anecdotesc
anecdotesc
amore-doux literary
21 posts
With golden hand she's decided to write a long poetry with her own ink. โ€œ.. ๐‘ ๐˜ฉ๐‘’ ๐‘œ๐‘Ÿ๐‘๐˜ฉ๐‘’๐‘ ๐‘ก๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก๐‘’๐‘  ๐‘ก๐˜ฉ๐‘’ ๐‘ ๐‘œ๐‘›๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž ๐‘œ๐‘“ ๐‘“๐‘™๐‘œ๐‘Ÿ๐‘’๐‘ก๐‘  ๐‘๐‘ข๐‘‘๐‘‘๐‘–๐‘›๐‘” ๐‘–๐‘› ๐‘†๐‘๐‘Ÿ๐‘–๐‘›๐‘”๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘’ ๐‘๐‘œ๐‘›๐‘ฃ๐‘’๐‘Ÿ๐‘”๐‘–๐‘›๐‘” ๐‘Ÿ๐‘’๐‘ฃ๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘’ ๐‘Ž๐‘›๐‘‘ ๐‘”๐‘™๐‘’๐‘’.โ€ She put something beautiful into the world with the God who gave the glamorous hands for writing love letter, her nameโ€” ๐“š๐“ฒ๐“ฝ๐“ผ๐“ฌ๐“ฑ๐”‚ ๐“œ๐“ฎ๐“ฒ๐“ท๐“ฎโ™ก
Don't wanna be here? Send us removal request.
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Di sudut ruangan dengan cahaya buyar; dan lagi sekali lagi aku berdiri di ujung ruangan penuh semerbak bau khas yang sedar lama aku benci bau yang menyeruak. Dinding dengan layar belakangan serba putih monoton menghantui segala isi pikiran; apakah aku gila? Apakah aku gila? Apakah aku gila?
Tiap kaki lunglai ini keluar dari ruangan tersebutโ€” penuh tatapan iba dari segala penjuru ruangan. Hanya ada satu pertanyaan di benakku yang sudah lama tertimbun setahun yang lalu, โ€œMengapa mereka suka sekali menatapku?โ€ aku mengetahui tatapan nanar itu, penuh dengan segala bait-bait prasangka.
Mungkin mereka pikir aku tidak akan menjemput nirmala, dan akan selamanya terjebak dalam kabut nelangsa. Mereka pikir hujan lebat akan terus turun dari atas langit kelabu tidak akan muncul beberapa warna di dalam hidupnya. Mereka pikir aku butuh semua bentuk simpatiโ€” tidak, tetapi tatapan iba.
Nyatanya, menggunakan tanganku seperti bena yang siap menggulung permukaan perasaan iba mereka dengan segera. Aku masih bisa berdiri dengan tegap diatas permukaan riak air yang mengumandangkan suara percikan yang menenangkan; meski kakiku tidak bisa terus menetap berdiri tegak dan jatuh berkali lipatnya. Tanganku masih bisa menggenggam gagang payung dengan erat, untuk menghalau rintik tajam yang barangkali bisa membuatku mairat.
Dalam hatiku, aku mengultuskan hembusan anginโ€” yang mengecup segala bentuk luka dalam kehidupan, โ€œDengan tanganku, kubantu aku.โ€ Aku hanya ingin membuktikan kepada semua bahwa aku hanya manusia biasa seperti mereka. Aku hanya perlu dirawat dengan bentuk yang lembut lagi, oleh atma yang terlanjur lusuh ini sekali saja.
Sekali lagi aku teriakkan, aku tidak gila. Aku sama seperti mereka yang seringkali menari dan menyanyi dengan keras di sepetak kamar kecilnya. Aku sama seperti mereka yang masih bisa mengecap rasa manis gula. Aku masih sama seperti kalian yang masih bisa berdiri dengan gentar, meski seringkalinya mendapat tatapan ibaโ€” tentu aku menghargainyaโ€” aku tidak ingin memelihara rasa kasihan mereka.
Sekali lagi untuk yang terakhir kalinya, aku tidak gila. Aku hanya membutuhkan sedikit lama waktuku hanya untuk menenangkan apiku yang terlanjur membara. Aku masih bisa membuktikan bahwa aku bisa menyisir helaian rambut kusutku dengan jari-jari yang ringkih atas ketidaknyamanannya. Aku masih bisa menjadikan diriku kuat; seperti bena yang seringkali ditarik oleh cahaya rembulan dan tetap berdiri gagah diatas pasirnya. Dan dengan aku yang akan menggenggam seluruh bentuk nirmala. Seperti lagu yang sedang berkumandang di atas kasur nyamanku, โ€œPergantian aku dengan dia, yang di cermin. Yang lebih pandai, tersenyum, tertawa.โ€
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Akan dimana saatnya relung jiwa ini mengeluarkan segala isi pikirannya. Jerit menjerit adalah asal dari awal perilaku yang sudah terpatri sedari lahir ke jumantara ini dengan penuh keraguan akan cintanya walau sekadar sedikit saja di hatinya masih tetap mendamba cinta.
Mereka sebut, aku adalah perempuan gila.
Perempuan gila ini bahkan kelewat sulit 'tuk menyadari apa yang bisa disuka dari sosoknya, maka jangan heran jika aku kerap melontar tanya. Tak pernah ada yang lama menunggunya, semua orang takut padanya.
Akankah suatu hari nanti kamu turut melepaskan hati nan porak-porandanya? Di setiap sudutnya selalu ada ruang 'tuk sebuah keyakinan, "Aku pasti akan ditinggalkan." Betapa menyedihkan, bukan?
Namun, demi Tuhan. Untuk kamu, aku berusaha.
0 notes
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Kamu hadir kala kalbuku masih diselimuti benang-benang kusut yang tak menjadi satu untaian. Semestaku redup sebab aku memandang semua dengan demikian; jika tidak mendung, maka hanya ada hujan dan badai yang tak berkesudahan. Kamu tawarkan sesuatu hal dengan bertajuk kasih, tapi sayang, telah lama sejak aku mampu merasakan betapa indahnya.
Bagai sosok mentari dengan sinar surya yang cerah; ahโ€” beginikah rasanya ketika sosokmu datang dengan penuh cinta, bersemayam tenang dan teduh didalam sukma. Hangat, nyaman, tentram, saat waktu kita bersama. Penungguan lama kini sudah terbayarkan dalam waktu cerita tanpa sedih-sedih yang menguras air mata.
Lautku sudah tak lagi di terjang badai yang tak berkesudahan. Meskipun terkadang gerimis masih menyapaโ€” tapi betapa baik sang Hyang mayapada menemukanmu dengan satu alasan 'tuk bahagia. Bahagiaku kini merekah, tak lagi hanya sebatas angan; bila bersamamu itu aku penuh suka cita.
Digenggamnya tanganku kini 'tuk kamu ajarkan arti tulus yang sesungguhnya. Sembuhku kini terlihat dekat, terlihat indah, terlihat sempurna. Tuhan tak lagi sebut kita sia-sia; karena kita sudah berusaha. Hanya bisa kutorehkan bentuk terima kasih sebesar-besarnya karena sudah merayakan setiap eksistensiku selama dikehidupanmuโ€” terima kasih sudah menerima segala bentuk kotorku, dicintanya sehalus, seharusnya. Bahagiaku yang selalu kamu usahakan.
5 notes ยท View notes
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Kamu memang lihai perihal merangkai janji. Buat rumah semegah istana sang putri, satu yang selama ini semata-mata menjadi mimpi.
Suatu hari nanti, kita akan menjadi sebebas semilir angin pagi, tanpa apa pun โ€˜tuk datang menghalangi. Waktu bergulir secepat laju kereta api. Hal-hal baik tak kunjung datang seperti apa yang telah kita manifestasi. Kosong membayangi kalbu nan sunyi, hanya ini yang aku peroleh dari sekian lama menanti.
Aku tak lagi jadi sosok pemberani, sebab segalanya telah kamu dikte dengan presisi. Tapi, sayang, hanya remuk yang kurasakan setiap hari.
Pertanyaan-pertanyaan tak terjawab kembali menghantui. Sejak kapan kita mulai seperti ini? Kapan kiranya kita akan berhenti?
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Senyum terpatri sebab pesan-pesan lumayan manismu hampiri kotak masuk sekali lagi, simpulan sepihak bahwa mereka isyarat sejuta atensi.
Hari-hari sarat cerita berwarna-warni, sebagian di antaranya ada kamu dengan macam-macam hal kecil penuhi sanubari. Benak terbiasa ciptakan ilusi; kupikir kamu miliki suatu intensi. Pelajaran sederhana perihal membedakan mana realitas dan fantasi, agaknya penyangkalan masih setia mengisi setiap sudut hati.
Kamu tidak pernah sungguh-sungguh singgah dan menetap di rumah ini. Tanda tanya terus hampiri, kapan kiranya kamu menyatakan hendak jadi pasangan sejati?
Momen-momen syahdu terlewati tanpa kamu โ€˜tuk jelaskan satu hal nan pasti. Aku kembali tidur dengan sejuta pikiran yang menghantui. Kelak pelajaranku โ€˜kan usai dan aku tidak menaruh harapan lagi.
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Terpatri dalam waktu yang enggan berjalan dari masa ke masa;
Ruang sepetak yang seolah terkikis oleh waktu bertajuk nestapa. Ku ketuk akal pikirku untuk membentuk sebuah pertanyaan sebagai dalih sumbang yang ingin segera aku haturkan. Apakah sepetak luas tanah membiru ini dapat menguraikan memori dalam tatapan netranya? Apakah mungkin sajaโ€” dinding yang di patri dari bebatuan keras ini melukiskan sebuah perasaan yang usang termakan oleh kehampaan? Benakku penuh dengan segala angan yang masih jelas berasa dalam atma yang mungkin tidak akan tercapai adanya.
Lisan yang penuh dengan peluh membisikan bahwa aku hanyalah seorangan pecundang yang tidak mampu menghampiri masalahnya untuk mengusahakan mengulang waktu pada sebuah takdir yang tertuliskan agung dalam pena. Mungkin saja jika aku bukan pecundang, semua angan yang sudah terencana, sebuah lucutan candaan kotor yang akan keluar dari lisanmu yang selalu aku damba, mungkin bukan hanya menjadi sebuah ilusi yang menjadi seluas mayapada.
'Pun jika saja mayapada dan swarga saling menggenggam dengan eratโ€” mungkin saja aku masih mampu menapakkan kedua kaki lunglai pada ujung perasaan dan tidak lagi berasa disini; di ujung petak tepian yang hampir rubuh dengan penuh rasa keraguan. Jenama pecundang itu mungkin saja tak akan terlepas dari mulut-mulut kotor semua manusia ketika aku tak mampu mengisi kehampaan dalam ruang yang sekarang tak pernah lagi berdendang.
Ini kah takdir yang hanya mengharuskan aku merindu dalam sebuah hubungan yang sudah merenggang? Sebutan jenama yang ulung memang benar adanya.
Satu dari dua belas bulan purnama membentuk lelayu angkara; mengubah cerah menjadi sebuah kelabu yang mencoba menenggelamkan semua pelita dalam bentuk cinta. Semua tentang aku dan kamu; akan 'ku kubur di dalam kehampaan yang membiru di sepetak ruang hampa.
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Pertanyaan serupa kidung sumbang yang kekal. Meruap di kepala, dan bising saja yang terdengar. Ia muak, ingin ditumpahkan, selalu ingin dicurahkan dalam bentuk atau di sebuah wadah kopongโ€” namun alih-alih wadah yang kopong, kepalanya yang justru menandakan tanda bahaya. Bahaya sebab terus bertanya-tanya akan hal tak perlu dikeluhkan. Akan sesuatu yang ada. Perihal jawaban yang tak perlu dijelaskan. Ia hanya perlu merasakannya.
Akan ada saatnya kisah cinta yang amat terkenal Romeo dan Juliet yang sering kali digaungkan bising di telingaku menjadi sebuah kisah yang teramat nestapa didengarnya. Kisah yang tersebar dari ujung ke ujung dunia; tentang aku, kamu, dan kita yang saat ini entah hatinya terbagi menjadi dua atau hanya aku saja yang terlalu kencang mengikatnya. Aku sadar selepas genggaman terakhir kemarinโ€” kita menepi dari sakit yang dibuat masing-masing memilih beranjak dengan keadaan yang membinasakan sebuah perasaan.
Entah bisikan dari mana yang terdengar dengan jelas untuk menetap walau aku saja tahu bahwasannya sosokmu sudah menghilang buyar dari pandang. Dahulu, katanya seseorang berjanji bahwa akan memberikan sepucuk kabar walau dunia akan retak bercabang; namun sekarangโ€” aku menunggu, sendu, dengan waktu yang sedari lama kau ulur-ulur menjadi panjang masanya.
Saat netra ini dikecup oleh nestapa, aku sudah menyadarinya; bahwa menunggu adalah hal paling sakral yang harus kulakukan untuk membiarkan kamu menetap pada waktu dan rumah yang salah. Lama-lama lelah yang kujumpa, mati yang kurasa, hanya menghasilkan kekosongan yang nyata.
Memori terulang, terputar secara berkala ada reka candaan serta tawa yang terlukiskan tertata rapih dalam ingatan. Simpang lantas berakhir saling abai dan mengulas pertanyaan โ€œapakah sekarang harus selamat tinggal?โ€
Maka, setelahnya aku hanya menyaksikan ruang kosong yang perlahan menyatu dengan angan; dan kau, perlahan mengabur dari pandangan.
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Di balik kabut pagi terselip sunyi yang tak dapat kujamah ketika kita yang dahulu pernah penuh janji, kini hanya tersisa oleh bayangan yang menapak tanpa arah. Kauโ€” atma yang pernah kugenggam erat, perlahan memudar dari tiap langkah. Jarak dan waktu, dua pengkhianat yang diam-diam memisah.
Surat-suratmu kini terlipat dalam lembaran ingatan yang pudar, setiap kalimat bergetar dengan rasa yang tak lagi sepadar. Dulu, kita adalah satu... mengarungi jarak dengan rindu yang sabar, namun seiring waktu berganti berlari, hatimu dan hatiku berlayar ke lautan hambar.
Apakah masih ada cinta; ketika di antara kita yang terus meragu akan ekstensinya?
Setiap pelukan yang kubayangkan, terasa semakin semu, ada bintang yang memudar di langit malam itu; kau dan aku, terpisah oleh jarak, ditinggalkan waktu, yang bahkan tak bisa aku hentikan dengan usaha bahkan uluran tangan-Nya. Kini, di batas senja yang bisu, kaki lunglai ini mulai berdiri dalam resah. Menghirup angin yang membawa jejak kenangan dalam lelah. Kau, yang pernah kuanggap sebagai rumah, kini hanyalah sejarah.
Kita tak bisa kembali, tak ada jalan pulang, kini hanya menyisakan bentuk luka yang perlahan berubah.
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Kukultuskan dalam rindu dendam yang kau berikan setengah yang tak akan pernah penuh;
Disinilah aku, terperangkap, tersayat, namun tak mampu berhenti mencintaimu meskipun atmamu tak pernah utuh. Awak diriku adalah yang terlama, nyatanya sudah terjebak dalam antiperang yang tak pernah sempurna, selalu menyentuh. Sekarangโ€” aku hanyalah bayangan di balik janji yang tak nyata tersisa dalam peluh, karena nyatanya kau datang padaku saat duniamu rebah dalam lenggang, namun...saat fajar tiba, aku kembali dilupakan, tak berarti lagi presensiku untukmu.
Aku selalu menunggu, meski tahu kau takkan memilihku, yang selalu menjadi kedua tak apa pikirku. Setiap sukamu bagaikan arsenik yang perlahan menyelinap dalam kalbu, membuatku berharap hal yang harusnya tak pernah terlintas walau akhirnya aku tahu harapan ini hanya menenggelamkan sukma dalam gelita abadi dalam waktu.
Aku adalah tempatmu berlindung saat tak ada yang lain,' kan? Namun, saat matahari terbit, aku sadar bahwaโ€” aku ditinggalkan dalam hening yang tak berujung. Kau pergi kepada yang pertama, yang selalu kau pilih dan aku tertinggal dalam bayang-bayang, terjebak dalam hati yang kian luluh.
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Langit, laut, dan hal-hal yang tak sempat kita utarakan. Ada banyak hal yang tak juga terlontar dari vokalku ketika melihatmu perlahan pergi dan mengabur dari pandangan.
Aku, kamu, dan perpisahan kita.
Memori yang kepalang getir untuk melintasโ€” mungkin memori akan entitasmu lama-lama akan lesap juga pada jumantara, begitu juga dengan bilur-bilur yang tertoreh di dada kiriku yang bergema karena tak adanya cerita kita yang dapat dituliskan dalam pena.
Kini aku telah terbiasa dicekoki absenmu yang tak lagi sanggup kubendung dalam dada. Pada akhirnya, aku harus lepaskanmu pada ketiadaan yang memisahkan kita. Pada akhirnya, aku harus biarkanmu kejar hingar bingar dunia yang kamu inginkan. Pada akhirnya, aku akan bersorai akan kepergianmu dengan setarik senyum di bibir milikku dan mengucapkan selamat tinggal yang tak pernah sekalinya kuinginkan.
Aku yang tidak berdaya apa-apa pula akan kata selamat tinggal ini, kini perlahan mengendurkan tanganku pada genggaman tangan kita yang sebelumnya erat dan mengikat. Aku akan belajar menggemari semua sesak hening dan juga kepergianmu yang tiba-tiba menghidupkan sebuah tajuk pesta tanpa perayaan.
Meredam remuk, mereda perlahan, kini kian terlihat bahwa rumah ini tanpa tuan.
2 notes ยท View notes
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Joji berkicau di lagu โ€œSanctuaryโ€ miliknya, bahwa kau tidak perlu menunggu apa pun untuk jatuh cinta padaku; sederhana saja. Kamu hanya perlu menyambut lenganku yang terulur, dan asmaraloka akan terbentuk dengan sendirinya, semampunya. Akan ada banyak hal manis yang menghujani kita, mungkin kita akan membawanya di saku pula. Yang perlu kamu tahu, bahkan sesuatu yang pahit pun akan kucerna, karena kamu adalah satu-satunya hal manis yang ingin kugenggam.
Bukan apa pun.
Bukan donat dengan gula halus, bukan kue dengan krim berlimpah, ataupun cokelat di Hari Kasih Sayang. Keberadaanmu melampaui segala bentuk syukur yang ada di semesta, atau setidaknya, itu yang aku semogakan sejak awal.
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Aku; sesekali pernah membaca dalam kutipan Shakespeare; bahwa cinta itu bagaikan api yang membakar dengan hangat, tapi tak pernah sepenuhnya terjangkau oleh tangan. Lalu aku pernah juga membaca bahwa Pramoedya Ananta Toer pernah berkata bahwa perasaan cinta adalah pertemuan yang mengubah arah hidup seseorang, bagaikan percikan api yang mampu membakar rencana-rencana yang sudah lama.
Tetapi sepertinya jika kamu bertanya bagaimana pendapatkuโ€” cinta itu terlahir dari Tuhan dengan kesucian dan kemurnian. Sebagaimana harusnya sampai di tangan manusia dengan semestinya, sederhana, tidak perlu ada membara api cemburu ataupun ragu atas pemberiannya. Bisa jadi, ketika saat bersamamu aku tidak akan pernah merasa dan menanyakan apa arti menunggu, tidak terjebak dalam ketidakpastian yang menyakitkan antara kita yang sedang saling merayakannya. Cinta itu menyenangkan; asal tidak ada paksaan.
Kita usahakan cinta yang sederhana tapi bermakna. Seperti kata yang tertulis dalam hati; bahwa cinta itu adalah perasaan yang tidak menunggu, yang tidak memaksa, dan yang tak perlu diragukan. Cinta itu perjalanan yang kita ciptakan bersama, bukan sekadar harapan di ujung penantian.
Seperti kata ku di awal, bahwa interpretasi dari sebuah bentuk cinta itu adalah kamuโ€”akuโ€”kita. Dengan semua bahasa cinta yang pernah tercorehkan oleh pena, aku berfikir bahwa hubungan kita yang sederhana adalah salah satu bentuk cinta yang begitu besar seperti besarnya kekuatan Tuhan untuk semesta. Jadi, mari usahakan jatuh cinta dengan cara yang menyenangkan. Aku, kamu, kitaโ€” mari jatuh cinta dengan hal yang menyenangkan saja.
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Inspired by film Bisik Pada Langit.
Dikehidupan ini; kecilku hanya seorangan anak enam tahun yang bergairah seperti adanya api membara hanya demi mengayuh sepeda usang yang kecil ukurannya. Besarku, bisikan atas asma kemahsyuranku kau langitkan sampai langit ketujuh menginginkan aku menjadi perempuan yang berakhlak, katamuโ€” seperti Siti Hajar namanya.
Teriakan. Tangisan. Di setiap sudut ruangan kecil berpetak tak berpenghuni iniโ€” disini indra pendengaran yang masih sedikit berfungsi mendengung keras membena kalian memanggil namaku dengan nestapa. Netraku menatap pada jumantara yang kembali berwarna keruh; bahkan berubah menjadi abu-abu yang mencekam hawanya. Apakah ini tanda duka yang sedari tadi kalian gaungkan untuk jiwaku yang bahkan sudah tak bernyawa?
Tujuh menit, aku masih mengingat semua memori usang yang terputar perlahan. Sosok itu, pria tangguh, tegap, perkasa, seperti Gatot Kaca yang kuat seakan jika baja menghantamnya ia tidak akan pernah gentarโ€” tapi netraku hanya menangkap pahlawan itu kini seperti jiwa yang tak bernyawa. Mati jiwanya.
Masih dalam ingatan, aku masih memanggilmu dengan sebutan. Ayah. Ayah. Ayah. Sampai disaat malaikat bersayap itu ada disudut ruangan. Aku tak sadar.
Kecilku aku masih bisa mengikuti semua tutur katanya. Tapi... sekarang? Kenapa seakan menjadi tuna wicara, sangat sulit untuk mengucapkan apa yang sedari tadi kau tuturkan. Hanya teringat di benakku; Asyhadu an laa ilaaha illallaah. Tapi lisanku ini.. Tuhan... mengapa terkatup begitu rapat, susah terbuka. Aku hanya ingin menyuarakan seperti halnya sosok itu gaungkan! Tuhan. Ada apa denganku hari ini, apakah ini akhir lembaran yang kau berikan pada saat aku dilahirkan?
Tujuh menit terakhir, aku masih mengingat. Aku dalam gendongan, aku terlalu disayang. Masih kuingat lantunan apa yang pertama kali aku dengar di mayapada. Lisan yang penuh kasih dan penuh sayang. Selalu diusapnya surai hitam legam ini dengan beribu sayang.
Jika memang benar ini adalah akhir dari takdir yang Ia tuliskan dengan pena megah-Nya; kecilmu ini selalu membawa namamu sampai di ujung usia. Ayah.
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Memangnyaโ€” jika anak tidak menginginkan untuk terlahir kembali apakah merupakan sebuah kesalahan? 'Tuk apa jika terlahir kembali hanya dipandang sebelah mata dan penuh cacian makian yang bengis dan penuh kebencian. Malaikat menanyakan pertanyaan hampir tujuh puluh tujuh kali dengan tajuk dan tanya yang sama; hanya ingin aku sebagai insan yang rapuh ini menunggu sampai mayapada dan swarga mengiyakan suka-cita?
Aku rasa; waktu yang semestinya ku tunggu lama akan berjumpa. Harus beribu abad? Beribu dasawarsa? Atau sembarang masa?
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Pertanyaan sumbang yang sedari lama menetap di dalam relung jiwa terdalam. Selalu tiap saat aku ucapkan kepada Tuhan yang selalu saja aku salahkan atas apa takdir yang Ia berikan kepada hamba-Nya. Kidung melankolis selalu ku ucapkanโ€” seperti apa bentuk rumah?
Rumah yang sedari dulu selalu ku agungkan, ternyata mematikanku dari dalam, perlahan. Katanya; runyam bentuknya. Hidup dan menetap pada rumah yang salah, dengan kedua belah pihak yang dulu seakan pasangan yang paling sempurna lama-lama menjadi penuh perseteruan sengit yang membakar arti sesungguhnya.
Paman tua yang selalu netranya yang mengeluarkan kasih sayang yang teramat dalam, kian hari kian berang; hanya ada kilah yang mengeluarkan rupa murka. Bibir yang aku kenal selalu menginterpretasikan warna merah muda penuh cinta, kini sudah terlihat abu-abu tua. Aku tak lagi mengenalnya seperti apa dulu yang terekam di benak.
Lalu perempuan tua ituโ€” aku tak tahu bagaimana harus menuliskan tentangnya di dalam pena. Yang ku tahu; dia diamโ€” namun perkataan yang keluar dari lisannya seperti petir yang siap menyambar kapan saja. Netranya berwarna beda dengan paman tua, dia... hampa. Aku tak tahu arti dari pancarannya.
Isi dari rumah tersebut yang kutahu hanya berbentuk rumpang. Jika saja aku tenggelam, mungkin hanya berisi tulang-belulang. Apa yang harus aku katakan pada dunia, jika pertanyaan itu kembali terulang? Apakah pertunjukan di dalam rumah kecil iniโ€” terdapat dalang yang bisa setiap saat menghentikan?
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
Memangnya ada yang lebih gagah ketimbang singgasana yang meraja di atas kepalanya? Segala tentang dia adalah kuasa. Bertahta di atas nirwana, dan segala-galanya serba ada. Sudah aku katakan sebelumnya, jika hati mulia bermula dari semburat pendar yang nyalang. Walaupun dingin malam menjelma kenaan di mata khalayak, hangat bagaikan azimat bagi hati yang akan selalu mengingat.
Ia membebaskan aku โ€˜tuk tumbuh .. melepasku jadikan diri ini laksana dermaga agar segala-galanya cinta berlabuh. Terlampau alangkah diri yang kepalang apa adanya. Berbanding lurus daripada kata mewah. Namun aku tahu, bahwa ia adalah perhiasan yang berbilah.
Sambutlah ia, laksana Tuanโ€“ sang penyempurna cinta. Miliki aku seluruhnya. Seutuhnya. Merdekakan aku dengan dua bilah telapak terbuka. Memagut cintaku dalam kedamaian yang berbingkai. Akan aku abadikan, pada siapa saja yang bersahaja, bahwa ia adalah semesta yang aku damba. Merajai segala daya. Membangkah duka.
Lucuti aku dari segala kotor dengan segala frasa laiknya orator di atas mimbar. Lantas pikatlah hati ini dengan segala pinta-pinta yang empaskan cabar.
1 note ยท View note
anecdotesc ยท 10 months ago
Text
๐พ๐‘ข๐‘ก๐‘’๐‘š๐‘ข๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘–๐‘Ž ๐‘‘๐‘– ๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘™๐‘Ž๐˜ฉ ๐‘˜๐‘’๐‘๐‘–๐‘™ ๐‘˜๐‘’๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘ข๐‘›๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘”๐‘Ž๐‘›. Satu di antara juta ciptaan Tuhan dengan sorot binar memancar di segala pendaran. Sosok yang bagiku adalah bentuk mungkin dari segala ketidakmungkinan. Bagaimana bisa seorang begitu dekat dengan kesempurnaan?
Sederhana, ๐‘ก๐‘’๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘– ๐‘ก๐‘Ž๐‘˜ ๐‘ ๐‘’๐‘š๐‘ข๐‘Ž ๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘๐‘–๐‘ ๐‘Ž.
Dirinya, dengan apa adanya dapat membuatku seolah tahu seisi dunia. Lewat ceritanya, bahkan omong kosong yang mungkin tak ia sengaja beritahukan padaku. Diriku seolah dibuat turut terjun dan berpetualang dalam ranahnya, turut merasakan bahagianya, dan hal lain yang masih jadi tabu bila bukan dengannya. Aku dengan bahagiaku, duniaku dengan sejuta bahasa cinta darinya, cinta yang saat ini sedang kuberi tahu bahwasanya ia adalah bentuk cinta itu. Bila ada hal kekal di dunia ini yang dapat kusebutkan, itu 'kan menjadi sosok dirinya. Kesempurnaan yang kekal sebagai sosok yang aku puja; pemberi kehangatan, ๐‘๐‘’๐‘š๐‘๐‘Ž๐‘ค๐‘Ž ๐‘ก๐‘ข๐‘™๐‘ข๐‘ ๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž ๐‘ ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘๐‘Ž๐‘”๐‘– ๐‘‘๐‘–๐‘Ÿ๐‘–๐‘˜๐‘ข ๐‘š๐‘’๐‘ ๐‘˜๐‘– ๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘ข ๐‘˜๐‘’๐‘๐‘–๐‘™-๐‘˜๐‘’๐‘๐‘–๐‘™๐‘Ž๐‘›.
Tumblr media
2 notes ยท View notes