alhasbingil
alhasbingil
jogosartu
2K posts
mempertanggungjawabkan kegilaannya!
Don't wanna be here? Send us removal request.
alhasbingil · 5 years ago
Text
Tentang semangat, antara kecemasan serta mimpi, dan cemburu
Aku masih ingat betul bagaimana rasanya cemburu (dalam makna global). Sangat tidak menyenangkan, sangat mengganggu, dan bisa mengacaukan hidup (manusiawi). Hingga saat ini, tidak dipungkiri, saya masih sering merasa cemburu.
Solo.
Menyoal rasa dan perasaan, mungkin masa pubertas tidak akan indah tanpa cemburu. Aku menganggapnya sebagai suatu hal yang bisa dimaklumi. Misalkan, kamu jatuh cinta dengan seseorang kemudian ada orang ketiga yang dirasa mengganggu "rasa sukamu". Wajar dan pubertas adalah masanya, aku mengalami hal itu. Ibarat pepatah, cinta tanpa cemburu rasanya hambar, hal kecil sekalipun. Akan tetapi cemburu nyatanya tidak hanya tentang cinta. Itulah yang terjadi dan masih sering ku rasakan sampai saat ini.
Saya seorang pencemburu tetapi bukan seorang bucin (acronym slang: budak cinta). Saya cemburu bukan pada orang lain, tetapi pada kekasihku sendiri, terkait lingkungan dan lucky life. Saya tahu tulisan ini akan sangat pragmatis dengan ke-aku-an yang tinggi, tetapi semoga bisa diambil positifnya.
Singkatnya saat itu kelas 12 dan menyongsong bangku perkuliahan. Dia dari SMA ternama di Surakarta sedang saya ada di SMA swasta biasa. Dari hal itu sudah nampak jelas bagaimana perbedaan lingkungan akademik kami, sangat mendukung dan biasa saja. Di situ awal kecemburuan saya (cemburu positif, mungkin) dimana saya merasa tidak mendapatkan iklim dan situasi yang mendukung.
Kemudian, kami mendaftar satu kampus yang sama di Jogja lewat jalur SNMPTN Undangan (saat itu namanya gitu, sekarang entah namanya apa). Saya mendapati kenyataan kontradiktif, anda harus senang dan bersyukur karena kekasihmu berhasil lolos dan saya sendiri tidak berhasil menaklukkan UGM. Untuk pertama kalinya saya menangis di hadapan wanita yang bukan ibu saya. Kekasihku pun merasakan hal yang sama dan hanya bisa menenangkanku karena sadar kami tidak bisa apa-apa. Saat itu saya merasakan sedih, kecewa, menyesal, dan cemburu.
Dibalik rasa cemburu itu ada satu penenangan yang membuat saya cepat untuk bangkit. Saya merasa didukung sepenuhnya dan diberi semangat untuk mencari sekolah di Jogja (saat itu UGM hanya menerima SNMPTN Undangan dan Tulis). Menyemangati diri untuk kali kedua mencoba SNMPTN Tulis meskipun hasilnya nyaris dan itu menjadi kala dimana saya merasa jatuh (kedua kalinya). Dibangkitkan lagi, didukung kembali, disemangatkan kembali bahwa masih ada beberapa kampus di Jogja yang bisa dicoba. Kali ketiga dan keempat hampir bersamaan, UNY dan UIN, saya mendapati dua pilihan antara Sastra Inggris atau Ilmu Komunikasi. Menghadapi pilihan itu saya sangat kacau, hingga akhirnya kekasih memberikan masukan, sangat sepele tetapi tidak terfikirkan di kepala saya, yaitu melihat hasil tes psikologi untuk peminatan jurusan. Saya merasa sangat terbantu dan akhirnya memilih Ilmu Komunikasi. Kebahagiaan lain adalah selama berproses saya mendapatkan semangat yang tidak bisa diganggu gugat karena tujuan kita dapat bertemu di satu kota tercapai.
Jogja.
Kecemburuan ini masih berlanjut. Kesenjangan lingkungan kami sangat kontras (UGM dan UIN, coba bayangkan saja). Kekasih mendapat beasiswa sedangkan saya mati-matian mencari namun hasilnya nihil. Setelah kutelusuri ternyata tempatku tidak lebih banyak penawaran beasiswa yang tersedia. Kemudian, penempatan KKN dimana saya mengupayakan untuk dilokasikan di luar jawa dan kekasih berhasil mewujudkan izin dan berupaya untuk mewujudkan KKN di luar jawa (Palapasang). Namun lagi-lagi situasi dan lingkungan saya tidak memungkinkan karena kampus masih membatasi.
Kami punya keinginan sama, yaitu selesai dan wisuda bersamaan. Itu menjadi semangat yang sangat besar untuk saya. Namun kenyataannya prosesku belajar harus sedikit lebih lama. Saya harus menempuh program magang sedangkan kekasih tidak. Cemburu lagi? Ya, saya cemburu dan mulai cemas kalau saja kami tidak bisa wisuda bersamaan. Saya mencoba bersikap dewasa dan menutupi kecemburuan itu. Akan tetapi hasilnya kacau. Dari program magang saya merasakan bagaimana rasanya bekerja. Saya tidak memungkiri bahwa hanya sekedar telpon dan chat sangat menghibur ditengah pressure, sangat membantu dalam mengembalikan semangat.
Cemburu ini masih berlanjut dikala ketakutanku mulai nampak perlahan. Tepatnya tugas akhir (TA) , skripsi. Saat itu saya masih awam dengan beragam model penelitian dan akhirnya muncul rasa ingin mendalami ragam penelitian. Saya harus melakukan penelitian lapangan sedangkan kekasihku cukup dengan desk-work. Artinya secara finansial dan waktu saya membutuhkan lebih banyak hal daripadanya. Benar saja, disaat saya selesai magang dan mulai ngebut proposal kekasihku sudah mulai analisis data. Saya menyadari kejenuhannya saat menyusun TA dan menyadari diri tidak bisa membantu apa-apa, sehingga satu-satunya cara adalah "tetap ada" meskipun tidak jarang emosinya menjadi suatu hal yang sangat menggangguku. Namun dibalik itu saya melihat dan merasakan dorongan spirit yang coba diberikan padaku. Bersamaan itu ada satu kejadian yang memantapkanku padanya dan perlahan mulai menerima apapun tentang kekasih.
Kami terus berproses meskipun saya pernah pada merasa ingin istirahat dari hubungan kami (di dalam hati saya akan kembali). Kenyataannya saya tidak bisa dan mulai menyadari bahwa saya sangat membutuhkannya, kami saling membutuhkan satu sama lain. Bahkan hanya sekedar "ada" dan alibi untuk makan malam bersama. Meskipun dinamikanya berubah-ubah tetapi kami, khususnya saya sendiri, selalu meluangkan waktu untuk ada dan saling memberi motivasi.
Saya sedikit kacau karena takut perihal "wisuda" ini tidak terwujud. Benar saja, tiba-tiba sidang dan Agustus 2016 adalah jadwal wisuda. Saya kacau sampai dibuat bimbang antara harus datang untuk ikut memberikan selebrasi atas sidangnya atau tidak. Untungnya rekan lama dari Solo memaksa dan mengingatkan tentang siapa kita. Ku beranikan diri untuk datang dan mencoba tersenyum meskipun dalam hati merasa sedih (di beberapa foto terlihat jelas, saya tak bisa menutupi kesedihan itu). Pasca itu saya hanya diam termenung beberapa hari sampai pada akhirnya kekasih mengajak "makan malam" untuk gelar barunya. Lagi-lagi saya dihadapkan dengan perasaan 4 tahun sebelum ini, antara senang serta bangga dan sedih karena saya belum selesai. Namun di situ bukan perayaan tetapi menjadi malam motivasi untuk kami berdua. Sekembalinya dari makan malam, saya merasa sangat bersemangat untuk segera lulus.
Tidak terasa Agustus datang dan tiba harinya wisuda. Saya datang tapi dengan hati yang kacau dan sangat sedih (kami gagal wisuda bersama). Saya sempat enggan menemuinya karena jelas di situ ada ibuk dan adik, saya malu. Tapi akhirnya memberanikan diri dengan menutupi sedihku. Ibarat langit dan bumi, kekasihku hari itu sangat cantik dan sempurna dengan kebaya biru langit (warna kesukaanku waktu kecil, SS Lazio) sedangkan aku saat itu adalah gondrong dekil pakaian compang-camping (menyesal saat itu aku habis beli baju dengan warna senada dengan kebayanya namun sedang dicuci, nying). Namun aku tersadar, itu hanyalah bonus dan hiburan untukku. Kekasihku dan ibu perlahan memberikan semangat untuk segera selesai, dengan penuh harapan aku merasa sangat senang dan bersemangat.
Akhirnya selang dua bulan setelahnya saya berhasil menyelesaikan TA. Saya sengaja untuk tidak memberikan kabar ke siapapun terkait sidang saya, bahkan orang sekelas tidak banyak yang tahu. Saya berencana mengajak kekasihku makan malam setelahnya, niatnya sureprise, namun tidak berhasil karena diam-diam kekasihku berhasil memata-matai agendaku. Tak apalah, setelah itu aku sangat bahagia karena akhirnya aku bisa selesai tidak lama setelah kekasih wisuda (melihat waktu yang bisa saja lebih lama). Setelahnya, tujuanku adalah mendapat jadwal wisuda terdekat dan kami bisa berswafoto bersama dengan samir masing-masing.
Ternyata wisudaku digelar Februari 2017, sangat dan terlalu lama (nov-feb), padahal dengan segera kuselesaikan semua urusan revisi 24jam. Bersamaan itu kekasih sedang sibuk-sibuknya mencari pekerjaan. Saya melihat betapa sibuk dan stressnya dia, pun aku juga harus segera mendapat pekerjaan, apapun. Sesekali saya menghibur dengan mengiyakan keluar, menemaninya berkunjung ke Jogja, dan membahagiakan diri dengan beragam kegiatan perbucinan. Yang pasti kuusahakan adalah diriku "selalu ada" meskipun tidak bisa sepenuhnya (kebetulan saya mulai mendapat pekerjaan freelance untuk dua perusahaan di Jogja). Sebisa mungkin kutemani dan kuajak bertemu, mencuri waktu.
Pada akhirnya saya kembali cemburu karena kekasih tidak bisa hadir di acara wisudaku karena sudah pindah ke Jakarta. Saya menyadari kekasihku galau dibuatnya karena kami terpisah jarak. Sedih, jengkel, marah, kesal, sangat cemburu. Semua emosi negatif muncul sampai aku merasa tidak perlu datang ke wisudaku sendiri (ini sebenarnya yang aku inginkan). Namun dibujuknya aku, diingatkanlah aku, dimotivasilah aku oleh kekasih bahwa orang tuaku juga ingin melihatku mengenakan toga lengkap dengan samirnya. Di situ aku tersadar, ternyata kekasihku juga sudah mulai memikirkan orang tuaku juga, maka mulai hilanglah semua keraguanku untuk memilihnya dan mulai memantapkan tekad untuk menerima apapun kondisinya. Saya hadir di wisuda namun tidak ada satupun foto untuk mengabadikan momen itu (saya tidak berminat untuk berfoto), hanya foto prosesi dan foto dengan orang tua yang kualitasnya sangat payah.
Jakarta.
Akhirnya saya menyusul ke Jakarta, sepekan setelah saya wisuda akhirnya sah bekerja di Jakarta. Memang sulit bagi kami untuk bertemu (jakpus-jaksel) karena waktu bekerja kami yang sama-sama tidak tahu waktu (parahan saya sih). Tapi tiap akhir pekan (ketika saya tidak ada lembur, karena event sering di weekend) kami menghabiskan akhir pekan bersama. Meskipun saya pas-pasan dan masih berupaya mencari pekerjaan yang lebih proper saya sangat menikmati kebahagiaan kecil itu. Tidak ada rasa cemburu kecuali hanya salah paham kecil yang menjadi pupuk saja. Ya, saya rindu Jakarta bersamanya. Sampai akhirnya kami harus berpisah jarak kembali. Saya diterima studi lanjut dan kekasih penempatan di Lampung, sebuah provinsi dimana aku ingin sesekali ke sana.
Semarang - Teluk Betung dan Pandemi.
Agustus 2017, jarak memisahkan kita. Tidak banyak, tetapi saya sslalu mengupayakan yang terbaik semampu saya. Situasi memaksa saya untuk mengulur upaya mencapai financial freedom mengingat SRG-TKG butuh biaya tak sedikit. Di pikiranku hanya menabung untuk berkunjung. Saya meluangkan diri untuk selalu ada meskipun via telpon, begitu pula sebaliknya. Namun tidak pada kekasih, dia sangat bisa untuk mengunjungiku tiap pekan, tapi tak kusarankan (sering ngeyelnya) karena ada hal yang lebih besar untuk diprioritaskan dengan biaya yang cukup mahal. Disitu rasa cemburu muncul kembali, karena aku tidak bisa melakukan hal yang sama.
Singkat cerita saya wisuda, November 2019, saya tidak lagi cemas karena kekasih bisa hadir. Kecemburuan wisuda masa lalu terbayar lunas. Di lain sisi saya cemas untuk mencari bagaimana mulai bekerja dan karir mulai dari nol. Saya merasa mulai kekurangan afeksi baik dari rumah maupun dari kekasih. Saya menyadari rumah memang tidak mengeti sedangkan kekasih jelas sibuk dengan pekerjaan, saya memaklumi itu. Namun tak jarang di waktu luang kekasih memberi masukan, saran, motivasi, namun kami mulai ada lag tentang apa yang harus dilakukan pasca lulus. Sebenarnya kami satu pemikiran namun dayaku yang tidak mencukupi (financial problem). Saya cemburu dengan karirnya sedangkan aku masih memulai kembali.
Kami bisa menengahi perbedaan pemikiran kami, sampai akhirnya Pandemi Covid-19 membuat dunia krisis dan banyak usaha goncang, hingga tidak ada rekrutmen di tiap perusahaan. Saya kacau, sangat kacau. Saya mulai kehilangan arah, stress seberat-beratnya, dan untuk pertama kalinya saya depresi luar biasa dalam hidup. Saya pun mulai merasakan kudang afeksi, perhatian, dan demotivated. Kekasih juga mulai lelah pastinya karena saya tak kunjung mengikatnya. Terlihat jelas dari sikap dan momentum yang ada. Pun saya merasakan hal itu juga.
Hingga karangan ini selesai dibuat, saya masih belum mendapat pekerjaan. Saya cemburu karena semangat yang dulu kuupayakan tidak kurasakan. Banyak teman yang justru mendapatkan semangat berlapis namun tidak dengan saya. Kekasih menjauh dan menutup diri, saya hanya bisa meraba dan menduga saja. Kemampuan saya saat ini hanya bisa berdoa yang terbaik sembari mengupayakan apa yang bisa diupayakan. Masalah ini global, bukan hanya saya saja yang terkena dampaknya. Semoga semua lekas membaik dan apa yang kurencanakan dapat terwujud.
Maaf, akhir tulisan ini sumbang, karena saya tidak mau mengambil kesimpulan terlalu cepat.
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Video
Someone asked me "What are you feeling today? You're okay?". Then I replied with this post. I tried my best to feed her appetite to keep her coming every night. So hard to keep her satisfied. https://www.instagram.com/p/CH4itwzJt5JzEgW3eS5WNkbuqGA1g-3KK1TtOE0/?igshid=81f28mwzho2u
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Text
Heavy Born Day
#sephiayesterday #suog
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Text
Tetap saja hitam hahaha
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Text
#sephiayesterday.
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Text
Fuckin birthday.
Wish you all the be(a)st!
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Text
Support syndrome.
October 31th, 2019
#sephiayesterday #graduation #paid
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Memory will only be memory. However, when it happened until now I can't express between having to be happy or sad. They are thin and God is almighty turning hearts, feelings, and everything. (at FISIP Universitas Diponegoro) https://www.instagram.com/p/CHA_9GXJ0rvOSVgtB78_imAMhcr8pJ2carnWpI0/?igshid=wvyakoo2dxi0
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Photo
Tumblr media
#throwback Latent functions of educational institutions are secondary functions of educational institutions, such as (1) reducing parental control, (2) teaching you to be critical, and (3) prolonging your adolescence and delaying adulthood. (at Tembalang, Kota Semarang) https://www.instagram.com/p/CHAVKEkJQSTnCquwrkfUH-M5fluJzL8Xtc92f00/?igshid=31dbrg2n986d
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Text
Tak seperti biasa, persinggahan kali ini terasa berbeda.
Tak seperti biasa, persinggahan kali ini berkabut air di mata. Rinduku tak kunjung sirna.
Tak seperti biasa, persinggahan kali ini terasa dewasa. Banyak harap muncul tak terbaca. Pastiku kumeminta do'a.
Tak seperti biasa, persinggahan kali ini penuh harap dan asa. Tak ada artinya drama. Langit masih mengintip surya. Pun ku berserah apa adanya.
Tak seperti biasa, tak biasanya.
TKG0914
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Text
https://www.instagram.com/p/CC4tlFupv52eYd5SHO8fF0mx4tHEYPUSu51lT80/?igshid=9b3h2nttfanb
0 notes
alhasbingil · 5 years ago
Text
Hari ini tepat, 5 tahun lalu, Jogja.
Kuputuskan untuk memulai lagi cerita yang sempat porak poranda. Cerita yang awalnya tulus dan jadi candu untuk siapapun yang melihat, yang pada akhirnya rubuh karena ucapmu saja. Aku mengiyai ucapmu, meskipun tertuduh.
Biarlah jadi cerita lampau, tujuanku hanya hari esok karena kemarin tidak akan bisa kutemui.
Drama tahun kelima.
Tak banyak rencana terlaksana, apalagi rencana indah. Ibarat anjing dan kucing, biarkan aku jadi anjingnya, yang satu menggonggong dan lainnya mengeong. Tak tahu apa maksudnya, hanya berdebat dan anjing harus mengalah.
Berubah, ya hidup kami berubah. Tak banyak kebaikan pun keburukan, tapi kumenilai lebih banyak keburukan.
Tulus tak seirama dengan tabula rasa. Aturan, paksaan, kuasa, kekang, kendali, tak bisa lagi diselaraskan. Hanya "aku" dan segala yang ada di bumi tidak ada artinya, pun aku. Teramat jelas terasa, beja sirna datang cilaka, tiada mutualisme jiwa.
Kujalani saja dengan doa "semoga mengerti", berharap kami tahu dan belajar. Hanya dua kemungkinan antara semakin menjadi atau semakin mengerti. Doa hanyalah doa, harapan hanyalah harapan. Benar saja, keduanya terjadi.
Semakin mengerti, Tuhan menunjukkan sedikit demi sedikit pada anjing yang gemar menggonggong. Anjing memahami semat yang disadari bahwa ia bukan apa-apa, saat ini pun tak ada kekayaan yang bisa dibanggakan. Mungkin kucing tak memahami semat, materilnya sudah berlebih untuk dihambur-hamburkan. Situasi ini sangat membedakan kucing dan anjing.
Tuhan memberkati anjing untuk memahami drajat dan menaruh semua hormat untuk apapun dan siapapun, termasuk kucing. Yang terlihat adalah anjing tak pernah menyerang balik tikaman kucing, hanya bertahan tidak melawan. Di situlah anjing lebih banyak memahami kucing. Apa yg dipelajari anjing, yang sangat kentara, sekali berbohong maka sulit untuk memaafkannya. Tak lagi suka menggonggong namun lebih mempertimbangkan kedepannya.
Benar saja, perlahan anjing tahu semuanya. Share the lie of life, life as a liar, hard to share the love. Semakin dewasa bukan semakin matang, namun semakin menjadi. Anjing pun punya rasa, awalnya dirasa si kucing mulai mengerti apa yg dulunya dimasalahkan, ternyata tidak justru semakin menjadikan kucing lebih di atas, padahal anjing tak mempermasalahkan atas bawah. Pun pantas anjing sangat kecewa. Semat dan drajat hanya menjadi cilaka baginya.
Hari demi hari, semakin menjadi
Karanganyar - Patutkah anjing kecewa? Ketika anjing sedang memperjuangkan masa depannya, mempertaruhkan masa depan, dideru jarak, dan rindu hanya dicampakkan. Kabar pun tiada. Disaat jarak mereka bukan lagi kendala, kucing lebih memilih melepas rindu dengan entah siapa. Kusabdakan mas sat alias bang sat.
Harapan anjing untuk melepas rindu tetiba sirna setelah ditemuinya kebohongan lagi. Mungkin yg ada dipikiran kucing tentang "aku tak kemana-kemana" bisa dijadikan alasan bagi anjing untuk luluh. Nyatanya sekalilagi Tuhan memberkati anjing untuk tahu. Terlebih banyak ide, rencana, diberikan kucing untuk ke tempat yg akhirnya dipakai untuk melepas rindu dengan bang sat. Malapetaka untuk anjing, sahabat kucing tahu dan seolah menutup anjing untuk tahu. Anjing ya memang anjing, dia bisa lebih anjing daripada bangsat sekalipun. Hancur anjing merasa dibohongi.
Lampung - Kiranya jarak jadi kesempatan untuk membohongi anjing? Sayangnya tidak. Sekali lagi, kamu hanya kucing, anjing tetaplah anjing. Luka kemarin belum selesai sudah kembali lagi. Mungkin dipikir kucing "aku tak punya siapa-siapa" dapat mengelabui? Ya, kali ini anjing kehilangan rasio jiwanya. Nyatanya anjing harus berjalan di zona bahaya untuk bertahan hidup, sedikit berharap diperhatikan, walaupun sekedar basa-basi, namun tidak terjadi. Kembali lagi mas sat dengan ketampanannya, dengan semat dan drajat yang lebih mujur dari anjing. Apa yang dilakukan kucing? Bak opera sabun, sangat mudah ditebak, "hi, gimana keadaan id timur? Sekitarmu aman? Berapa korban?", dan akankah terus berlanjut? Anjing harus menepi untuk turut menyelesaikan ini. Karena jarak tak mungkin menyelesaikan semuanya via gawai.
Semarang - Belum selesai semuanya, drama kembali. Memang hidup adalah panggung, tapi anjing tak sudi untuk bersandiwara. Harapannya sudah mengkret, tidak muluk-muluk, terlampau sederhana. Tapi kucing lupa, entah melupa atau sengaja dilupakan, sebatas jujur dan terbuka. Nyatanya drajat menyekat mereka untuk bercengkrama, ibarat majikan dengan babu, menanyakan kabar pun anjinv harus menunggu sampai membuat janji terlebih dahulu. Dijanjikan kepada anjing, "kapanpun chat atau telpon, aku luangkan". Ntatanya chat dan telpon hanya sekedar chat dan telpon, seusainya di chat atau telpon jawabnya adalah "sibuk dan bekerja". Anjing mengutukmu untuk tidak merasa bahagia dengan itu semua.
Perhatian; curhat atau basa basi
Anjing terlapau lelah. Sangat lelah. Coba bersabar tapi merana.
Hari demi hari, tak banyak anjing menggonggong namun sebaliknya kucing terus mengeong. Sekali anjing menggonggong jadilah permusuhan antara keduanya, baik basa basi bahkan curhat. Kucing lupa atau tidak mau tahu bahwa anjing juga butuh perhatian.
Sehari dua hari, seminggu dua minggu, sebulan dua bulan dan tiga bulan terakhir, anjing hanya mendengar kucing mengeong. Anjing lelah tiap hari hanya menunggu, sekiranya bertemu daring hanya sebatas "aku tidur". Anjing hanya memikirkan bagaimana memanfaatkan waktu mengusir jenuh hariharinya yg tak menentu, pun diprotesnya oleh kucing. Dalam hati, "anjing juga ingin didengarkan, anjing juga perlu perhatian".
Waktu demi waktu anjing tak menemukan jalan keluar dari jenuhnya. Sesekali mengajak bercanda, namun hasilnya basi. Sibuk, PMS, emosi, sedang sedih, itulah jawaban dan balasan untuk anjing. Apalagi menggonggong? Tidaklah, jawabnya "saya lelah dan ingin tidur".
Sampai pada suatu saat, sahabat anjing datang untuk sekedar basa basi akibat isolasi yang membuat jenuh. Ya, tak lebih dari 15 menit anjing bergabung, mana sempat ia menggonggong. Dilihatlah si kucing mengetahui hal itu, amarah jelas nomor satu. Hingga detik ini anjing tak tahu apa yang ada dipikiran kucing. Jangankan tahu, semua arus informasi ditutupnya.
Memang dari dulu informasi yg dikeluhkan, anjing selalu menggonggongkan itu. Kejelasan sedang dimana, kabar, pun anjing tak mendapati hal yang sama. Seolah anjing harus selalu melapor sedangkan kucing tidak. Ya, kuasa kucing.
Kawruh pribadi
Tuhan memberkati anjing. Tak banyak bicara namun perlahan diperlihatkan kejanggalan dan realita. Anjing belajar memahami dirinya, pun dibukakan bagaimana kucing. Alih-alih masalah bang sat belum selesai muncul amarah kucing yang menolak anjing menggonggong dengan kawanannya, padahal pun tidak dilakukannya. Justru yang ditemuinya kisah-kisah yang sengaja ditutupi agar anjing tak tahu. Terlampau banyak, bahkan eksistensi anjing di dunia kucing disamarkan dan dihilangkan.
Tutup
Anjing memanglah anjing. Setelah beberapa hal itu terbuka anjing berfikir ulang untuk masa depannya.
Ya, anjing itu saya.
Apakah harus ada pengampunan untuk kedepannya atau disudahi saja? Ya, tegas anjing untuk menyudahi semua. Tepat 12 April. Hubungan anjing kucing tak akan ada artinya lagi. Lelah sudah menganjing-anjingkan diriku sendiri. Bersabar untuk menjadi celaka? Tentu saja tidak.
Ya, saya manusia yang punya jiwa dan rasa. Persetan dengan cemburu kucing, persetan dengan semat dan derajat kucing, persetan semat derajat mas sat (mas zong), persetan dengan kebohongan yang sudah terjadi. Saya pamit, karena tidak ada yang bisa diupayakan anjing lagi.
Hubungan sepasang tidak akan terjadi jika satu orang saja yang mengupayakan sedang lainnya tidak. Terima kasih untuk semuanya.
1 note · View note
alhasbingil · 6 years ago
Text
Kemudian terulang kembali.
Raga tak sanggup memilih, jiwa tak bisa berpihak, dan pikir pun tercekak.
Rekayasa pembatasan ini akhirnya terbatasi dengan sendirinya. Memburamkan kenyataan dan sandiwara, memutihkan kebohongan. Tak lagi jelas siapa lakon dalam cerita ini.
Pernyataan hanya sebuah kata yang tak kunjung terucap. Janji hanya sekedar hutang yang entah kapan ditepati. Harapan hanyalah piutang yang siap dibawa lari.
Satu titik jelas bersalah. Sumbangsih diregulasi. Ketidaktahuan menjadi masalah. Ruang bicara tak lagi dibatasi, hanya ditutup. Entah lusa kan jadi apa.
Perjalanan ini penuh kebutaan, buta kabar, buta situasi, buta waktu, buta segalanya. Kabar pun keruh, gawai nirteknologi, berakhir amarah. Situasi pun keruh, mengerti dan memahami sebatas egoisme, berakhir amarah. Waktu pun keruh, luang tak lagi jadi candu canda, kesibukan berakhir jadi amarah. Dan buta segalanya, tiada tangan kanan yang bisa dipercaya, amarah juga. Saya lelah dengan kebutaan ini, terlampau lelah, menggerus segalanya. Jika berlanjut entah kan jadi apa.
Diri ini hanya menyesal. Bukan pada apa yang telah didapat, tapi beberapa usaha diri yang akhirnya ditunda, mencoba diselaraskan, meskipun akhirnya terlambat untuk mengusahakannya kembali. Beberapa bulan ini tak terbayar sama sekali, hanya lelah dan emosi. Menyesali diri.
Ku tutup saja semua sumber informasi. Biarkan ku tak tahu, daripada mengintip kemudian tersendu. Tanpaku, biarkan bohongmu tak jadi dosa.
0 notes
alhasbingil · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Pembekuan obyek bergerak. #photograph #panning Aku lupa dalam frame ini siapa, nek ra salah @fanani_muarif karo sopo aku lali. Kurang begitu terlihat. (at Honggowongso,Solo) https://www.instagram.com/p/B33vBLSgGpY/?igshid=72qewh6qh85p
0 notes
alhasbingil · 6 years ago
Photo
Tumblr media
People know how to love one another #sign #design (at Sarang Kopi Susu Karanggede) https://www.instagram.com/p/B3Ph2MNgleu/?igshid=12j64c0d2gmj9
0 notes
alhasbingil · 6 years ago
Photo
Tumblr media
😖 #sephiayesterday (at The Lawu Park) https://www.instagram.com/p/B3KF-AYgTgp/?igshid=72jssqsmfght
0 notes
alhasbingil · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Fuckin birthday. Wish you all the be(a)st! (at Leyeh-Leyeh Resto) https://www.instagram.com/p/B2_osJfg-PO/?igshid=ifwggu7dxqu5
0 notes