Photo





Senang-senang Berbulu Kerja. Bisa? UTS sudah empat hari dijalani. Apa kabar? Alhamdulillah rasanya cukup bukti bahwa kita tidak perlu membahasnya lagi. Hehe. Nah sambil refreshing tipis-tipis sebelum 3 matkul (inti) lainnya menanti, kami; saya, Dian, Deas, Rizky, Iqbal, dan Ody memutuskan untuk ikut suatu kegiatan sosial tidak biasa yang diadakan oleh Indonesia Mengajar. Judulnya Festival Ikut Bekerja (FIB). Lucu gitu ya, mau refreshing tapi kok disuruh kerja. Terus maunya gimana 😂 Tenang. Bekerja di sini itu beda. Lalu bedanya? ____________________________ Nah sebelum bisa ikut bekerja di sini, kami perlu iuran 50 ribu. Setara harga pengisian perut huru hara. Setara harga tiket bioskop weekdays dikali dua. Kalau makan dan nonton membuat bahagia diri sendiri, 50 ribu disini membuat bahagia diri sendiri sekaligus anak- anak pelosok negeri. Tidak rugi dan malah mencipta untung berkali kali 😳 Di FIB ini kami memilih sesi 1 (mulai jam 10.00). Dengan modal tiket, sepagi mungkin kami bersemangat untuk masuk bekerja. Voilaaa, akan dimulai sebuah senang-senang berbulu kerja! 💞 Masuk di sana, ada 3 tempat bekerja yang kami menyebutnya wahana. Cerita selanjutnya basing saya ya Pertama kami mencoba wahana Kotak Cakrawala. Untuk masuk harus bergantian tiap 6 orang. Kebetulan ketika berbaris, kami ber6 terpotong menjadi dua. Dian, Deas, dan Iqbal masuk ke kelompok 1, sedangkan saya, Rizky, dan Ody menjadi kelompok selanjutnya. Di kelompok kami ada 3 kakak lain yang menggenapi. Visi kelompok kami adalah mengemas 30 buku umum dan 4 buku dongeng untuk ditata dan dimasukkan ke dalam sebuah kardus. Mulailah kami membagi tugas, ada yang mencari buku di tumpukan banyak buku dan ada yang mengurus kemasan perkardusannya. Oke wahana Kotak Cakrawala checklist ✔ Selanjutnya ada wahana Keping Pedia. Lagi-lagi kami berkelompok dengan 3 kakak tadi- bukan Dian, Deas, dan Iqbal. Visi kali ini adalah menulis surat kecil di balik gambar persebaran musik di Indonesia dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Seru banget! Oke wahana Keping Pedia checklist ✔ Selanjutnya ada wahana satu lagi. Namun kami memilih untuk menjedanya dengan terlebih dahulu ikut permainan Ular Tangga di depan panggung. Ular Tangga ini semacam outbond di dalam mall. Jadi nanti ceritanya kita bakalan berkeliling memecahkan misi di tiap post yang tersebar di di lantai mana saja. Aturan permainannya Ular Tangga banget, setiap lolos satu pos mengocok dadu untuk melanjutkan perjalanan, setiap gagal harus turun satu pos sebagai hukuman. Alhamdulillah, saya mendapat 4 kakak- kakak ( kak Atiek, kak ChaCha, kak Endah, dan kak Hakim) sebagai teman kelompok yang mantap abis. Pas dapat pos melanjutkan lirik lagu daerah, ada yang selalu bisa, saya hore hore aja. Pas dapat pos mengurutkan make up, ada mbak-mbak teman kelompok saya yang expert abis, saya hore hore aja. Pas dapat pos mencari tahu nama kios, makanan dan asalnya, akhirnya berkontribusi dikit dg membaca tulisan kios sambil sok tau makanan yg dijual dan asalnya. Misal Kios Soto Lamongan, ya jelas yg dijual adalah soto dan asalnya dari Lamongan 🙈 Alhamdulillah akhirnya berkontribusi, ngga hore- hore aja wkwk. Entah mengapa, kelompok kami menjadi yang tercepat mencapai pos terakhir. Kalau kakak panitianya menyebut kami sih pemenang, tp kami cuma bisa ketawa hore hore aja sambil meringis tidak percaya 😸 Setelah keliling pos Ular Tangga sana sini naik turun eskalator, akhirnya kami berfoto dan saling say goodbye. Kyaaa kapan lagi ketemu ya 😹 Nah terakhir, kami- pasukan awal- saya, Dian, Deas, Rizky, Iqbal, dan Ody masuk ke wahana Surat Semangat. Akhirnya kami bersatu lagi di sini. Visi kali ini adalah membalas surat adik- adik dari sudut negeri. Kebetulan saya mendapat surat dari adik kabupaten Tulang Bawang Barat dan Nakowe. Lucu banget! Nulis nya bagus dan kreatif- kreatif. Saya kalah banget! 🙈 Oke wahana Surat Semangat checklist ✔ Sudah 3 wahana + Ular Tangga terlampaui. Alhamdulillah, seneng banget! Banyak ketawanya, banyak bahagianya. Kami tidak mengira bahwa bekerja bisa semenyenangkan ini gais, percayalah. Yeay! Saking senengnya sampai ditulis sebegini panjangnya.
2 notes
·
View notes
Photo





Senang-senang Berbulu Kerja. Bisa? UTS sudah empat hari dijalani. Apa kabar? Alhamdulillah rasanya cukup bukti bahwa kita tidak perlu membahasnya lagi. Hehe. Nah sambil refreshing tipis-tipis sebelum 3 matkul (inti) lainnya menanti, kami; saya, Dian, Deas, Rizky, Iqbal, dan Ody memutuskan untuk ikut suatu kegiatan sosial tidak biasa yang diadakan oleh Indonesia Mengajar. Judulnya Festival Ikut Bekerja (FIB). Lucu gitu ya, mau refreshing tapi kok disuruh kerja. Terus maunya gimana 😂 Tenang. Bekerja di sini itu beda. Lalu bedanya? ____________________________ Nah sebelum bisa ikut bekerja di sini, kami perlu iuran 50 ribu. Setara harga pengisian perut huru hara. Setara harga tiket bioskop weekdays dikali dua. Kalau makan dan nonton membuat bahagia diri sendiri, 50 ribu disini membuat bahagia diri sendiri sekaligus anak- anak pelosok negeri. Tidak rugi dan malah mencipta untung berkali kali 😳 Di FIB ini kami memilih sesi 1 (mulai jam 10.00). Dengan modal tiket, sepagi mungkin kami bersemangat untuk masuk bekerja. Voilaaa, akan dimulai sebuah senang-senang berbulu kerja! 💞 Masuk di sana, ada 3 tempat bekerja yang kami menyebutnya wahana. Cerita selanjutnya basing saya ya Pertama kami mencoba wahana Kotak Cakrawala. Untuk masuk harus bergantian tiap 6 orang. Kebetulan ketika berbaris, kami ber6 terpotong menjadi dua. Dian, Deas, dan Iqbal masuk ke kelompok 1, sedangkan saya, Rizky, dan Ody menjadi kelompok selanjutnya. Di kelompok kami ada 3 kakak lain yang menggenapi. Visi kelompok kami adalah mengemas 30 buku umum dan 4 buku dongeng untuk ditata dan dimasukkan ke dalam sebuah kardus. Mulailah kami membagi tugas, ada yang mencari buku di tumpukan banyak buku dan ada yang mengurus kemasan perkardusannya. Oke wahana Kotak Cakrawala checklist ✔ Selanjutnya ada wahana Keping Pedia. Lagi-lagi kami berkelompok dengan 3 kakak tadi- bukan Dian, Deas, dan Iqbal. Visi kali ini adalah menulis surat kecil di balik gambar persebaran musik di Indonesia dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Seru banget! Oke wahana Keping Pedia checklist ✔ Selanjutnya ada wahana satu lagi. Namun kami memilih untuk menjedanya dengan terlebih dahulu ikut permainan Ular Tangga di depan panggung. Ular Tangga ini semacam outbond di dalam mall. Jadi nanti ceritanya kita bakalan berkeliling memecahkan misi di tiap post yang tersebar di di lantai mana saja. Aturan permainannya Ular Tangga banget, setiap lolos satu pos mengocok dadu untuk melanjutkan perjalanan, setiap gagal harus turun satu pos sebagai hukuman. Alhamdulillah, saya mendapat 4 kakak- kakak ( kak Atiek, kak ChaCha, kak Endah, dan kak Hakim) sebagai teman kelompok yang mantap abis. Pas dapat pos melanjutkan lirik lagu daerah, ada yang selalu bisa, saya hore hore aja. Pas dapat pos mengurutkan make up, ada mbak-mbak teman kelompok saya yang expert abis, saya hore hore aja. Pas dapat pos mencari tahu nama kios, makanan dan asalnya, akhirnya berkontribusi dikit dg membaca tulisan kios sambil sok tau makanan yg dijual dan asalnya. Misal Kios Soto Lamongan, ya jelas yg dijual adalah soto dan asalnya dari Lamongan 🙈 Alhamdulillah akhirnya berkontribusi, ngga hore- hore aja wkwk. Entah mengapa, kelompok kami menjadi yang tercepat mencapai pos terakhir. Kalau kakak panitianya menyebut kami sih pemenang, tp kami cuma bisa ketawa hore hore aja sambil meringis tidak percaya 😸 Setelah keliling pos Ular Tangga sana sini naik turun eskalator, akhirnya kami berfoto dan saling say goodbye. Kyaaa kapan lagi ketemu ya 😹 Nah terakhir, kami- pasukan awal- saya, Dian, Deas, Rizky, Iqbal, dan Ody masuk ke wahana Surat Semangat. Akhirnya kami bersatu lagi di sini. Visi kali ini adalah membalas surat adik- adik dari sudut negeri. Kebetulan saya mendapat surat dari adik kabupaten Tulang Bawang Barat dan Nakowe. Lucu banget! Nulis nya bagus dan kreatif- kreatif. Saya kalah banget! 🙈 Oke wahana Surat Semangat checklist ✔ Sudah 3 wahana + Ular Tangga terlampaui. Alhamdulillah, seneng banget! Banyak ketawanya, banyak bahagianya. Kami tidak mengira bahwa bekerja bisa semenyenangkan ini gais, percayalah. Yeay! Saking senengnya sampai ditulis sebegini panjangnya.
0 notes
Text
Perkara Hati
Waktu itu, di suatu Minggu siang yang begitu mengantukkan, saya bangun setelah sebelumnya sudah bangun- tidur- bangun- tidur berkali kali. Dengan sekujur kaki dan kepala penuh Koyo- obat yang ditempel untuk menghilangkan nyeri dan pegal- saya memulai cerita dengan salah seorang sahabat via chat WhatsApp
Saya : “Len, aku baru beranjak masa. Harusnya udah pegang buku. Hiks” Lalu sebelum dibaca oleh teman saya, saya langsung menambahkannya dengan mengirim sebuah VN yang kira-kira isinya
“ Len kenapa ya, pegal- pegalku ngga ilang- ilang. Pusing juga pala barbie. Pening banget ya Allah. Aku harus gimana. Ngga pernah seperti ini lho sebelumnya. Kemarin seharian juga biasa aja, ngga kecapaian ngga banyak jalan ” dan sent
Beberapa menit kemudian sahabat saya membalas, “Itu efek sakit hati” Saya tertawa. Mana ada. Memang sahabat satu ini sukanya mengada- ada.
Lalu saya mencoba mengingat beberapa waktu ke belakang- kejadian-kejadian yang kebetulan lewat. Oh iya! Saya ingat. Kemarin memang ada kejadian yang membuat saya merasa sedikit badmood seharian. Chat- chat masuk hanya saya read tanpa balasan- kecuali yang urgent banget saya balas “aku balas nanti ya, maaf ya”. Grup-grup sengaja tidak saya buka sementara. Beberapa teman dekat yang mengerti mengirimi gambar-gambar dan tulisan motivasi, it works tapi belum sekarang. Biasanya saya tipikal orang yang gatal kalau tidak chat dan berbalas chat. Namun benar-benar sehari itu saya menjadi seseorang yang menyebalkan dan tidak profesional. Saya menyakiti hati saya sendiri.
Lalu malamnya, saya mencoba minum minuman segar yang siapa tau mendinginkan pikiran. Pasang Koyo di kaki dan kepala yang pegal- siapa tau meringankan. Namun hingga pagi- siangnya, belum juga bekerja. Jadi apa yang sahabat saya simpulkan perkara hati itu…
Sepertinya benar.
Kyaaa jangan ditiru ya! :)
0 notes
Quote
Ditunggu atau tidak ditunggu, yang ingin datang akan tetap datang.
K. Aulia R. (via ourmetime)
1K notes
·
View notes
Photo

Percaya • "Aku tidak pernah menang memang", kataku di suatu sore. "Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu?", kamu menjawab dengan pertanyaan. "Beberapa keinginanku tidak tercapai. Padahal aku telah menyusunnya matang-matang dan mengupayakannya baik-baik. Aku lelah menyilangi mimpi- mimpi" "Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu?", kamu mengulanginya lagi. "Selalu berlalu seperti ini. Aku gagal menjadi apa yang orang lain percayakan. Aku gagal menjadi apa yang diriku sendiri impikan. Aku tidak pernah menang memang. Aku selalu kalah dengan apa yang aku api-apikan kemarin. Aku selalu kalah dengan diriku sendiri" "Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu, sedangkan kita tidak pernah tau apa-apa yang terjadi esok. Siapa tau ada sesuatu yang memenangkanmu. Siapa tau ada sesuatu yang lebih baik dari keinginan- keinginanmu", kamu menghela napas. Lalu mengalihkan pandangan ke langit-langit. Kita sama-sama diam. Aku menunggumu melanjutkan yang tadi. "Kamu tau? aku juga bukan orang hebat yang memiliki semua kemenangan dalam mewujudkan mimpi- mimpi. Aku pernah kalah juga dengan apa yang aku tantang sendiri. Impianmu tersilang banyak sekali? tidak apa-apa, kalau begitu segera tulis lagi. Upayakan lagi. Tersilang lagi? Tulis lagi. Upayakan lagi. Aku belajar untuk seperti itu. Karena bagiku masih ada Dia yang mempercayaiku. Bagiku masih ada Dia yang juga mempercayaimu. Semoga kamu percaya, selalu ada Yang Percaya denganmu" Aku masih mendengarkanmu. Lalu diam-diam menata hati. "Kita memang perempuan, tetapi kita harus bisa menjadi pejantan untuk hal-hal seperti ini. Jangan malu-maluin", kamu menutup perkataanmu sambil menoleh lagi ke arahku. Kita sama-sama tersenyum. Tiba-tiba kamu merapikan jilbabmu dan bersiap mengatakan sesuatu...... "Ayo mel, traktir aku bakso", Laaaaaah :( Picture : pinterest
0 notes
Photo

Kereta Api Tiba-tiba saya ingin menulis sesuatu tentang kereta api. Tentang kendaraan yang akan mengantarkan saya kembali ke Jakarta dua hari lagi. Pertama kali naik kereta kalo tidak salah saat kelas 9. Itu pun hanya kereta lokal Klaten- Jogja. Dulu harganya 8ribu rupiah sekali jalan. Dan hanya memakan waktu yang sangat sebentar. Walaupun belum merasakan perjalanan panjang yang memuaskan sekali, tetapi cukup membuat saya mempunyai kesan yang baik pada kendaraan satu ini. Tidak bikin pusing wkwk. Itu poin plus yang sangat berarti. Pengalaman kedua naik kereta ya saat mau berangkat ke Ibukota pertama kali. Tahun 2015, tahun dimana saya memutuskan untuk menimba ilmu dan menghabiskan 4 tahun dari usia di Ibukota. Keretanya Progo. Kereta ekonomi kesukaan anak-anak rantau dari Jogja dan ke Jogja. Mengapa kesukaan? Apalagi kalau bukan alasan harga. Benar-benar terjangkau untuk ukuran ongkos perjalanan ke Ibukota. Menjadi anak rantau menjadikan saya sering pulang kampung saat liburan. Menjadikan saya sering menikmati kereta api sebagai teman perjalanan. Dari liburan lebaran, liburan yang benar-benar liburan karena habis UAS, ataupun liburan 'yang diupayakan'. Mahasiswa STIS pasti akan paham sekali. Untuk kalian yang belum paham, sekadar informasi, mahasiswa STIS sering me-lobby dosen untuk memadatkan jadwal agar dapat menikmati liburan di akhir tahun. Lumayan sekali, bukan? Sekarang lupakan soal liburan 'yang diupayakan'. Pulang pergi Jogja- Jkt membuat saya semakin akrab dengan website PT KAI. Hanya dengan menggunakan smartphone di tangan, saya dan kamu dapat dengan mudah memesan tiket kereta kemanapun tujuan, lalu membayarnya lewat ATM terdekat dari kos. Menyenangkan sekali. Bahkan saya tidak pernah membayangkan hidup dapat semudah ini. Namun bukan berarti berhubungan dengan kereta itu tanpa masalah. Sebagai anak kos yang harus ngirit, saya perlu cepat-cepat mencari tiket yang harganya murah abis. Kalau dulu Progo ya, tetapi semenjak ada perubahan harga tiket kereta api Indonesia, Progo naik jadi 125 ribu. Lalu saya beralih ke Bengawan yang masih bertahan dengan harga di bawah 100 ribu. 74.000 tepatnya. Ya, Bengawan menjadi kereta paling murah untuk kembali. Maafkan saya Progo, kamu baik namun saya tetap berpihak ke yang paling murah. Semoga kamu paham. Di musim liburan yang orang kebanyakan juga liburan, akan lebih membutuhkan upaya. Misalnya libur lebaran. Ketika liburan ini, bahkan harus memesannya berbulan-bulan sebelumnya. Berlomba-lomba berebut kursi. PT KAI menyediakan banyak, tetapi tetap belum sebanding dengan jumlah orang yang ingin mendapatkan tiket murah. Pengalaman lebaran tahun lalu, saya begadang jam 24.00 demi mendapatkan tiket. Jangan dikira langsung dapat. Kita begadang, ribuan orang lainnya juga sedang begadang. Kita sudah siap di depan laptop, ribuan orang lainnya juga sudah siap di depan laptop. Benar-benar pertarungan sengit. Jam 00 lebih beberapa detik website PT KAI langsung error. Saya gagal mendapatkannya. Namun ada teman saya (lain kos) yang bisa dapat. Bagaimana? Saya bahkan sampai sekarang tidak tahu bagaimana ceritanya ada orang yang bisa mendapatkan tiket saat itu. Namun tidak ada kata menyerah dalam kamus anak rantau- yang berjuang pulang kampung- dengan tiket semurah- murahnya. Kita tunggu 3 jam atau tidur sebentar dengan menyalakan alarm jam 3 pagi. Mengapa? Karena batas pembayaran tiket adalah 3 jam. Satu detik saja terlambat, kursimu diambil orang. Begitulah kira-kira strategi kedua. Saya akan berjaga jaga pukul 3 pagi. Saya akan mengambil tiket orang-orang yang lupa membayar tiket mereka. Sedikit jahat, semoga tidak berdosa. Dan dapat. Itu pun bukan tiket yang langsung ke Jogja. Masih ada sih yang ke Jogja namun dengan tarif yang bukan saya banget. Pokoknya menurut saya akan dosa jika tiket lebih dari 150ribu. Saya transit Kiara Condong (Bandung) dengan kesananya memakai kereta Serayu seharga 67 ribu (kalau tidak salah) lalu dari Kiara Condong ke Jogja memakai kereta Pasundan 90an ribu. Jika dijumlahkan akan lebih dari tarif yang aku targetkan. Tidak apa-apa, lebihnya tipis. Dosanya ngga gede gede banget. Ya walaupun total waktu perjalanan yang harusnya bisa 8 jam jadi 12 jam, tidak masalah, bagaimanapun juga; murah tetaplah harga mati. Pernah juga waktu liburan 'yang diupayakan' di akhir tahun, saya dan teman-teman memakai kereta tambahan Kutajaya Utara. Jadi kereta tambahan merupakan... Kereta tambahan. Kereta yang ditambahkan. Intinya seperti itu. Pemerintah berbaik hati memberikan kesempatan- sekali lagi- untuk penduduk yang keinginan pulang kampungnya besar sekali. Termasuk saya dan teman-teman. Waktu itu harga 125 ribu dari Pasar Senen (Jakarta) ke stasiun Kutoarjo. Lalu melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan memakai kereta api lokal; Prameks. Yang merupakan kereta api yang pertama kali aku naiki seperti pernah aku ceritakan di paragraf atas. Waktu itu tahun 2015 harga Prameks sudah 8 ribu. Dan sekadar informasi, sekarang harganya dari Kutoarjo ke Jogja jadi 12 ribu. Begitulah kira-kira prinsip yang saya pegang selama berhubungan dengan kereta api. Murah. Tidak ada yang lain. Oh, sampai lupa. Saya pernah juga naik kereta eksekutif seharga 40 ribu. Dapat harga segitu karena naiknya dari Kutoarjo ke Jogja. Walaupun sebentar, lumayanlah sesekali merasakan punggung merebah nyaman sekali sambil kaki bisa selonjor- selonjor dan peluk- peluk guling mungil yang sudah disediakan. Amel kampungan emang. Wkwk. Sekarang lupakan tentang prinsip murah. Karena ada satu hal lagi yang juga tidak kalah penting selama berhubungan dengan kereta yaitu teman perjalanan selama di kereta. Saya pernah naik beramai-ramai dengan teman-teman mahasiswa Jogja. Namun tidak sering. Tidak selalu. Pernah aku bareng, tetapi beda gerbong. Sering juga benar-benar sendiri. Beda gerbong, beda kereta, beda hari. Mengapa mau? Saya pikir saya bukan tipikal orang yang takut sendiri. Kalau orang lain ada yang berpikir harus bareng teman agar ada teman ngobrol, saya tidak. Saya selalu tertidur- maksutnya tidur selama perjalanan. Jadi tidak masalah ada teman dikenal atau tidak karena saya tetap tidur. Jadi jika pas bareng-bareng teman, mereka ngobrol saya tidur. Mereka tidur saya tidur. Saya adalah koala jika naik kereta. Serius, saya tidak pernah tanya- tanya orang lain ketika akan memesan tiket. Tidak pernah sengaja mendekatkan nomor kursi. Kecuali ada yang tanya duluan, baru dijawab. Juga, saya pesan tiketnya sering mepet- mepet. Menyesuaikan jadwal dan keberadaan uang. Nah, saat pulang kampung liburan kemarin, sayay bareng-bareng sebagian teman Jogja dan teman-teman Solo. Itu pun tahu keretanya sama setelah pesan sendiri. Jadi bareng ke stasiunnya, sama keretanya, tetapi beda gerbongnya. Seperti biasa, saya masuk gerbongku, mencari nomor kursi lalu menaruh tas- tas bawaan di bagasi atas. Mulai duduk. Beberapa menit kemudian ada orang duduk di depan saya. Saya lihat. Lah pakai korsa angkatan. Dia... Teman saya se-angkatan. Laki-laki. Tahu sih. Tapi tidak kenal. Pasti diajak ngobrol. "Fix lah, ngga bisa tidur selama perjalanan" Picture : pinterest
0 notes
Text
Temanku 20 Tahun
Dua puluh tahun yang lalu, di tanggal dan bulan yang sama, telah lahir seorang bayi dari rahim ibu yang beruntung mengandungnya. Langit dan bumi bersyukur- keduanya berbahagia. Bayi tersebut lahir dengan penuh pengharapan. Bayi tersebut lahir penuh dg doa- doa yang menuntunnya berjalan. Ah, Tuhan memang selalu baik. Dia mengirimkan bayi tersebut untuk hadir sebagai teman yang menyenangkan untuk teman-temannya. Sebagai 'penyebut' rumitnya 'pembilang' dunia- dan menjadikannya sederhana. Sebagai perantara segala kebaikan bagi manusia- manusia di sekitarnya. Sebagai.. ah, bahkan aku kehabisan kata-kata untuk mengibaratkannya. Semoga semua itu berjalan benar. Semoga akan selalu berjalan benar. ---------------------------------------- Halooo! Selamat ulang tahun! Semoga selalu terlibat dalam segala kebaikan yang Allah titipkan. Semoga tidak pernah lelah dalam mengikhtiarkan kebermanfaatan. Semoga selalu menjadi orang baik yang berperan. Selamat 'belajar'! Selamat mengibarkan jutaan mimpi menakjubkan! Usia ini deretan angka. Setelah ini kita akan melakukan apa? Sebelum ini kita sudah melakukan apa? Semoga selalu menjadi sarana muhasabah diri ya 🍭🍭
0 notes
Photo

Kata temanku, tingkatan ukhuwah yang paling rendah adalah husnudzon 💕 Jengjeng! Di dunia ini, banyak sekali hal yang mudah sekali dipermasalahkan. Banyak sekali hal yang menjadi alasan untuk saling menyalahkan Pada akhirnya tugas kita hanyalah belajar untuk saling berbaik sangka. Lalu saling berterima kasih atas prasangka baik yang kita terima. Terima kasih karena sejatinya kita tak pernah sebaik itu. Terima kasih telah menjadi pengingat bahwa kita harus belajar untuk bisa sebaik itu
0 notes
Text
Sampai Jumpa
Kita sama- sama ingin mengutarakan beberapa kalimat.
Membuncah.
Namun beberapa saat mereda.
Lalu hilang.
Sampai akhirnya kita berada di titik sekarang.
Titik dimana setiap dari kita sadar bahwa- waktunya, bukanlah sekarang.
Lalu masing- masing dari kita membuat keputusan tanpa kata- kata- untuk berjalan dalam arah yang berbeda.
Kamu boleh menyelesaikan dahulu bekal perjalananmu, karena aku pun akan begitu.
Sampai akhirnya kita sama- sama mulai berjalan tanpa mengharap suatu kebetulan
“Sampai jumpa!”
Sampai bertemu lagi di suatu persimpangan yang begitu rahasia
Tetapi jikapun di perjalanan nanti kita tidak pernah menemui persimpangan yang sama, tidak apa- apa.
Karena kita senantiasa percaya bahwa sebesar apapun upaya, jika memang digariskan untuk tidak, kita bisa apa?
Semoga selalu ikhlas.
Semoga selalu ikhlas.
0 notes
Text
kamu tidak harus menjadi ini itu yang bahkan malah bisa meninggikan hatimu :)
Menjadi Orang Biasa
Saya sering bertemu dengan banyak orang. Orang-orang yang tidak saya kenal, juga tidak mengenal saya. Di jalan, di pasar, di mall, di masjid, di tempat makan, di kereta, di mana-mana.
Lalu ketika kembali ke lingkaran pertemanan saya. Di tengah euforia orang-orang sedang membangun karir, sedang demam start-up, sedang sibuk membangun eksistensi. Saya kemudian berpikir, apa salahnya menjadi orang biasa-biasa saja?
Ketika saya pulang ke desa, ke kampung halaman saya. Saya bertemu dengan masyarakatnya, orang-orang desa yang sejak saya kecil sampai sebesar ini mungkin dunia yang dikunjunginya baru sejauh Jakarta. Itupun belum tentu setahun sekali, lebih banyak harinya habis di ladang dan sawah. Mereka tidak mengenal istilah start-up, tidak mengerti apa itu eksistensi. Tapi satu hal yang pasti, mereka berperan.
Adalah orang-orang yang tidak dikenal inilah yang membuat meja makan orang-orang bisa tersaji nasi. Juga beberapa macam sayuran. Mereka menjalani perannya dengan ikhlas. Tidak menuntut untuk menjadikan diri mereka dikenal banyak orang. Sungguh, tidak ada yang keliru sama sekali dengan menjadi orang biasa. Surga juga tidak diciptakan hanya untuk orang-orang yang eksis, yang terkenal, yang membangun ini dan itu. Dan perubahan peradaban juga tidak muluk-muluk dimulai dengan membangun perusahaan, dan berbagai macam euforia yang menekan kaum muda saat ini.
Yang paling utama adalah menjadilah seseorang yang berperan. Kemudian menjalani peran tersebut dengan sebaik-baiknya. Menjalaninya dengan penuh ketulusan dan niat yang lurus.
Kita semakin jauh dari niat, semakin jauh dari kearifan-kearifan. Kalau saya perhatikan, begitu banyak orang yang khawatir dirinya menjadi debu, menjadi bukan siapa-siapa dan biasa saja. Padahal menjadi debu pun sebenarnya sangat berarti dan bermakna ketika ia bisa menjadi berperan. Untuk tayamum misalnya.
Keluar rumahlah dan jalan kaki. Berapa ribu orang yang bisa kita temui dijalan dan sama sekali tidak kita kenal. Barangkali mereka adalah orang-orang yang amat dikenal oleh penduduk langit, surga merindukan kematian mereka, malaikat sibuk mencatat kebaikan dari peran yang mereka jalani.
Dunia ini benar-benar sementara, benar-benar senda gurau. Tidak akan habis kita mengejarnya. Setelah itu juga, tidak akan kita bawa mati.
Yogyakarta, 14 Desember 2016 | ©kurniawangunadi
2K notes
·
View notes
Text
Mereka Saudaraku
Kalian pernah menemui orang- orang yang ketika kalian melihatnya seolah kalian sedang berada di rumah? Aku pernah. Orang- orang yang aku temui ini berjumlah enam. Walaupun berbeda kelas, tetapi setiap berkumpul dengan mereka ataupun hanya sekadar papasan di jalan, aku benar- benar melihat mereka seolah saudara kandung seibu bapak ku sendiri. So sweet yah wkwk. Jadi mereka ini adalah saudara- saudara kandungku di salah satu komunitas di kampus kami.
Nah sepertinya sayang jika aku bercerita panjang tanpa mengenalkan. Satu per satu sama dengan dua akan aku kenalkan ya. Sisi subyektivitas dan faktor kefakiran informasi akan diri mereka akan sangat tinggi disini, jadi ngga apa- apa ya, tetap dibaca aja, siapa tau suka. Anw di deskripsi mereka, mohon izin ya, aku akan banyak menggunakan kata “keluarga” dan “berkeluarga” hehe.
1. Tino
Nama lengkapnya Tino Aprilian. Manusia asal Sidoarjo, Jawa Timur ini merupakan presiden direktur dari komunitas kami. Keren ya, udah presiden, direktur lagi. Oh iya gara- gara memiliki sifat rendah hati yang membumi, awalnya Tino sempat ingin mengganti istilahnya menjadi ketua aja bukan presdir. Tapi ya gimana ya, namanya juga udah aturan dari awal berdirinya, jadi terima aja ya. Wkwk.
Tino orangnya sangat ajaib! Dia selalu punya kesempatan untuk menebar manfaat di banyak tempat. Alhamdulillah ya Tin, hidupmu bisa berguna wkwk. Nah Tino ini nih sosok yang bisa jadi pemimpin yang disegani sekaligus kakak yang mengayomi. Walaupun baru beberapa bulan berkeluarga dengan Tino (yak! “berkeluarga” banget nih wkwk), aku udah bisa menyimpulkan bahwa dia memang punya 26 alfabet yang menjadi faktor terpilihnya dia. Tino orangnya gercep ngga pake lama, tidak pernah lelah mengingatkan tugas aka nagihin wkwk, punya kesabaran seluas samudera Hindia gils luas banget, berani mengambil keputusan di saat orang lain masih perlu berjuta kali waktu untuk memutuskannya, ramah banget kayak aku mbak- mbak rohis wkwk, taat beribadah, dan enak banget buat tempat berkeluh kesah. Pokoknya kalo ada masalah di keluarga ini, larinya ya ke Tino. Dia selalu punya lollipop penenang untuk saudara- saudaranya yang menangis di hadapannya. Ini berlebihan. Ok
Akhir kata, senang mengenal Tino. Dia selalu punya cara merekatkan 7 hati yang berbeda. Pokoknya terus semangat Tino! Semoga tidak pernah lelah menebar manfaat dengan cara yang sederhana. Terima kasih sudah mau melangkah bersama, terima kasih sudah selalu ada. Mau lah ya jadi saudara kandungku, sehingga tidak alasan untuk kita nanti berhenti saling mengenal gitu maunya. Maunyaaaa wkwk.
2. Kuntie
Bocil asal Salatiga ini nama lengkapnya Amalia Kuntie Aisyah. Panggilannya Kuntie, sifatnya kayak kuntie-lanak. Suka ketawa- ketawa hihihi gitu. Bedanya kalo kuntie-lanak kan bikin serem, kalo Kuntie yang ini bikin suka #ah-elaaaah.
Kuntie merupakan anggota keluarga yang memegang keluarga admin. Partnernya Lutfi (tentang Lutfi akan diceritakan di poin selanjutnya). Kuntie ini merupakan manusia yang super duper menyenangkan! Tidak ada alasan untuk merasa kzl dengan sesosok manusia macam Kuntie aku dibayar berapa sih nulis kayak gini ew. Kuntie jago dalam banyak hal. Selain karena talenta yang banyak ia miliki, ia juga memiliki sifat peduli yang luar bisanya. Selalu menjadi orang yang tepat ketika kita dirundung masalah. Ketika dirinya bermasalah pun, ia bisa mengatasinya dengan cepat. Manajemen emosinya Kuntie patut diapresiasi. Oh iya kita sering itu saling cerita gitu, udah tahu rahasia masing- masing. Jadi kita harus baik- baik terus, Kun. Kalo engga, aku bongkar rahasiamu hua hua. Dan satu lagi : Kuntie orangnya lucu parah. Gimana ngga lucu coba, masa dia pernah bilang kalo aku itu orangnya ngga jelas, padahal dia lebih ngga jelazzz. Wkwk. Tapi santai Kun, kamu selalu jelas kok Kun ketika mengingatkan kebaikan padaku. Itu aja ya, selebihnya tetap ngga jelas. Wkwk.
Akhir kata, aku suka Kuntie. Tapi doi ngga suka Kuntie. Hahaha! Bercanda kun, bercanda. Pokoknya terus menjadi Kuntie yang seperti ini ya, Kuntie yang selalu jadi pencair suasana, yang selalu ngajarin makan banyak juga. Semoga selalu ingat kita pernah berjanji untuk saling datang di pernikahan kita nanti wkwk abaikan ini Semoga selalu ingat bahwa kita sedang dalam proyek bersama memperbaiki diri. Semangat tanpa tapi! Semoga tidak pernah bosan merawat rasa ceria yang seringkali kamu bagi- bagi. Terima kasih sudah sering mengingatkan, terima kasih sudah sering menguatkan. Kamu mau jadi saudara kandungku? Aku tau kamu pasti mau. Yaudah deh aku juga mau. Ehehe.
3. Lutfi
Nah sekarang giliran partnernya Kuntie dalam keluarga admin. Jeng jeng jeng namanya Lutfi Akbar Perdana. Akrab dipanggil Lut gitu kalo di grup. Lutfi ini selain berkeluarga di sini, juga merupakan kepala keluarga di himpunan mahasiswa (himada) daerahnya, SIMPATI- bukan INDOS*T. Wah cukup membuat merinding ya wkwk
Lutfi ini orangnya sangat baik hati. Ia tidak pernah menolak untuk dimintai tolong, wah semoga selalu mendapat pahala yang berlipat ganda dari Yang Maha Kuasa ya, Lutfi! Selain itu kadar kepedulian yang ada dalam diri seorang Lutfi itu teramat tinggi, selain dari pengalaman berkeluarga selama ini, aku juga mendengar banyak dari orang tentang Sense of Caring yang warbiyasa dimiliki Lutfi. Salut, boy! Jadi jika dipikir- pikir, siapapun kamu bakalan nyesel deh kalo selama mengarungi kehidupan belum pernah bertemu orang macam Lutfi gini. Serius we, ngga bohong ini. Wkwk. Lagi, karena terlalu ingin berbuat maksimal, apapun hal selalu berusaha ia tanyakan sejelas- jelasnya di grup. Peramai grup nomor satu ora nganggo nego pokok e, wkwk. Buka grup, yang tanya Lutfi. Buka grup lagi, yang jawab Lutfi. Kadang diri ini merasa malu tak ada yang bisa dibanggakan Lut jika mengingat totalitas yang kamu tapakkan hua hua. Wkwk.
Akhir kata, pertahankan sifat- sifat baikmu, saudaraku. Wkwk. Semoga senantiasa semangat dalam apapun upaya kebaikan yang hendak kamu bagikan. Terima kasih sudah mau menjadi salah satu bagian, terima kasih Lut! Sampai kapanpun harus tetap jadi orang baik ya. Ngomong- ngomong fix ya kita saudara kandung sejak detik ini, tidak terima protes! Wkwk.
4. Dika
Anggota keluarga satu ini bernama Anissa Dika Larasati. Sebenarnya sampai sekarang aku masih suka bimbang memilih nama panggilan untuknya. Dia terlalu banyak mempunyai nama panggilan, bisa Nissa bisa Dika bisa Njuk juga wkwk. Sadar ngga dik kalo selama ini aku manggil kamu ngga pernah konsisten? Wkwk. Pengen manggil sayang, tapi ntar banyak yang noleh kan repot juga hmm. Oh iya untuk informasi, Dika ini asalnya dari Purworejo, Jawa Tengah.
Pertama kali kenal Dika, ya pas kumpul pertama keluarga ini hehe. Kesan pertama, “hmm kayaknya ni orang baik juga”, ternyata…. Emang baik! Wkwk. Suka juga aku sama Dika, selain baik ia juga tidak pelit. Buktinya pernah waktu aku terkunci dari gerbang kos sendiri, ia mau berbagi ruang di kosnya untukku singgah semalam. Unch, kebaikanmu akan ku ingat pasti! Btw di keluarga ini, Dika adalah sekretaris. Orangnya sangat rajin dan beres terus kalo melakukan suatu pekerjaan, ngga kayak aku. Selain itu Dika juga cepet banget mempelajari suatu hal, ngga kayak aku. Dika juga orangnya sangat cantik, nah ini kayak aku udah iyain aja . Pokoknya Dika idolaque! Aku banyak belajar dari dari Dika tentang berbagai hal juga. Misal yang sayang kamu banyak, aku pasti jadi salah satunya. Wih sweet kan aku sini traktir aku Aice wkwk.
Akhir kata, aku menyesal baru mengenal Dika sekarang. Ya, walaupun aku tau sebenarnya kamu lebih menyesal sih mengapa baru mengenalku sekarang- maaf yak kepedean . Terus semangat Dika! Semoga apa yang kita lalui sekarang dapat menjadi pelajaran di hari kemudian. Semangat tetap jadi baik! Terima kasih telah banyak meluangkan waktu di “rumah” kita! Jangan bosan mengajari kami hal- hal baik yang kamu punya ya. Anw secara sepihak aku putuskan bahwa kita sekarang saudara kandung. Hahaha!
5. Mey
Satu- satunya anggota keluarga yang ngga paham bahasa Jawa hehe. Sebelumnya maaf ya Mey kalo kami sering ngga sadar pakai bahasa Jawa di depanmu, itu semata biar kalo kami ngomongin kamu, kamunya ga sadar gitu maunya. Wkwk. Bercanda mey. Nah langsung saja, ini dia puteri Borneo jengjeng! Meylinda Halimah Putri! Perempuan manis semanis tebu ini biasa dipanggil Mey. Atau pernah juga di grup dipanggil Dinda oleh Tino, ngga tau kenapa. Wkwk.
Mey adalah manusia paling berhak atas aliran finance komunitas ini. Berat banget ya tanggungannya Mey. Hal itu kadang yang membuatku berpikir kalo kita ngga pernah boleh mengeluh, mau mengeluh gimana, Mey yang ngurusin banyak uang punya orang aja ngga pernah ngeluh kok, masa kita gini aja mau ngeluh ya ngga ya ngga. Mengenai Mey, Mey orangnya lembut namun bukan berarti lemah. Dia tipikal orang yang melakukan suatu hal dengan tingkah laku dan tutur kata yang tidak pernah menyebalkan. Kadang heran juga ternyata di dunia yang keras ini masih ada orang selembut Mey. Oh iya, Mey itu orangnya lucu. Wkwk. Dia pernah menjadi satu- satunya anggota keluarga yang pas lagi ashyique-ashyiquenya rapat malah minta pulang karena kantuk yang sudah tak tertahankan. Hahaha! Jangan lupa minum susu dan gosok gigi sebelum tidur ya, Mey! Eh belum cerita ya, aku pertama kali kenal Mey bukan di keluarga komunitas ini, tetapi di Litbang rohis, dulu menurutku dia adalah anggota litbang terbaek, rajin dan selalu bersemangat mengikuti syuro soalnya. Hihi, apalah aku jika dibanding Mey.
Akhir kata, Mey orangnya lembut tanpa bisa ditawar! Dan kelembutan yang mey punya itu yang membuatnya disayang banyak orang. Kenal mey aku pikir adalah salah satu cara Allah untuk menyadarkanku agar menjadi perempuan yang lembut. Wah, semoga aku bisa sedikit demi sedikit meniru kelembutanmu ya Mey, hihi. Semoga istiqomah selalu, Mey! Kita tidak pernah berjalan sendiri- sendiri Mey, percayalah. Jadi kamu juga harus terus semangat ya! Terima kasih sudah baik, terima kasih sudah jadi orang yang selalu baik!
6. Safi
Anggota keluarga satu lagi, hiyeay! Safi’atul Laili. Perempuan asal Jawa Timur ini akrab disapa Safi- bukan Sapi. Kadang- kadang ada yang manggil mbak Capik gitu sih, terdengar sok imut kali tapi yaudahlah nyenengin orang jadi salah satu ikhtiar mencari pahala memang. Wkwk. Fyi, Safi merupakan gadis multitalenta yang prestasinya hua ngga usah ditanya lagi lah ya. Bangga kita jadi keluargamu, Saf!
Di keluarga ini, Safi mempunyai keluarga yang disebut keluarga pengembangan komunitas gitu. Keren ya Safi, keren banget dong. Namanya juga Safi. Btw kalimatku barusan seperti makan mie di siang hari ya, artinya : njut ngopo gitu lo. Wkwk. Mau tau tentang Safi? Safi ini orangnya sangat easy going, enakan banget. Mau apa, cusslah. Mau kemana, cusslah. Mau kapan, cusslah. Wah sangat menyenangkan berkeluarga dengan Safi. Dia memiliki hal- hal yang membedakan dirinya dengan orang lain. Aku juga banyak belajar dari Safi tentang watak dan kemandirian. Watak baik tidak pernah menyakitkan. Kemandirian tanpa kebergantungan. Safi selalu punya cara- cara menarik untuk mengemas suatu hal menjadi sederhana tanpa sepotong pun kepanikan. Dia perempuan yang terlampau seimbang menyelaraskan logika dan perasaan wah sadis banget ngga sih wkwk. Pokoknya, sedap bangetlah jika bisa dekat sama orang kayak Safi ini, Insyaallah beres hidup lo. Ini berlebihan. Okesip.
Akhir kata, Safi tipikal perempuan yang seimbang. Banyak sekali perempuan yang mesti belajar dari Safi. Semoga senantiasa dilapangkan jalan hidupmu ya, Saf! Semoga selalu semangat menapaki rumah tangga komunitas kita yang makin huwaw dari hari ke hari. Terima kasih sudah menginspirasi, terima kasih tidak pernah capai berbagi! Sama seperti yang lain Saf, kita sekarang saudara kandung, kamu kakaknya ya aku adeknya. Jadi adek ngga pernah salah soalnya. Haha!
1 note
·
View note
Text
Belajar Menjadi Lembut
“Apakah aku jahat?”
“Orang itu tidak pernah berhak menyalah- benarkan orang lain. Tapi bagiku kamu baik”
“Tapi akhir- akhir ini aku merasa menjadi sesosok penyihir yang jahat. Aku merasa kalo ngomong itu teriak- teriak. Kasar banget ya hiks. Padahal ngga bermaksud”
“Oalah, belajar jadi orang yang lembut. Bertemanlah dengan orang- orang yang berlaku dan bertutur lembut. Lembut tapi tidak lemah”
“Udah. Tapi tetap saja aku kurang bisa mengatur lisanku. Kan kasihan kalo orang lain mendengarnya jadi sakit”
“Sebenarnya kalo teriakmu membawa manfaat, ngga salah juga sih. Siapa tau yang kupingnya bermasalah gitu jadi lebih denger hehehe”
“Tapi kan kita mesti lemah lembut, mbak”
“Nah itu. Kita kembali ingat bahwa kita- perempuan- diperintah Allah untuk menjaga tutur dan laku. Jadi yuk lebih berhati- hati. Note to my self juga sih”
“Ahsek mbak kata- katamu bikin aku ketawa”
“Wkwk. Pokoknya kalo melakukan sesuatu sambil dibayangin juga kalo hal itu kita terima dari orang lain gimana rasanya. Hiuhiu. Kita memang tidak pernah selesai untuk belajar memahami orang lain. Oh iya kalo missal menurut kita udah baik, lanjutin aja. Persepsi orang memang tidak pernah dapat kita atur, yang ada hanya kita yang perlu terus belajar memahami”
“Sebenarnya aku bukan dengar dari orang, tapi perasaanku aja”
“Alhamdulillah, berarti Allah berbaik hati membuka hati kita dengan sendirinya. Semoga perasaan sadar segera diiringi laku yang membaikkan. Semangat ya”
------------------------------------------------------
Mengapa sih kita harus belajar menjadi perempuan yang lembut? Karena lembut itu mendekatkan dua hati dalam jarak sempit yang bernama kasih sayang. Asik banget ngga sih hehehe.
Dalam buku yang pernah aku baca – amel tumben nih lagi agak lurus pikirannya- Siapa aja yang merawat kasih sayang dan mengedepankannya, maka ia digolongkan oleh Allah sebagai orang yang berhak mendapat kasih sayang dari-Nya. Gilsss! Siapa yang ngga mau coba? Pasti se- jomblo apapun orang dan dianya ngaku ngga pernah ngerasain yang namanya kasih sayang, pasti tetep ngiler bombay kalo mendengar janji Allah yang satu ini. Iya ngga? Ngaku aja! Haha. Nah untuk mendekatkan diri dalam kata kasih sayang, tentunya kita perlu suatu upaya. Kalo dikira- kira upaya apa yang bisa kita lakuin agar kita bisa saling menyayangi? Iyap! Dengan menjadikan diri kita sesosok manusia baik yang lembut. Terdengar pencitraan gitu ya, tapi ini beneran. Hehehe.
Jadi udah dapat kita simpulkan bahwa belajar untuk menjadi lembut itu sebuah keniscayaan. Note to ourselves nih- perempuan- perempuan yang katanya banyak menjadi kandidat penduduk neraka. Haduh kok sereeeem. Ya begitu lah, ternyata banyak sekali hal yang memang harus kita lakukan lebih dan lebiiih hati- hati, termasuk salah satunya menjadi perempuan yang lembut.
Kita harus lembut dalam apa aja? Tentunya lembut dalam hati, tutur, dan juga laku. Mungkin banyak dari kita sering melihat mbak- mbak yang memiliki ketiga sifat tersebut lalu berpikir “udah alim dari sononya keleus. Kalo aku kayak gitu, bisa dibilang pencit sama seluruh penduduk bumi”. Hmm, ngga salah sih, cuma sayang aja kalo sampai berpikiran seperti itu. Bukankah semua hal itu menjadi bisa terlatih kalau dilatih? Bukankah semua hal itu menjadi kebiasaan kalau dibiasakan? Begitu juga dengan ketiga sifat lembut tersebut. Se- kelam- kelamnya kita di masa lalu, percaya aja, kalau selalu ada jalan terang kalau kita mau menjemputnya ini asik banget ciyus wkwk. Jadi untuk siapapun kita, jangan menyerah di awal ya untuk menjadi perempuan yang lembut.
Kalau mau contoh, kita selalu ingat bahwa kita punya Rasulullah yang menjadi panutan terbaik. Kalau beliau ngga lembut, ngga mungkin kan banyak orang yang dengan senang hati mereka mengikuti ajaran beliau.
Allah pernah menjelaskan dalam surat-Nya QS Ali Imran: 159.
“Maka, disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang- orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Udah jelas banget kan, Allah The One And Only pemilik alam semesta ini memerintahkan kita untuk menjadi orang yang lembut. Untuk caranya? Kita bisa memulai dari hal- hal kecil. Dari perilaku kita, cara bicara kita, dan prasangka- prasangka yang kita bentuk ketika berinteraksi dengan orang- orang di sekitar kita. Yuk berbenah! Karena sejatinya kita memang tidak pernah selesai untuk berbenah! :)
Sumber : baca- baca bukunya Nayla Camelia Rahmah yang judulnya Celengan- celengan Akhirat untuk Muslimah. Ashyique wkwk.
0 notes
Quote
Doa termasuk obat paling ampuh. Doa juga musuh bagi bencana. Ia dapat menolak bencana, mengatasinya, mencegah datangnya, menghilangkannya, dan meringankannya kala menimpa. Ia adalah senjata orang-orang mukmin.
Al-Jawabul Kafi | Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (via kurniawangunadi)
jangan lelah berdoa meeel
1K notes
·
View notes
Video
tumblr
Source : youtube
dari dulu suka.
0 notes
Text
Ending Terbaik
“Aku sekarang sudah tidak lagi percaya setelah kejadian berat itu”
“Jangan begitu, kita harus senantiasa berbaik sangka”
“Susah hiks”
“Ngga apa- apa. Belajar”
“Mereka gitu terus. Kan kasihan yang lain juga.”
“Mereka pasti punya alasan”
“Tapi mereka ngga pernah mendengar”
“Coba komunikasikan”
“Ngga mau. Nanti yang salah aku lagi. Hidupku ngga pernah bener emang”
“Coba istighfar”
“Astaghfirullahal ‘adzim”
“Nah kan cantik. Terus sekarang maunya gimana?
“Ngga gimana- gimana. Kayaknya peri jahat di dalam tubuhku udah pergi. Makasih yaaaa, sini aku peluk”
Hehehe pokoknya istighfar itu ending terbaik dari segala curhat. Percaya deh! :)
0 notes
Text
Sadar Kecuali Tidak
Sering kali kita menjadi manusia pertama : manusia penuntut. Menginginkan orang lain menjadi demikian. Menginginkan keadaan berjalan demikian. Tidak apa- apa. Yang apa- apa itu kalau kita menuntut tanpa mengerti. Kalau kita menuntut tanpa memahami.
Sering kali juga kita menjadi manusia kedua : manusia yang suka tidak terima. Tidak terima kalau orang lain menuntut kita menjadi demikian. Tidak terima mengapa kita berada dalam keadaan yang berjalan demikian. Tidak apa- apa. Yang apa- apa itu kalau tidak terimanya dibawa sampai ke hati. Lalu melahirkan prasangka- prasangka buruk lain di kemudian hari.
Sadar kecuali tidak, kita pernah menjadi yang pertama dan kedua. Begitu terus bergantian. Menyalahkan jenis manusia lain tanpa mengingat beberapa waktu yang lalu, mungkin saja kita pernah menjadi manusia jenis itu- jenis manusia yang sekarang ini sedang kita salah- salahkan.
Haduh, berat ya bahasannya.
0 notes
Text
Ekspresi Rindu
Beberapa waktu yang lalu, saya menghadiri sebuah acara internal di kampus yang mendatangkan tiga pembicara. Salah satunya berkata
“Rindu itu pasti ada. Namun kita kembali ingat bahwa jarak terdekat dari sebuah rindu adalah doa. Jadi tidak masalah kalau kita sedang dirundung rindu. Allah telah menyiapkan 5 waktu untuk kita mengekspresikannya. Pun itu bisa ditambah. Pokoknya percaya aja, Allah senantiasa punya cara-cara untuk menyampaikan rindu kita. Kurang baik apalagi coba”
Lima waktu yang dimaksud adalah sholat wajib. Pun bisa ditambah dengan sholat sunnah.
Detik itu, definisi baru dari rindu terbentuk di kepala. “Baik, jika suatu saat saya merindukan orang- orang kesayangan saya, saya akan mendoakan mereka dengan doa- doa terbaik saya. Dengan sholat dan mengaji. Bukan dengan bantal yang basah air mata”, janji terucap dalam hati. Sok-sokan langsung termotivasi jadi anak solehah gitu ceritanya wkwk.
Jadi, untuk kita yang sering rindu membabi buta ke orang tua kita, ke kakak- adek kita, teman- teman sekolah kita, doain aja! Kita tidak pernah tau cara- cara apa yang Allah kemas untuk menyampaikan rindu yang kita punya. Mungkin saja angin sore yang berhempus menerbangkan jemuran- yang bikin kesel- itu sebenarnya juga merupakan salah satu perantara dalam menerbangkan rindu. Mungkin saja suhu udara- yang bikin gerah kamar- itu sebenarnya penyeimbang dinginnya suhu hati mereka setelah menerima rindu. Ya kan ya kaaaan.
0 notes