Text
Kematian
Akhir akhir ini seringkali diingatkan oleh Allah soal betapa kematian itu sungguh dekat. Kematian tidak melihat usia, tidak melihat jenis kelamin, tidak melihat jabatan dan tidak melihat siapa kamu.
Jika memang sudah Allah perintahkan Izrail untuk mencabut nyawa seorang manusia, maka tidak akan ada bisa yang menghalangi nya untuk kembali kepada RabbNya.
Usia 30, 40 tahun mungkin banyak yang mengira masih usia yg muda dan produktif, namun jika Allah menghendaki mengambil nyawanya maka usia tinggallah sebuah angka
Seberapapun sehatnya kita, seberapapun tellitinya kita dalam menjaga makanan yang masuk, kematian akan tetap tetap datang dengan caranya jika memang sudah kehendakNya
Lalu pertanyaan selanjutnya, bekal apa yang sudah disiapkan? Seberapa berkah nya waktu yang sudah kita isi?
2 notes
·
View notes
Text
Membaca ini disaat banyak sekali keraguan yg hadir
Terimakasih masgun utk tulisaanya 🙏
Memaknai Keputusanmu di Antara Pilihan
Orang lain hanya akan melihat keputusan yang kamu ambil, mereka tidak akan pernah melihat pilihan-pilihan yang kamu miliki.
Sehingga, ketika kita hanya dinilai dari keputusan kita, jangan berkecil hati. Sejatinya mereka tidak pernah tahu struggling-nya kita terhadap pilihan-pilihan yang ada saat itu. Dan keputusan kita saat itu adalah keputusan terbaik dari semua pilihan yang kita miliki.
Mari kita lihat dengan hati yang lebih lapang pada setiap pilihan yang kita miliki. Sebab, dalam hidup ini kita tidak perlu menjelaskan kepada semua orang tentang pilihan yang kita ambil.
Meski dinilai tidak menguntungkan, memilih yang tak pasti, memilih yang sulit, memilih yang nggak ada uangnya, dsb.
Selama kamu yakin sama pilihanmu dan mau sama risikonya. Ambil dan jalanilah, kemudian tutup telinga.
Pada akhirnya, kita perlu percaya kepada Allah bahwa keputusan yang kita ambil lahir dari ilham yang diberikan-Nya. Ada hal-hal yang tidak kita tahu soal masa depan, rasanya mungkin khawatir dan menakutkan. Tapi percayalah, jarak antara kita dengan banyak kebaikan di depan, kadang hanya di masalah keberanian buat mengambil keputusan. (c)kurniawangunadi
562 notes
·
View notes
Text
KATA AL QUR'AN TENTANG USIA
1. Semakin bertambah usia semakin lemah tangan menggenggam... karena Allaah sedang mendidik kita agar melepaskan cinta dunia.
(Qs. Hud: 15-16)
2. Semakin bertambah usia semakin kabur mata kita... karena Allaah sedang mencerahkan mata hati untuk melihat Akhirat.
(Qs. Al Isra: 72)
3. Semakin bertambah usia semakin sensitif perasaan kita... karena Allaah sedang mengajarkan bahwa pautan hati dengan makhluk senantiasa menghampakan, namun hati yang berpaut kepada Allaah tiada pernah mengecewakan. (Qs. Al Lukman: 22)
4. Semakin bertambah usia semakin gugur gigi-gigi kita... karena Allaah sedang mengingatkan bahwa suatu hari kita akan gugur kedalam tanah selamanya.
(Qs. Ali Imran: 145)
5. Semakin bertambah usia semakin ditarik nikmat kekuatan tulang dan sendi kita... karena Allaah sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi nyawanya akan di ambil.
(Qs. An Nisa: 78)
6. Semakin bertambah usia semakin putih rambut kita... karena Allaah sedang ingatkan kain kafan yang putih.
(Qs. Ali Imran: 185)
7. Begitu juga hati kita... semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian, karena Allaah sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta manusia dan dunia.
(Qs. Al-An'am: 32)
Barrakallahu fiikum
425 notes
·
View notes
Text
Kadang justru memilih untuk tidak memilih sama sekali
Karena merasa takut sama sama beresiko
Masih banyak perlu belajar
Semoga Allah selalu beri petunjuk

Setelah mengambil pilihan, kuat-kuat ya menjalaninya.
360 notes
·
View notes
Text
2023
Begitu sulit menggambarkannya dengan kata, dan begitu mudah dilukiskan dengan tangisan.
Tahun di mana diri ini merasa banyak diuji dari semua sisi kehidupan. Dan hal tersebut ternyata menjadi titik balik dari kehidupan ini.
Tahun di mana aku lebih 'egois' untuk diriku sendiri, tahun di mana aku mulai belajar berani menentukan keinginanku sendiri, tahun di mana aku belajar untuk membahagiakan diriku sendiri tanpa harus peduli dengan 'komentar' orang lain.
Hal-hal yang menjadi catatanku di tahun 2023 ini adalah :
Jangan letakkan 'dunia' dalam target nomor 1 mu
Bertemanlah secukupnya, berkomunikasi secukupnya, karena semakin kamu tidak tahu, maka akan jauh lebih baik.
Akan ada masanya saat memilih bersikap diam itu akan menenangkanmu.
Rangkailah kata dengan baik dan pikir ulang berkali-kali, karena terkadang yang kau anggap baik, juga tidak diterima dengan baik pula oleh orang lain. Kamu tidak pernah tau sedalam apa kata-kata dan sikapmu bisa menyakiti hati orang lain, bahkan bisa mengarahkannya untuk melakukan hal yang 'menyakiti dirinya sendiri'.
Kamu tidak perlu membuat dirimu bisa melakukan semua hal, karena setiap orang memiliki perannya masing-masing di dunia.
Kecewa itu wajar, marah dan sedih itu hal yang manusiawi, tapi kamu harus bisa mengontrolnya dan tidak mengikuti hawa nafsu untuk meledak-ledakkannya.
Menabunglah sebanyaknya, keluarkan secukupnya. Tidak berfoya-foya, tetapi juga tidak pelit kepada keluarga.
Ingatlah akan kebaikan seseorang, bukan tentang kekurangan atau keburukannya, karena setiap orang pasti punya kesalahan.
Menolak sesuatu yang kamu tidak sanggup itu tidak apa-apa dan jangan merasa bersalah bahkan menyalahkan diri sendiri.
Nikmatilah waktumu sebanyak mungkin dengan orang-orang yang kamu sayangi, karena kamu tidak akan tau bagaimana masa depanmu, sampai kapan waktumu, dan sampai kapan sehatmu.
30-12-2023 ; 01.53 wib ; @shafiranoorlatifah
469 notes
·
View notes
Text

Alhamdulillah atas pertolongan Allah bisa melewati 2023 dgn cukup
Menutup 2023 juga dengan penuh haru
Semoga 2024 bisa menjadi hamba yg lebih baik lagi
Aamiin
1 note
·
View note
Text




Big chibird motivation to start your week off! 🙌 Sometimes you need to work hard, and chibird knows you can do it!
Chibird store | Positive pin club | Instagram
2K notes
·
View notes
Text
Kembali aku terjatuh pada ekspektasiku sendiri
Mungkin ini cara Allah kembali mengingatkan diri ini bahwa sebaik baik tempat bergantung ya Allah
Berharap kepada manusia suatu keniscayaan dan kemustahilan
Hanya berujung kecewa, tapi namanya juga manusia yang butuh pertolonganNya , seringkali melakukan kesalahan yang sama.
0 notes
Text
Kalau kita punya rasa cinta, maka orang pertama yang harus kita cintai adalah diri kita sendiri. Agar, saat kita bersedih karena tidak ada orang lain yang memiliki perasaan cinta kepada kita, ada diri kita sendiri yang mencintai kita. Perasaan ini sulit dirasakan, lebih sulit dirasakan dibanding ketika kita jatuh cinta kepada orang lain.
Apakah kamu pemaaf terhadap dirimu sendiri? Apakah kamu sewelas asih itu ke dirimu sendiri? Apakah kamu setegas itu ke dirimu sendiri? Apakah justru kita sibuk menerka perasan orang lain? Mencurahkan segenap perasaan yang tak tahu ke mana ujungnya. Berharap balasan, tapi yang datang juga menghilang. Kenapa kamu tidak mencintai dirimu sendiri? Padahal sepanjang waktu kamu hidup dalam badan dan pikirannya? - KG
842 notes
·
View notes
Text

Pada akhirnya yang terucap hanyalah permohonan ampun, malu sekali saat banyaknya keinginan duniawi tersebut, bukannya tidak boleh, tapi sangking banyak nya malah lupa. Akhirnya yang keluar hanyalah permohonan ampun karena diri sudah terlalu jauh melenceng...
Laa haulaa walaa quwwata illa billah ...
1 note
·
View note
Text
Ada yg Allah uji dengan pernikahan ,
Ada yg Allah uji dengan anak,
Ada yg Allah uji dengan kesendirian,
Ada yang Allab uji dengan orang tua,
Semua sedang berjuang di jalannya masing masing
Tetap tenang, berdoa , dan kuasai keadaan
Kita mungkin merasa kita yg paling menderita dari semua orang, but we never know apa yang ada dibalik senyum ramah seseorang, atau keceriaan yang ada di seseorang, bisa jadi dia sedang mengalami badai terhebat dalam hidupnya.
Allah tidak akan membebani hambaNya diluar kemampuan hambaNya.
1 note
·
View note
Text
"Inilah alasan saya kenapa apa apa perijinannya dg Allah kita akan lbh kuat menghadapi hidup. Ada yg Allah siapkan dan yg disiapkan Allah jauh lebih baik untuk kondisi kita"
Mba H - SDI
0 notes
Text
Tentang bedanya riya' dan ujub, Buya Yahya menasihati, "riya' adalah membesar-besarkan amalmu di mata orang lain. Sedangkan ujub adalah membesar-besarkan amalmu di depan matamu sendiri."
Riya' membuat amal bernilai kosong, dan sombong membuat kosong maknamu di hadapan manusia.
204 notes
·
View notes
Text
Baru Kenal

Saat kita gagal dalam suatu proses atau sebuah pencapaian pasti akan ada hikmah dari hal tersebut.
Entah nanti atau sekarang, kita hanya belum tahu saja, Allah sedang menyelamatkan kita dari apa.
Asalkan dalam proses tersebut kita sudah melibatkan Allah, maka biarlah Allah yang menyelesaikan dan menggenapkan segala ikhtiar.
Jika memang belum menjadi rezeki kita, ya itu yang terbaik
Jangan sampai keluar kata “seandainya saya begini, saya begitu...” jelas itu bisikan setan
Segera kembali ke Allah, tagih saja Allah
“Ya Allah aku sudah melibatkan Engkau dalam keputusan ini, ya Allah jauhkan dari segala godaan, kuatkan menhadapi ujian setelah pengambilan keputusan tersebut”
--------------
Rasanya adem, seneng, walaupun mungkin sudah sering mendengar kata kata tersebut di instagram, atau membaca d tumblr, namun jika nasihat keluar dari saudari muslim yang sayang sama kita karena Allah akan beda impactnya, lebih meresap ke hati.
Dan Allah langsung berikan hikmah dari peristiwa yang mungkin dipandang gagak oleh kebanyakan orang, alhamdulillah jadi bisa kenal jenengan mbak
Baru kenal, tapi saya sudah bisa banyak mendapat pelajaran
jazakillahu khayr :)
3 notes
·
View notes
Text
Ingat ingat , pilot hidupmu Allah
Its okey senyuminnaja, boleh nangis tp di sajadah aja ya
0 notes
Text
I posted 10 times in 2021
6 posts created (60%)
4 posts reblogged (40%)
For every post I created, I reblogged 0.7 posts.
I added 0 tags in 2021
Longest Tag: 0 characters
#
My Top Posts in 2021
#5
Kembali diingatkan,
Yang terbaik meneurut kita belum tentu yang terbaik menurut Allah
Duh apa kecepeten ambil kesimpulan hahaha
Semoga Allah nilai ikhtiarku maksimal,
Uda mentok pol rasanya, daripada justru saling menyakiti
1 notes • Posted 2021-01-07 00:52:15 GMT
#4
Tepat Waktu

Tidak pernah terbayang dalam diri, jika akan Allah rezekikan bisa pergi bertugas menjadi relawan di luar jawa. Pasalnya ayah dan ibu adalah tipikal orang tua yang protektif, dan lebih suka anaknya dirumah, tentunya juga khawatir karena anaknya seorang wanita.
Namun, atas kuasa Allah 2 minggu yang lalu, Allah berikan kesempatan kepada diri ini untuk bisa berkontribusi di tanah borneo untuk membantu masyarakat terdampak banjir disana.
Dalam perjalanan menuju borneo banyak sekali insight dan pikiran berkecamuk dalam kepala,
Salah satu yang paling mengena adalah
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: Allah akan segera mengabulkan do’anya, Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal”.
Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.” (HR. Ahmad). Ada tiga cara terkabulnya sebuah doa bukan?
Allah langsung mengabulkan doanya, Allah menyimpannya dan mengabulkan doanya di akhirat, dan Allah ganti dengan yang lebih baik.
Masih jelas sekali dalam ingatan, beberapa tahun yang lalu ingin sekali mengabdi dengan ilmu yang dipunyai dengan mengikuti berbagai program volunteer, namun saat itu orang tua belum memberikan izin. Ridho Allah , ridho orang tua bukan? Akhirnya mengalah dan memutuskan untuk memaksimalkan diri dengan apa yang ada di tempat tinggal.
Lalu dengan kuasa Allah, Allah kabulkan doaku terdahulu yang bahkan aku sudah lupa, karena sudah ikhlas , sebab rasanya tidak mungkin.
“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.” (QS. Mu’min :60)
Padahal sudah jelas janji Allah dalam ayat tersebut, dasar memang manusia dzalim dan bodoh ya.
Hal tersebut membuat aku berpikir kembali, betapa Allah Maha Baik dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kita tinggal meminta lalu Allah kabulkan. Sederhana sekali bukan?
Kita hanya harus sabar, Allah pasti kabulkan doa kita tepat waktu.
Mungkin jika beberapa tahun yang lalu langsung Allah kabulkan, kemampuan ilmu, fisik, dan psikologi ku belum mampu. Dan tentunya kemampuan finansial ku belum mampu hahaha.
Allah memang Maha Tahu akan kebutuhannya hambaNya, kadang kita aja yang sok tahu dan gampang menyerah,
Padahal tepat waktu versi Allah adalah yang terbaik bukan?
PS : Kejadian ini membuatku bersemangat lagi untuk semakin pedekate sama Allah dan meminta Allah akan suatu hal yang sudah aku menyerah akan hal tersebut. Ingat Allah Maha Kuasa dan Allah gak pernah dzalimi kita.
2 notes • Posted 2021-12-01 00:47:16 GMT
#3

Profesi ku menuntutku untuk 0 kesalahan
Human eror juga tidak ditolerir
Kadang mau banting setir saja dan menyerah
Karena sungguh tekanna dalam profesi ini dr Bawah atas kanan dan kiri
Kalau bukan Allah yg mampukan sungguh aku tidak akan mampu
Amanah sebagai khalifah di bumi ditambah amanah profesi ini seharusnya membuat diri ini tidak leha2 sibuk self reward
Semoga Allah bimbing diri ini untuk terus berdoa dan berikhtiar maksimal
4 notes • Posted 2021-03-25 17:35:20 GMT
#2
Emang Kenapa?
"Lho ya emang kenapa kalo orang menilai dari profesi?”
“Kenapa kamu tidak mau dinilai dari profesi kalau kamu seorang dokter?
Bagiku, seorang pasangan haruslah yang mau menerima apa adanya, bukan ada apanya.
Memang boleh saja jika memang mau memilih berdasarkan profesi, Namun, apa dalam diri seseorang tidak ada yang lebih bisa dilihat selain profesi diri? Misal karena kepribadiannya atau keimanannya.
Rasanya jika alasan utama mencari calon pasangan hidup adalah karena profesinya, seperti benar benar melihat sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja
Misal sudah berikrar "Aku pengen cari yang dokter pokoknya" Lalu datang seorang dokter namun dia tempramen dan shalat saat hari raya tiba saja apa ya kamu siap?
Semua preferensi dan pilihan memang, Namun bukan kah lebih penting melihat seberapa kedekatannya dengan Yang Maha Penyayang? Melihat bagaimana dia nantinya bisa membawa kita bersama semakin dekat dengan surgaNya?
Topik ini selalu sensitif memang, Namun ingat alih alih sibuk memikirkan ina dan itu, Jangan lupa waktu terus bergulir, Jatah waktu kita semakin menipis, Bisa jadi justru kematian dulu yang datang ke kita, daripada jodoh yang kita galaukan
4 notes • Posted 2021-01-31 00:08:48 GMT
#1
"Kalo kamu bukan dokter, apa ya dia mau sama kamu? "
Jedyar, kata kata yang sungguh menyakitkan yang datang justru dari orang terdekat.
Ternyata nilai value ku dimata mereka hanya sampai disitu.
Atau aku yg selama ini memang ga punya nilai diri yang baik ya sampai hanya dinilai dari profesi ku.
Pahit, tapi harus kuat.
Anggap aja obat yang bikin tambah sehat.
180 notes • Posted 2021-01-07 10:02:04 GMT
Get your Tumblr 2021 Year in Review →
0 notes
Text
Tepat Waktu

Tidak pernah terbayang dalam diri, jika akan Allah rezekikan bisa pergi bertugas menjadi relawan di luar jawa. Pasalnya ayah dan ibu adalah tipikal orang tua yang protektif, dan lebih suka anaknya dirumah, tentunya juga khawatir karena anaknya seorang wanita.
Namun, atas kuasa Allah 2 minggu yang lalu, Allah berikan kesempatan kepada diri ini untuk bisa berkontribusi di tanah borneo untuk membantu masyarakat terdampak banjir disana.
Dalam perjalanan menuju borneo banyak sekali insight dan pikiran berkecamuk dalam kepala,
Salah satu yang paling mengena adalah
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: Allah akan segera mengabulkan do’anya, Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal”.
Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.” (HR. Ahmad). Ada tiga cara terkabulnya sebuah doa bukan?
Allah langsung mengabulkan doanya, Allah menyimpannya dan mengabulkan doanya di akhirat, dan Allah ganti dengan yang lebih baik.
Masih jelas sekali dalam ingatan, beberapa tahun yang lalu ingin sekali mengabdi dengan ilmu yang dipunyai dengan mengikuti berbagai program volunteer, namun saat itu orang tua belum memberikan izin. Ridho Allah , ridho orang tua bukan? Akhirnya mengalah dan memutuskan untuk memaksimalkan diri dengan apa yang ada di tempat tinggal.
Lalu dengan kuasa Allah, Allah kabulkan doaku terdahulu yang bahkan aku sudah lupa, karena sudah ikhlas , sebab rasanya tidak mungkin.
“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.” (QS. Mu’min :60)
Padahal sudah jelas janji Allah dalam ayat tersebut, dasar memang manusia dzalim dan bodoh ya.
Hal tersebut membuat aku berpikir kembali, betapa Allah Maha Baik dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kita tinggal meminta lalu Allah kabulkan. Sederhana sekali bukan?
Kita hanya harus sabar, Allah pasti kabulkan doa kita tepat waktu.
Mungkin jika beberapa tahun yang lalu langsung Allah kabulkan, kemampuan ilmu, fisik, dan psikologi ku belum mampu. Dan tentunya kemampuan finansial ku belum mampu hahaha.
Allah memang Maha Tahu akan kebutuhannya hambaNya, kadang kita aja yang sok tahu dan gampang menyerah,
Padahal tepat waktu versi Allah adalah yang terbaik bukan?
PS : Kejadian ini membuatku bersemangat lagi untuk semakin pedekate sama Allah dan meminta Allah akan suatu hal yang sudah aku menyerah akan hal tersebut. Ingat Allah Maha Kuasa dan Allah gak pernah dzalimi kita.
3 notes
·
View notes