andari
andari
Andari
1 post
Don't wanna be here? Send us removal request.
andari · 1 year ago
Text
Azan Ashar
Jemariku sedang menari indah di atas tombol laptop. Dibarengi dengan netra yang memindai rangkaian aksara yang terpampang di monitor. Kubaca kata demi kata sambil melihat apakah ada yang terlewatkan titik koma atau tipo.
Tarianku terhenti saat terdengar azan ashar berkumandang. Terkejut hadir dalam heranku. Pandanganku tertuju pada jam dinding. Tidak percaya dengan jarum jam dinding, beralih pada jam laptop. Kurang percaya lagi dengan penglihatanku, kuraih ponsel di samping laptop.
"Hah, tidak salah ini? Baru jam 14.18 WIB, kok, sudah azan. Apa nggak salah?" gumamku dalam mode heran.
Kemudian, aku menghampiri Ibu yang sedang berbaring.
"Bu, kok sudah Ashar, ya. Biasanya kan jam tiga."
Ibu terbangun, "Lho, ini jam berapa? Ibu pikir sudah jam tiga."
Ibu pun terduduk di tepi kasur, tatapannya langsung mengarah ke dinding kamar. Jarum jam pun masih 14.20. Segaris senyum tampak di raut muka Ibu yang tak lagi muda.
"Mungkin yang adzan ngelindur. Bangun tidur langsung ke masjid," gurau Ibu geli.
Begitu pun aku turut tersenyum mendengar gurauannya.
Usai sholat Ashar, ibu memintaku membeli bahan dapur yang habis ke toko Bu RT.
"Eh, Mbak Riri. Mau beli apa?"
Kusebutkan bahan yang diminta Ibu sambil memberikan uang. Ingatanku akan adzan tadi, membuatku ingin bertanya pada Bu RT yang bersebelahan dengan masjid.
"Bu, kalau boleh tahu, tadi adzan Asharnya kok jam 14.18. Tadi saya lihat jam ponsel, jam segitu, Bu."
Mendengar pertanyaanku, Bu RT terbahak hingga matanya berair.
"Ya Allah, Mbak. Itu tadi Bapak yang adzan. Beliau kan tadi tidur, terus pesan ke saya minta bangunkan kalau sudah mendekati adzan. Belum saya bangunkan, jam dua lebih sudah bangun dan tergopoh-gopoh jalan ke masjid. Saya sempat teriak, "Pak, mau ke mana?" Bu RT bercerita dengan senyum lebar.
"Eh, saya tanya malah diomeli. Katanya, saya kok gak bangunin. Padahal sudah jam tiga. Saya mau bilang ini masih jam dua lebih. Ehh, Pak RT malah ngibrit. Nggak mendengar penjelasan saya. Akhirnya, begitu, deh," lanjut Bu RT yang masih belum berhenti tertawanya.
"Bu RT, saya izin ikut tertawa ya, Bu," izinku padanya yang langsung mendapat tepukan halus di lengan.
"Mbak Riri ini lucu. Tertawa ya tertawa saja. Pak RT tadi juga ditegur orang-orang juga tertawa kok."
"Hayo, pasti ngomongin aku lagi," tegur Pak RT.
Kami pun tertawa bersama di sore Ramadan yang indah di depan toko Bu RT.
1 note · View note