Tumgik
annisarobbanie · 3 years
Text
Aku seperti bisa mencium aroma diantara bulan Juli menuju Agustus di Bandung.
Langitnya, anginnya dan mataharinya. Bahkan nafas nafas harapan yang pernah bertumbuh disana,
Suatu hari nanti, kita bisa kembali dan duduk menikmati sore di ujung bukit Dago, ya 🤎
2 notes · View notes
annisarobbanie · 3 years
Text
“Doa itu seperti jembatan. Ia menghubungkan sesuatu yang jauh bahkan melintasi ruang dan waktu. Kita bisa berdoa untuk masa lalu, hari ini, dan masa depan. Kita juga bisa mengirim doa untuk orang yang jauh bahkan yang tidak kita kenal. Sebab doa itu saling mengenal dengan iman, dimana orang-orang yang percaya kepada Tuhan saling bercengkerama di langit sana. Dan Tuhan mempertemukan doa-doa yang saling mencintai satu sama lain.”
Kurniawan Gunadi (via kurniawangunadi)
pernah menulis ini, dan tulisan ini juga jadi jembatan pengingat antara masa lalu dan hari ini.
3K notes · View notes
annisarobbanie · 3 years
Video
Langkah kita dalam perjalanan ini begitu berat, jangan-jangan disebabkan oleh kita sendiri yang membawa semua hal dalam “ransel” kita. Karena kita menganggap semuanya penting.
558 notes · View notes
annisarobbanie · 3 years
Text
Jika ada hal yang paling aku sesali dalam hidup, adalah berpindah meninggalkan Bandung.
Pergi dari Bandung seperti melepaskan semua mimpi mimpi, (( atau sedang menundanya ? ))
Rasanya berat, mengingat rumah kontrakan pertama kami, jauh dari lalulang, jauh dari riuh, berteman dengan langit paling damai dialam semesta. Suhu dingin yang rasanya selalu istimewa..
Rasanya seperti hancur, mengingat yang pernah diupayakan didoakan dan diprioritaskan, sekarang gak bisa apa apa..
Aku dan hidupku bertumbuh disana,
Doa doa kami, usaha usaha aku dan aa yang sekarang harus terkubur, semoga akan kembali lagi..
3 tahun lagi aku kembali ya.. 🤎
0 notes
annisarobbanie · 4 years
Text
Apakah Boleh Kamu Kupertahankan?
Tahukah bahwa ada hal-hal yang bisa dilepaskan dan ada juga hal-hal yang harus kita pertahankan sekuat mungkin? Ada hal-hal yang berubah karena keadaan, ada hal-hal yang tak boleh berubah dalam keadaan apapun. Kita dekap seerat itu, sekuat itu. Kita genggam sekeras itu. Sekalipun kita tahu, bahwa perjalanan ini mungkin akan jadi lebih berat, lebih lama, lebih pelan dengan tak melepaskannya. Biarpun begitu. Tak mengapa. Karena kita yang bisa memahami seberapa berharga hal tersebut. Apakah kamu boleh kupertahankan?
©kurniawangunadi | Yogyakarta, 24 Juni 2020
790 notes · View notes
annisarobbanie · 4 years
Text
Hari kesekian tinggal di rumah mertua.
I missing my home like crazy! Gue rindu banget punya wilayah sendiri, bebas mau ngapain aja.. dengan aturan dan mimpi mimpi kita berdua..
Gue rindu, bisa bikin apapun di dapur gue sendiri.. mau segimana berantakannya pun..
Gue kangen banget duduk nyaman di sofa sambil main hp baca buku, nyuci jam berapapun, mandi kapanpun.
Gue kangen punya kebebasan itu semua.. gak terbatas, karna ya cuma kita berdua yg ngejalanin..
Kebayang gak setresnya kayak gimana? Gue gapernah nyaman tidur malem, sampe ahirnya balik lagi pola tidur gue jam 5 subuh, jam 3 pagi.
Dan selama itu juga gue paksain buat lama dikamar, sampe gelap lagi. Gitu terus sampe ganti hari..
Gue kangen sama kehidupan gue yg hilang, gue kangen sama ritme hidup gue yang dulu..
Gatau sampe kapan.. tapi please gue mau pulang.. this is not home, not my place 😭😭😭
0 notes
annisarobbanie · 4 years
Text
I am done with all this things
0 notes
annisarobbanie · 4 years
Text
Waktu ku habis sudah di Bandung, kota ternyaman dalam rentang waktu..
Aku tulis ini dalam sedih, sangat sedih
Disela sela antara packing barang barang dan angan angan minta waktu sama Tuhan untuk lebih lama lagi disini..
Disatu sisi, aku melihat ribuan ke egoisan orang lain atas apa yg telah kukorbankan.. mimpiku, bisnisku, dan yang termahal kenanganku..
Tapi disisi lain, bisa jadi aku adalah mahluk egois untuk mereka.. merasa berat untuk hal hal yang mungkin bukan apa apa bagi mereka.
Hidup, se naif itu.
Semua kumulai dari Nol.
Bahkan, kusudahi semua mimpiku disini.
Februari, 2020
0 notes
annisarobbanie · 4 years
Text
Ada pesan pesan dalam sunyi, tidak tertulis tapi nyata teresapi..
Senyap, ketika malam mulai meredup. Perbincangan di mulai, bukan dengan orang lain tapi kamu yang sudah ku kenal entah sejak kapan..
Sajak tentang pagi yang jadi pengharapan tersudut di lorong paling dalam relung rumahmu..
Apakah kita mulai berbeda?
Sementara tawa kita masih sama?
Atau kah air mata kita sudah tak ada lagi nyawa?
Sedang diam mu memenangkan segala perkara..
Kamu dan seisi duniamu seakan menghakimi takdir kali ini, tidak mencerca hanya tatap dalam diam..
Lirikan paling pilu hari itu..
- November,2019
1 note · View note
annisarobbanie · 4 years
Text
Bagaimana melebur resah?
Pikiranku terbang ke beberapa tahun yang lalu, dimana beban hidup hanya soal tugas matakuliah yang tanpa jeda, duit kiriman yang habis sebelum waktunya, dan drama drama organisasi..
Jika saja banyak yang menyadari masa masa itu adalah masa kebebasan kita, rasanya aku gak akan tertawan oleh angan angan baru. Akan aku cintai sepenuh hati setiap detik waktunya..
Karna benar, setiap bagian ada masanya. Setiap masa tidak ada yg sama rasanya. Begitulah, beban terpikul jauh berkali lipat, lalu intelegensi dan kedewasaan kita apakah jalan ditempat?
Lalu setua ini sudah mampukah melebur resah? Memisahkan antara marah, kecewa, dan ketakutan?
Untuk yang satu itu formulaku masih sama dari tahun ketahunnya.. bahkan aku sendiri seperti dikebiri oleh pikiran yang penuh ketakutan.. sampai ahirnya aku sadar, apa yg sebenarnya bikin takut?
Jika mereka mendewasa bersama waktu, ada beberapa yang terseok seok menjalani langkah langkah dewasa dengan memutar kejadian.. perih penuh luka tapi pelan pelan menyembuhkan..
-aku, November 2019
1 note · View note
annisarobbanie · 5 years
Text
Kembali part 1
Di perbatasan, tentang sebuah rindu dan laju hidup ku..
Sempat rasanya aku tuntaskan keberadaan mu hanya sebagai kisah penyempurnaku dimasa lalu..
Dan malam ini, semua kisah mengalir tanpa bisa aku bendung.. ceritamu, datang tiba tiba meluluh lantakkan kekuatan..
3 tahun lalu kita sama sama pergi, aku jumawa dengan kekuatan ku..
Tapi hari ini, sudut kota tanpa ampun membawa ku pada konyolnya cerita kita. Entah kandang ayam saja bisa begitu menyesakkan.. aku ingat waktu kelinci pertama kita masuk ke kandang ayam buatan papa ku.. setiap pulang sekolah, kelinci itu tujuan nya merawat seolah olah dia adalah anak kita.. konyol!
Tapi aku bahagia, lalu aku lupa bahwa bahagia itu tidak serta merta instant.. aku tidak menjaganya, aku pergi seakan bisa pulang ke hatimu lagi.. padahal jelas jelas kamu menahan perih disana, dikota kita tumbuh..
Setelah tiga sampai empat kali orang berganti, berusaha mencari tempat mu dulu disini. Ternyata tak ada satupun yang bisa masuk, kalah! Mereka kalah, aku lebih tepatnya yang kalah.. keberadaan mu bukan lagi di genggaman tangan, nyata sampai jauh ke dalam hatiku..
3 tahun bukan waktu yang sebentar, kita berusaha untuk saling ingkar.. terlalu cepatkah aku datang untuk memintamu kembali?
Atau kita akan selalu menunggu?
Yang tak pernah tuntas soal rasa, rupanya menyusup rindu dan banyak sesalnya..
#kelanaAnjani
1 note · View note
annisarobbanie · 5 years
Text
Dan aku ditertawakan oleh luka masa lalu, luka yang kuciptakan sendiri, sedang tak satupun orang bisa jadi penawarnya. Kecuali kamu!
Kelana menuju Anjani
0 notes
annisarobbanie · 5 years
Text
A good news!
Dua sahabatku membawa kabar baik malam ini..
Benar, nda ada yang terlalu cepat apalagi terlalu lambat. Takdir Tuhan membawa banyak sekali kejutan.
Salah satunya berita rencana pernikahan anak padang ini, senyap selama setahun kebelakang lalu malam ini memberi kabar akan menikahi gadis keturunan jawa di lampung timur sana..
Aku bersyukur, Allah gak pernah sekejap saja membiarkan mereka kehilangan harapan atau putus pada kesengsaraan..
Semoga Allah beri semua kelapangan dan kelancaran buat wakgung dan istri.. sending much loves from us yang udah banyaaaaak banget dibantu wakgung dr sebelum nikah dulu 🤗🤗🤗
0 notes
annisarobbanie · 5 years
Text
Seperti aku yang merasa tak lagi tertawan oleh angan angan.. kembalimu adalah perak kemenangan, kita sama sama berjalan,ya...
Annisa robbanie
1 note · View note
annisarobbanie · 5 years
Text
“Cinta yang tepat itu tak perlu dicari. Ia akan datang sendiri. Di waktu yang tepat, di saat yang tepat. Setidak-siap apapun kau, hatimu akan terbuka dan menerimanya begitu saja. Begitu mudah. Begitu cepat.”
— (via mbeeer)
2K notes · View notes
annisarobbanie · 5 years
Text
Peluang kebaikan
Setiap hari, kesempatan berbuat baik selalu terbuka.
Tapi pilihan dikembalikan kepada kita, mengambil peluang kebaikan atau membiarkan nya lewat begitu saja..
Dunia ini seperti sebuah permainan, penuh teka teki, menjebak dan terkadang melalaikan..
Sayang nya gak banyak yang sadar, kalau keindahan di dunia berupa harta dan limpahnya materi kekayaan tidak akan jadi jariyah di alam akhirat jika peruntukan nya hanya untuk investasi duniawi.
Lalu bagaimana menanam kesadaran bahwa jariyah kebaikan adalah penolong di alam akhirat? Salah satunya adalah meyakini bahwa akhirat itu kekal, dan mengimani segala yg ada di kitab suci..
Baik aja gak cukup untuk hidup, manusia butuh taat kepada Tuhan Rabb semesta alam..
2 notes · View notes
annisarobbanie · 5 years
Text
Bias
Hari ini, ada banyak hal yang membuat kita merasa bingung atas kehidupan nyata. Konfliknya, arus informasinya, dan semua hal yang membuat kita merenung, sebenarnya kita ada di titik yang mana.
660 notes · View notes