allthingsrandoms
allthingsrandoms
AllThingsRandom
2 posts
kumpulan recehan
Don't wanna be here? Send us removal request.
allthingsrandoms · 4 years ago
Text
YOROSHIKU ONEGAISIMASHU
Halo semuanya. Terima kasih sudah mampir ke sini, ke blog yang isinya hal2 retjeh *uhuk*. Ini blog pertama saya, dan karena saya tidak pandai menyusun kata, harap maklum ya kalo postingannya kelihatan aneh :D. Kalau kalian suka baca buku, nonton series (terutama drakor), fotografi, musik, masak, makan, jalan-jalan, semoga blog ini berjodoh dengan kalian. Eaaaa eaaa eaaaaaa. Kalaupun tidak suka, semoga bisa jadi suka wkwkwkwks. Salam retjeh.
0 notes
allthingsrandoms · 4 years ago
Text
Dunia penuh kata dan imajinasi
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Mari bicara soal buku. Kenapa buku? Karena buku adalah cinta pertama saya. *ehem*. Saya punya kenangan tersendiri dengan buku, lebih tepatnya aktivitas membaca buku. Kenangan dari masa kecil yang paling melekat adalah buku, dan ibu adalah orang yang pertama kali mengenalkan huruf lewat membaca dan menulis, bahkan sebelum saya masuk TK. Sampai sekarang pun saya masih ingat, hampir setiap hari, setelah maghrib, ibu mengajari saya membaca, awalnya mengenal huruf a - z dan mengeja. Setelah saya mulai bisa membaca dengan lancar, saya diberi target bacaan yang harus saya selesaikan sebelum tidur. Jadi, kalau belum selesai, saya tidak boleh tidur. Cadas. Sekarang saya jadi mikir, jangan2 leluhur ibu saya berasal dari Sparta :p Tidak peduli seberapa mengantuk saya, membaca sampai selesai hukumnya adalah wajib. no tawar menawar apalagi debat. Ya anak pra TK bisa debat apa sih :). Sebagai anak baik, saya cuma bisa pasrah. huhuhu. Kami sempat berlangganan majalah Bobo (anak 80 an dan 9o an pasti tahu lah ya ini majalah anak2 paling hits pada jamannya), nah majalah ini yang jadi media ibu mengajari saya membaca. Selain cerpen, komik pendek (nirmala,bona dan rongrong dll) dan komik berseri (ada yang kangen Pak Janggut dan buntalan ajaibnya? hehe), ada pula content berisi pengetahuan (yang paling saya ingat sih tentang membuat coklat) dengan gaya bahasa yang cocok untuk anak-anak. Awalnya ibu selalu menunggui saat saya membaca, tapi kemudian ibu melepas saya membaca sendiri. Selain majalah Bobo, ibu juga rajin membelikan buku, biasanya buku asing (yang sudah diterjemahkan), isinya sedikit kalimat dengan ilustrasi yang bagussssss banget. Favorit saya nih seri Tini. Ceritanya sederhana,tapi menarik dengan ilustrasi yang jauh dari kata sederhana. Banyak jempol untuk pengarang dan ilustratornya. btw, seri ini pertama kali terbit tahun 1954 (superkidsindonesia.com), wih jauh lebih tua dari saya. Untuk yang punya anak kecil terutama anak cewek (tokoh utamanya anak perempuan), monggo cari di internet. Ada yang diterbitkan ulang.Kegiatan belajar membaca ini bisa jadi terasa menyiksa saat mata mulai terasa berat tapi bacaan belum selesai wkwkwkws. Tapi kemudian saya mulai menikmati sekali membaca, sampai hampir tidak lepas dari yang namanya membaca dan dapat cap “kutu buku” dari keluarga. Ibu pun tidak pusing memikirkan acara liburan untuk saya. Saya menghabiskan libur dengan membaca di perpustakaan daerah (kalau tidak jalan2 ke luar kota). Setiap hari diantar jemput salah satu kakak yang kebetulan bank tempatnya bekerja di seberang perpus daerah. Saya senang, ibu pun tenang. Sampai sekitar kelas 3 SD, bacaan saya masih sederhana, masih majalah atau komik. Mulai kelas 4 SD, saya mulai mengenal novel. Saat kenaikan kelas dan sebagai teman berlibur (saya berlibur di rumah kakak ibu di luar kota), ibu membelikan saya buku Si Bandel (penulisnya dari Swedia). Ibu membelikan dengan pesan khusus "Jangan dibaca di atas kereta. Baca ini kalau sudah sampai di tempat budhe". Jadilah sepanjang perjalanan saya harus bersabar sudah gatal saja ingin membaca wkwkwks. Buku ini isinya full kata-kata, hanya ada sedikit gambar. Settingnya pun di Luar Negeri, jadi saya hanya bisa membayangkan seperti apa orang-orangnya, seperti apa tempat2 yang disebutkan. Contohnya nih, suatu hari tokoh di buku ini yang punya nama panggilan "Bandel" diberi tugas membeli roti di toko roti yang letaknya di atas bukit. Lah setahu saya kan yang namanya bukit itu ya bukit pada umumnya, jalannya tanah (bukan aspal), isinya cuma pepohonan. Kok bisa bikin toko roti di atas bukit. Saya jadi membayangkan penderitaan anak kecil yang harus mendaki bukit demi roti. :D tapi dari buku ini juga saya jadi tahu ada negara yang namanya Swedia. Sampai-sampai saat saya ditanya kalau bisa pergi ke Luar Negeri ingin ke mana, dengan pedenya saya jawab "Swedia" . ya cuma negara itu sih yang saya tahu (waktu itu yak) ahahaah dasar bocah.
Masuk SMP ibu mulai menyodorkan bacaan dalam bahasa Inggris (majalah) Kebetulan ibu seorang guru bahasa Inggris. Tapi jangan kira ibu saya akan memberi tahu arti kata yang saya tidak mengerti yak. Bukan seperti itu konsepnya Fergusso, ibu saya hanya menyodorkan kamus Inggris - Indonesia yang super tebal. Kamus model jadul yang tidak ada penanda abjad :( Proses mengartikan kata ini sungguh membuat pusing kepala, karena satu kata bisa memiliki beberapa arti. Satu contoh “race”. Yang saya tahu “race” berarti “lomba”. Suatu hari saya mendapati kata “vanishing race”. Saya buka kamus, “vanishing” itu berarti menghilang. Tanpa membuka kamus lagi, saya mengartikan “vanishing race” adalah “lomba yang menghilang.” ????????????????????????Sebenarnya saya merasa ada yang janggal. Dan butuh waktu lumayan lama bagi saya untuk menyadari bahwa “race” bisa berarti “ras”. Jadi “vanishing race” adalah “ras yang menghilang.” fiuuuhhh.
Tapi saya memang harus berterima kasih pada ibu saya. Berkat kegigihannya mengajari saya membaca sampai saya jadi biasa membaca, teks-teks bacaan di pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak menjadi momok untuk saya. Hajar bleh. Setiap ujian kedua pelajaran itu, saya pasti membaca teks bacaan di soal, bahkan saat saya sudah selesai mengerjakan soal tapi masih ada waktu tersisa dan saya belum ingin meninggalkan kelas, saya bisa baca lagi teks2nya. Uhmmm, ini sebenarnya antara terlalu polos atau kurang kerjaan :p Semasa SMA bahan bacaan terus bertambah, jadi novel ratusan halaman. Novel karya penulis dalam negeri ataupun novel terjemahan yang ada di perpustakaan sekolah jadi teman mengisi waktu luang. Koleksi perpustakaan SMA saya (dulu istilahnya SMA yak) bukan kaleng-kaleng. Dari sini saya mengenal YB Mangunwijaya, Ahmad Tohari (Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk anyone?), Marga T, Pearl S Buck. Rekor buku tertebal yang saya baca saat SMA adalah Mahabarata(500 halaman) yang saya selesaikan dalam waktu dua minggu saja. *sombong* :D.
Ketika ganti status jadi mahasiswi, hobi membaca adalah penyelamat. Sebagai mahasiswa jurusan Sastra Inggris, tugasnya tidak jauh-jauh dari membaca (novel, puisi, cerpen) daaaaann karena ini sastra asing, pasti bacaannya dalam bahasa asing dong (bahasa Inggris). Gak terbayangkan kalo saya tidak suka membaca. Pasti saat kuliah menjadi mimpi buruk. Daaann buku pun sekali lagi jadi penyelamat. Saat terjadi pandemi Covid 19 yang berujung terbatasnya ruang gerak kita, buku lah yang menjadi penyelamat dari kebosanan ketika masa-masa mengurung diri di rumah. Well, jadi seperti itulah perkenalan saya dengan buku. “Buku adalah jendela dunia” memang benar adanya (setidaknya bagi saya), banyak hal yang bisa didapatkan dari buku, terutama pengetahuan. Dalam buku (fiksi) segala hal bisa terjadi (manusia yang abadi, manusia yang punya kekuatan sihir, binatang yang bisa berbicara, tikus yang jatuh cinta pada putri raja). Terima kasih sudah bertahan membaca postingan ini sampai selesai. Ada yang hobi baca? cerita yuk. so, see you on another post. Take care.
4 notes · View notes