Tumgik
alyaashe · 10 days
Text
"If you value your lives, be somewhere else" Terkadang, tempat dimana saat ini kita berada tidak sejalan dengan apa yang kita yakini. Dan dulu, kita memilih tempat ini bukan karena tidak tahu, tapi memang dulu kita belum memiliki valuenya.
Seiring bertambahnya usia, belajar ke sana-sini, pemahaman yang tumbuh, kita memiliki nilai-nilai baru dalam hidup yang sudah tidak lagi relevan dengan tempat kita berada sekarang. Mungkin di tempat kerja, di lingkungan, di pertemanan, dan lain-lain.
Dan kita dihadapkan pada pilihan apakah tetap berada di sini karena perasaan sungkan dan tidak enak, atau memilih untuk pergi dengan segala risikonya. Kadang, pilihan ini tidak sesederhana itu. Karena mungkin dari tempat ini kita mendapatkan uang untuk bertahan hidup, kita mendapatkan beberapa hal yang kita perlukan.
Tapi, apakah benar tidak ada tempat lain - yang sevalue - yang menghargai value kita - dan juga tetap mencukupi apa yang kita butuhkan? Pasti ada. Pasti. Hanya rasa takut kita mungkin mengalahkan keberanian kita untuk membuat keputusan.
(c)kurniawangunadi
342 notes · View notes
alyaashe · 28 days
Text
Tumblr media
Untuk setiap apa yang gagal, mungkin Tuhan sedang mengajar kita untuk lebih berserah tanpa memaksa keadaan, dan kita? hanya perlu menjalani hidup seperti biasa. Mengikut arus yang sudah Tuhan takdirkan, kerana kadang melawan arus hanya akan buat kita tenggelam dalam kedukaan yang kita cipta sendiri.
And if there’s something I would tell to my younger self? jangan terlalu lama dan terlalu larut dalam kedukaan. Hiduplah seperti biasa, dan teruslah memperbaiki diri hingga nanti bila kau kembali pada Tuhan, kau akan bertemu denganNya, dalam versi terbaik dirimu, sebagai hambaNya.
Hidup ni kalau sentiasa nak puaskan hati orang, sampai ke sudah kau takkan jumpa jalan bahagia. Bersederhana lah, agar hidup kau tenang tanpa perlu berlebihan dalam segala hal.
272 notes · View notes
alyaashe · 28 days
Text
Autopilotkan dirimu.
Kalau terlalu terasa berat, istirahat dan cobalah lepaskan sesuatu yang mengikatmu dengan kekhawatiran.
Kembalikan semuanya kepada yang memberimu hidup. Kamu terbatas, sedangkan Dia, tidak.
374 notes · View notes
alyaashe · 2 months
Text
Tumblr media
These days I found myself saying “aku tak mampu, Ya Allah, tapi Kau lebih dari mampu” so tunjukkan aku jalan, bawa pergi segala resah dalam hati aku, tuntun aku sampai kau redha.
Aku takut, namun habiskan rasa takutku hanya pada Mu, jangan yang lain. Aku hancur, tolong cantumkan kepingan hatiku hanya untukMu, Ya Allah. Hati aku kosong dan pintaku, tanamkan rasa cinta ini, hanya untuk Mu moga ia terisi meskipun sendiri.
140 notes · View notes
alyaashe · 2 months
Text
kalau bisa, aku juga ingin segera. maka, jangan tanya aku prihal kapan ini dan kapan itu, atau lainnya. sebab kalau bisa aku juga ingin giliranku tiba.
328 notes · View notes
alyaashe · 3 months
Text
in english we say: "I love you."
but in poetry we say: "I see you everywhere, in the stars, in the river, to me you're everything that exists; the reality of everything."
16K notes · View notes
alyaashe · 3 months
Text
Tunggu saja aku di ujung sana, tak perlu kau tahu seberapa berat bebanku kini, yang bahkan sejatinya kau memang tak harus mengetahuinya. Jika ada rerumputan hijau yang megah, maka berteduhlah di pohon yang paling rindang, hiruplah oksigen ternikmat yang sanggup kau hirup, aku membawakan tangis yang jatuh selama aku menempuhnya ke sana, tunggu dan kulunasi dahagamu dengan air mata itu.
11 notes · View notes
alyaashe · 6 months
Text
Ramadan #10
Selalu berdoa semoga di usia yang semakin beranjak dewasa ini diberikan hati yang lebih lapang. Lapang untuk menerima segala perbedaan pendapat. Lapang untuk menerima bahwa tidak semua orang akan menyukai kita. Lapang untuk mengakui kesalahan diri. Lapang untuk menerima permintaan maaf orang lain serta diri diberikan kemudahan untuk memaafkan.
Tidak semua hal akan sesuai dengan apa yang diharapkan, untuk itu juga diberikan kelapangan untuk menampung rasa kecewa sehingga tidak lagi merasa kecewa.
Diberikan hati yang tidak menciptakan perasaan benci kepada orang lain, sekalipun orang itu menyakiti atau mengecewakan. Diberikan hati yang tidak mudah keruh, untuk bisa seterusnya melihat hal baik dari setiap masalah yang sedang terjadi.
Diberikan hati yang penuh ketakwaan, serta keyakinan bahwa hidup yang sementara ini tidak perlu menggenggam dunia seerat itu. Rezekiku akan dicukupkan.
145 notes · View notes
alyaashe · 7 months
Text
Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan mudah, semakin menjadi biasa saja dari waktu ke waktu.
Bukan karena kini kita tak lagi punya hati. Bukan karena kini kita tak lagi merasa apa-apa. Kita hanya telah sampai pada pemahaman bahwa, belajar mematikan hati pada hal-hal yang gak benar-benar penting, adalah sumber kunci ketenangan hidup.
Semakin bertambahnya umur kita, hidup kita akan semakin dipenuhi dengan berbagai macam persoalan. Dan kepala kita akan terisi dengan banyak pemikiran. Namun, tak semua hal harus kita masukkan dalam hidup. Tak semua pemikiran harus kita masukkan dalam kepala, dan tak semua rasa harus kita simpan dalam hati. Bijaklah dalam memilih apa yang mau kita simpan, apa yang mau kita lepaskan, dan apa yang mau kita abaikan.
Berikan ruang yang lebih pada hal-hal yang membawa kita pada kebahagiaan dan juga kebaikan hidup. Dan semakin persempit ruang pada hal-hal yang akan jadi beban dalam hidup kita.
Mari jalani hidup kita yang singkat ini dengan mendekat pada hal-hal yang mampu memberikan kita makna lebih.
@milaalkhansah
345 notes · View notes
alyaashe · 7 months
Text
33 Tahun : Dinamika, Kestabilan, dan Tujuan
Alhamdulillah tiba masanya di usia 33 tahun. Sepuluh tahun yang lalu aku masih menjadi mahasiswa yang baru akan sidang tugas akhir, menggendong segudang pertanyaan akan ke mana setelah lulus nanti. Pertanyaan yang akhirnya telah kujalani jawabannya dalam 10 tahun terakhir.
Dinamika di usia ini berbeda, dulu kupikir kalau sudah melewati fase Quarter Life Crisis di rentang usia 20-30, berikutnya akan baik segala sesuatunya. Ternyata tidak gais! Ada fase krisisnya sendiri, bahkan ketika memiliki pekerjaan - masih mempertanyaan apakah diri ini akan menjalaninya seumur hidup, apakah akan selamanya bekerja ini sampai nanti di tepian liang lahat?
Belum lagi urusan pertemanan yang semakin selektif. Lebih cenderung mencari teman-teman sefrekeuensi di urusan-urusan dunia dan akhirat. Menghindari orang-orang yang rumit bin ruwet. Memilih untuk memperkecil lingkaran orang-orang dekat, tapi kebutuhan untuk meluaskan jejaring untuk membangun privilage untuk anak-anak tetap diperlukan. Semacam kontradiktif memang, tapi menjadi orang tua - mulai bisa merasakan apa yang diupayakan orang tua dulu, berusaha untuk memudahkan jalan anak-anaknya.
Di tengah pekerjaan yang sangat dinamis, ternyata menjalani hidup di usia ini cenderung untuk mencari kestabilan. Baik itu secara emosi, finansial, relasi, dan hal-hal lainnya. Kalau bisa tidak perlu bermasalah dengan orang lain atau apapun agar tidak mengganggu kestabilan ini. Jiwa-jiwa petualang terasa berbeda sekali, apalagi saat anak-anak mulai masuk usia sekolah. Penyesuaian terhadap waktu mereka, kebiasaan, dan hal-hal baru yang baru mereka temukan pertama kali dalam hidup sehingga tidak ada habisnya pertanyaan baru setiap hari atas rasa ingin tahunya yang membuncah, sudah cukup untuk menjadi tantangan hari demi hari.
Mulai memikirkan lebih dalam juga terkait tujuan dari akhir hidup ini. Apa sih yang mau dikejar dengan segala hal yang menyita waktu selama ini? Mulai lebih tenang ketika ada masalah, mulai lebih bijaksana (menurutku) dalam melihat kesempatan, sehingga tidak mudah teralihkan dari tujuan. Mulai menata lagi makna-makna hidup, mulai melihat diri sebagai makhluk yang kecil dan lemah, tidak ada alasan untuk sombong dan merasa paling benar.
Menjalani usia 30an ini benar-benar berbeda.
Pesan yang mungkin bisa kutinggalkan di sini ketika dibaca oleh teman-teman yang masih 20an, coba lakukan assesment ke dalam diri sendiri (bisa dgn bantuan ahli), apakah saat ini secara mental dan emosional ada hal yang perlu dibetulkan atau memang sudah matang. Sehingga jika ada hal di dalam diri yang perlu untuk kita sembuhkan lukanya, traumanya, maka selesaikanlah itu. Kalaupun memakan waktu, ambillah.
Sangat menenangkan bisa mencintai dan menghargai diri sendiri. Sangat menenangkan jika kita bahagia menjalani hidup dengan diri ini, dengan cara berpikirnya, dengan sudut pandangnya, dan juga dengan segala hal yang melekat pada badannya. Kurang dan lebihnya telah diri terima. Dan diri tahu betul, akan ngapain dengan badan dan jiwa ini.
Sampai bertemu di usia 30-an kalian. Nanti kita cerita-cerita lagi :)
174 notes · View notes
alyaashe · 7 months
Text
Aku pernah hampir menyerah pada hidup sebelum akhirnya aku disadarkan, bahwa luka yang tertoreh pada tubuhku akan sembuh. Bekasnya memanglah tidak akan pernah hilang namun aku dapat memilih untuk menjadikannya sebagai pengingat mengenai setiap ujian hidup yang dihadirkan pastilah memiliki masa kedaluwarsanya; tidak abadi.
—Iwan Widi. @hardkryptoniteheart
Magelang, 26 Desember 2023 | 14:05 |
41 notes · View notes
alyaashe · 7 months
Text
Tanggung jawab ke diri sendiri dulu
Capek engga sih menjadi manusia yang penuh pertimbangan?
Mau apa-apa yang dipikirin orang lain dulu.
"Nanti gimana yah kata mereka. Kalau kesempatan ini aku ambil nanti mereka jadi beda".
Selalu dan selalu yang dipikirin pandangan orang lain tentang apa yang mau kita lakuin.
Padahal melakukan yang mau kita lakukan itu juga bentuk tanggung jawab ke diri sendiri.
Menerima kesempatan tanpa mempertimbangkan penilaian orang lain, juga bentuk ketegasan ke diri sendiri.
Kadang kita mikirnya terlalu baper, mikirin perasaan orang lain.
Punya hati katanya.
Lha gimana tau punya hati, kalau perasaan sendiri aja engga dipikirin?
Punya hati itu engga selalu untuk mengerti perasaan orang lain. Tapi mengerti perasaan sendiri juga perlu.
Berani mengambil dan menyelesaikan masalah kita sendiri, bukan berati ingin mengalahkan orang lain.
Bekerja keras pada apa yang kita kerjakan, bukan bermaksud untuk menyaingi orang lain.
Berlari sekencang yang kita mampu, bukan berarti untuk mendahului orang lain.
Itu hanya bentuk tanggung jawab ke diri sendiri.
Menyelesaiakan tanggung jawab, engga harus nunggu orang lain buat sepakat atau engga.
Penilaian orang lain, bukan kendalimu.
—ibnufir
204 notes · View notes
alyaashe · 7 months
Text
Gerimis membawakan irama yang tidak tabu lagi didengar telinga, setiap tetesnya menenangkan seolah membisikkan pesan untuk berhenti mengolah rasa di mana hati tidak memberikan kesanggupan. Bukan karena mengabaikan segala yang telah diupayakan, tapi karena Sang Pemilik tenang dari segala riuh yang tidak berkesudahan, lebih tau apa yang diri dan hatimu butuhkan.
Tak perlu berkecil, kamu yang saat ini sangat hebat.
26 notes · View notes
alyaashe · 7 months
Text
Lelah.
Menyerah sudah.
Biarkan aku sendiri bersama rasa kalah.
Depok, 2 Januari 2024
23:35
19 notes · View notes
alyaashe · 8 months
Text
Aku ingin memberimu sepucuk surat, yang penuh dengan rasa tak terungkap. Juga rasa syukur yang tak terkira. Saat kau tersenyum, sepertinya seluruh dunia ikut tersenyum bersama. Saat kau bersedih, seisi semestapun ikut bersedih. Apakah pusat semesta ada pada dirimu?
Bagaimana bisa hadirnya seorang manusia bisa memberi warna. Dari sebelumnya warna kita yang itu-itu saja. Seperti lukisan penuh warna-warni di tengah-tengah keabadian. Begitulah hadirnya engkau, seseorang yang aku cintai.
Aku suka bagaimana kau selalu bisa membuat hari-hari biasa menjadi istimewa. Cara kau tertawa membuat semua rasa khawatir lenyap begitu saja, seakan-akan kau mengatakan "dengan berdua dunia akan selalu baik-baik saja".
Terima kasih sudah bersedia mengisi bagian terpenting dari hidupku. Menyadarkan bahwa sendiri mengarungi lika-liku kehidupan tak mungkin dilakukan. Kita membutuhkan sepasang kaki yang kuat untuk membuat langkah yang hebat. Berdua dalam hal apapun akan lebih baik.
221 notes · View notes
alyaashe · 11 months
Text
Kau ini Tidak Sedang Berlomba Dengan Siapa-Siapa
Kau ini sebenarnya tidak sedang berlomba dengan siapa-siapa. Tidak mencari pemenang perihal siapa yang lebih banyak atau siapa yang lebih cepat sampai duluan.
Tidak ada.
Jika melihat hasil orang lain lantas membuatmu malah merasa kalah, merasa berkecil hati, merasa tertinggal, dan justru bukan bersemangat, maka berhentilah untuk melihat ke arah sana. Berhenti melihat orang lain. Stop, tinggalkan, lepaskan, unfollow. Tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa kamu harus menjadikan pencapaian orang lain itu sebagai pemacu semangatmu, tidak ada.
Jangan mengikuti kata-kata orang brengsek yang bilang bahwa pencapaian orang lain itu harus dijadikan sebuah motivasi, apabila jauh dalam dirimu kamu tidak bisa merasa seperti itu. Hidupmu ini ya hidup kamu sendiri, kamu tau mana yang kamu suka dan mana yang nggak kamu suka. Masa harus ngikutin kata orang lain? Nggak usah sok dewasa kalau memang tidak bisa.
Setiap orang punya rezekinya masing-masing, punya waktunya masing-masing, punya jalannya masing-masing. Jadi ya nggak bisa disamaratakan bahwa semua orang harus mampu menjadikan keberhasilan orang lain itu sebagai pemacu untuk bisa berhasil juga. Ya nggak bisa, kalau kamu nggak nyaman ya tidak apa-apa, tidak ada yang salah, kamu boleh egois. Hidup kamu sendiri ini.
Jangan sampai dengan bergaul dengan orang-orang itu malah membuatmu merasa kalah dan tidak berguna sehingga sulit sekali untuk mau menghargai diri sendiri. Lepaskan, keluar dari lingkaran itu, pergi, berhenti bertemu, lalu masuklah ke lingkungan di mana kamu nyaman di dalamnya. Jika kau memang bukan tipe orang yang hidup karena berlomba dengan orang lain, maka baiknya hiduplah sekali lagi, mencobalah banyak hal tanpa ada perasaan diburu-buru untuk sukses, nikmati semua yang kamu kerjakan tanpa harus merasa kamu butuh mengejar seseorang yang sudah lebih dulu sampai. Carilah jalan di mana kau bisa sukses dan merasa bahagia tanpa perasaan iri dan kurang bersyukur.
Karena sejatinya,
Satu-satunya lomba yang harus kau menangkan adalah lomba dengan dirimu sendiri. Hidupmu ini perihal melampaui batas-batas yang kau gariskan sendiri, tentang segala pencapaian yang harus dilebihkan dari apa yang sudah pernah dicapai sebelumnya. Tumbuh, dan menjadi lebih baik dari kamu sebelumnya.
Kamu tidak sedang berlomba dengan siapa-siapa. Rencanakanlah untuk bisa melebihi pencapaianmu di masa lalu. Bukan dengan pencapaian orang lain.
2K notes · View notes
alyaashe · 11 months
Text
Aku baru saja belajar mengatakan tidak untuk hal yang tidak ingin aku lakukan. Itu kemajuan yang patut di apresiasi. Enyah sudah rasa "tidak enakan" itu
Kau tau? Ketika aku belajar kata "tidak" selanjutnya aku juga akan belajar menjadi seseorang yang meninggalkan. Bukan hanya ditinggalkan. Seseorang yang mengambil keputusan, bukan lagi menanti diputuskan. Ini hidup ku, aku punya tanggung jawab penuh atas apa-apa yang ingin aku jalani. Tidak akan ku biarkan lagi diriku di-dikte seperti yang sudah-sudah
12102023
56 notes · View notes