk emosional, ngeluh juga bukan berarti gk bersyukur. Apa iya gue mau bersyukur aja harus nengok ke orang yang lebih susah dari gue ? Apa iya gue mau bersyukur aja gue harus liat kebawah dulu ?, Ya menurut gue sih gk ya. Bersyukur tiap hari , gue masih hidup sampai detik ini aja gue bersyukur banget. Tapi kan yang tadi gue bilang manusia itu makhluk emosional ya, dia ngeluh itu bukan berarti gk bersyukur. Manusia itu capable buat ngerasain elemen" emosi dalam waktu bersamaan. Lo bisa nangis tapi disaat lo lagi bahagia. Lo bisa marah akan suatu hal tapi disaat lo juga lagi mendapat kabar yang buat lo happy.
Di tengah gempuran balada bertahan sama kondisi sekarang , berkompetisi cari kerjaan yg worth it yg bisa ngebuat lu waras lagi, gontok"an sama orang " aneh + beradu sama diri sendiri yg social battery cepet bangt habisnya.
Semoga kalian disana always hidup bahagia ya, ya walaupun gue yakin gk 100% hidup manusia isinya bahagia pasti ada aja nyesek , susah nya.
1 note · View note