aksara-kata
aksara-kata
firdaus muhammad
18 posts
seperti halnya aksara yang hidup dalam memoar indah.
Don't wanna be here? Send us removal request.
aksara-kata · 5 years ago
Text
Sampai jumpa
Aku pulang
Pada ranah tua tak bertuan
Pada dinding bersimetris
Pada negri nan jauh disana
Tak lepas kagum pada
Kau termaktub mempesona
Mencintaimu haruslah menjelma
Menyelamimu pun aku tak kuasa
Aku melihatmu
Tersedu di pelupuk matamu
Bersenandung nada dan harsa
Bukanlah sekedar kata
Tapi rasa yang termaktub dalam jumawa
Aku pergi
Pergi dengan asa
Asa yang kemudian mempertemukanku
Pada sebuah titik heksagonal
Titik yang sudah termaktub itu
Titik kerinduan, titik lelah, dan titik temu,
Sampai jumpa di lain waktu
Kamu.
5 notes · View notes
aksara-kata · 5 years ago
Text
Hegemoni kecil
Mengingat memoar tua itu
Termakan oleh garis waktu
Akan harsa setiap gugusan awan
Dan rahsa pada kesunyian malam
Ini tentang si perasa
Yang ingin berucap perasaan
Dalam bait kuatrain nan elok
Menandai sebuah hikayat tua
Tentang tanah tak bertuan
Tentang hujan yang lesu
Tentang hegemoni kecil
Tentang irama tanpa suara
Tentang aku, kamu dan kita.
2 notes · View notes
aksara-kata · 5 years ago
Text
Selarik pelangi
Pernah aku dijemput malam nan sunyi
Tidurku tak sempat mencatat indurasmi
Sementara nalarku tak mengenal siapa lagi
Siapa pemilik diri
Pemilik atma yang nestapa ini
Daksaku gelabah dalam jeruji
Dalam derai buana sedari
Aku adalah arunika yang arumi
Merapah menuju penghujung negeri
Merangkai waktu yang kian pergi
Merantai widya pada kesekian kali
Pada rintik sendu kian menanti
Agar sebelum senja melipat hari
Dapat ku lukiskan selarik pelangi
Di sudut hatimu yang paling sepi.
12 notes · View notes
aksara-kata · 5 years ago
Text
Bianglala
Baskara tak lagi baswara
Bianglala tak lagi berwarna
Atma ini nestapa
Nirwana memang nirmala
Aksa dari aksama
Arunika anantara anitya
Anila akala swastamita
5 notes · View notes
aksara-kata · 5 years ago
Text
Hujan
Hujan mewakili kita tentang rasanya jatuh
Tidak terlihat sakit, tapi penuh bekas
Bumi pun mewakili rasa di desak tak terbalas
Sesak dan akhirnya berhamburan lepas
Tak kuat menahan hujan
4 notes · View notes
aksara-kata · 5 years ago
Text
Bayang
Aku berdiri disini
Melihat mentari di dahannya hari
Tentang sapuan warna perbukitan
Dan rahsa akan sebuah angan
Aku ingin seperti hujan
Jatuh ke arah siapa saja
Tanpa harus mengenal siapapun
Aku bukanlah arunika
Yang menghiasi langit pagi
Pun juga embun yang menetes
Meniti daun daun kering dan pepohonan
Aku adalah aku
Yang bersemayam bersama bayangmu.
1 note · View note
aksara-kata · 5 years ago
Text
Presistensi
Sepasang jendela yang kalu sedang terbuka
Sering menampakan sapuan warna perbukitan
Ketika cahaya pertama matahari muncul
1 note · View note
aksara-kata · 5 years ago
Text
Derana
Aku sedang ingin sendiri
Adalah hiburan untuk setiap siapa yang mendengar
Sementara siksaan untuk yang benar benar menyatakan dan berakhir penyesalan
1 note · View note
aksara-kata · 5 years ago
Text
Panasea
Aku sepi dalam keramaian penuh sesak
Aku sesak dalam kesepiannya sendiri yang terus mengoyak
Jiwaku terjebak
Pada pesan-pesan yang tak pernah berbalasan
Pada perasaan-perasaan yang tak pernah beralasan
1 note · View note
aksara-kata · 5 years ago
Text
Titipan mimpi
Malam gelap
Langit senyap
Udara sembab
Cakrawala meratap
Hujan menangis sembab
Kepada bintang yang tak kenal pejam
Ku titipkan mimpi malam ku
Semoga menjadi kenyataan
1 note · View note
aksara-kata · 5 years ago
Text
Prosa tak berujung
Pernah aku dijemput malam
Tak seperti biasanya
Mimpiku tak sempat mencatat alamat
Sementara nalarku tak mengenal siapa
Pun diriku sendiri
Hanya sedikit yang tersisa
Pada bait kuatrain
Pada hegemoni kecil
Pada prosa yang tak berujung
Sampai ilalang pun tau nun jauh disana
Tentang hikayat dan cerita kita
Menandai jalan setapak ini
Bersamamu
4 notes · View notes
aksara-kata · 5 years ago
Text
Nestapa
Pernah aku dijemput malam
Tak seperti biasanya
Dia tidak bisa menyebut namaku
Tertatih, merangkak dan nestapa.
2 notes · View notes
aksara-kata · 5 years ago
Text
Surat kelabu
Bukankah surat ini ditulis
Ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
Menyentuh arah siapa saja,
Bukankah surat ini berkisah
Berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti gurun yang lelah
Dilepas embun dan cahaya
1 note · View note
aksara-kata · 5 years ago
Text
Nestapa
Pernah aku dijemput malam
Tak seperti biasanya
Dia tidak bisa menyebut namaku
Tertatih, merangkak dan nestapa.
1 note · View note
aksara-kata · 5 years ago
Text
Nestapa
Pernah aku dijemput malam
Tak seperti biasanya
Dia tidak bisa menyebut namaku
Tertatih, merangkak dan nestapa.
1 note · View note
aksara-kata · 5 years ago
Text
Aruminya syarifah
Pernah aku dijemput malam, untuk kesekian kalinya
Tanpa sapuan warna, tanpa indurasmi
Atmamu melintas dan selalu begitu
Bahkan termaktub sudah
Pada bait-bait kuatrain
Dan hegemini-hegemoni kecil
Pasalmu nabastala dan anindya nya syarifah
Pun arunika dan arumi nya syarifah
Kini rembulan mendekap wajahku juga kamu
Membiarkan anindita jingga
Menandai kisah dan semua hikayat ini
Tentang ku, tentang syarifah
Tentang rembulan yang tenggelam
Di pelupuk indahmu,
Syarifah.
1 note · View note
aksara-kata · 5 years ago
Text
Arumi juga arunika
Ancala nestapa nan sirna
Harapku tak seperti biasanya
Kabarkan kepadaku
Tentang sapuan warna perbukitan
Pasal anindita raya nan jauh disana
Nalarku pun begitu
Tak mengenal siapa
Hanya pada hegemoni-hegemoni kecil
Dan pada swastamita
Yang kehilangan langitnya,
Arumi juga arunika
1 note · View note