Satu-satunya penantian dalam hidupku adalah kematianku. ☀️🌻
Last active 60 minutes ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
yang kamu perlukan bukan mengendalikan ombak,
yang kamu perlukan hanya berselancar dengan ombak itu,
nikmati saja setiap terpaannya.
2 notes
·
View notes
Text
tak usah mencari validasi bahwa kau sedang tidak baik" saja,
mereka tak akan sepenuhnya mengerti apa yang kau butuhkan,
mereka hanya akan..
menghakimi lalu membanding"kannya dengan hidup mereka yang "lebih berat" itu.
4 notes
·
View notes
Text
jika senyummu seindah itu, siapa yang tidak jatuh cinta?
19 notes
·
View notes
Text
Kesibukan di tanganku, penuhi ruang pikir seringkali datangkan distraksi jenuh.
Sumpah Tuan! Aku selalu mencoba untuk melupakannya.
Namun mungkin melupakan adalah bentuk enggan melepaskan.
— Arief Aumar | holdings on
16 notes
·
View notes
Text
then, in the end, yang bisa kau lakukan hanyalah..
menerima keadaan tanpa harus menyalahkan takdir.
16 notes
·
View notes
Text
Beberapa kali ia meremas tangannya, mengatakan pada dirinya, "Harusnya aku lebih kuat lagi."
Beberapa kali ia mengusap lereng kecil di pipinya, kemudian melirih, "Harusnya aku tidak secengeng ini."
42 notes
·
View notes
Text
kebenaran adalah cermin tuhan,
ia jatuh ke bumi dan hancur berkeping-keping,
lalu manusia mengambil satu bagian kecil dan mengira telah mendapatkan seluruh kebenaran
19 notes
·
View notes
Text
tanpa mereka yang menghakimimu, bagaimana kamu bisa belajar bahwa sebaik apapun dirimu kamu tetap tokoh jahat dicerita orang lain,
tanpa orang yang mengusik damaimu, bagaimana mungkin kamu belajar untuk bersabar?
tanpa orang yang mengingkarimu, bagaimana mungkin kamu belajar bahwa ucapan seseorang bukan untuk sepenuhnya digenggam?
tanpa segelintir orang-orang yang berlalu lalang di hidupmu, bagaimana mungkin kamu bisa belajar untuk bertumbuh?
berterimakasihlah pada mereka, tanpa mereka kamu takkan bisa menjadi sehebat dirimu yang masih bertahan sampai saat ini.
7 notes
·
View notes
Text
bukan, bukan kehilangan yang membuatku rapuh,
ternyata harapanku saja yang tak bisa kukendalikan dan terus ku biarkan tumbuh.
23 notes
·
View notes
Text
bahkan di ujung segalanya, saat yang kurasakan hanyalah ingin menyerah, aku masih memikirkan mereka:
tentang sunyi yang mungkin akan tertinggal, dan tanya yang tak akan ada jawabnya;
tentang rasa bersalah yang akan lebih nyaring suaranya dari perpisahan itu sendiri.
jadi. aku tetap di sini.
bukan karena ini tak terasa sakit lagi, tapi karena aku pikir nanti—merekapun akan ikut goyah,
mencoba susun tanya nir jawaban, memahami apa yang salah dari mereka dan apa yang seharusnya mereka lakukan.
ini seperti, mereka tidak layak untuk merasakannya.
dan dalam lingkup cinta itu, aku memilih untuk tetap hidup.
— Arief Aumar | form of love (3) [words written on an episode]
12 notes
·
View notes
Text
Garis Waktu yang Tak Sama

Setiap jejak langkah kita terukir pada garis waktu yang berbeda, melintang tak serupa dengan siapa pun di semesta. Kita hidup dalam ritme yang unik — ada yang berlari, ada yang tertatih, dan ada yang memilih berhenti sejenak untuk menghirup makna. Jangan biarkan gemuruh langkah orang lain, yang menari di atas takdirnya sendiri, menyelinap masuk dan merenggut ketenanganmu.
Mereka mungkin sedang memetik buah dari ladang yang telah lama mereka rawat, atau berdiri gagah di puncak gunung yang mereka daki penuh luka. Tapi itu kisah mereka, dengan musim dan medan yang tak pernah bisa kau salin.
Menjadikan pencapaian mereka sebagai cermin untuk menghakimi dirimu sendiri, hanyalah cara halus untuk melukai diri tanpa kau sadari.
Engkau pun punya ladangmu sendiri, mungkin benih-benihnya masih tersembunyi di balik tanah yang keras, tapi bukan berarti ia tak hidup. Ia hanya menunggu saat yang tepat untuk mekar. Dan waktu itu, bukan hari ini, bukan besok, tapi suatu saat yang sudah tertulis untukmu, dengan segala keajaibannya.
Peluklah setiap jeda, setiap kelambatan, setiap ragu yang menjelma doa di tengah malam. Rasakan detak jantungmu sendiri, yang berdetak bukan untuk mengejar siapa pun, tapi untuk menyanyikan lagu hidupmu sendiri. Garis waktumu adalah karya agung — tak perlu disandingkan, tak perlu diburu-buru. Biarkan ia tumbuh, mekar, dan bersinar... dalam keindahan yang tak perlu dibandingkan. Sebab yang terpenting bukanlah siapa yang lebih dulu sampai, tapi siapa yang paling setia menikmati setiap langkahnya.
20 notes
·
View notes
Text
Banyak hal bisa berubah kapanpun, terkadang hal- hal yang tidak kita sukai bukan karena kita benar benar tidak menyukainya, hanya karena orang-orang disekitar kita tidak suka.
4 notes
·
View notes
Text
sejatinya semua sedang bergerak. beberapa ada yang lamban karena kehabisan tenaga. beberapa ada yang sedang karena ingin menikmatinya. beberapa ada yang cepat karena ingin sampai di tujuannya.
15 notes
·
View notes
Text
hujannya sudah berhenti, lalu aku melihat diriku di genangan air,
ia sudah bisa tersenyum.
42 notes
·
View notes
Text
mencintaimu, aku harus lebih sering babak belur. sebab, kau adalah tamu istimewa yang aku harap sudi untuk tinggal.
14 notes
·
View notes
Text
bagaimana jika aku tidak bisa menahannya? seperti amarah, rindu juga akan meledak.
16 notes
·
View notes