Tumgik
aisyaasgp · 9 days
Note
Mbak apik, kenapa ya kisah cintanya org2 itu keren2, ketemu jodoh ya yg dicintai yang sevisi misi bgt. Kenapa kisahku tak seindah itu? Kenapa kalau ditemukan juga dg org yg tak mudah untuk aku sukai.
Ada sisi kisah indah yang lain, kalau kita mau sejenak mengganti sudut pandang.
Kisah indah bersama ibu, kisah indah bersama ayah. Kisah indah meniti karir. Kisah indah menjalin persahabatan. Kisah indah menuntut ilmu.
Yang paling kuimpikan : kisah indah nanti, ketika ajal menjemput🥺🤲🏻
Setiap orang ada porsi kisah indah-nya masing-masing dan tidak melulu pada bab cinta atau jodoh. Bisa jadi milikmu bertebaran tapi tidak terlihat saking sibuknya mencari-cari yang belum jadi milik kita. Yang kita punya jadi kabur, jadi terlupa mensyukurinya.
Kisah tersebut terasa indah setelah berhasil melewatinya. Atau mungkin, masih belum terlewati?
Sabar, sesuatu yang pasti untukmu pasti datang. Jika tidak untukmu, Allah gantikan sesuatu lain yang lebih indah, kalau kamu mau memetik hikmahnya..
93 notes · View notes
aisyaasgp · 2 years
Text
Ingatlah jika pada akhirnya setan itu hanya berbisik, selebihnya adalah dirimu.
Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku.
Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku, tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian, dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Qs. Ibrahim: 22
432 notes · View notes
aisyaasgp · 3 years
Text
Banyak yang telah pergi meninggalkan begitu banyak kebaikan.
Beberapa minggu ini kepikiran, di antara bagitu banyaknya kabar duka. Banyak sekali orang-orang yang tidak kukenal, tapi berita dukanya dibagikan oleh banyak sekali orang di lingkaran pertemananku. Semuanya berucap dan berani beraksi, bahwa beliau adalah orang-orang baik semasa hidupnya. Banyak sekali “legacy” yang mereka tinggalkan. Banyak sekali dampak baik yang mereka berikan kepada lingkungan, orang-orang disekitarnya, bahkan orang-orang yang juga tidak kenal dengan mereka.
Lalu, melihat ke dalam diri. Kalau diri ini mati, ada tidak ya orang-orang yang menganggap diri ini adalah orang baik, memberi manfaat, tidak menyusahkan orang lain baik semasa hidup ataupun ketika sudah mati. Rasa-rasanya, untuk mencapai derajat beliau-beliau yang telah dipanggilNya itu masih begitu jauh. Padahal kematian sendiri tidak harus menunggu tua, tidak juga harus menunggu sakit.  Kondisi pandemi ini, dengan segala bentuk tantangannya, dengan segala keadaan yang terjadi. Rasanya, hal yang paling berharga sebagai manusia memang dengan menjadi manusia yang bermanfaat. Bermanfaat bagi anak dan pasangan, bagi keluarga besar, bagi teman-teman, bagi masyarakat, bagi lingkungan, bagi ummat, bagi agama, dan banyak sekali kebermanfaatan yang kalau dihitung, rasanya aku belum sebermanfaat itu. 
Ya Allah, anugerahkan kepada kami waktu, kekuatan, keimanan, dan ketakwaan agar kami bisa menjadi hamba yang bermanfaat.
©kurniawangunadi
414 notes · View notes
aisyaasgp · 6 years
Text
Nasehat Diri: Kegigihan
Kita dapati betapa banyak orang-orang di luar sana memiliki kegigihan, ketangguhan, ketabahan, dan ambisi yang amat menakjubkan. Banyak juga di antara mereka adalah orang-orang yang benci kepada Islam.
Golda Meir, Perdana Menteri keempat Israel, ia berkisah bahwa dalam salah satu fase hidupnya, ia pernah bekerja selama 16 jam setiap harinya. Meir melakukannya demi memperjuangkan prinsip-prisnip dan pola pikirnya yang padahal bertentangan dengan Islam.
Hingga ia berhasil menjadi salah satu dari ke-24 deklarator berdirinya negara Israel. Kemudian menjadi dalang terbakarnya Masjid Al-Aqsha pada 1969. 
Terbakarlah kiblat pertama umat Islam. Mimbar Shalahuddin Al-Ayyubi tak sempat diselamatkan. Hangus bersama kobaran api yang melahap Masjid Umar, mihrab Zakariya, Maqam Arbain, tiga koridor masjid, dan kubah kayu dalam masjid.
Bahkan, kegigihan orang-orang yang tidak senang kepada Islam telah ada sejak masa Rasulullah ﷺ. Walid bin Mughirah, Umayyah bin Khallaf, juga Al-‘Ash bin Wa’il sampai rela membelanjakan harta mereka untuk menghalangi tersebarnya Islam.
“Mereka akan menafkahkan harta itu, namun perbuatannya itu kelak menjadi sesalan bagi mereka dan mereka akan dikalahkan (QS. Al-Anfal [8]: 36)
Hey, ketika mereka gigih melawan Islam, kenapa kita masih saja banyak terdiam? Lama lelap dalam tidur, terlena bersama hiburan, atau lalai oleh kesenangan.
Sangat kurang pantas jika kita sedikit-sedikit berkeluh-kesah menyalahkan diskriminasi, konsipirasi, atau sejenisnya sebagai dalang kemunduran Islam.
Ayolah. Bela Islam dari hal-hal yang paling mungkin kita jangkau. Kita lawan itu semua dengan menunjukkan bahwa Islam itu luhur dan berkualitas.
Jika orang-orang tertidur semalaman, cukupilah dirimu dengan terbangun di sepertiga malam. Jika orang-orang mengerjakan tugas atau pekerjaan sampai sepekan, cukupilah dirimu untuk selesai lebih cepat. Karena jika bisa cepat berkualitas, kenapa harus mengulur-ulur waktu?  Kondisi dunia saat ini adalah kenyataan bahwa tantangan Islam begitu besar.
Kau tak perlu muluk-muluk menyampaikan keindahan Islam kepada semua orang yang masih saja salah paham atau bahkan membenci Islam. Cukup sampaikan akhlak Islam dan kualitas kau sebagai seorang yang dididik oleh Islam.
337 notes · View notes
aisyaasgp · 6 years
Text
Ini. Noted bgt sih
Am I Left Behind?
Ada sebuah penyakit, saya tidak tahu nama resminya. Tapi kita namakan saja “Sindrom Ketinggalan Balapan”.
Indikasinya begini:
• Kamu sedang belajar atau meniti karir, tapi have no idea kamu mau jadi seperti apa di ujungnya nanti.
• Kamu ngeliat figur-figur hebat di bidang kamu. Di satu sisi kamu jadi bersemangat, di sisi lain kamu jadi overwhelmed karena ngerasa banyak banget hal yang mesti kamu pelajari untuk berada pada posisi seperti mereka.
• Efek lainnya juga, mungkin kamu jadi ngerasa ketinggalan, atau bahkan ngerasa udah salah jalan selama ini.
• Lalu kamu ngerasa tahun-tahun yang sudah kamu lalui kamu habiskan begitu saja, agak sia-sia. Kesal dan menyesal rasanya.
• Terlebih, kalau figur yang kamu lihat adalah teman sebaya kamu. Ada yang udah sampai di sana, ada yang udah jadi ini, ada yang sudah menghasilkan itu. Rasanya pengen mencet tombol restart hidup–andai saja ada.
Apa yang mesti dipikirkan-dilakukan dalam kondisi begitu?
Penanganan pertama: “Ingat, hakikat yang paling hakiki tentang hidup, bahwa kita semua akan mati, lalu semua cita-cita, pencapaian, karir–betapapun cemerlangnya, akan berakhir. Tutup buku. Apa yang penting adalah amal yang kita niatkan, persembahkan, untuk Sang Pencipta.
Penganan kedua: “Ingat, semua orang berproses. Semua yang ada di puncak pernah mendaki dari bawah. Jika kita masih di bawah, santai aja. Panik tidak akan membuat kita tiba-tiba berada di puncak. Tenang. Terus bejalan, selangkah demi selangkah. Lakukan sekecil apapun upaya kamu untuk menjadi versi lebih baik dari diri kamu, setiap hari, setiap waktu.”
Penanganan ketiga: “Ingat, hidup bukan balapan. Yang lebih dahulu menjadi hebat tidak membuatnya superior secara permanen dibanding kita; suatu saat kita bisa melampauinya. Terlebih, yang di mata kita sudah hebat, barangkali payah dan berantakan dalam sekian aspek–yang mungkin kita baik di sana. Kasih sayang keluarga, pertemanan yang berkualitas, ibadah yang khusyu’–banyak sekali hal yang matters dalam hidup yang tidak perlu syarat untuk memilikinya.
Oke, sementara segitu dulu.
Tarik nafaaas, hembuskan. Ayo kita jalan lagi, selangkah demi selangkah.
It does not matter how slowly you go as long as you do not stop.
Confucius
Bismillah.
4K notes · View notes
aisyaasgp · 6 years
Text
Menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia.
Kecantikanmu itu berbeda. Aku melihatnya setiap hari dengan mata kepalaku. Cantikmu itu mengalir dalam sifat, seperti ketaatan, keikhlasan, kesabaran, dan hal-hal yang membuatku merasa tentram.
Aku sengaja menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia. Sebab, dunia kita adalah dunia yang kita bangun dengan kepercayaan bahwa yang kita lihat dengan mata ini adalah fana. Semuanya akan berakhir, cantik akan menua, kekayaan takkan dibawa mati, dan hal-hal lain yang akan berakhir.
Aku menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia, biar orang melihat dan merasakan kecantikanmu dari akhlakmu. Bukan dari hasil riasan berjam-jam dan baju kekinian yang kemudian kamu pajang di halaman media sosialmu. Orang akan mengenalmu dari kebaikan budi, kebermanfaatan, peran, pemikiran, kecerdasan, sumbangsihmu pada umat, dan hal-hal lain yang jauh lebih bermakna dari pakaian dan riasan.
Aku akan menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia. Agar kamu bisa menjadi dunia yang terbaik bagi anak-anak kecil yang lahir di rumah tangga kita. Menjadi dunia yang layak untuk tumbuh besar mereka. Dunia yang akan mengajarkan mereka dan membuat mereka tumbuh menjadi manusia yang lebih baik.
Biar dunia kita ini sunyi, sepi.
Kita tidak harus dikenal banyak orang untuk bisa menjadi lebih bermanfaat, untuk memiliki nilai lebih sebagai manusia. Kita hanya perlu menjadi orang baik, berbuat baik, membantu banyak orang, berkata-kata yang baik, lemah lembut terhadap semua makhluk, bekerja dengan ikhlas, berbakti kepada orang tua, berbuat baik pada tetangga, menyanyangi anak-anak, dan semua kebaikan lain yang bisa kita lakukan tanpa harus berdandan terlebih dahulu, tanpa harus memiliki kuota internet untuk memuatnya dalam live video.
Kita tidak perlu mencatatnya, dua malaikat kecil di sisi kita sudah melakukannya untuk kita. Setiap hari, tanpa lelah.
Untuk itu, izinkan aku untuk menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia, istriku :)
Yogyakarta, 7 November 2017 | ©kurniawangunadi
3K notes · View notes
aisyaasgp · 6 years
Text
Harapan tertinggi itu adalah doa. Puncaknya adalah keikhlasan—dalam menerima apapun yang diberikan-Nya.
901 notes · View notes
aisyaasgp · 6 years
Text
Ha ini
Jika kamu tidak bisa menambah kebaikan atau—bahkan—keimanan seseorang dengan postinganmu, hendaknya jangan membuat mereka membuang-buang waktu dengan postinganmu itu.
Jangan posting hal-hal tak berguna yang membuat orang lain membuang waktunya.
579 notes · View notes
aisyaasgp · 6 years
Quote
“Do it or don’t. It’s amazing how many things in life are that easy.” — Henry Rollins Sekedar mengambil hikmah, Colombus disebut penemu Amerika, karena ia memang berniat melakukan penjelajahan dan ia benar-benar melakukannya. Itu yang membedakan dia dengan penjelajah lain yang hanya bermain-main di laut eropa. Ibnu Firnas disebut sebagai penerbang pertama di muka bumi, karena ia bertekad melakukannya, dan benar-benar melakukannya. Tidak seperti ahli-ahli lain yang hanya berteori dan menghitung kira-kira di kertas penuh angka. Shalahuddin disebut pembebas Al Aqsha, padahal tadinya ia takut pada darah dan kilat pedang. Namun ia tetap bertekad dan benar, ia berani melakukannya. Tidak seperti raja-raja lain yang bermain kata dan janji belaka. Kuncinya satu; lakukan atau tidak lakukan. Sungguh ajaib sebenarnya, banyak hal di dunia ini yang kamu kira sulit, padahal dengan memberanikan diri melakukannya, kamu akan menjadi yang pertama.
@edgarhamas (via edgarhamas)
184 notes · View notes
aisyaasgp · 6 years
Text
Bagi yang mengaku beriman, perkara hidup itu mudah saja. Senang dilalui dengan syukur. Susah dilalui dengan sabar. Bagian yang sulit adalah menjadi beriman.
— Taufik Aulia
825 notes · View notes
aisyaasgp · 6 years
Text
Lelahnya akan hilang, tapi kebaikannya akan kekal. Insyaallah.
Semangat ya:))
1 note · View note
aisyaasgp · 7 years
Note
Bismillah Untuk kak Huda, yang sibuk dengan kuliah di Kedokteran. Memiliki tanggung jawab mengulang hafalan Qur'an dan belum lagi serentet amanah dari organisasi. Bisa dibagi kak, cara Kak Huda memanagement waktu untuk Hafalan, kuliah, dan amanah di organisasi agar maximal. Terimakasih 🙏
sebelum menjawab pertanyaan ini, sebenarnya saya harus beristighfar banyak-banyak, karena sesungguhnya saya juga masih belajar buat membagi waktu. Tapi insyaAllah saya bagikan nasehat teman-teman yang selama ini sering saya dapatkan :”)Inti dari membagi waktu itu sebenarnya menempatkan segalanya pada porsinya. Misalnya kalau waktu kuliah, ya dipakai buat kuliah. Jangan dipakai buat ngurus organisasi, atau malah main sendiri. Kalau waktu rapat di sore hari misal, ya benar-benar dipakai di organisasi. Rapatnya beneran, kerjaannya diselesaikan. Jangan malah rapatnya disambi belajar. Karena ujung-ujungnya kalau rakus malah nda dapat dua duanya.Intinya yang pertama itu.
Yang kedua, dahulukan hak Allah dan menebar kemanfaatan. Kalau misalnya ada ujian, ya paginya disempatin buat baca Quran dulu. Kalau misalnya besok ujian dan ternyata ada amanah di organisasi yang memang harus diselesaikan, ya amanahnya diselesaikan dulu. Kalau kata mas-mas hits di kampus saya, saat kita melakukan hal yang ndak dilakukan orang lain, insyaAllah Allah akan memberi apa yang ndak diberikan ke orang lain. Oke maaf gak nyambung ya.
Intinya sih kerjakan sesuatu sesuai waktunya, dan kalau memang tabrakan dahulukan HakNya dan yang bersangkutan dengan hak-hak orang lain.
CMIIW
dan nulis ini saya harus banyak-banyak istighfar, mohon doanya perkataan saya di atas kelak menjadi hujjah bagi saya, bukan atas sayaliy walaisa ‘alaiy  :”)
8 notes · View notes
aisyaasgp · 7 years
Quote
Mungkin ada berbagai macam hal yang tampak terasa begitu sulit, namun bukan berarti itu tidak bisa
Banyak sekali akhirnya kesempatan dan momentum yang hilang, mimpi-mimpi dan kebaikan-kebaikan yang tertahan, hingga akhirnya itu semua  hanya bermuara di kubangan wacana. 
Sebabnya seringkali sama, ada bagian diri yang selalu mengatakan tidak bisa. Padahal pun belum mengikhtiarkannya? Maka selamatkanlah kamu dari dirimu.
(via creativemuslim)
360 notes · View notes
aisyaasgp · 7 years
Photo
Tumblr media
But Allah is your protector, and He is the best of helpers, - (QS. Ali Imran : 150)
Karena memang seharusnya begitu. Begitu faham akan makna ayat ini, seharusnya sudah tak ada lagi kekhawatiran dalam diri.
Sebaik baik penjagaan, adalah penjagaannya Allaah. Sebaik baik perlindungan, adalah perlindungannya Allaah. Oleh sebab itu, telah kutitipkan semua yang kucintai di dunia ini pada Allaah. Karena bersama Allaah, aku yakin mereka yang kucintai akan berada dalam penjagaan yang sebaik baiknya ☺
3 notes · View notes
aisyaasgp · 7 years
Text
Yang TER-SISA
Jika engkau tidak bisa membaca dan menghafal Al-Qur'an karena sibuk. Maka jadikan Al-Qur'an sebelum kamu memulai kesibukan, awali kesibukan dengan membaca dan menghafalnya.
Jangan jadikan al-Qur'an pada akhir-akhir waktu sibukmu. Karena saat itu yang tersisa pada dirimu hanyalah ampas tenaga. Sehingga kamu akan jenuh serta malas untuk membacanya disebabkan dirimu yang merasa lelah.
Tapi berikan untuk Al-Qur'an itu di awal sebelum kamu memulai kebaikan dimana saat itu kamu memiliki tenaga serta fikiran yang fresh.
Jika itu yang kamu lakukan, insya Allah waktu-waktu sibukmu akan menjadi lebih berkah dan mulailah aktivitasmu dengan melakukan kebaikan.
Dengan demikian sesibuk apapun kamu akan tetap bisa menghafal 1 - 2 ayat saja tidaklah mengapa. Sedikit itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Bagaimana? Tertarik untuk mencobanya?
Selamat mencoba hati-hati yang dirindu Al-Qur'an..
Catatan || © Ibn Syams
697 notes · View notes
aisyaasgp · 7 years
Text
amal yaumi
Dulu saya membuat draft Timur dan Barat dengan rasa galau. Saya adalah orang yang selalu menggunakan rasio dalam menilai sesuatu. Nggak mudah bagi saya buat nerima premis:
“Kamu galau karena kurang ibadah“
“Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel karena ibadahnya kuat”
Bagi saya, ada missing link yang harus dijelaskan untuk benar-benar bisa menerima premis di atas. 
dalam otak saya, justeru yang terekam adalah:
Saya galau karena problem saya. 
Muhammad Al Fatih menang karena dia memang cerdik dan serius.
*
segala missing link itu Alhamdulillah mulai terjawab ketika saya mengenal buku-buku syaikh Ash Shallabi. Ada tiga buku beliau yang pernah saya baca. Pertama, Fiqih Tamkin. Kedua, Iman kepada Qadar. Ketiga, Biografi Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz.
Menariknya, dalam ketiga buku ini, meskipun topik bahasannya beda-beda, saya menangkap pemikiran syaikh Ash Shallabi bahwa Allah menetapkan sebuah sunnatullah yaitu manusia harus mau berikhtiar untuk mencapai apa yang dia inginkan.
Dalam fiqih Tamkin, beliau menjelaskan bahwa ada dua sebab kemenangan ummat. Yaitu sebab-sebab maknawi (penguatan ruhiyah) dan sebab-sebab material (penguatan kompetensi dalam pengelolaan sumber daya). Dari sini, saya belajar melengkapi missing link di otak saya.
Saya dulunya yang (mungkin salah) mencerna sehingga beranggapan bahwa amal yaumi adalah semacam senjata pamungkas (dalam artian apapun problem kamu, asalkan amal yauminya kuat, akan terselesaikan). Tapi setelah membaca segala penjelasan syaikh Ash Shallabi, amal yaumi adalah pondasi. Setelahnya, masih banyak hal yang harus kita ikhtiarkan untuk menjadi ummat yang shalih dan produktif.
Mungkin banyak yang bilang:
“Lealah, yo lawas mbak”
Tapi really, untuk orang yang otaknya secara default tercetak if then else kayak saya, hal demikian sangat sulit dipahami. Saya awalnya mikir, bagaimana ibadah bisa ngebuat Al Fatih menang? Kalo Al Fatih nggak faham strategi perang, pasukan ottoman bakal hancur di hadapan tembok Konstantinopel.
ada juga sih yang ngingetin saya:
“Kemampuan manusia terbatas, nggak semua bisa dinalar”
Saya percaya bahwa Allah Maha Berkehendak. Yang andaikata Allah berkehendak memindahkan saya dari Surabaya ke New York dalam satu detik, nggak ada yang sulit. “Kun”, “Fayakun”.
Tapi dengan melihat ada banyak temen yang bilang:
“Gue udah ibadah total banget tapi apa yang gue pengen kok tetep nggak kesampaian. Apa Allah nggak ngejawab doaku?”
rasanya jawabannya nggak cukup dengan prasangka
“mungkin ibadahmu kurang ikhlas”
atau dengan sekedar menjawab
“kamu harus lebih sabar“
dan setelah dicari jawabannya…..
Allah menetapkan sunnatullah bahwa untuk mencapai kesuksesan, kita harus berikhtiar. Syaikh Ash Shallabi menjelaskan dengan gamblang tentang hikmah adanya ikhtiar dalam buku Iman kepada Qadar.
Lantas apa hubungan amal yaumi (penguatan ruhiyah) dengan keberhasilan seseorang? Amal yaumi akan membuat kita senantiasa mengingat Allah serta mengingat akhirat. Secara tidak langsung, amal yaumi adalah karunia yang diberikan oleh Allah kepada kita untuk menjaga langkah kita agar selalu lurus sehingga kita selamat ketika di akhirat kelak.
Maka jika kita sudah berusaha keras untuk mencapai sesuatu padahal sudah berdoa, jangan sampai kita lantas marah kepada Allah. Teruskan doa, teruskan ikhtiar. Kalaupun setelah ikhtiar sekian lama ternyata takdir sudah diketok dengan kata “Tidak”, insya Allah dalam ikhtiar-ikhtiar kita ada pelajaran-pelajaran yang membentuk kepribadian kita menjadi lebih baik dan lebih kuat bila kita mau berbaik sangka, merenung dan belajar.
Tidak ada yang sia-sia dalam ikhtiar menuju kebaikan, sekalipun ikhtiar tersebut tidak berhasil.
Contoh orang shalih dengan ruhiyah yang kuat dan kompetensi sangat mumpuni adalah Umar bin Abdul ‘Aziz. Muhammad Al fatih juga masuk kriteria ini. Tapi saya masih kurang literatur tentang kebijakan-kebijakan politik Sultan Muhammad Al Fatih sementara kisah yang dijabarkan oleh Syaikh Ash Shallabi dalam biografi Umar bin Abdul ‘Aziz memberikan gambaran yang lebih lengkap bahwa ‘Umar yang mampu membawa daulah islam menuju kejayaan hanya dalam jangka waktu dua tahun bukanlah pribadi yang instan dibentuk dengan amal yaumi saja.
Beliau lahir dari keluarga politik, pernah menjadi gubernur dan mengambil peran sebagai oposisi khalifah, pernah salah menghukum seseorang hingga membuat beliau menyesal dan mengundurkan diri dari posisi gubernur, dan pernah menjadi penasihat Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Dilihat dari track record nya saja kita bisa menyimpulkan bahwa beliau sangat kompeten menjadi khalifah. Ditambah dengan reputasi beliau sebagai ulama.
Kita mungkin lebih mengenal ‘Umar sebagai Khalifah. Namun syaikh Ash Shallabi juga menyebutkan bahwa Umar sangat kompeten untuk berijtihad. Dari sini, kita tentunya bisa membayangkan bagaimana pemahaman ‘Umar terhadap Al Qur’an dan Hadits. Tentunya hal ini juga bukan sesuatu yang instan.
Dulu, saya pernah berpikir untuk mengurangi kadar amal yaumi dengan asumsi saya akan mempelajari kompetensi profesi saya dengan baik dan diniatkan untuk ibadah. Tapi dari waktu ke waktu, saya membuktikan bahwa pikiran saya salah. Amal yaumi itu seperti sumber tenaga yang ketika kita nggak melakukannya sama sekali, jalan kita akan terpincang-pincang. Bisa jadi kita akan lupa tujuan jika silaunya dunia mulai menggoda.
Bagaimanapun, kita perlu memperkuat interaksi kita dengan Allah lewat amal-amal yaumi kita. Umar bin ‘Abdul Aziz berinteraksi dengan Al Qur’an dengan cara yang amat baik. Beliau senantiasa membaca dan menghayati makna ayat-ayat yang beliau baca. Malam-malam beliau dihabiskan dengan tahajud. Akhlak beliau Qur’ani.
Maka benarlah seperti yang disampaikan syaikh Ash Shallabi bahwa sebab maknawi dan sebab materi dalam ikhtiar menggapai kemenangan harus berjalan beriringan.
*
PS:
daritadi ngomongin amal yaumi, sebenarnya apa sih amal yaumi itu? Amal yaumi adalah kegiatan sehari-hari untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Di antaranya:
1) Shalat sunnah
2) Membaca Al Qur’an 
3) Menghadiri majelis ilmu
4) Bersedekah
5) Dzikir
Kadarnya bisa kita atur masing-masing sesuai kemampuan. Tapi usahakan istiqomah dan meningkat dari waktu ke waktu.
dari bukunya Syaikh Qardhawi “Bagaimana berinteraksi dengan Al Qur’an”, gue dapet insight bahwa kita semestinya meningkatkan interaksi dengan Al Qur’an yang nggak sekedar tilawah tapi juga berusaha memahami maknanya. Syaikh As Sudais membaca ayat:
“Yauma naquulu li jahannama halimtala’ti wa taquulu hal min maziid”
dalam surat Qaaf, di ulang tiga kali sambil sesenggukan. Meanwhile gue, baca ayat apapun tetap dengan flat karena nggak ngerti artinya. Bikin prihatin :(
Satu lagi amal yaumi yang tak boleh kita lupa yaitu menghadiri majelis ilmu atau minimal baca buku untuk menambah wawasan kita tentang Islam. Sebab jika kita tidak istiqomah mengupgrade pamahaman, akan sulit bagi kita untuk memelihara diri kita untuk tetap di jalan yang lurus ketika cobaan datang bertubi-tubi.
Jika hati galau, bacalah Al Qur’an dan segera selesaikan sumber kegalauanmu :)
Jangan jadikan Al Qur’an sebagai tempat lari dari masalah tapi jadikan Al Qur’an sebagai bekal untuk menyelesaikan masalah yang kita punya.
345 notes · View notes
aisyaasgp · 7 years
Text
IFEST 2017 : Menempatkan Pemuda di Jantung Peradaban (1)
Pemateri : Rangga Almahendra, penulis buku "99 Cahaya di Langit Eropa"
Dulu, Islam lebih dulu masuk ke Eropa sebelum ke Indonesia. Saat itu, Islam sedang bersinar. Di Cordoba, ada universitas tertua. Di Mesir, ada Al Azhar University yang juga merupakan universitas tertua. Nah pada masa-masa kegemilangan Islam itu, ada orang yang ingin menjatuhkan Islam, udah nyoba berbagai cara, dia berkesimpulan: Islam nggak bisa diruntuhkan pake senjata. Kalau mau ngalahin Islam, jauhkan Muslim dari Al Quran dan Sunnah.
Nah, kalo dilihat-lihat, jaman sekarang tu udah tersebar Islamophobia; dimana umat Muslim dihasut untuk nggak bangga sama Islam. Sebagai Muslim, ada dua hal yang harus kita jaga: Iman dan amal shaalih. Iman harus terpancar dari kita, kayak matahari. Amal shaalih sebagai bulan yang memantulkan cahaya keimanan.
Peradaban Islam itu bisa dibangun lewat dakwah. Sebagai contoh: Ahmad Dahlan. Beliau membangun perdaban dengan mendirikan berbagai sekolah, rumah sakit, dsb. Nah, jaman sekarang, kita bisa membangun peradaban lewat media.
Kita semua tuh harus berhijad. Yang namanya jihad tu, ngga harus pake senjata. Kalo kalian suka menulis, maka menulislah untuk mengajak kebaikan. Kalo suka menyanyi, kembangkan, ajaklah orang-orang untuk berkebaikan lewat nyanyian. Intinnya : kamu punya potensi apa, maka jadilah bermanfaat dengan apa yang kamu bisa. Sebarkan keindahan Islam dengan apa yang kamu bisa.
2 notes · View notes