anugrahputras-blog
anugrahputras-blog
Untitled
1 post
Don't wanna be here? Send us removal request.
anugrahputras-blog · 8 years ago
Text
ENTREPRENEUR DAN KEPEMIMPINAN
ABSTRAK
 Indonesia is a very large archipelagic country with an increasing number of people every year. Around 255 million Indonesians reside in this country and need their lives to be fulfilled. Most prefer to work rather than open employment, this is especially the case among undergraduate education.
People who work as labor more and not innovative. Being an entrepreneur must have the ability to lead his employees. Unusual public circumstances lead can not give good influence to others, even lead to burdensome society.
City with the existence of city branding and urbaninnovation of leaders who understand entrepeneur will bring the city to be better and the economy in the city is more advanced. With this it is necessary leaders of the entrepeneur or entrepreneurial spirit.
 DAFTAR ISI
  ABSTRAK.. 1
DAFTAR ISI. 2
PENDAHULUAN.. 4
1.1 Latar Belakang. 4
1.2 Rumusan Masalah. 5
1.3 Tujuan dan Mafaat. 5
1.4 Metode Penelitian. 6
BAB II. 7
LANDASAN TEORI. 7
2.1 Entrepeneur. 7
2.2 Kepemimpinan. 7
2.2.1 City Branding. 8
2.2.2 Urban Innovation. 8
BAB III. 9
ISI. 9
3.1 Menjadi Seorang Entrepeneur. 9
3.1.1 pemikiran seorang entrepreneur. 9
3.1.2 Fungsi Menjadi Seorang Entrepeneur. 10
3.1.3 Prinsip yang harus ada pada entrepeneurship. 13
3.2 Menjadi Seorang Pemimpin. 14
3.3 Pemimpin dari Kalangan Entrepeneur untuk Indonesia. 19
3.3.1 City Branding. 20
3.3.2 Urban Innovation. 22
BAB IV.. 25
KESIMPULAN.. 25
DAFTAR PUSTAKA.. 26
     BAB I
PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat banyak dengan jumlah penduduk yang semakin banyak tiap tahunnya. Sekitar 255 juta penduduk Indonesia yang berada di negeri ini pada tahun 2017. Indeks pendidikan di Indonesia rata-rata memiliki ijazah SMA/sederajat, kedua strata 1 (S1), dan seterusnya. Menurut hasil perhitungan BPS atau Badan Pusat Statistika angka pengangguran dan angka pekerja baik yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan lebih tinggi dibanding angka pengusaha di Indonesia.
Masyarakat yang berprofesi sebagai buruh lebih banyak dan tidak inovatif, hal ini dikarenakan pola masyarakat yang terus mengikuti aturan kerja yang berlaku di tempat mereka bekerja. Menjadi seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan memimpin karyawannya. Selain itu seorang entrepreneur tentu tidak selalu mengikuti aturan yang berlaku pada perusahaan.
Seorang entrepeneur memiliki derajat lebih tinggi dalam lingkungan sosial, hal ini dikarenakan pekerjaan yang mulia, membantu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, dan tentunya memberikan peran yang baik dalam lingkungan sosial.
Para partai politik dan pejabat yang menduduki anggota DPR-RI maupun DPRD atau sekelas menteri sekalipun dapat berasal dari kalangan pengusaha besar di wilayahnya maupun skala pengusaha kelas kakap. Tulisan ini dibuat dengan alasan tantangan negeri ini dengan waktu cepat adalah persaingan global di ASEAN yaitu MEA “Masyarakat Ekonomi Asean” yang telah dimulai pada tahun 2016 lalu. Persaingan perekonomian kedepan akan membawa dampak positif dan negatif bagi Indonesia itu sendiri. Jika dipersiapkan dengan matang dengan pengawasan yang baik maka akan siap bersaing dengan negara lain. Jika tidak siap dapat dikatakan negeri ini akan tertinggal dan bahakan akan bangkrut. Dalam konteks tersebut maka sosok pengusaha yang siap menjadi pemimpin akan memberikan hal baik dalam pengawasan dan strtegi kedepan demi negeri yang dapat bersaing dan unggul di ASEAN khususnya. Sosok seorang entrepeneur yang memiliki jiwa kepemimpinan lebih baik dikarenakan akan memberikan manfaat yang sangat baik untuk masyarakat dan dapat mempertahankan daerahnya dari persaingan ekonomi.
Persaingan ekonomi yang seperti apakah yang akan membangun masyarakat tersebut jika memang seorang entrepeneur dapat menjadi seorang pemimpin. Seorang pengusaha dapat menjadi pemimpin baik melalui partai politik atau karena jalur independen. Tentu semua itu akan dibahas dalam tulisan ini.
 1.2 Rumusan Masalah
a.       Apa dan bagaimana seorang entrepeneur yang baik?
b.      Apa dan bagaimana seorang pemimpin yang baik?
c.       Bagaimana keduanya dapat digabungkan untuk kemajuan Negara Indonesia?
 1.3 Tujuan dan Mafaat
Tujuan dari tulisan ini diharapkan:
a.       Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah kewirausahaan. Selain itu, bagi penulis diharapkan tulisan ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam lingkup kampus  maupun di civitas akademika yang lain.
b.      Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas bisnis dan pemimpin yang dapat menjadi ilmu yang bermafaat. Para mahasiswa bisa digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sumber daya manusia yang unggul.
c.       Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting menjadi seorang entrepeneur sehingga dampak negatif yang berimbas bisa lebih diperkecil saat terjadi pemutusan hari kerja dan sebagainya. Dan dapat menjadi dorongan yang baik kedepannya.
Manfaat tulisan ini untuk menjadi ilmu yang bermanfaat dan dapat dilakukan oleh masyarakat dlam kehidupan masing-masing.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan penulis adalah review dan studi pustaka dari berbagai sumber yang ada. Maka pemulis menyusunnya dalam tulisan yang cukup banyak teori dan pelaksanaannya.
  BAB II
LANDASAN TEORI
 2.1 Entrepeneur
Entrepeneuratau disebut juga wirausahawan adalah yang melakukan aktivitas usaha dan membuka lapangan pekerjaan baik dilakukan oleh sendiri ataupun kelompok untuk masyarakat yang membutuhkan pekerjaan. Untuk pengembangannya berikut macam-macam pengertian entrepreneur yang dikemukakan oleh para ahlinya:
a.       Menurut Thomas W Zimmerer pengertian entrepreneur adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan  peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
b.      Peter F Drucker mendefinisikan pengertian entrepreneur adalah Kkemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, bahasa kerennya ability to create the new and different.
c.       Menurut Kasmir pengertian entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
d.      Sedangkan menurut Zimmerer pengertian entrepreneur adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
e.       Terakhir, menurut Soeparman Spemahamidjaja pengertian entrepreneur adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
 2.2 Kepemimpinan
Kepemimpinan  adalah yang melakukan aktivitas mengenai atau memerintah  pekerjaan kepada orang atau masyarakat yang ada di sekelilingnya. Untuk pengembangannya berikut macam-macam pengertian kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahlinya:
 a.       F. I. Munson, Kepemimpinan merupakan kemampuan agar dapat mengatasi orang-orang sehingga mencapai hasil yang maksimal dengan kemungkinan gesekan adalah yang terkecil dan pembentukan kemungkinan terbesar dari kerjasama.
b.      F. A. Nigro (1965), Kepemimpinan untuk mempengaruhi aktifitas orang lain.
c.       Ordway Tead (1929), Kepemimpinan sebagai temperamen merger yang membuat seseorang mungkin dapat mendorong beberapa orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan.
d.      Kartini Kartono (1994), Kepemimpinan adalah karakter khas, khususnya, mengambil situasi tertentu. Karena kelompok melakukan kegiatan tertentu dan memiliki tujuan dan berbagai peralatan khusus. Pemimpin kelompok dengan fitur karakteristik adalah fungsi dari situasi tertentu.
e.       William G. Scott (1962), Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan yang diselenggarakan dalam kelompok dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.2.1 City Branding
Menurut Kavaratzis dan Ashworth City branding merupakan cara memposisikan kota dalam ketatnya persaingan  global yang kuat sebagai tanggapan  terhadap  dinamika ekonomi,  politik, dan sosial  (Kavaratzis dan Ashworth,  2007).
2.2.2 Urban Innovation
Urban innovation menurut Thomas L. Blair pada buku The Martin Center for Architectural and Urban Studies University of Cambridge, Cambridge, England menyatakan bahwa urban innovation adalah: “Urbanization, despite its many severe consequences, has given a healthy stimulus to urban innovation in developing countries. This series seeks to share with an international readership the ideas and experiences of policymakers, planners, academics, and researchers actively engaged in the dayto-day planning, design, and management of Third World cities” (Breaking the Boundaries).
  BAB III
ISI
  3.1 Menjadi Seorang Entrepeneur
Menjadi seorang entrepreneur adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia, dengan menjadi sorang entepreneur akan memberikan efek positif dalam beberapa hal, baik berupa: membantu masyarakat lain, karena dapat membuka lapangan kerja bagi yang membutuhkan pekerjaan, membantu memiliki pendapatan untuk memberi nafkah kepada keluarga yang sedang menganggur, mengurangi tingkat kemiskinan, dan memberikan manfaat yang terbaik bagi sesama manusia. Dan menjaga kualitas sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut tentunya membangun sumber daya yang sangat berpotensi di negeri ini.
Menurut Eddi SS, dalam bukunya Menjadi Pembisnis Ulung entrepeneurship adalah “usaha kreatif yang dibangun dengan berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, nilai tambah yang meningkat, lapangan kerja yang bertambah dan mengurangi kemiskinan” (Soegoto: 2014).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang entrepeneur dan tidaklah semudah yang kita fikirkan, butuh banyak tahapan yang harus dilakukan hingga perkembangan saat menjadi seorang entrepeneur. Dan pola pemikiran serta kepribadian yang di rubah oleh seorang entrepreneur.
3.1.1 pemikiran seorang entrepreneur
Pemikiran yang harus ada pada jiwa entrepeneur baru harus memiliki beberapa hal agar dapat bertahan hingga akhir dari perusahaan yang dibangun sejak awal, yaitu:
a.       Jangan berpikir tidak ada hambatan
Jangan berfikir jika memiliki sebuah perusahaan akan mudah untuk mengembangkan, menjadi besar, dan sebagainya. untuk pemula khususnya harus banyak berjuang untuk lebih baik dalam memulai membuka usaha dan menjadi seorang entrepreneur yang baik. Hambatan pasti datang baik berupa sosial masyarakat, ekonomi sekitar, pekerja, pelanggan, kualitas barang atau jasa, dan sebagainya.
b.      Siap modal
Modal baik berupa tenaga, harta dan waktu harus dipersiapkan sejak awal. Untuk memulai memang harus dengan mental yang kuat agar modal sebesar apa pun akan dilewati tanpa merasa memiliki beban. Modal tenaga harus siap dikarenakan untuk memulai pekerjaan pasti harus dimulai dengan tenaga yang cukup besar, belum meiliki pegawai maka tanaga semakin maksimal. Modal harta akan dibutuhkan dikarenakan setiap persiapan awal memiliki pengeluaran yang cukup apakah modal itu berasal dari uang pribadi atau pinjaman, itu tergantung anda yang memilih proses. Modal waktu dari sejak awal merintis suatu usaha hingga menjadi perusahaan yang besar.
c.       Siap dan berani untuk gagal
Kesiapan diri untuk berani gagal harus ditumbuhkan agar tidak tumbang saat mulai membuka perusahaan anda. Untuk proses awal kemungkinan besar akan terjadi bangkrut atau gulung tikar. Mayoritas perusahaan besar akan mendaftarkan perusahaannya untuk memiliki ansuransi agar meminimalisis kerugian dari asuransi yang dijaminkan pada perusahaan tersebut, namun jika sekali gagal maka akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Tentu setiap perusahaan yang akan berkembang ataupun yang baru dibangun tidak ada kata santai untuk berjalan lebih baik. Maka dengan persiapan yang sangat matang perusahaan akan berkembang dengan baik dan akan menjadi perusahaan yang unggul baik skala regional maupun nasional.
 3.1.2 Fungsi Menjadi Seorang Entrepeneur
Menjadi seorang entrepeneur memiliki beberapa fungsi yang harus dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menjadi pengusaha tidak hanya memikirkan dirinya saja, namun memikirkan karyawannya, masyarakat sekitar dan lainnya. Berikut fungsi seorang entrepeneur:
a.       Sebagai pembuka lapangan kerja
Dengan memiliki perusahaan maka akan membutuhkan karyawan baik sedikit maupun banyak dalam perusahaan yang dibangun akan membutuhkan karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan yang dibangun akan mengalami proses perkembangan dan sejalan dari hal tersebut maka pegawai di perusahaan akan terus bertambah hingga jumlah yang sangat besar. Dari lowongan pekerjaan yang dibuka oleh seorang entrepeneur mmberikan hal yang positif secara tidak langsung, dikarenakan memberikan kehidupan kepada puluhan hingga ribuang keluarga yang hidup dinegeri ini untuk mengurangi kemiskinan.
b.      Sebagai teladan yang baik
Terdapat beberapa pengusaha yang dapat menjadi teladan, dintaranya:
·         Sulaiman Al-Rajhi adalah pemilik Bank Al Rajhi yang membantu rakyat kecil dalam mengurangi kemiskinan, tidak merugikan masyarakat, dan memiliki kebun kurma terluas di dunia. Beliau memiliki kekayaan yang tidak sedikit, namun pribadinya yang sangat baik tidak memperlihatkan kekayaannya bahkan seluruh hasil panen dari kebun kurma yang beliau miliki dishadaqahkan selama bulan ramadhan di Makkah dan Madinah dengan luas kebun yang paling luas di seluruh dunia.
·         Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, beliau adalah pemilik Burj Khalifa dengan usahanya sendiri. Kerja keras dan kesiplinan beliau menghasilkan perusahaan yang sangat terkenal dengan destinasi yang sangat strategis untuk turis mancanegara.
·         Mark Zuckerberg, pemilik facebook walaupun merasakan kegagalan namun dengan kerja kerasnya berbuah hasil yang baik dan menguntungkan. Beliau kagum dengan Al Khawarizmi selaku ahli matematika yang menginspirasi beliau. Hal ini dapat diambil adalah yang tekun dan bagus dalam ibadahnya akan lebih mudah untuk sukses dan diikuti oleh masa yang akan datang seperti Al Khawarizmi.
c.       Sebagai pemimpin
Menjadi seorang entrepreneur juga tidak hanya mengetahui masalah bisnis saja, namun harus tahu tentang kepemimpinan karena berfungsi sebagai leader baik di perusahaannya, maupun nonperusahaannya. Dengan memiliki ketegasan sebagai leader maka perusahaan dapat berjalan dengan baik dan terawasi. Sehingga seluruh karyawan dapat bekerja sesuai tugasnya masing-masing. Meskipun seorang leader namun tidak semua diawasi, hanya mengawasi kepala tim dan kepala direktur saja, dengan demikian struktur kerja dapat berjalan dengan diawasi oleh leader yang berada dibawahnya.
d.      Sebagai guru/pengajar
Diharapakan dari para karyawan yang bekerja tidak hanya mengetahui tugasnya saja, namun dibekali dengan ilmu cara membangun perusahaan. Agar pada tahun mendatang dapat membuka perusahaan sendiri dengan modal dari hasil bekerja di perusahaan yang selama ia bekerja di perusahaan tersebut.
e.       Sebagai roda perputaran keuangan
Dengan menjadi seorang wirausahawan, maka roda perekonomian akan terasa lebih bergerak. Seorang wirausahawan akan berusaha menciptakan produk atau jasa yang bisa di terima konsumen.
f.       Sebagai penambah keuangan daerah/negara
Pembayar pajak sebagai sumber pemasukan APBN/APBD. Wirausahawan juga mempunyai peran lain yaitu sebagai salah satu sumber pemasukan pemerintah baik pusat maupun daerah. Namun sayang Indonesia masih di kenal sebagai negara dengan biaya ekonomi tinggi, meskipun iklim wirausaha di Indonesia sudah cukup baik.
Penghasil devisa dari produk ekspor yang akan memperkuat cadangan devisa. Banyak wirausahawan Indonesia yang mampu menembus pasar mancanegara. Hal ini merupakan modal yang baik karena selain mengharumkan nama Indonesia, juga sebagai penghasil devisa yang akan memperkuat cadangan devisa.
g.      Sebagai memajukan bangsa
Menjalankan peran sebagai fungsi sosial untuk memajukkan bangsa. Para wirausahawan dapat memajukkan bangsa melalui sumbangan-sumbangannya di berbagai bidang seperti pendidikan, budaya, kesehatan dan lain-lain.
 3.1.3 Prinsip yang harus ada pada entrepeneurship
Suatu perusahaan harus memiliki beberapa prinsip yang harus ada agar perusahaan yang
a.       Tujuannya jelas
Suatu perusahaan harus jelas tujuan perusahaan tersebut kemana dan apa yang harus dilakukan oleh yang bersangkutan pada perusahaan tersebut. Apakah memberikan pelayanan yang baik pada pelanggan yang datang ke perusahaan atau dan laba yang jelas bagi pelaksanan di perusahaan tersebut.
b.      Kesatuan perintah
Yaitu kejelasan siapa saja yang menjadi atasan dan bawahan di perusahaan tersebut, hal ini untuk memberikan gambaran yang pasti pada setiap yang terlibat di perusahaan. Yang sebenarnya setiap bawahan harus bertanggung jawab kepada atasannya, begitupun atasannya kepada yang lebih tinggi di perusahaan tersebut.
c.       Kendali perusahaan
Mengendalikan perusahaan dapat berupa kejelasan siapa saja yang diperintah, contoh manajer membawahi 6 bidang, dan tiap bidang mebawahi 8-9 bagian, dan seterusnya, hal ini untuk kendali tiap tugas lebih baik dan teekndalikan.
d.      Pendelegsian wewenang perusahaan
Pembuatan wewenang di perusahaan haruslah jelas dikarenakan untuk memberikan informasi bahwa perusahaan tersebut memiliki standar aturan demi mewujudkan perusahaan yang maju dan unggul dibanding perusahaan lainnya.
e.       Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
Dari aturang yang telah dibuat pada perusahaan diharapkan dapat berjalan dengan baik dan seimbang dengan tanggung jawab. Dari hal tersebut untuk menghindari timpang tinding antar aturan.
f.       Tanggung jawab
Pertanggung jawaban bawahan atas pekerjaan yang dilakukan harus jelas kepada atasan dengan bukti kerja yang jelas.
g.      Pembagian kerja
Pengelompokan jenis pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan perusahaan yang dibuat, misalkan kelompok analisis, kelompok surveyor dan lain sebagainya.
h.      Penempatan personalia
Penempatan kerja di perusahaan haruslah jelas sesuai dengan keahlian yang bekerja di perusahaan dan memiliki jadwal yang jelas tiap orangnya. Hal ini untuk menghindari pegawai yang salah kerja dan hasil yang tidak memuaskan.
i.        Jenjang berangkai
Tindakan dari atas kebawah agar tidak terjadi salah penempatan dai setiap tugas, dikondisikan sesuai atasan dan bawahannya.
j.        Efisiensi
Pencapai tujuan yang maksimal di perusahaan untuk memberikan hasil yang unggul dibanding perusahaan lainnya.
k.      Kesinambungan
Memberikan arahan yang jelas antar atasan kepada bawahan dan pekerjaan yang dilakukan untuk dapat berlanjut pada kegiatan lainnya baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan.
l.        Koordinasi
Adanya koordinasi antar atasan dan bawahan untuk menghidari terjadinya kesalah fahaman pada kerja dalam suatu perusahaan.
  3.2 Menjadi Seorang Pemimpin
Pemimpin memang hal umum yang dibahas dalam beberapa tempat baik perusahaan, organisasi, lembaga, dan lainnya. Yang jelas pemimpin merupakan orang yang menjadi panutan umum di setiap tempat. Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Pemimpin memiliki tugas, peran dan fungsinya masing-masing pada tiap organisasi. Terutama dalam memimpin suatu daerah atau negara sekalipun.
3.2.1 Tugas Pemimpin
Tugas seorang pemimpin bukan hanya memerintah namun bergerak langsung pada perusahaan atau organisasi yang ia pimpin. Dianatara tugas pemimpin adalah:
·         Pemimpin ikut bekerja dengan yang ia pimpin. Pemimpin ikut bertanggungjawab atas apa yang dikerjakan bawahannya, jika tidak dapat dikerjakan maka seorang pemimpin harus ikut membantu menyelesaikan pekerjaannya.
·         Pemimpin harus bertanggung jawab atas apa yang ia kerjakan, tidak ada kalimat pekerjaan atau penyelesaian yang tidak selesai adalah salah karyawan atau bawahannya.
·         Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk membuat rencana pekerjan yang akan dilakukan oleh dirinya sendiri maupun yang dilakukan oleh direktur, kepala bagian atau bawahan lainnya agar sesuai dengan tugas dan fungsi dapat berjalan dengan baik.
·         Pemimpin dapat menyeimbangkan antara tugas yang pioritas dengan yang tidak, apakah itu dalam suatu pekerjaan, rumah tangga, ataupun urusan pribadinya. Termasuk menyeimbangkan antara bawahan dengan pekerjaaannya.
·         Pemimpin harus memiliki kemampuan menganalisis bawahan yang ia pimpin dan dapat berpikir konseptual dalam mengendalikan permasalahan dari setiap sudut pandang yang berbeda.
·         Dapat menjadi manager yang dapat mengatasi setiap permasalah yang ada di internal maupun eksternal dan dapat mengatur waktu program yang akan dilaksanakan serta dapat mengatur evaluasi yg terjadi di setiap program yang sudah terencana.
·         Pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi dala setiap kegiatan yang terjadi, dan dapat membentuk tim yang baik agar menuju perkembangan yang sangat signifikan.
·         Pemimpin dapat membuat keputusan yang mudah untuk setiap permasalahan yang rumit, agar setiap bahawan dapat bekerja dengan optimal.
Tugas seorang pemimpin memanglah tidak mudah, terutama memimpin suatu daerah atau wilayah dikarenakan harus mengurus semua pekerjaan baik manajer, menanggulangi konflik dan sebagainya.
3.2.2 Peran dan Fungsi Pemimpin
Seorang pemimpin memiliki peranan atau fungsi tersebut sebagai berikut :
a.       Bersikap adil
Dalam kehidupan organisasi apapun, kebersamaan diantara atasan dan bawahan haruslah ada. Sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya merupakan pencerminan untuk mencapai tujuan organisasi. Namun keadaan problematika pada suatu organisasi atau perusahaan biasa terjadi dan peran seorang pemimpin dapat bersikap adil dalam menyikapi segala problematika dalam organisasi atau perusahaan yang dibangun. Menempatkan sesuatu pada tempatnya termasuk dalam hal program kerja perusahaan atau organisasi, termasuk penjadwalan rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b.      Memberikan sugesti
Sugesti bisa disebut saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti dapat menjadi timbul pada seorang pemimpin yang berwibawa terhadap bawahanya. Jika terjadi ketidakfahaman dalam pekerjaan ataupun kesulitan dalam bekerja, maka seorang pemimpin dianjurkan memberikan saran dan masukan kepada bawahannya. Ataupun dari bawahan kepada atas memberikan masukan dan saran pun diperbolehkan selama tidak melanggar aturan yang telah disepakati.
c.        Mendukung tercapainya tujuan
Tercapainya tujuan organisasi tidak terjadi jika tidak ada usaha, namun akan terjadi jika ada usaha maksimal dari pemimpin dan bawahannya. Tujuan dari program yang direncanakan akan terlaksana dan tercapainya tujuan jika visi dan misi pada organisasi atau perusahaan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik tanpa ada problematika jika saling mendukung menuju tujuan yang pasti.
d.       Katalisastor
Secara kimiawi, arti kata “katalis” atau “katalisator” ialah sat yang tidak ikut bereaksi, tetapi mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin dikatakan berperan sebagai seorang katalisator apabila dapat memanfaaatkan sumber daya manusia yang ada di sekitarnya.untuk mewujudkan suatu hasil yang terbaik maka seorang pemimpin dapat memberikan reaksi yang cepat untuk mengembangkan perusahaan atau organisasi yang sedang berjalan.
e.       Menciptakan rasa aman
Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Hal ini berfungsi agar berjalannya pekerjaan dengan tertib, jauh dari khawatir dan keluh kesah dari bawahan kepada atasan. Dengan menciptakan rasa aman akan memberikan nilai positif dari perusahaan atau organisasi yang ada, dengan hal ini dapat memberikan daya tarik sendiri dan dapat menciptakan kualitas sumberdaya  manusia yang lebih baik.
f.       Sebagai wakil organisasi
Setiap bawahan yang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan tidak selamanya akan langsung melaporkan hasil pekerjaan atau yang telah terlaksana kepada atasannya langsung namun memiliki koordinator terlebih dahulu agar lebih mudah penyampaian kepada pemimpin dari suatu orgaisasi atau perusahaan tersebut. Misalkan:
Dalam suatu perusahaan terdapat CEO maka bawahannya adalah Direktur, kemudian Manager, kemudia staf dan seterusnya. Tiap bagian memiliki bagian kepala masing-masing untuk memudahkan laporan. Dengan demikian dapat berjalan dengan lebih baik. Tentunya tiap kepala yang berada dibawah pemimpin atau CEO akan memmbuat hasil laporan bahawannya sebelum dilaporkan kepada atasannya, dan seterusnya hingga memberikan hasil akhir kepada atasan.
g.      Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang pemimpin sebenarnya adalah sumber inspirasi bawahannya. Pemimpin memberikan semangat untuk memberikan stimulus kepada bawahan agar hasilnya lebih baik dari sebelumnya. Pemimpin ikut bekerja pun akan memberikan contoh tauladan bagi bawahannya.
h.      Bersikap menghargai (praising)
Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Demikian bawahan dan atasan perlu adanya pengakuan dari perusahaan atau organisasi yang ada untuk dapat bekerja lebih baik. Hal ini dapat berupa apresisasi atau penghargaan dari setiap yang dikerjakan oleh bawahan atau adanya peningkatan dari pekerjaan.
3.2.3 Kriteria Pemimpin
Kriteria pemimpin yang diharapkan dalam sebuah perusahaan adalah sebagai berikut:
a.       Econiomic Exchange (job focused): perusahaan yang hanya mencari hasil dari pekerjaan saja, tidak mengharapkan perusahaan atau organisasi memiliki pekerjaan namun memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak. Tidak terpaku pada aturan, namun hal ini seperti pekerja kontrak dan sub kontrak.
b.      Under Investment, perusahaan yang memberikan pekerjaan yang sangat banyak bahkan tidak dapat dikerjakan oleh bawahan sama sekali, namun imbalan yang diterima baik berupa gaji, keamanan kerja, pelatihan, dan lain-lain sangatlah kecil tidak seimbang antara banyaknya pekerjaan dengan imbalan. Biasanya pada perusahaan-perusahaan dengan laba kecil maupun perusahaan yang mengalami persaingan sengit
c.       Over Estimate. Perusahaan yang memberikan keringanan dalam hal pekerjaan bahkan tidak membertkan, namun memberikan imbalan yang lebih dari baik untuk para pekerja seperti gaji, keamanan kerja, dan lain-lain.
d.      Mutual Investment (organization focused) Perusahaan yang memberikan pekerjaan dan imbalan yang seimbang besar pekerjaan yang diterima oleh pekerja sebanding dengan imbalan berupa gaji, keamanan kerja dan lain-lain.
 3.3 Pemimpin dari Kalangan Entrepeneur untuk Indonesia
Para pemimpin dari kalangan entrepreneur dapat menjadi panutan dikarenakan sudah berpengalaman didalam perusahaannya dan kini berada di luar perusahaan artinya, pengalaman selama menjadi seoang pengusaha sudah dapat menjadi bekal untuk memimpin suatu kota, provinsi, maupun negara.
Seorang yang berasal dari kalangan pengusaha dapat langsung masuk menjadi politikus. Hal ini memberikan efek baik dikarenakan sudah mengetahui problemtika perekonomian dan dapat diaplikasikan pada daerah yang ia pimpin.
Seorang pemimpin yang terpilih di suatu daerah dapat mengetahui potensi wilayah sesuai sektornya. Hal ini pun harus dilandasi dengan pengetahuan tata ruang wilayah dan tentu harus disesuaikan dengan wilayah sekitar dan transport yang tersedia.
Inovasi baru akan bermunculan jika seoang pemimpin suatu kota, kabupaten maupun gubernur memiliki pengetahuan terhadap entrepreneur, maka timbullah suatu inovasi kota dan branding dari kota tersebut. Ada beberapa keterkaitan antara ruang dan konteks bisnis, dapat ditampilkan pada ganbar berikut.
 Gambar 1
Ilustrasi Keterkaitan Lokasi
                        Sumber: Ridwan S, 2015
 Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa satu ekonomi dan politik dapat terjadi keterkaitan satu dan yang lainnya dengan dasar aspek kehidupan yang harus terkait dan fungsi masyarakat disekitar dan dapat dikaitkan antar lokasi.
Kebiasaan, sosial dan budaya menjadi pelengkap diantara politik dan ekonomi untuk mewujudkan kota yang innovatif. Kota innovatif atau urban innovasion dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk menuju lokasi tersebut. Tentu kegiatan antar sektor di wilayah tersebut akan semakin maju.
 3.3.1 City Branding
City Branding sebenarnya berasal kata city dan branding. City yang berarti kota, branding yang berarti sebuah usaha komunikasi yang disusun dan direncanakan dengan baik oleh perusahaan untuk membangun dan membesarkan brand (Maulidi, 2016). Pada dasarnya branding berasal dari brand, memiliki arti yang berbeda namun maksud yang sama.
Brand merupakan sebuah janji satu organisasi kepada pelanggan untuk memberikan apa yang menjadi prinsi pada brand itu, tidak hanya dalam hal manfaat fungsional, tetapi juga manfaat emosional, ekspresi diri, dan sosial (Aaker, 2014). Untuk saat ini branding bukan hanya untuk sebuah produk ataupun jasa. Tetapi sebuah kota, tempat, atau Negara juga membutuhkan branding untuk meingkatkan pendapatan suatu daerah tersebut dan dapat bersaing dengan kota lainnya.
Menurut Kavaratzis dan Ashworth City branding merupakan cara memposisikan kota dalam ketatnya persaingan  global yang kuat sebagai tanggapan  terhadap  dinamika ekonomi,  politik, dan sosial  (Kavaratzis dan Ashworth,  2007).
Menurut Simon Anholt (dalam Moilanen dan Rainisto, 2009:7), City branding merupakan salah satu strategi wilayah seperti Negara atau kota untuk memiliki kedudukan atau tempat (positioning) yang kuat dan dapat dikenal secara luas. Terdapat empat strategi umum dalam memasarkan atau mendorong agar suatu kota dapat menjadi lebih menarik bagi wisatawan, pengusaha, ataupun investor ke kota atau wilayah tertentu, yaitu dengan:
1.      Pemasaran citra yaitu cara memasarkan kota atau wilayah yang dipimpn agar lebih baik dari sebelumnya karena terdapat hal yang menarik dari kota tersebut.
2.      Pemasaran kota yang dikemas dengan baik sehingga terdapat branding baik berupa landcape, bangunan dan sebagainya agar dapat menjadi menarik bagi wisatawan dan investor. Hal ini  dapat memacu perekonomian sekitar agar lebih maju lagi.
3.      Pemasaran sarana dan prasarana, prasarana sebagai daya tarik, maka prasarana berupa transportasi dan pendukungnya agar dapat lebih baik untuk menunjang setiap pergerakan di kota tersebut, terutama memutar keuangan di wilayah yang dipimpin dengan ilmu entrepreneur.
4.      Pemasaran penduduk, antara lain mencakup keramahan penduduk yang didalamnya terdapat melayani turis, wisatawan dan lainnya yang menunjukan bahwa kota tersebut dapat dikunjungi karena hasil dari tauladan pemimpinnya yang dicontoh.
Kriteria yang mendasari penilaian dalam city branding yaitu pertama sebagai attributes yaitu mampu menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya, dan personalitas kota dan kedua sebagai message yaitu menggambarkan sebuah cerita secara pintar, menyenangkan, dan mudah atau selalu diingat, kemudian sebagai differentiation dan ambassadorship yaitu memberikan kesan unik, berbeda dari kota lain dan menginspirasi orang untuk datang dan ingin tinggal di kota tersebut (Yuli, 2011). Tujuan city branding menurut Handito (2009) yaitu memperkenalkan kota/daerah lebih dalam, memperbaiki citra, menarik wisatawan asing dan domestik, menarik minat investor untuk berinvestasi, dan meningkatkan perdagangan.
Adapun research methodology untuk city branding yang dibuat oleh Reeman Mohammed Rehan dalam HBRC Journal sebagai berikut:
           Sumber: HBRCJournal, 2014
Dari teori-teori city branding dapat diketahui elemen apa saja yang dibutuhkan di Kota Salatiga kemudian mencari karakteristik dari kotanya itu sendiri berupa citra kota, merek kota dan sebagainya. Pada akhirnya akan diketahui strategi mengetahui branding yang akan dikembangkan di kota tersebut setelah terjadinya analisis berupa SOWC (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Challenge)
 3.3.2 Urban Innovation
Urban innovation sebenarnya berasal kata urban dan innovation. Urban yang berarti perkotaan, innovation yang berarti perubahan atau pembaharuan (KBBI). Thomas L. Blair pada buku The Martin Center for Architectural and Urban Studies University of Cambridge, Cambridge, England menyatakan bahwa urban innovation adalah:
“Urbanization, despite its many severe consequences, has given a healthy stimulus to urban innovation in developing countries. This series seeks to share with an international readership the ideas and experiences of policymakers, planners, academics, and researchers actively engaged in the dayto-day planning, design, and management of Third World cities” (Breaking the Boundaries).
 Dari pernyataan Blair pada buku tersebut dapat diketahui bahwa urbanisasi memiliki banyak konsekuensi berat namun memberikan stimulus yang sehat terhadap inovasi perkotaan di negara-negara berkembang. Dari hal tersebut banyak kota-kota yang lebih baik dengan perencanaan, perancangan dari hasil kota inovatif tersebut.
Dengan adanya innovasi pada suatu wilayah maka pemimpin yang berasal dari kalangan entrepreneur akan mengetahui daya tarik apa yang menarik dan dapat memutarkan keuangan dengan cepat. Sekalian juga dengan memberikan lapangan kerja seperti program oke oce milik sandi uno di DKI Jakarta yang membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar wilayah tersebut. Hal ini adalah pekerjaan yang sangat mulia.
 Dari kedua hal diatas city branding dan urban innovation dapat menjadikan daya tarik tersendiri. Seperti halnya terdapat destinasi baru dan tumbuh sekotor-sektor baru di wilayah tersebut. Dengan demikian masyarakat lebih baik kehidupan perekonomiannya dari perputaran uang yang terjadi di kawasan tersebut.
Dengan terbukanya sektor lainmasyarakat dapat belajar bahwa menjadi seorang entrepreneur itu menyenangkan dan lebih baik dibanding menjadi buruh. Pengalokasian waktu dan lokasi harus ditentukan agar indeks perkapita menjadi seimbang sesuaidengan kondisi masyarakat.
Pengangguran menurun dan lapangan kerja terbuka. Contoh pertanian di suatu kota A menurun dikarenakan masyarakat belum innovatif. Dengan ada innovasi baru maka masyarakat kota A dapat membuka pertanian lebih baik dengan cara membuka pemasaran sendiri dengan kualitas lebih baik dan terjamin kualitasnya. Maka pendapatan masyarakat kota A meningkat dari sebelumnya. Hal ini karena pemimpin yang faham akan entrepreneur dapat memberikan efek baik pada masyarakatnya berupa inovasi baru.
Namun kenyataan di saat ini adalah pemimpin yang kurang faham entrepeneur mengadakan program-program yang tidak dapat membantu masyrakat dan mengurangi kemiskinan. Akhirnya yang terjadi adalah demo masyarakat kepada pemimpin. Dengan adanya program entrepreneur skala kecil 1 unit tiap desa atau kecamatan maka akan membantu masyarakat.
Pada akhirnya masyarakat akan memiliki rasa diakui oleh pemimpin, merasa adanya keadilan, perlindungan dan lainnya. Tantangan ke depan adalah kegiatan yang berkelanjutan dan dapat berkembang bagi masyarakat dan dapat turun temurun hingga wilayah tersebut tidak ada angka kemiskinan dan angka pengangguran. Kesejahteraan dan keragaman budaya dapat kembali berkembang seperti semula dengan aman dan tertib.
 BAB IV
KESIMPULAN
 Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat banyak dengan jumlah penduduk yang semakin banyak tiap tahunnya. Sekitar 255 juta penduduk Indonesia yang berada di negeri ini dan membutuhkan kehidupannya tercukupi. Sebagian besar lebih memilih untuk bekerja dibanding membuka lapangan pekerjaan, hal ini terutama di kalangan pendidikan dibawah S1.
Masyarakat yang berprofesi sebagai buruh lebih banyak dan tidak inovatif. Menjadi seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan memimpin karyawannya. Kondisi masyarakat yang tidak biasa memimpin tidak dapat memberikan pengaruh baik kepada yang lainnya, bahkan menuju kepada memberatkan masyarakat.
Kota dengan adanya city branding dan urbaninnovation dari pemimpin yang faham akan entrepeneur akan mebawa kota menjadi lebih baik dan perekonomian di kota tersebut lebih maju. Dengan hal ini maka diperlukannya pemimpin dari kalangan entrepeneur atau yang berjiwa entrepeneur.
   DAFTAR PUSTAKA
 ·         http://www.bisnisrumahanpemula.com/pengertian-entrepreneur/. Hafidz, Muhammad. Pengertian Entrepreneur dan Mindset yang Harus Dibangun.
·         http://www.gurupendidikan.com/21-definisi-kepemimpinan-menurut-para-ahli/, Kurniawan, Aris.21 definisi kepemimpinan menurut para ahli, 18 juni 2015.
·         Suniady, edy. Kepemimpinan dan Implementasinya dalam Pembangunan di Daerah. 24 02 2014. http://edysuandi.staff.uii.ac.id/2012/02/24/kepemimpinan-dan-implementasinya-dalam-pembangunan-di-daerah/
·         Rehan, Reeman Mohammed. Urban branding as an effective sustainability tool in urban development, HBRC Journal. 2013. Helwan University, Egypt.
·         Blair, Thomas L. Urban Innovation Abroad. Series Editor. The Martin Center for Architectural and Urban Studies University of Cambridge, Cambridge, England.
·         Dinnie, Keith. City Branding: Theory and Chases. 2011. CPI Antony Rowe, Chippenham and Eastbourne. United Kingdom.
·         Maulidi, Achmad. Pengertian Brand, Branding dan Rebranding Perusahaan. http://www.kanal.web.id. 21 September 2016.
·         Pengaruh City Branding terhadap Image Of Urban Destination dan Dampaknya pada Post-Visit Behavior (PDF Download Available). Available from: https://www.researchgate.net [accessed Jun 12, 2017]
·         Sutriadi, Ridwan, Perspektif Perencana: SMART CITY: Inovasi, Kota Komunikatif, dan Kota Berkeadilan, 2015. Inside publisher, Bandung
·         Soegoto, Eddy Soeryanto. Entrepenership; Menjadi Pembisnis Ulung. Kompas Gramedia. 2014. Jakarta
0 notes