annisafitriyah

[annisafitriyah]

Kalau sudah Allah yang ambil alih urusanmu nis, sudah indah itu.

[annisafitriyah]

Mah, mungkin kali ini kita berdua sama-sama hati-hati ya. Bukan karena kita gak yakin. Tapi karena kita sama-sama tau bahwa rencana itu pernah benar-benar sangat tersusun rapih. Kita pernah sangat percaya, mamah juga pernah sangat mencari tau waktu itu tapi entah kenapa tidak pernah ketemu. Dan masih ingat betul bagaimana ruang diskusi itu benar-benar sangat terbuka. Jadi, saat kali ini ada yang mungkin cukup untuk membuat mencari tau lagi, rasanya jadi lebih kencang untuk mengingatkan "jangan berharap ke manusia". Mah, maaf kalau ternyata yang mungkin perlu bercerita disini juga mamah. Maaf kalau selama ini terlalu sering menggunakan kacamata yang dirasakan hanya dari 1 pihak. Mah, do'ain ya. Bukan untuk terjadi apa yang mungkin tanpa sadar sudah direncanakan, tapi do'ain agar dilindungi dari apapun yang tidak baik dan diringankan langkahnya dari apapun yang baik. Makasih mah dan maaf.

[annisafitriyah]

Semoga semua niat baik ini Allah mampukan. Semoga Allah buka jalannya, jika memang takdirnya. Jika memang belum waktunya, semoga Allah mampukan aku menunggu sampai tiba undangannya.

Aamiin.

[annisafitriyah]

Kalau kemarin.

Kalau kemarin fase ku adalah tidak berani menghadapinya. Sungguh-sungguh gemetar karena takut aku yang salah berharap. Sekarang fase ku adalah aku sadar jatuh cinta dan menganggumi. Tapi karena aku tau ini penting, aku ingin benar-benar bisa hadir dengan utuh versi terbaikku. Maka alih-alih aku mengejarnya seperti aku mengejar orang yang dulu dengan list rencana yang panjang. Aku lebih memilih mengucap "ya Allah tolong aku".

[annisafitriyah]

Itu hidupnya.

2 kata dengan padanan sederhana ini menjelaskan semuanya lebih dari cukup. Nis, bahwa banyak hal di dunia ini yang kamu gak bisa kontrol sama sekali. Luka mu dalam, tidak lebar. Trauma mu jelas. Tapi Nisa, bertemu di umur diatas 28 tahun adalah another level lego block yang sudah pakem warna dan jenisnya. Masa lalu dia dan semua cerita lebih dari setengah hidupnya adalah bagian yang kamu gak bisa ubah. Pun valid latar belakang itu membentuk dirinya hari ini. Dan itu hidupnya, batas mu yang gak bisa kamu lewati. Jadi kalau hari ini, kelak, kamu harus berhadapan dengan dia lagi gunakan mantra singkat itu bahwa 'itu hidupnya'. Dan soal bagaimana kamu merespon, itulah hidup mu. Semoga Allah menuntunmu dalam setiap responmu, semoga Allah dekatkan dengan yang baik yang membersamaimu ke surga Nya, dan semoga Allah melindungi dari ketidaksadaran kamu menunggu hal-hal yang seharusnya tidak kamu tunggu. Aamiin

Mas, semoga kelak terutama aku dimampukan Allah untuk menerima dan menjalani apapun jawaban Allah sepulangnya kamu dari tanah suci dan tiba di Indonesia. Aamiin.

[annisafitriyah]

Padahal… bisa jadi dia tulus. Bisa jadi dia juga manusia biasa yang bingung dan gak tahu bagaimana harus mendekat. Tapi trauma bikin kamu sulit membedakan mana yang tulus, mana yang sekadar trauma lama bicara.

Definisi beneran... yang disana haji, beneran berangkat. Yang disini tinggal, menunggu jawaban Allah, beneran mau sembuh. Ok hari ini akhirnya pertama kali sadar memutuskan untuk ke psikiater. Yaa Hadi.

[annisafitriyah]

A bright New England-style home with a lush garden

[annisafitriyah]

Fire alarm nya masih suka berbunyi, tapi aku yakin karena yang sudah-sudah juga gak pernah kejadian apa-apa.

[annisafitriyah]

Mungkin terlambat. Tapi semoga pohonnya belum mati.

[annisafitriyah]

Ya Allah Ya Rahman Ya Rabb, ini langkahku. Sekarang aku serahkan ini padaMu, aku yakin ini akan indah. Aamiin.

[annisafitriyah]

Biarkan dia berangkat. Biarkan kamu sembuh.

[annisafitriyah]

“Kalau aku kadang nunduk, itu bukan dingin—itu luka yang belum berani lihat cahaya.”

Terima kasih untuk treat me like a little queen. Sekarang aku bisa lepas jaket bossy ku.

[annisafitriyah]

Allah, yakinkan aku kali ini bahwa aku tidak pergi lagi dari jalurMu.

[annisafitriyah]

Kalau kali ini terasa ringan… mungkin karena Allah memang sedang memudahkan, bukan sedang mempermainkan.

[annisafitriyah]

Aku minta maaf ya Allah pernah meragukanMu.

[annisafitriyah]

[annisafitriyah]

Aku minta maaf mas. Terlepas dr kamu nya suka balik ke aku atau enggak, aku minta maaf kalau dianggap kasih mixed signal. Yang kadang ramah heboh riweuh tapi tiba2 gak mau diajak ngomong, diem pas ketemu, gak negor. Aku cuma takut mas. Takut ke diri aku sendiri. Aku sama sekali gak pernah gak banggain kamu. Allah kasih aku kesempatan tau kamu aja udah lebih dr cukup. Aku masih ingat betapa kamu adalah garis yg gak pernah berani aku jangkau sampai skrg punya momen kaya gini gitu sungguh aku gak pernah bayangin sama sekali. Bahkan untuk pintu2 yang aku ngerasa kok aku tau aku punya akses lebih jauh ke kamu, aku masih pelan2 banget mas melangkahnya. Takut, takut. Aku minta maaf mas kalau jalan ku lama. Aku minta maaf kamu harus ngadepin aku berlebih2 ekstra sabar. Aku minta maaf