Don't wanna be here? Send us removal request.
Text

Selamat lebaran semuanya, ditulisan ini gue mau cerita apa aja kegiatan gue saat Idul fitri kemarin.
Gak beda dari idul fitri tahun-tahun kemarin, masih sama aja kok. Cuman tahun ini gue nggak sholat Id di masjid, gue pilih dirumah aja.
Sekitaran jam 9 pagi gue dan keluarga pergi ke rumah uyut, karena disitu tempat berkumpulnya keluarga besar. Rame banget coy! Apalagi ntar kalau gue da sepupu-sepupu udah banyak yang nikah dan punya anak woooih gak kebayang akan serame apa nanti.
Di acara kumpul-kumpul (Di daerah gue bisa kumpul-kumpul karena bukan daerah red zone) seperti biasa kita maaf-maafan lanjut makan bersama, yang paling gue rindu itu ya momen kumpul ini, karena gak tau kenapa kalau makan bareng-bareng itu rasanya nikmat banget. Alhamdulillah..
Setelah acara makan, lanjut ngobrol-ngobrol ngomongin kerjaan, dan hal lain ya termasuk banyak juga yang nanya gue soal pacar, wkwkw gue kan gak punya pacar .
and then kita sekeluarga besar pergi ke makam untuk ziarah, setelah itu member of my big family pulang ke keluarga kecil masing-masing.
Oh iya, pas siang-siang gue kan mau tidur siang, badan rasanya cape banget padahal gak aktivitas yang berat-berat. Saat mau mejamin mata eh tiba-tiba hp gue bunyi, ada telpon dari si Fikri, katanya dia mau ke rumah bareng Kiki. 1 jam kemudian mereka datang, dan kita ngobrol-ngobrol sekalian halal bihalal. Jam 4 sore mereka pulang lagi karena takut kesorean.
Gue gak jadi dong tidur siangnya, karena udah sore. Masa tidur sore-sore kan gak boleh. Yaudah gue rebahan-rebahan aja, gak kerasa adzan maghrib pun berkumandang.
ya itulah kegiatan gue selama Hari Idul Fitri masih sama aja gak ada yang beda, kecuali kalau udah nikah kali ya, bisa aja ada agenda mengunjungi rumah mertua dan keluarga besar suami eaaa, ngayal nih gue haha, tapi Aamiin semoga gue suatu saat bisa merasakan. Doakan ya gaes...
2 notes
·
View notes
Text
Ramadhan dan Hari Raya ditengah Pandemi
Pada tahun 2020 kita dikejutkan oleh berita bahwa ditemukan virus Korona di Wuhan, dimana virus ini gampang sekali menular dari orang yang satu ke orang lain, Virus ini pun menjadi sangat luas dalam peta penyebarannya hampir seluruh Negara di dunia telah terinfeksi oleh virus ini. Maka WHO pun menetapkan hal ini sebagai pandemic.
Seperti yang kalian ketahui, virus Korona belum juga pergi pada saat bulan Ramadhan, maka untuk memutuskan mata rantai penularan virus, bagi daerah red zone sholat tarawih, sholat fardhu, dilaksanakan di rumah masing-masing..
Di Indonesia pun sama, sudah banyak orang yang terkena Virus Korona, data kemarin yang gue lihat sudah ada 20 ribuan orang yang terinfeksi. Semakin hari semakin meningkat, dan belum melandai.
Ramadhan tahun ini tentu saja terasa sangat berbeda bagi banyak orang, yang biasanya habis subuh itu tadarus di masjid, lanjut jogging , malamnya Sholat Tarawih di masjid, kegiatan buka bersama, pada saat pandemi harus dilaksanakan di rumah masing-masing ( daerah red zone ) . Hari raya tahun ini pun pemerintah mengeluarkan peraturan dilarangnya mudik, karena khawatir akan terjadinya kasus Korona yang membludak , hal ini tentu saja membuat banyak orang tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Acara halal-bihalal nya pun hanya bisa dilakukan secara virtual .Hanya bisa menabung rindu hingga pada saat yang tepat semua bisa berkumpul kembali.
Tetapi apakah pandemic ini mengubah esensi dari Ramadhan dan hari raya itu sendiri ? Menurut gue tidak mengubah, kita tetap bisa beribadah walaupun dirumah, dan pada saat hari raya Idul fitri pun tidak merubah kesuciannya, walapun bagi daerah yang red zone tidak bisa sholat Id di masjid tapi kan masih bisa dikerjakan di rumah. Lantas apa yang berubah, sehingga kita merasakan ada yang berbeda ? Menurut gue keadaan yang berbeda, kita hanya dibatasi ruang gerak fisik, tapi ruang gerak ibadah kan tidak dibatasi. Islam itu flexible dan tidak memberatkan justru memudahkan, selalu ada solusi disetiap permasalahan.
Bagi orang yang Ramadhan dan Hari raya idul fitri nya dibersamai oleh keluarga bersyukurlah, karena banyak orang lain yang ingin merasakan kebersamaan itu tapi dibatasi oleh keadaan. Bagi orang yang tidak bersama dengan keluarga mungkin ini adalah jalan terbaik dari Allah, agar kita bisa menabung rindu lebih banyak kelak ketika celengan rindu itu dibuka maka akan menghasilkan bahagia yang luar biasa.
Segala sesuatu selalu ada hikmahnya, tergantung kita mau mengambil hikmah dan pelajaran seperti apa, karena persepsi setiap orang itu berbeda.
Selamat Hari Raya Idul Fitri, tetap jaga kesehatan dan semoga keadaan ini cepat membaik.
Salam sayang dari Andini yang belum berkeluarga. Hehehe…
#Covid19 #Ramadhan #IdulFitri

1 note
·
View note
Text
Pondok Indah Mertua (3.1)
Wkwkwkwk tiga poin satu. Lanjutan yang bagian tiga maksudnya
Sampai mana tadi? Oh, satu dapur satu kepala ya. Iya, gitu. Wkwkwk.
Oh, ada lagi tantangan berbagi dapur, yakni berbagi peralatan dapur dan menjaga barang masing-masing.
Ibu punya wajan, aku punya wajan. Ibu hampir tidak pernah pakai peralatan dapur punyaku. Punyaku cuma wajan satu sih wakaka
Tapi, yakinlah, akan lebih nyaman jika peralatan dapur yang kamu pakai benar-benar punyamu. Wkwkwkwk
Oh iya, sebisa mungkin tempat cucian piring tidak ada piring kotor yang menumpuk. Jadi, habis masak, langsung cuci. Itu akan sangat membantu mengurangi keluhan-keluhan yang terucap maupun yang terpendam di hati.
Sejauh ini, aku memang lebih 'ngikut' ibu mertua soal masakan. Aku bisa makan apa saja, ibu juga tidak keberatan aku gofood makanan yang aku inginkan. Untungnya mertuaku tidak terlalu menuntut aku bisa masak, apalagi punya bayi. Aisha penolongku wakakakaka
Pertama kali aku masak untuk diriku sendiri adalah sayur bayam, tanpa kunci. Duh, itu lho, yang kayak kencur, tapi bukan wkwkwk biasanha orang Jawa masak sayur bening pakai kunci. Aku...ndak suka. Aku masaklah sayur bayam tanpa kunci. Kata ibu, sayur bening macam apa yang tidak pakai kunci??? Wkwkwk aku jawab, "Kangen masakan rumah Duri. Di Duri jarang ada yang jual kunci kayaknya. Jadi kalau masak sayur bening hampir ndak pernah pakai kunci."
Ibu manggut-manggut.
Tahu ga? Beberapa hari kemudian, ibu masakin sayur bayam...tanpa kunci.
Pernah juga aku bilang, kangen masakan ibukku,oseng-oseng jantung ayam gitu.
Besoknya dibikinin :") meskipun tak benar-benar mirip, tapi cukup.
Aku terharu. Huhu nangis.
Jadi, ya gitu. Ada banyak masalah di dapur. Tapi bisa jadi bukan masalah. Tapi (lagi), hampir tidak mungkin seorang manusia moodnya bagus terus tiap hari. Wkkwwkwkkw
Ada banyak masalah di dapur. Ada solusinya. Selesai, tapi tak akan ada habisnya.
Yang serumah sama mertua mungkin sedikit banyak bisa paham, yang akan serumah sama mertua, jangan takut.
Kalau kata mbak retno, "Ada banyak pahala di sana."
214 notes
·
View notes
Text
Insecure dan Bersyukur
Hi everyone ...
Gue sering bertanya-tanya tentang diri sendiri, ya semacam apakah gue ini udah dewasa ? Apakah gue udah jadi orang yang berguna ? Apakah gue lemah? Apakah gue masih sering ngerepotin orang lain termasuk orang tua gue ? dan banyak pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benak gue all about my self..
Di usia gue yang udah 19 tahun ini entah kenapa kadang gue ngerasa belum bisa jadi orang yang bermanfaat, khawatir akan masa depan yang belum tentu gue akan sampai ke masa itu, haha dasar gue.
Gue juga sering banget ngerasa kalau kata tren nya sih inscure, ngerasa belum secemerlang orang lain yang udah cemerlang diusia kayak gue, pokoknya ngeliat orang lain berhasil dan gue masih gini-gini aja tuh bikin gue sedih, galau, dan makin gak mood buat ngapa-ngapain .
Gue pernah kok searching, apakah wajar kalau anak seusia gue insecure ? and then ada yang menulis di salah satu blog nya insecure itu wajar aja, asal jangan berlebihan apalagi kan orang seusia gue itu masih labil-labilnya, tapi banyak juga sih yang udah berpikiran dewasa, dan gue akui gue masih labil wkwkw.
Kadang juga ya gue itu suka ngebayangin seandainya gue ada di posisi orang itu, wah pasti enak ya begini begini dan begitu, padahal belum tentu kan ya pemirsa.
Gue sih ngebayangin nya ada di posisi enak terus, nggak ngebayangin ada di posisi orang yang maaf buat makan aja susah, disini nih gue jadi nyesel dan sebel sama diri gue.
Pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan ini menyadarkan gue banget, gue berpikir lebih dalam lagi tentang banyak hal yang telah gue lalui selama ini, tentang segala rasa resah, dan insecure yang sering gue rasa. Gue mendapat kesimpulan mungkin orang lain yang udah sukses diusia muda bisa saja karena Qiyamul lail nya rajin, Duha nya gak putus-putus, Tadarusnya sehari mungkin lebih dari 1 juz , sodaqohnya mungkin jorjoran plus gak pake riya, dan ibadah lainnya yang mungkin hanya dia dan Allah yang tau. Gue ngaca yaampun gimana gue mau sukses kalau gue itu bisanya insecure doang , ibadah aja masih males-malesan, sodaqoh aja jarang, tadarus aja sehari gak sampai 1 juz apalagi ini disaat bulan Ramadhan bulan diturunkannya Al-Quran dan gue masih males aja. Astagfirullah...
Gue yang selalu insecure mungkin karena gue jarang banget bersyukur, bahkan kayaknya gue lebih banyak kufur, Yaa Allah bebal banget hamba-Mu ini.
ketika gue pengen ada di posisi orang yang menurut gue lebih enak hidupnya otomatis dong gue ini gak bersyukur dengan segala karunia yang telah Allah berikan, padahal hidup gue sekarang dalam keadaan yang cukup bahkan lebih dibanding orang-orang yang ada diluar sana.
Emang ya kunci ketenangan dan kebahagian itu ada dalam rasa syukur, pantes aja gue sering inscure ya karena gue itu jarang banget bersyukur. Tapi Allah gak pernah ambil sedikitpun nikmat yang telah Allah kasih.
Allah justru negur dengan cara yang sangat halus, Allah itu baik sekali.
Untuk keberhasilan dan kehidupan setiap orang itu berbeda, dan menurut gue sekarang ya lakukan yang terbaik menurut versi masing-masing.
gue juga jadi sadar, udah saatnya gue merubah pola pikir dan habit gue yang kurang baik. Gue pokoknya harus rajin dan harus malas ketika akan malas .
Bukankah kesuksesan itu tidak dapat diraih jika hanya bermalas-malasan ? Dan sekarang gue mencoba mengurangi porsi malas gue yang selama ini over banget .
Dan satu lagi biar gue gak insecure lagi gue harus banyak bersyukur dan sadar diri, bahwa kenyataan-nya nikmat yang Allah beri lebih besar dari pada rasa insecure yang gue rasa.
sekian, doain gue ya semoga bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
2 notes
·
View notes