amaliakiko
amaliakiko
AmaliaKiko
13 posts
Satu-satunya 'karya kecil' yang bisa saya hasilkan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
amaliakiko · 6 years ago
Text
Merindukan seseorang yg jauh disana, dapat membuatmu bahagia dengan cara yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
2 notes · View notes
amaliakiko · 6 years ago
Text
Ada harga yang harus kau bayar untuk segala sesuatu.
Dan percakapan kita kali ini, seharga Rp 15.000,-
0 notes
amaliakiko · 6 years ago
Text
Seperti riak ombak di tepi pantai yg datang menghampiri, seakan mengajakku untuk bermain.
Tp saat hatiku tergerak untuk mendatangi, riak ombak kembali lagi ke lautan.
Terus begitu.
0 notes
amaliakiko · 6 years ago
Text
"Penonton didepan televisi selalu 'lebih jago' daripada pemain di stadion"
- Amalia Kiko
0 notes
amaliakiko · 6 years ago
Text
Mimpi-mimpi yang berkilauan, masalah-masalah yang berantakan. Aku staples semuanya menjadi satu.
Aku memulainya tanpa pikir panjang. Tapi semakin hari halaman demi halaman terus terisi. Hingga staplesnya sudah tidak bisa menyatukan semuanya.
Tak apa. Akan kulanjutkan lagi besok.
0 notes
amaliakiko · 6 years ago
Text
"Melintasi waktu bagaikan angin, kemudian berharap"
-Amalia Kiko
0 notes
amaliakiko · 6 years ago
Text
Catatan Si Amatir #2
Di Era 80-an, ada sebuah lagu berjudul "kalau cinta sudah melekat tai kucing serasa coklat". Semua hal akan terasa indah saat seseorang sedang jatuh cinta.
Ada juga pepatah mengatakan "love is blind". Cinta dikatakan buta karna seseorang yang hatinya sudah tertancap panah Si Cupid (baca : jatuh cinta) biasanya tanpa sadar akan membutakan matanya sendiri, sehingga ia tidak bisa melihat kekurangan-kekurangan yang dimiliki si dia.
Padahal, memutuskan menikah dengannya secara tidak langsung berarti "bersedia memahami dan menerima kekurangan juga kelebihan si dia". Dan untuk bisa memahami dan menerima, kita harus terlebih dahulu mengetahui apa saja kekurangan-kekurangan yang dia miliki.
"Lhoh, kenapa harus tau kekurangannya? Bukannya kita harus melihat seseorang dari sisi positifnya?"
Betul. Sangat betul.
Tapi perlu diketahui dan dipahami kembali. Saat kita memutuskan untuk menikah dengan si dia, itu berarti kita akan hidup seatap dengannya paling tidak selama 30-50th kedepan (asumsikan umur manusia berkisar 60-80th). Bukan hanya selama 1-2th saja.
"Kalo gitu, kita harus mencari seseorang yang sempurna dong? MUSTAHIL bukan?"
Hehe. Bukan begitu. Masih ada rantai yang belum terpasang.
Setelah kita mengetahui apa saja kekurangan yang dia miliki, tanyakanlah kepada diri kita, "saya sanggup nggak siih berkompromi dengan semua kekurangannya? Baik disaat lapang maupun disaat sulit?" Silahkan diskusikan dengan hati dan pikiran kita. Gunakan semua ilmu dan wawasan yang kita miliki untuk menjawab pertanyaan ini.
Jangan serta merta menjawab "saya sanggup berkompromi" hanya karna kita cinta dan ingin sekali menikah dengannya.
Juga perlu kita ingat fakta bahwa kita juga memiliki kekurangan. Jadi jangan serta merta menjawab "saya tidak sanggup berkompromi" kecuali kalau memang ingin menjadi jomblo seumur hidup.
Saat jawabannya adalah "Ya. Saya sanggup", maka secara otomatis kita juga sudah memahami bahwa dia memiliki kekurangan 'ini dan itu', dan kita akan lebih mudah menerimanya.
Ingatlah!!
Jika kita menikahi seseorang hanya karena kelebihannya, maka suatu saat kita akan kecewa saat kita menemukan kekurangannya.
Sebaliknya, jika kita sudah memahami dan menerima semua kekurangannya sejak awal, maka kita akan bersyukur atas kelebihan-kelebihan yang dia miliki.
-Jakarta, 10 November 2019
1 note · View note
amaliakiko · 6 years ago
Text
"Padahal tidak sedang musim semi, tapi bunga-bunganya bermekaran lagi"
-Kiko Amalia
0 notes
amaliakiko · 6 years ago
Text
Catatan Si Amatir #1
Atap dan langit malam hari sukses membuat aku dan salah seorang sahabat berdiskusi tentang pernikahan.
Well, kami berdua sama-sama masih single, jadi referensi yang kita gunakan hanyalah 'pengalaman' dari masing-masing teman kami, ditambah sedikit dari pengetahuan-pengetahuan yang kami dapat dari membaca atau mendengarkan ceramah.
Menikah itu apa?
Bagi wanita, menikah adalah mengabdi dan melayani. Sedangkan bagi lelaki, menikah berarti mengayomi dan membimbing. Inilah definisi yang kami berdua sepakati.
Mengabdi dan melayani? Maksudnya bagaimana?
Kebanyakan wanita, meng-angan-angankan sebuah pernikahan yang indah bak drama korea. Suami baik, romantis, atau setidaknya, suami haruslah pengertian dan mengerti apa yang istri mau. Harus peka, Harus pandai membaca situasi, juga segudang sifat sempurna lainnya.
Padahal, sebenarnya istri lah yang harus seperti itu.
Lhoh, kok?
Ketahuilah, suamimu itu, diluar sana sudah menghadapi puluhan hal yang membuat otaknya kusut dan emosinya tersulut. Maka, dengan pulang ke rumah lah, harusnya ia mendapatkan sesuatu yang membuatnya segar kembali.
Ingat bagaimana Ibunda Siti Khodijah menenangkan Nabi Muhammad yang baru saja mendapatkan wahyu untuk pertama kalinya? Kurang lebih seperti itu.
Disitulah peran istri, melayani.
Akan tetapi, terkadang pelayan juga tak setia kepada tuannya, bukan begitu??
Maka dari itu, melayani saja tidak cukup, melainkan juga harus mengabdi.
'Abdi, berasal dari bahasa arab, artinya hamba. Seorang hamba tentu akan melakukan apapun yang tuannya suruh bukan? Bahkan jika tuannya menyuruhnya untuk memotong tangannya, sang hamba mau tidak mau harus menurutinya. Yaa kurang lebih seperti itu.
Lalu, apa yang dimaksud mengayomi dan membimbing?
Saat istri sudah mempersembahkan seluruh jiwa raga nya, sudah bersedia 'menghamba' kepada suami, maka kewajiban suami adalah menyediakan apa saja yang menjadi kebutuhan istri. Bukankah tuan selalu menyediakan apa saja yang dibutuhkan hambanya?
Tak hanya itu, suami juga harus mampu untuk membimbing istri manakala ia sedang tersesat, atau saat dia sedang hilang arah.
Bayangkan, jika suami dan istri memegang prinsip ini (melayani-mengabdi : mengayomi membimbing), maka yang akan muncul adalah konsep give and give. Saling memberi.
Tanpa adanya sikap menuntut, secara otomatis mereka berdua akan mendapatkan apa yang mereka inginkan dan apa mereka butuhkan.
-Jakarta, 2 November 2019
1 note · View note
amaliakiko · 6 years ago
Text
Aku Dan Langit Hari Ini
"Hey.."
Kataku tersenyum. Dia menepati janji.
Ia bergeming, asik menjatuhkan ribuan rintik ke bumi. Aku terdiam, memandang cipratan yang dibuatnya.
Tik.
Tik.
Tik.
Aku menyenandungkan sebuah lagu.
Perlahan, suaranya kembali memudar. "Sudah mau pergi lagi?". Kataku, rasanya baru beberapa menit lalu ia datang.
"Ya.." Jawabnya singkat, kemudian hilang. Kali ini tak ada angin yang berhembus.
Aku terdiam selama beberapa menit Kemudian aku beranjak, sudah waktunya kusudahi acara melamunku.
"mau kemana?" Tiba-tiba saja rintik itu kembali turun, renyah sekali suaranya.
Aku kembali tersenyum. Akupun kembali duduk. Memandangnya. Kali ini deras.
"kau tak ingin bertanya apapun? Aku tau dia sedang apa. Kau benar-benar tak ingin tau?" Entah mengapa, hari ini dia lebih banyak menurunkan rintik. Sepertinya sedang bersemangat.
Aku terdiam. Lama.
"kamu baik-baik saja?" Ia kembali bertanya.
"apa dia baik-baik saja?" aku mengulang pertanyaannya.
Duarrrr....
Tawanya mengejutkanku. Aku tak tau bagian mana yang lucu dari pertanyaanku.
"yaa.. dia baik-baik saja"
"kalau begitu, aku juga baik-baik saja" Jawabku.
Aku kembali menatap rintiknya yang deras. "Boleh aku bermain bersama mereka?" Aku tergoda.
"Silahkan"
Aku melangkahkan kaki menuju bawah langit. Membiarkan ribuan rintik itu menyentuh kulitku.
Selama beberapa menit aku mendengarnya bercerita, lewat rintik yang jatuh. Benar kataku, dia sedang bersemangat, beberapa kali ia mengeluarkan petir, tertawa keras.
"berhenti mengaketkanku!". Kataku kesal, tawanya terlalu keras.
Duarrrrrr..
Ia kembali tertawa.
Aku mendengus.
"berapa lama lagi?" tanyaku. Kulihat telapak tangan dan kakiku mulai membiru.
"sebentar lagi. Tugasku hampir selesai..".
Aku mengangguk. Kemudian dia melanjutkan ceritanya. Untungnya kali ini dia tak banyak tertawa.
Selama beberapa menit, aku masih setia mendengarkannya.
"Masuklah. Tugasku sudah selesai.." katanya tiba-tiba.
"besok datang lagi?" tanyaku.
"mungkin".
"baiklah. terimakasih untuk hari ini.." Akhirnya aku beranjak dr tempatku. Hujan sudah reda.
1 note · View note
amaliakiko · 6 years ago
Text
Tumblr media
Langit menyendu lagi, menitipkan pesan pada rintik yg jatuh ke bumi, "Let's cry together.." begitu katanya.
Aku menjawab "No. I'm okay.." sambil tersenyum simpul.
Hujan terus turun, dan aku masih setia memandangnya.
Namun, perlahan suara tetesnya kian mengabur "kenapa?" tanyaku penasaran.
"Besok aku datang lagi" katanya. Kemudian angin sejuk berhembus, tanda bahwa hujan sudah usai.
0 notes
amaliakiko · 6 years ago
Text
Tumblr media
4 Tipe Kepribadian Dasar Manusia
Entah siapa yang memulai dan apa pemicunya, siang tadi saya dan seorang guru membahas tentang 4 tipe kepribadian di kantor. Tapi karna tidak hanya ada kami berdua saja disana, akhirnya beberapa orang juga ikutan nimbrung.
"Saya tipe yang mana?" Tanya seorang guru.
"Ibu tipe sanguinis" Kata guru yang menjadi teman diskusi saya diawal.
"Gimana tuh?" Tanya nya lagi.
"Si populer bu. Apa-apa dibawa bahagia. Rame. Suka jadi pusper.."
"Pokonya, ga ada loe ga rame dah bu kata kuncinya" Saya menambahkan.
"Kalo saya apaan bu?" Tanya guru lain yang juga penasaran.
"Emmmm" Saya berfikir keras. "Kayanya ibu masuknya plegmatis bu" Akhirnya saya menjawab.
"Gimana tuh?" Lagi-lagi kalimat itu yang terucap.
"Si damai. Adem ayem pokonya. Ga suka konflik.." Jawab saya.
"Penengah juga bu kalau plegmatis". Tambah guru tadi.
"Hoooo. Baca gituan dimana dah bu?"
"Itu materi psikologi bu. Cari aja di google tipe kepribadian manusia." Jawab saya.
Diskusi terus berlanjut hingga tanpa saya sadari, jarum jam sudah menunjukan pukul 12.45 WIB. Saya beranjak dari kantor untuk mengisi kelas 6A, menggantikan guru yang tidak masuk.
Percakapan siang tadi sepertinya cukup memberikan dampak bagi salah seorang guru yang nimbrung, karena saat waktu sholat dzuhur anak-anak, guru tersebut kembali menghampiri saya dan mengajak saya berdiskusi 'lagi' tentang tipe kepribadian ini.
Well, ada beberapa teori kepribadian manusia yang ada di ranah psikologi. Salah satu yang terkenal adalah 4 tipe kepribadian ini.
Ada Sanguinis, si Populer.
Para Sanguinis adalah orang yang bahagia. Dia selalu bisa menghidupkan suasana dan selalu membuat suatu perkumpulan menjadi begitu. Kemampuan Sanguinis mencairkan suasana itu terjadi alamiah, tanpa dibuat-buat dan juga tanpa direncanakan. Mengalir begitu saja. Jika ada seseorang yang menurut anda ramai dan renyah, sudah bisa dipastikan orang tersebut adalah si Sanguinis. Perhatikan saja, jika tidak ada orang ini dalam sebuah 'lingkaran', 'lingkaran' tersebut pasti akan sepi.
Namun, karena kesukaaannya menjadi pusat perhatian, tak jarang Sanguinis ini selalu menyerobot saat orang lain berbicara. Ini alamiah. Jiwa Sanguinis memang butuh menjadi pusat perhatian, karena disitulah jiwanya hidup. Kebanyakan Sanguinis juga ceroboh dan tidak terstruktur.
Yang kedua adalah Koleris, si Kuat.
Bisa dibilang, Koleris adalah pemimpin ulung. Secara alami ia bisa membuat orang-orang mau untuk dipimpin. Koleris sebenarnya bisa melakukan semuanya sendiri (tidak butuh orang lain), tapi seringkali ia dipilih menjadi pemimpin di lingkarannya.
Tapi karena jiwa pemimpinnya ini, seringkali Koleris terlihat bersikap bossy dan keras. Juga karena ia tidak butuh orang lain, seringkali Koleris merasa bahwa hanya dia yang benar, dia yang nomor 1. Terkadang, Koleris juga dipandang sebagai sosok yang keras dan tidak memikirkan perasaan orang lain.
Tipe selanjutnya adalah Melankolis, si sempurna.
Sebenarnya bukannya Melankolis adalah yang paling sempurna, namun Melankolis itu secara alami menuntut kesempurnaan untuk dirinya dan lingkungannya. Ia bisa begitu teliti dan cermat karena tidak mau pekerjaannya terdapat cacat sedikitpun. Biasanya tipe Melankolis ini adalah orang yang mengerti seni (namun tidak semuanya). Dia bisa hanyut ke dalam pikirannya dan menghasilkan karya yang indah dipandang.
Akan tetapi, Melankolis ini memiliki perasaan yang sensitif, baik terhadap perkataan maupun perbuatan. Dia juga mudah merasa stress jika hasrat mencapai kesempurnaannya itu tidak tercapai.
Yang terakhir adalah Plegmatis, si damai.
Cita-cita luhur yang ingin dicapai oleh para Plegmatis adalah hidup aman, damai dan tentram. Secara alami, Plegmatis akan berusaha sebisa mungkin menghindari konflik. Ia akan menjadi penengah dalam suatu masalah demi tercapai kedamaian di sekitarnya. Plegmatis juga pendengar yang baik.
Namun, terkadang Plegmatis dianggap malas oleh orang lain (karena dia selalu berada di zona nyaman). Para Plegmatis biasanya juga minim inisiatif. Selain itu, Plegmatis mudah sekali terbawa arus sekitarnya. Dia biasanya tidak mempunyai pendirian yang kuat (tingkat toleransinya tinggi demi tercapainya perdamaian).
Dari ke empat tipe kepribadian diatas, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Masing-masing kepribadian memiliki kelebihan maupun kekurangannya. Tinggal bagaimana kita melihat apa saja kekurangan dalam diri kita, kemudian mulai menekan / menguranginya sedikit demi sedikit.
-Jakarta, 22 Oktober 2019
4 notes · View notes
amaliakiko · 6 years ago
Text
Ada banyak sekali pertanyaan, tapi aku baik-baik saja.
-AmaliaKiko
1 note · View note