archiveloudsoflove
archiveloudsoflove
slice of (my) life
11 posts
feel free to read this not-so unimportant story if u want to. and please, be kind and feel alive
Don't wanna be here? Send us removal request.
archiveloudsoflove · 11 months ago
Text
July 30th - The "Future" Dreams
ok hari ini gw (iyaa balik lagi bahasanya pake gwe) kembali setelah sekian lama wkwkwk gadenk. sebenernya ini mau ditulis dari 1-2 bulan yang lalu (karena emang keadaan aja kaliya) ya gitu daa
jadi ini adalah arsip yang sepertinya benar-benar “visioner”, alias bisa aja terjadi suatu saat nanti
------------------------------------------------------------------------------
Sesuai pada poin sebelumnya, sekitar 1 atau 2 bulan yang lalu gw “ditampilkan” sedang berkunjung ke kos-kosan(?) yaa sejenis itulah bersama seorang lainnya. Mungkin karena jenuh dengan suasana ramai, jadi pengen nyoba mandiri gitu jyaa. Tempatnya adem sebenernya, ada kanopi dll dengan cat putih asri dah pokoknya. Singkat cerita, gw pun mulai mencari-cari kamar/bilik untuk ditempati
(((DISCLAIMER: ini bukan sama “seorang” buat aneh2 yeee wkwk yekali... karena poinnya ada di akhir tulisan)))
Singkat cerita, dapet deh tuh ruangan yang nyaman dan teduhh banget. Tapi karena namanya manusia kali yee... bawaannya penasaran mulu. Jadi, abis naruh barang gw pun keliling lagi ke ruangan2 lainnya. Bersama seorang lainnya tersebut wkwk dahlah sebut saja salah seorang temanku, gw pun keliling2 dan mendapati beberapa orang lainnya sedang melakukan aktivitas seperti biasa
Karena gw rasa gak ada yang “aneh”, yaudah deh gw pikir balik lagi aja kaliya ke ruangan gw buat istirahat
Ternyata, gw nggak bisa balik.
Setiap gw jalan ke tempat semula, gw selalu bertemu dengan orang yang sedang tertidur pulas – yaa namanya juga kosan. Tapi Anda akan memiliki pikiran yang berbeda setelah menyadari kalau... perlahan ruangan2 tersebut mulai “terbuka”. Iya, jadi gak ada atapnya gitu. Gw pun gak sadar juga temen yang satunya entah kemana, jadi kek semi-kesasar gitu jatuhnya. Wowww, mulai merindingk gak si
Gw pun mencoba memahami keadaan yang sebenernya... udah ketebak ga sik...? Gak bisa balik, semua tiba2 jadi tertidur pulas, dan... semakin gw berjalan semuanya terbuka luas. Ditambah lagi cuacanya cerah dan beberapa orang ada yang datang ke tempat ini (jadi gak semuanya tidur sikk hhhe) sambil... membawa bunga. Wow. Gw pun langsung membatalkan niat gw untuk “beristirahat”
Seperti yang kita ketahui kalau kamar kosan atau bilik gitu2 kan tersusun rapi ya (ada baris kamar dll) nah ini juga sama, semuanya berjejer dan... alam terbuka. Iya, secara eksplisit tiba2 semuanya terlihat gw sedang berada di graveyard/cemetery. Beberapa orang yang datang pun semakin banyak, dan gw bisa melihat secara jelas yang lainnya sedang “tertidur pulas”. Jadi, gw sempat membayangkan kalau tadi gw istirahat sebentarr aja, apa yang akan terjadi?
Tapi gw juga mengakui kalau lagi capek banget (karena udah keliling2 lama tadi) sehingga keknya emang butuh istirahat. Duh, gimana nih. Semuanya udah gak berbentuk “ruangan” lagi. Jadi gw cuma bisa jalan2 ke sisi yang agak sepi, dekat pohon. Rasa capek pun udah gak bisa ditahan, akhirnya gw mulai ngantuk dan...
“Wei T**, lo kemana aja??? Gw cariin dari tadi! Ngilang ke mana sih”
Ya, temen gw dateng. Dia gak “tertidur pulas”. Dia masih ada, seger banget ga ada capek2nya
“Eh elu yang gw cariin, btw sadar gak sih kalo kita bukan ada di-“
“Udeh jan kebanyakan ngmg. Yuk ikut gw bentar!”
Gw pun diajak ke tempat lainnya. Ya, sepertinya dia bener-bener teman gw. Agak salah kaliya gw pakai diksi “seorang lainnya” huhu. Gw lihat dengan sungguh-sungguh, dia adalah orang baik.
------------------------------------------------------------------------------
Kemudian, gw pun tersadar-kan kalau saja pada saat itu gw nyerah dan “beristirahat”, bisa aja gw tidur pulas seperti yang lainnya.
Atau mungkin, memang belum saatnya?
Untungnya, gw bertemu dengan teman itu.
Tapi, keadaan sebenarnya adalah... gw udah susah banget bertemu dengan teman2. Fr-mungkin emang akan bertemu suatu saat nanti dalam suatu momen penting. Atau justru... momen yang baru saja gw tulis ini?
Entahlah, idk
Ya, sesuai judulnya, mungkin ini adalah "mimpi di masa depan"
------------------------------------------------------------------------------
Semoga, kita semua selalu dalam keadaan yang baik-baik saja. I’m still here, :D have a nice day (no okgas)
July 30th, 2024
0 notes
archiveloudsoflove · 2 years ago
Text
Nov Q3rd - Endless Love and Cry
November - Endless Love and Cry
Hai, sudah hampir 6 bulan aku nggak tulis di sini (iya, sekarang aku saja ding) ganti2 mulu subjek pertamanya wkwk abaikan. Seperti biasa, ini sepertinya perlu diarsip tentang mimpiku – di mana sangat membekas dan bisa menjadi pengingat di masa depan
Mungkin akan kucoba tulis dengan versi singkat dan terangkum (tl;dr) karena makin ke sini, semakin sempit kesempatan yang bisa diluangkan... atau hanya perasaanku saja. Entahlah, semoga waktu akan tetap berjalan sebagaimana mestinya, dan aku bisa tetap melakukan hal tanpa tergesa-gesa
Udeh ah kaga nulis2 ini wwkwk
------------------------------------------------------------------------------
Jadi, di bulan ini (November) tapi lupa tanggal berapa, mungkin sekitar minggu2 pertama atau kedua. Aku bermimpi tentang ibuku (bukan panggilan sebenarnya, tapi in general yaa gt deng karena aku punya sebutan khusus). Mungkin sekilas saja, waktu kecil memang aku sudah terbiasa sendiri... sejak SD sih sebenernya. Pas aku pulang, selalu kosong. Sendirian aja gitu, ga ada siapa-siapa. Makanya aku tidak punya pilihan lain selain membaca buku pelajaran (ini beneran), atau main ke rumah temanku
Nah, dari “kesendirian” itu yaa ujungnya jadi plus minus juga sih, enaknya jadi aku bisa coba ke mana-mana sendiri (meski nggak selalu sih heheH) nyoba ini itu sendiri, beresin apapun sendiri, ya gitu lach. Tapi aku pun kadang berpikir, aku pun juga manusia (lagunya Ghea Indrawari) jadi emang naluri makhluk sosial aja gitu, tetep butuh orang lain. Minusnya udah ketauan kan wkwk, iya terkadang aku (umm, mungkin sering) kesepian, tapi lebih sedihnya lagi aku bener2 gabisa berbuat banyak
Balik lagi ke alur tadi, di mimpi tsb aku menjadi diriku saat ini. Bukan anak kecil lagi memang, ya di umur yang sekarang ini tetapi... dengan keadaan masa kecil itu(?) yaa gitu dah. Pada saat itu, aku sedang sendirian di rumah, di sini, saat itu. Padahal, biasanya aku pun kalo sendirian juga udah selo bgt yekan, tinggal beberes aja nonton pindes dsb dll. Tapi kali ini berbeda... di situasi tersebut aku menginginkan hal lain
“Duh, ga ada orang lagi nih ya?”
Kira-kira, itulah yang aku ucapkan. Damn. Agak aneh ya, usia segini tapi “terjebak” pada keadaan masa lalu. Di situasi tsb memang akunya seperti agak sedih, dan kaya “duh, kok gini lagi, sih?”
Dan... tiba-tiba semuanya menjadi putih. Ada yang memelukku dari belakang.
“Maaf ya *****, ibu jarang ada di rumah. Sebenernya ibu pengen banget selalu ada waktu itu, waktu kamu kecil, waktu kamu kesepian, dan di setiap waktu kamu. Tapi, mungkin memang keadaannya seperti ini. Jangan patah semangat ya, tetap terus bermimpi dan bertumbuh lebih baik lagi”
Kurang lebih itulah yang diucapkan oleh seseorang yang memelukku dari belakang tadi, yang merupakan ibuku sendiri. Di mimpi itu, coba tebak, aku bisa berbuat apa?
Iya, aku gabisa gerak. Hanya bisa meneteskan air mata, dan... pengen meluk balik tapi gabisa
Mungkin kalo ada yang pernah nonton Naruto gitu2 yang episode Filler(?) bisa kebayang kali ya. Kek gitu situasinya...masuk genjutsu(?) tapi emang episode nangis2 yaa gitu la
Kondisinya pada saat itu aku seperti setengah sadar, tapi gabisa nangis gatau kenapa... padahal kalo di mimpinya itu udah sesenggukan bangeet :”( nah pas bangun, langsung bantalku basah bcoz full of tears(?). Sedih banget rasanya, tapi itu masa lalu. Mungkin, momen itu adalah refleksi hubunganku dengan ibuku saat ini
Dan beberapa hari setelahnya, aku pun jalan bareng sama ibuku. Ke mana-mana, beli pakaian, sepatu, dsb2. Makan baso juga. Oh, mungkin momen ini (juga) yang aku harapkan. Dari dulu tidak pernah berubah. Ternyata memang benar, cinta pertama seorang anak laki-laki adalah ibunya
Semoga kita semua sehat selalu, dan ibuku juga bisa selalu membimbingku ke arah yang lebih baik
Ini sebenernya lebih enak ditulis di hari Ibu ya? (Dec 22nd) tapi kelamaan ah takut lupa wkwk
Love u mom forever and always...
And love u all
xoxo
November 26th, 2023
0 notes
archiveloudsoflove · 2 years ago
Text
June 10th – Sad-turday Comforting
Lagi-lagi (again) gw nulis ini dalam rangka 1 (satu) tahun sejak gw berharap akan suatu hal. Ya, it’s called “ketenangan” jadi sebenernya tanggal 11 tahun lalu hari Sabtunya wkwk tp yaudalayea... Sesuai judulnya, di momen tersebut gw bener-bener menitikkan air mata
Jum’at sorenya, gw ngelihat ke atas sambil berharap “semoga, saat kembali ke rumah... saya bisa pulang, dengan tenang.” Harapan itu gw ucapkan berkali-kali... dan keesokan harinya (tl;dr) seperti hari=hari biasa, campur nano-asem-mixed banget (?) euyy. Ternyata nggak seberat yang dibayangkan gw kok, t e r n y a t a/ Mungkin emang gw lebih baik tawakkal dan banyak bersyukur aja kaliya
Ok ini pembukaannya wkwkwk, bridging (tp maksa bgt mff) ke topik inti... yea here’s the archive
------------------------------------------------------------------------------
Disclaimer:
For personal archive only. Do not take it srsly and/or no offense karena emang ini tulisan gw aj wkwk. Tulisan ini juga nggak berhubungan dengan sesuatu atau apapun, semua murni dari pengalaman gw
OK Let’s start!
Jadi, keknya gw tulis dulu ya tujuan gw nulis tulisan ini (ribet bgt bjirrr) yaa artinya itu lah wkwk. Bukan buat atensi keluar or apalah itu karena gw juga nyadar kalo gabakalan ada yg peduli juga........... yekhannn. Tapi, sebagai arsip (ya obvsly) dan... gw sadar kalau ini ternyata pelajaran... ya, gw belajar dengan nulis2 ini. Kalau orang biasanya belajar dari yg pahit2 eh gtw jugasik wkwk mff sotoi, ini gw juga belajar kalau ternyata, setiap hal yang ada di kehidupan bener-bener bisa diambil maknanya
Selain bermula dari gw nulis di tumblr ini, di mana memang ini arsip terkeren (mudah2an tumblr ga tutup) nanti mindahinnya repot euy, gw juga dulu sering banget nonton TV. Agak biasa ya... tapi emang kalau boleh jujur gw baru ngerasain nikmatnya dunia hiburan itu dr kelas 5 SDan. Sebelumnya, sempet nggak tahu mau ngapain jadi yaa main aja gitu ke rumah temen dll (musik DJ yiruma kiss the rain rmx)
Nahh dari nonton TV itulah gw ngerasa “ohh ini nih asupan hiburan gw” saking emg gabut juga kaliya wkwk ya gt deh. Pantesan gw juga jadi kacamataan giini :( tp gpp emang udah konsekwenzinya. Singkatnya, gw jadi tahu program TV dari 2008an-sekarang. Gak yang sampai seluruh program TV jugasikk, tapi gw paham perjalanannya kek tahun-ke-tahunnya yang laku itu apa, trennya, artis/host2 atau siapalah gt yang sering muncul di tipi gitu kurang lebih
Mungkin memang pas sekolah itu gw purely nonton aja as hiburan, bukan buat belajar wkwkk yakali ude sekola berjam2 ngapain nonton belajar lagi, pada saat itu. EH maksutnya abis sekolah yee duH gpentink mff. Jadi yang ditonton yaa acara2 musik aja kek dasyat inbox mantap oveje yks dsbdsb nahh banyak khan.... itu keknya udah termasuk variety show. Dan gw gak nonton acara2 reality yang macem kameramen-mobil-grasakgrusuk gt karena udah pusing duluan
Korelasinya? Nah ini diaa... gw pun pas mulai kuliah th 2016an juga masih nontonin acara2 itu. Meski emang udah gak intens ya, karena saat itu gw juga tergolong “anti-idealis” ke tipi yang masa kini itutuu yaa taulah ya. Bukan buat ngediss atw gimana juga, gw pun tetep nonton acaranya wkwk. Tapi yang gw komentarin dulu kek “dih apaansi kaku bgt” “elah mo ketawa pake mikir” karena emang acara2nye idealis bgt khan, ingin mengedu-kasih. Tapi gw rasa nggak ah, yg nonton tipi kek gw mah pengennya emang ketawa aj gapake mikir awkawkawk terlihat menyedihkan yh
Tapi, gw jadi belajar dengan melihat alur2 program acaranya. Terlepas dari gimmick/settingan yang digunakan di tipi2 (gw juga nggak peduli sama ginian), ternyata alurnya itu bener-bener ngebantu banget buat gw belajar interaksi as-professional or at least with orang asing yang memang ada keperluan untuk berbicara dengannya. Kalau gimik sama joget2 mah yaudee buat ketaawa2 aje atau ga gwnya main hape doang dengerin wkwk. Ada juga sikk acara yang emang sampis bgt sampe artisnya aja bingung ni arahnya mau kemanaaa sambil ???. ya gitu deh, emang gw akui ga semuanya bagus
“Terus, apa yang lu pelajari dong tan dari media massa yang jadi konsumsi masyarakat ini?”
Ya, setidaknya gw belajar dengan salah satu acara variety/talkshow kaliya, jadi kek program sejenis tanya jawab dan... keknya emang semuanya dirancang buat tanya jawab dan ada tamu2 gitu dehya. Ntar juga dikasi gimmick kek lagi outing di mall/jalan/apalah2 terus sambil nanya2, jadi yaa sama aja isinya ngobrolll/interaksi tadi. Kecuali gameshow kaliya, mungkin ada tapi dikit porsinya
Gw mempelajari bagaimana host2nya bertanya, dan bagaimana tamunya menjawab... keknya itu poin pentingnya. Pertanyaan2 itu bisa aja didaur ulang sehingga bumi ini makin hijau-gdenk, tapi jawaban2 tamunya? Nahh ini dia kalau kata orang “tantangannya” alias susahnye wkwk ribet bgt jaman skarang pake tantangan2 siape coba yg mau nantangin lo. Gak semua tamu bakal ngasih jawaban sesuai dengan yang diinginkan acara tsb... inilah yang gw pahami tentang naik-turunnya popularitas & program TV
Gw inget semuanya, mulai dari halo pakabar – kesibukan / kegiatannya apa-yuk kita main games/anothergimmick-sampai pada akkhirnya, “kira2 apa nih harapannya buat ke depan” udah itu2 aja. Paling yaa dihubung2in dikit sama profil/peristiwa yang terkait dengan tamu atau tema programnya, itupun kalo ada yaa wkwk karena gasemuanya ngasih ini. Ada juga kok acara tipi yang keknye emang buang2 duit aja, kamera nyorot kemaana2 sambil narasi udah gw juga gangerti wkwk
Pola2 itu gw coba pelajari berulang-ulang, karena emang gitu2 aja kan. Tapi, poinnya adalah bagaimana pola tersebut disesuaikan dengan yang tadi, yaitu tamu or peristiwa or tujuan dari program/kegiatan yang diadakan.  Hampir semua program yang gw temukan mirip2 kek gitu, jadi adaa aja dikait2in sama tamunya, meski yaa terkadang emang suka “ngorek2” gitu yaa... mending artisnye yang gw tahu lah sekarang siapa aja bisa masuk tipiii wkwk males bet mending w buka tanyarl
“Ohh jadi tanya jawab itu ya, emang pengaruhnya apa sih tan dari tontonan2 itu?”
Pertama, gw jadi berani nulis ini... wkwkwk awalnya gw emang ngakuin kalo gamudah ngutarain yg ada di kepala ini. Takut gapenting lah itulah tp emang kadang gapenting juga sik. Setelah gw belajar dari “pola tivi” ini, bisa gw runutkan dan terkadang ada juga kok program yang emang gagal di hari itu, dan dibahas mulu wkwk. Jadi gw bisa sekalian belajar di situ
Konkritnya, pengaruh pola2 ini buat gw adalah... gw jadi bisa nyusun pertanyaan untuk wawancara, bisa bridging (dikit2), gimana caranya biar interaksinya dua arah... dan yang paling penting adalah bisa menghargai orang lain yang sedang berbicara. Iya, setidaknya meski emang ga 100 persen sempurna - gw bisa menerapkan hal itu. Seneng banget ketika bisa nanya harapan orang ke depannya, karena gaada yang tahu kan siapa aja yang denger dan ngedoain? Dari sinilah gw bener2 belajar dari apa yang gw dapatkan, yang gw lihat, dan gw rasakan (hasek) yaa gt deh
Selain itu, gw juga mempelajari bagaimana sikap perilaku dll dan semuanya dari kebutuhan industri tivi untuk kehidupan. Gw pun sadar kalau gak semua orang aware dengan hal ini, tapi setidaknya dengan tulisan ini bisa jadi arsip kalau tontonan TV dan dunia nyata pastinya ada bedaaa sribu persen. Jadi emang gaboleh dimakan mentah2 info yang diterima yah, apalagi kite gatau kan kalo kamera udah dimatiin apa aja yang mereka lakukan di sana. Jadi tetep pilah2 informasi, dan sesuaikan dengan kebutuhan
------------------------------------------------------------------------------
Ok sekian dulu yh tulisan sribu kata ini WKWK elah kepanjangan mulu w klo nulis. Tapi gapapa, dari sekian banyak arsip inilah salah satu yang paling nyata dan riil mint buat gw karena bener-bener based on experience meskipun gw tahu ini emang kaga penting2 bangeet
Setiap orang bisa menemukan cara belajarnya masing2; termasuk gw, belajar dari melihat orang lain, mengamati orang lain, dan menentukan langkah bagi pribadi berdasarkan hasil pengamatan, bukan perlakuan secara langsung
June 10th, 2023
0 notes
archiveloudsoflove · 2 years ago
Text
March 19th part 2 – get our wish(es)
Ya, tepat hari ini (lagi) 19 Maret. Setahun yang lalu, keknya baru aja gw (iya sekarang gw aja ya, biar ngga kaku2 amat wkwk) nulis untuk harapan yang telah diimpikan. Namun, sebenarnya ada beberapa hal yang gw alami sepanjang setahun ini... yaa gak penting mungkin ya, karena sepertinya penting di pikiranku sendiri :’’’))). Mungkin versi tl;dr nya sebagai berikut, sebelum mulai ke topik yang ada di judul:
------------------------------------------------------------------------------
“tl;dr sepertinya, gw memang musti lebih berhati-hati dalam segala aspek kehidupan ini. Klasik ya (again) semakin bertambahnya usia, semakin perlu berkembang juga ilmu dan penerapan agama di dalam kehidupan. Bener-bener gak ada yang tahu ke depannya, yang penting selalu bersiap dan berdoa... semoga selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin”
------------------------------------------------------------------------------
Kurang lebih seperti itu ya poinnya heheH mff gak bisa panjang2. Karena ya... seiring waktu sepertinya (lagi) gw juga perlu mempersingkat poin yang ingin disampaikan. Entahlah, meskipun emang pengen tetep detil dan jelas sikkk, ya gt deh. Ok, jadi poin utama dari tulisan ini adalah... ya. Tulisan gw di tepat satu tahun yang lalu, ternyata 75% bisa gw rasakan
Betul, bener-bener gw rasakan hampir semuanya. Tapi kek poin2 langit senja, jalan2 dll nggak begitu persis ya (iyalah bjirrr mang gw punya rinnegan) tetapi vibesnya ituloh. Benar-benar seperti... ya, gw alami. Duduk, berbincang-bincang, dan... entahlah gw juga kurang yakin sebenernya. Apakah memang ini yang gw inginkan? Seperti yang telah diketahui, manusia emang pasti selalu ajaa ada kemauannya cause getting made u want more. Tapi, gw pun belajar dari apa yang gw tulis di sini, yaitu tetap mengendalikan diri, don’t gettin hurts again, and find something comforting. Jadi ya... sah2 aja itu terjadi karena gw nggak mengendalikan “peristiwa” tersebut, melainkan mengendalikan reaksi dari peristiwa tersebut
Padahal bisa dibilang gw nggak terlalu aktif seperti sebelum2nya. Mungkin kalau sebelumnya gw terlihat menggebu-gebu, put every single reaction to every seconds wkwk gw gatau istilah ini ada apa gk tp kurang lebih gitu deh... sekarang jadi udah di tahap capek aja gitu. Nah, makanya kan kalau di tulisan tahun lalu itu gw sangat menikmati setiap alurnya... karena gw mendengarkan dan mengamatinya. Ternyata cukup menenangkan ya... karena memang dengan mengamatinya aja jadi ya sepertinya kebawa aja gitu suasananya (at least buat gw) dan gk perlu susah payah buat ikut terlihat aktif dsb dll. Karena, semua ada waktunya. Momennya. Ya, mungkin itu yang bisa gw pelajari dan sadari
Mungkin jika dilihat dari tulisan tahun lalu juga, di paragraf terakhir tersebut (yang ditebelin) ternyata juga sama... hampir sebagian besar, damn it happens. Bukan damnitstrue ya wkwkwkkWK mang akun twitter circa 2012an #abaikan. Bisa duduk, berbincang, meskipun emang suka kelewatan dan yaa... gw pun masih mempelajari alurnya. Yang terpenting adalah tetap di koridor tulisan yang gw tebelin di atas
Dan ini dia, salah satu poin dan alasan kenapa gw nulis ini (lagi). Ada satu kalimat, yang gw denger sendiri – dengan mata, kepala, telinga, lutut kaki 2x wkwkKK mff kurenk yh gt deh. Jadi kurleb seperti ini:
Ada obrolan yang sepertinya kinda-ngga-terlalu penting ya (emang mnurut gw juga gapenting) jadi as usual, gw diem aja dan hanya staring at them. DUH SORI YH AGAK JAKSEL BGT INIH biar improve dikit. Hampir semua dari isinya adalah ujaran kekesalan dll... mungkin kek yelahhh kok yelllahhh ni org dsb dsb dll gt deh vibesnya. TAPI gw jadi smakin memperkuat diri ketika ada kalimat ini yang diutarakan
“Yah... gimana sih llo, masa nggak jujur sama diri sendiri. Itu namanya bohong terhadap diri sendiri, nggak baik”
Iya, kalimat ini sangat relate 1 Miliar persen (iya lebai again mff) terhadap gw... jadi gw juga memperkuat pernyataan tersebut. Iya laaahhh jangan sampai kita membohongi diri sendiri, karena based on experience itu sangat melelahkan dan pathetic. Dalam konteks ini, mungkin gw bisa mencontohkan seperti keadaan gw yang baik2 saja... padahal sebenarnya memang ya, butuh keramaian ajaa gitu (klasik). Dan ya balik lagi, kek paragraf sebelumnya ternyata gw cukup enjoy dengan hanya mengamati kramaian tersebut, jadi effortless aja dan kalo udah kelar udee gt selesai gada naninu tindak lanjutnya wkwk. Keramaian di sini maksudnya kek ngikutin suatu pembahasan ajaa gitu, dan gw perannya AFK alias sider2 gt heehe gpp toh balik2 lagi yekan. Semua ada momen dan waktunya
Balik lagi ke kalimat tadi yang gw italic, sebenarnya kek sifat manusia pada umumnya ajaa kaliya, jadi musti banyak bersyukur jugaaa gt. Di saat sendiri, butuh melihat keramaian. Di saat ramai, ingin merasa sendiri. Yaa gt deh (pada awalnya) tetapi makin ke sini juga gw jadi tahu bagaimana “kendali” yang harus dilakukan. Iya, ternyata manusia memang belajar dari mana saja... i’m glad to knew it already. Meskipun emang masi bwanyakkxxx hal2 di luar nalar lainnya yang perlu dipelajari juga kendalinya. Tapi semoga bisa, pelan-pelan. Karena gw ingin bergerak dari dan untuk diri sendiri dahulu, bukan untuk orang lain (sebenernya ini ada pengaruhnya... tapi yaaa ntar nempel2 laa dimerge aj gtuh ya ok ok)
Ya, sebagai penutupnya sesuai judul yang telah gw tuliskan di atas... yes, i got half-part of my wish(es). Karna harapan manusia kan bwanya (lagi) bnget yaa jadi ya gitu bertahap. Tapi gw pun tetap berharap juga, agar tetap menjadi diri sendiri – yang dikenal oleh orang-orang sebagaimana mestinya. Bukan dari fitnah keji entah dari mana karena emang dasarnya semua orang benci difitnah.
Kalau kata seseorang ke gw “sebenernya lu bisa milih kok, lu pengen dikenal sebagai apa” dan ya... mungkin untuk saat ini gw ingin seperti apa adanya ini sekarang. Terlihat cuek, gak peduli, diem, wkwk bjier kok ga menarik ya. Tetapi, setidaknya gw bisa menjadi sebagai pengamat yang baik, pendengar yang baik, dan menjadi orang yang amanah bagi orang-orang yang gw kasihi. Iya, gw saking pedulinya sama orang, sampai gw ingat semuanya kan hehe (silakan direfleksikan masing-masing). Tapi tenang aja, gw pun kadang suka lupa jugaa karena emang momen dan waktu aja yang menentukan memori tersebut
March 19th, 2023
-loudsoflove
0 notes
archiveloudsoflove · 3 years ago
Text
September 2022
Ya, sudah setahun sejak gw nonton desta di lapor pak (*abaikan) alias keknya gw emang pemerhati tanggal dan peristiwa ya. Ok, maap bgt nih tumblr w isinya bukan air minum tapi kalimat dan paragraf2 dari pemikiran sendiri (*apasih) hehe jadi intinya hari ini (28) gw feelin’ fulfilled gitu. Soal pada akhirnya, gw nggak memberikan ekspektasi apapun, karena perspektif ada di masing-masing individu.
------------------------------------------------------------------------------
Saat itu, malam hari tapi gak malem2 amat (?) around jam set7an gitu dah. Gw mencoba menyusuri jalan... nyari makanan buat malam ini. Nah, momen di luar nalarnya muncul dari sini. Coba aja Anda bayangkan, mana ada ya. Orang. Jualan chicken katsu gerobakan kek gorengan di... Indonesia??? Mungkin ada ya, tapi keknya gw susah nemunya. Nah ini tiba2 ada lohhhhhhhh bumset gw juga ikutan kaget kan. Dah gitu chicken katsunya bener2 diperlakukan layaknya gorengan, pake saringan tutup kipas angin, tepungnya pada nyebarrrrr di bawah2 gerobaknya, dahlah aneh pokonya. Tapi gapapa kok, kalo emg ada mah ya gasin aj yekan wkwkwk yg  penting kenyang.
Pas gw ke “kang goreng ayam” tsb, pas banget ibu2 yg jual abis nirisin minyaknya jadi bener2 kek gorengan azzzzz maap w terlalu detil. Gw pun mencoba untuk memesan karena lapar (masa sie...)
“Bu, pesen satu ya”
“ohhiya dik, tunggu sbentar yh” ni ibunya willi jangan2 gadenk
Yaudah w nungguin kan. Dan tiba-tiba, ada yg beli juga (keknya) tapi nunggu gitu. Mungkin nungguin pesenan gw kelar dulu kaliya. Tapi, baru mau ngomong ibu penjualnya ngucapin hal yg unexpected
“Loh kalian pasangan muda, ya? Jauh2 amat beli makannya di sini wwkwk”  ketawa ibunya
Terus... gw dan dia (pembeli... yg satunya) tatap2an. Aduh mampus gw, ngomong apaansik nih emak2 admin areajuliet orang w pen makan. Tapi... kok pas dilihat lama2 dia cakep banget WKWKWK. Dia pun nunduk gt malu2 wkwkwkwkwkwkwk gw yakin nih yg baca pen muntah kan. But rlly, she looks calm and pretty. Makanya gw seneng juga yekan ciaa... emang ni emak2 kompor bet. Sebelum w klarifikasi, ibu2nya udah ngomong lagi
“Udah kalian ngobrol aja dulu gih. Ni ibu mau nyiapin pesenan orang dulu” oala jasuke goreng segitu banyak buat orang laen ternyata hadeuHHH jadinya w nunggu lagi yekan. Yaudah akhirnya gw dan... pembeli tsb ke belakang dikit soalnya kebetulan ada bangku
Gw nggak nanya namanya. Terlihat retard ya? Mungkin. Tapi, emang gak kepikiran aja... karena gw orangnya to the point kaliya. Singkat cerita... semua dimulai dari sini. Gw yang mulai duluan
“Eh, gw boleh minta nomor lu nggak?”
Seperti yang Anda ketahui, gw kalau nanya sperti itu butuh energi luar biasa dan bener2 momen langka... ya gitudeh alias karena dia tuh adem bgt gw liatnya <3
“boleh... eh tapi di sini aja deh nomor lu save di hape ini”
Dia ngasih hapenya. Gw pun mengiyakan dan langsunggggg tancep gas
Anehnya, momen awkward-tapi-gadanta itu muncul lagi. Seperti handphone wanita pada umumnya, warna putih, layar nggak retak, enak lah untuk digunakan (tapi bukan iPhone). Daann, tentunya tema2 di hapenya yang penuh keindahan (at least for her) alias adooh ngelag banget gw mao mencet nomor susahhhhh ada kali ampe 10 menit padal nomor hape doannkk. Tetapi untungnya bisa disave, terus kita pun mulai... ngobrol.
Ini dia momennya. Setelah beberapa “momen” sebelumnya, ini yang membuat perasaan fulfilled gw muncul. Kita ngobrol seadanya Tapi........ rasanya adem banget. Bukan yang seru-lucu-ketawa atau apalah2 tapi kek obrolan ringan dan santai, tapi adem aja gitu. Itu laper gw juga ampe gaberasa keknya wkwk, entahlah kalau dia. Ya, seperti biasa gw senang jika bisa berbagi perasaan. Apalagi, perasaan masing-masing.
Perlu diketahui, perasaan manusia (at least buat gw) bukan hanya soal naksir-cinta-suka-sayang dll. Iya, itu memang ada maksud gw. Tapi, gw seneng deh kalau pas ngobrol sama dia itu... adem banget. Santai, ringan, dan tetap di jalur. Terfokus gitu lah istilahnya. Kita membicarakan diri masing2, kata2nya kurang lebih kek gini: “loh emang kek gitu?’ “iya, soalnya gw kan...” nah itu tuh panjaaaang banget dan adem banget (lagi). Mungkin emang gw bukan tipikal yang demen “menggebu-gebu” gitu kaliya tapi terkadang gw emang suka gitu wkwkwkwk. Sepertinya, gw emang membutuhkan ketenangan.
------------------------------------------------------------------------------
Tak terasa, itu gerobak udah abis dagangannya dan kita gajadi beli WKWKKWK. Ibunya cuman bilang gini
“eh ini kita mau tutupp niehh... mo sampe kapan ngobrolnya? Udeh lanjut besok aja” sambil nuang minyak ke jerigen(?) aahh sa ae ni tepung serbaguna
“ohhiya bu” kita pun saling pamitan. Tak lupa, gw pun selalu menyempatkan untuk berharap
“kapan2 kita ketemu lagi yaa”
“ohiya tan, tenangg kan ada nomor lu di sini”
Ahelah, malam yang begitu cepat. Kita harus berpisah dahulu. Memang, perspektif akan selalu ada dan bermacam-macam... aduh ngetik apesi gw. Kira-kira, bisakah kita benar-benar bertemu lagi?
.
.
.
Mudah-mudahan, ya... suatu saat nanti. Jika benar adanya, tulisan ini akan berlanjut
-loudsoflove
0 notes
archiveloudsoflove · 3 years ago
Text
March 19th - hoping without hurt(s)
Tepat hari ini, 19 Maret. Hampir setahun saya menulis tentang pengalaman yang lalu (March 21st) ok agak gapenting ya wkwk abaikan. Tetapi, kali ini sepertinya memang sebaiknya ditulis lagi, tentang salah satu harapan yang semoga-atau bahkan sudah menjadi kenyataan.
Jadi... seperti biasa, dimulai dari rentang waktu saya mendapatkan momen.. ini. Mungkin sekitar 4-5 bulan lalu kaliya, atau November(?) ya gt deh. Apakah semua ini berhubungan atau tidak wkwk saya gatau. Kalau ada yang ingat, waktu itu saya pernah tulis “biasanya, mimpi yang dibayangkan adalah hal-hal yang sering dipikirkan” kurang lebih begitu. Soal mewujudkannya atau tidak, kembali lagi pada masing-masing dan keadaan.
Ok dimulai dari siniii wkwk, waktu itu sore hari. Sekitar jam 17:00an atau... setengah 6an deh. Tempatnya di ruko2 gitu, daerah Utara (tapi gatau spesifiknya) dan yang bikin stunning adalah langitnya. Lembayung cantik sekali, kuning menutup hari wkwk abaikan. Bagus banget deh pokonya
Saya, bersama teman2 kurang lebih kira-kira 10-15 orang. Bawa2 buku gitu, nyari makan karena laperr ya gt deh. dan yg bikin adem apa? iya. gak banyak kendaraannn:) senang sekali. ada sih satu dua gitu, tapi lewatnya juga sopan kek rv (roma vania) wwk garink mff. bener-bener sore yang adem gitu. nggak berisik, tapi nggak sunyi juga
“eh mau kemana ni kitaa?” tanya salah seorang temanku
“gatau ni, ke itu aja kaliya?” salah seorang lainnya menunjuk ke arah kiri, gatau dmn
“yauda yukk ntar keburu malem”
akhirnya kita jalan ke sana. bener deh, saya itu tipikal orang yang menikmati perjalanan sore (jalan-jalan sore jjs) soalnya langitnya mostly kek bagus gt diliatnya. pagi juga sih, tapi kalo pagi mending beresin rumah dulu kaliya wkwk selera ajasi. dan sore itu sangat membuat saya terkesan
“eh makan disini aja yuk, mura ni wkwk” katanya, terus yg lain pada ngikut
singkat cerita, kita makan di sebuah foodcourt gt tapi luar ruangan (outdoor). rame sih memang, tapi gamasalah soalnya berjarak. iya. berjarakkkkkkk jadi ga kumuh eh maksutnya prokes ya gt deh whahaha males gasi lu lagi makan terus blakang lu orang ngevape aroma asinan juhi kan genak ya. jadi kalo berjarak gt kan enak setidaknya ga kehirup2 amat tu asep ok skip. kemudian kita makan sambil ngobrol2, hingga salah seorang dari kita bilang:
“eh nanti kita kapan ya jalan lagi” kata temanku.
“gatau, ntar ajaa atur waktu, atauga kalau ada kesempatan”
“ehiya, si xxx diajak juga yuk! dia kan dulu fafifuwasweswos”
“boleh tu! nanti gw liat dulu ya contactnya ada gak di gw wkwk”
saya pun ingin sekali menimpali, namun masih ada keraguan. baru saja pengin ngomong, tiba-tiba ada yang bilang gini:
“tan, nanti kalau kita ngumpul kaya gini lagi, ikut ya! jangan sungkan... atau kontak dulu aja ok”
damn... saya seperti merasa... kok pada tau siiii wkwkw. iya sebenernya pen nanya juga, tapi mereka kek udah baca pikiran saya duluan(?) lebai ye. tapi rasanya seperti memiliki satu sama lain-menguatkan, namun tidak menggantikan
“haha iyaa kok, gw ikut! ntar berkabar jan lupa” saya pun mulai tersenyum. rasanya senang sekali
selesai makan, kita pun misah karena emang udah mau malem. sunsetnya kan jam 6an gitu ya jadi singkat. IYA, singkat banget ga tu sejam doang tapi momennya bener2 banyak dan... berkesan. mulai dari langit lembayung, ruko2 yang ga padet tapi keren, jalanan yang ga rame tapi pada sopan, huft. rasanya cepat sekali
“genks, gw balek duluan ya! sampai ketemu lagi”
semuanya pun ikutan nyebar. random ke mana aja. saya pun demikian, kembali ke “rumah” masing-masing
--------------------------------------------------------------------------------------------------
btw, ini teman2 yg dimaksud bener2 teman2 yg nyebar aja gitu. tapi ada juga yg dari sekolah, main, dsb. nyebar bgt kan? bener-bener agak terdengar ga mungkin. memang, karena ini...
hanya pemikiran yang sempat tergambarkan di bulan November.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
waktu itu, saya masih menganggap “remeh” ucapan perpisahan. yaelah, ntar juga ketemu lagi. pikirku. bener2 denial gt ya wkwk. yelah seloo kite masi kontek2an kok ok, anggapan saya waktu itu.
seiring berjalannya waktu, saya baru sadar. again, saya telat nyadar kalau...
ya bisa aja kan, perpisahan itu menjadi momen “perpisahan” yang sesungguhnya?
huftt, saya baru menyadarinya. apalagi kalimat sampai jumpa lagi yang diutarakan
apakah kita benar-benar bisa berjumpa lagi?
atau harapan itu agar kita merasa tenang saja sementara waktu terus berganti?
entahlah...
terakhir, sesuai dengan judul yang saya tulis. saya punya harapan-kita, punya harapan.
“...and hopin’ made you hurt more”
terkadang, berharap membuat terluka. apalagi kalau tinggi, heheh gatausi.
tapi benarkah? iya memang, kalau saya sangat bergantung pada harapan itu
makanya, saya berharap tetapiii... saya tidak mau terluka. meskipun memang ada rasa sedih, tapi saya akan mengendalikannya sebaik mungkin agar tidak menjadi luka yang mendalam.
karena kesadaran saya (yang datengnya telat itu), sudah ada di dalam sinii
“Kalau saya boleh berharap, kita ketemu lagi, ya? saya tahu, ini sudah beberapa kali ditulis. sudah beberapa kali juga ada yang menemui saya-bahkan menghubungi untuk menanyakan kabar. Nyatanya, kita masih bisa bertemu ya? wkwwk. baik tatap muka atau tatap maya. ohiya jangan lupa, kalau kalian ngobrol ajak saya juga ok! mari membicarakan kehangatan, kenyamanan, kes... eh kok si riski pebrin. mari mengobrol tentang kita! nggak perlu ribet, saya kalo kalian telpon/kontak juga tinggal satsetsatset jadi. tapi tetep lihat sikonn si hehe, karena saya sambil menjaga orang tua.
Kalau kita bertemu... kumpul, lagi, bercakap, lagi. saya tunggu. namun bagaimana jika ternyata tidak ada kesempatan itu? tenang. saya tetap berharap yang terbaik untuk kalian. semoga kita semua saling memberi kebaikan ya! ini bukan pemaksaan. ini hanya harapan. harapan yang tidak akan membuat luka, karena kesadaran yang datang saat itu membuat setiap good things (kebaikan) terbuka.”
March 19th, 2022
-loudsoflove
0 notes
archiveloudsoflove · 3 years ago
Text
problematic expectation(s)
(maybe changed anytime)
creep x sad machine
When you were here before Couldn't look you in the eye You're just like an angel Your skin makes me cry
You float like a feather In a beautiful world I wish I was special You're so very special
But I'm a creep I'm a weirdo What the hell am I doing here? I don't belong here
But, who survived? somebody new? anyone else but you
On a lonely night, was a blinding light.
A hundred leaders won't be borne of you
0 notes
archiveloudsoflove · 4 years ago
Text
a decade to remember
Juli 2020, tepat 10 tahun sejak perpisahan... ya masih mau smp sii. Tapi bisa dibilang, awal saya masuk smp sebagai babak baru versi saya gitu. Ngga ada yang kenal, bingung2 sendiri tapi Alhamdulillah ada salah satu orang teman masi ngobrol sampe skarang (odet) gatau da lu baca ini apa ngga wkwk.
---
OK itu sedikit prolog dari saya. Juli 2020, saat copid sedang tinggi (dan taun berikutnya tetap sama) sembari berbaring, saya membayangkan sesuatu
“udah 10 tahun aja ya. Bisa nggak ya, ketemu kalian (teman2) lagi?”
Memang terdengar sulit, apalagi korona jadi nggak ada bukber alias event yang diandalkan untuk ajang bersirkel2 (loh, bukannya ini emang budaya wkwk). 10 tahun bukan waktu yang sebentar, tapi saya masih merasakan kehadiran mereka (teman-teman). Bahkan kalau di jalan malah saya yang bingung sendiri wkwk “oi tan!” terus ya saya kek loh ini siapaa pake masker duhhh mapin yak. Tapi saya masih bisa ngenalin suaranya
Saat berbaring itu, saya berpikir banyak hal. Tentunya tentang mereka (teman-teman) mulai dari 2013, sempat ngumpul di rumah teman dan ujan, makan wafer di teras. Detil ya? Iya. Momen momen seperti itu rasanya masih “ada” lalu 2016 terakhir bertemu mereka sampai saya gabisa tidur (karena malem bnget pas puasa). Akhirnya saya ketiduran, karena banyak momen yang terlintas dan apa yang terjadi?
Saya beberapa kali mimpiin teman-teman. Mungkin emang ini ada studi/fakta ilmiahnya, kalau mimpiin sesuatu berdasarkan yang dirasain gitu ya kurang lebih. Ada beberapa momen yang saya “wah, semoga ini beneran” alias bener2 kek nyata. Pengennya bener2 ngumpul lagi. Tapi ya... sayangnya it’s just a dream
Momen satu, ketika itu ternyata saya bisa benar2 kumpul di rumah teman. Ada seorang menawarkan “tan lu ude nyobain? Ni kalo belom ada pisang, ama kue dll ohiya jeruk tu kalo mau” IYA SEDETAIL ITU. Terus yang laen ya ngobrol hahahihi biasa... saya menikmati sekali. Duduk lesehan di karpet terus ya ngomong apa aja gitu. Momen kedua, saya sedang ikut salah satu acara yang modelannya kek talkshowalias nontonin aja. Saya sepertinya terlambat, begitu masuk kursinya terlihat penuh. Langsung deh saya mencoba menyeruak sebisanya, dan tiba-tiba “eh tan sini, sini!” angkat tangan, angkat tas dari kursi. Duduk. Relate sekali dengan keseharian kek wah... i’m dreaming the moment that i hope to, terlepas di mana, ngga peduli tempatnya kek apa. Saya harap, bisa melakukannya bersama kalian:’
Momen ketiga (biar ganjil) mungkin agak santer gitu ya... tapi singkat cerita, saya duduk kembali di bangku sekolah. Lah aneh kan. Di depan ada ibuk yang siap menghakimi gadenk, mengajari. Ibu tsb bilang “coba ini ayo duhh masa gada yang bisa? Kalau beneran gada kalian gausah UTS ya!” iya ngomel ala2 sekolahan vibes (ye emang). Terus saya panik coba WKWKWKWK padahal udah nyadar disitu pan saya udah lulusss ibukk tp dalem hati. Anehnya lagi malah saya yang termasuk gabisa uts, terus ya panik gitudeh sampai akhirnya “LOH NGAPAIN SEKOLAH LG SIK ORANG UDE KAGA PERNAH PAKE SERAGAM LAGIII” terus saya bangun. Bingung kan, iya sama saya juga. Mungkin itu yang memang saya rasakan.
---
Ohiya, setelah itu saya sempat menaruh sedikit harapan. Setidaknya di tahun 2021 (1 tahun setelahnya)
“kalau tahun depan (2021) ketemu mereka lagi mungkin nggak ya? Iya gpp deh, pakai faceshield prokes2 apalah apalah. setelah ketemu, mungkin mereka akan langsung menemui tujuannya”
Tl;dr saya membayangkan hal tsb di tahun ini. (2021) iya, Cuma membayangkan. Karena saya tipikal yang “yaa jadi Alhamdulillah, kalau nggak yaudah” cukup simpel. Saya paham kalau nggak bisa memaksakan kehendak apalagi melibatkan orang lain. Ketemu teman-teman (semua, nggak yang 10 tahun aja) gadenk gk tau semua bisa atau ngga. Ngobrol lagi tapi versi nyata. Kita ketemu lagi beneran. Flashback sedikit foto-foto yang diupload di media sosial, kalo yang kurang pantas diskip aja. Saya berharap itu semua... dan ternyata bisa. Tapi dengan cara lain
Tanpa disadari, saya sering bertemu teman-teman sejak sekolah dulu. Di mana-mana, 6 desember 2020 saya nggak ngeh, ada yang menegur. Pagi-pagi saat malesss banget keluar nyari bubur karena abangnya batuk explicit di depan kaleng krupuk, ada yang memanggil “tan!”. Simpel ya. Ternyata saya bisa bertemu mereka... ya, harapan saya hanya bertemu. Untuk ngobrol dll hanya bonus. Melihat mereka saja rasanya kek “hei, u’re okay, right?” abis itu udah. Lanjut urusan masing-masing. Jalan lain akan selalu ada... akhirnya saya menyadarinya.
---
Di tahun ini, saya pun masih saja bertanya-tanya. Ada yang tahap 5 stages of grief itu kalau saya mungkin masi masuk yang denial kaliya, kek:
“Dih apaansi kok gini? Kok bisa mereka melakukan hal (aneh) itu?? Lah kok mau dah gitu gini gino dah??? Lahhhhh dihhhhh kokkokokokok?????....” dan masih ada sejuta kok kok lainnya.
Masih aja begitu saya hingga ada kalimat expect the unexpected. Oh ternyata, saya hanya perlu bersiap. Rencana perlu, tapi ada juga cadangannya gitu kaliya. Sampai saya menyadari kalau tidak perlu sempurna, lakukan yang terbaik. Semaksimal mungkin, iya saya merasa saya belum maksimal. Pantesan jadi denial kaliyaa wkwk gatau sih. Intinya, bersiap untuk hal yang tidak terduga.
---
Itu saja kaliya yang ada di tulisan ini... maaf kalau panjang dan... ribet ya bacanya (kalo dibaca, kalo ngga?) sebenernya masih ada beberapa hal lain yang pengin ditulis, tapi ngga tau deh kapan. Sedikit rangkuman dari saya, terakhir:
“jujur. Saya kangen teman-teman. Saya harap, kalian baik-baik saja ya. Meski emang belum bisa bertemu, ada foto kalian tersenyum saja sudah membuat saya senang. Saya juga berharap, tetap jadi diri sendiri, yaa namanya juga berharap tp terserah si. Kalau ada momen itu, saya tetap bisa dihubungi. Ayo, kita ngobrol lagi. Ayo, kita duduk bareng, saling menguatkan masing-masing. Tidak perlu tempat yang tinggi. Tidak perlu kaca dan iPhone Pro Max di tangan (ini opsional si ga maksa juga). Dengan bertemu teman-teman, setelah itu... saya bisa mengetahui mengapa manusia merupakan makhluk sosial(?). Melihat temanku di depan mata adalah salah satu alasan saya peduli.”
South Jakarta, December 1st 2021
0 notes
archiveloudsoflove · 4 years ago
Text
November 3rd, 2021
Berawal dari kunjungan ke rumah “baru”, dengan suasana yang berbeda. Ya, kami baru saja menempati rumah yang sepertinya... lebih baik. Kami duduk-duduk sebentar di halaman depan, dengan beberapa tanaman hijau dan pohon rindang di sekitarnya. Lalu ada paket datang ke rumah, njir baru dateng padahal ude tau alamatnya aja. Memang sih sebelumnya saya memesan beberapa barang untuk keperluan pribadi, dan seperti biasa (COD) yang membuat abangnya takut viral kek di tivi-tivi ya tapi gapapa wkwk biasalahh. Ternyata, paket yang dateng lumayan banyakk jadi dalam satu hari itu didatengin melulu rumahnya sama kurir(?) tapi it’s okay cape dikit yang penting, nuansa baru hehe.
Satu momen, saya diminta tolong oleh keluarga untuk ke rumah lama, mengambil beberapa barang yang tertinggal. Ok, saat itu siang hari dan saya langsung ke sana. Namun, kisah klasik terulang kembali.. saya kehabisan bahan bakar. Hadeu. Jadi saya mampir dulu ke gas station di wilayah sekitar p*l*** yang kita ketahui sepi ya, karena di dalam komplek gitu. Pada saat saya antri, tiba-tiba saya bertemu dengan salah satu teman di sekolah dulu.
“wei tann! Ngapainn lu hahahaa tumben banget ketemu ya”
“eh iya cuy (nama samaran) ye isi bensin la masa isi amplop” biar cair hhe3x,,,
Terus dengan santainya dia ngajak ke basecamp gitu, saya pun tahu persis beberapa teman sekolah saya ini punya basecamp yang amat sangat “eksklusif” dalam artian lain, wkwk. Yang bikin kaget adalah, tempatnya deket rumah lama. Hadeh. Kan jadi susa mau cabutnya yekhann. Sesampainya di sana, basecamp nya lumayan ramai karena ada beberapa orang di sana. Ada yang manggil saya (lagi)
“oi tannn! Sini dong lu... kok bisa tau tempat ini da? Ah yarin da kite ngobrol2 dulu yukk!” katanya.
Saya yang gatau musti ngapain jadi kek #yaudahlahya ngobrol sekenanya, btw saya mostly tipikal yang gasuka ngobrol banyak dengan orang yang sebatas “kenal”. Tapi, kalau udah jadi teman hehe keknya saya yang gabisa berenti ngobrolnya. Tiba-tiba, dia ngeluarin buku
“tan tulisin nomer hp lu dong (saya agak2 lupa bagian ini) biar nanti gw bisa hubungin lu suatu saat nanti.” Yah, saya gabawa pulpen. Sempet seneng dikit kan tuh, eh ada yg minjemin.. yaudah ketauan deh nomor hape saya wkwk
Singkat cerita, setelah saya kek eh udah dulu ya gw ada urusan ke orang tersebut akhirnya saya bisa ke rumah lama. Anehnya lagi, rumahnya udah banyak teman-teman sekolah saya yang datengin. Dih apaan lagi sikk adehh. Tetapi, saya pun bisa masuk karena ya emang itu rumah gw jir menurut lu aj. Sehabis mengambil beberapa barang yang dibutuhkan, (lagi-lagi) ada teman sekolah yang datengin.
“tan lu masuk grup nggak? Ini lagi rame berita tentang lu”
“hah grup apaan?” seingat saya, gaada grup watsapp saya untuk sekolah tsb, karena dulu pakai LINE
“ini, liat sendiri da”
damn, ada nomor saya di sana. Jadi kurang lebih infonya saya seperti masuk berita “simpang siur” gitu, sampai ada alumni and teman-temannya yang ikut meramaikan. Iya ini baru di grup. Elaaahhhhh makin aneh bet da ni alurnye
“yaudah bilang aja gw lagi di sini, tapi mau balek (ke rumah). Gitu!” saya pun tidak ingin berlarut-larut. Iya lah orang udah larut malem(?) tapi gatau juga sih. Pas mau keluar, tiba-tiba...
“tan lu dicariin”
“sama siapa?”
“sama bang *****”
Terus dateng deh tuh rame2 alumni. Lahhhh. Ngapain inih ampe bersirkel sirkel (wkwk soalnya ramai) akhirnya saya ditanya-tanya
“eh elu ya yang namanya f*tan”
“iya bang.. ada apaan yak bang kalau boleh tahu” seperti biasa, saya ingin mempersingkat ini semua
“itu lu yang di grup... lagi rame. Tapi lu beneran kan, ga kenapa2? Soalnya bahaya nih nanti fafifu wasweswos baca selengkapnya (ini saya juga agak lupa intinya apaan)”
“iya bang gapapa, ini juga mo balek”
“mang lu dari mana sih? Mau ngapain? Tumben banget” nadanya dia naek. Vvadoo kepobet kek lamb3tura
“ini bang, abis ngambil barang... terus ketemu si (person 1) sama (person 2) yauda deh jadi ngobrol dikit” saya mencoba untuk singkat padat jelas terukur biar cepet balekkkkk ett uda jam berapetu
“ohh yaude... ati-ati yak. Jan sungkan berkabar kalau ada apa-apa, ok!” dan ternyata fungsi teman-temannya dia yg lain adalah ikut meramaikan “iya tan, iya cuy, iya lo iya iya hiya dll”
“sipp bang” pas mau buka pagar.. saya merasa beruntung. Huff, akhirnya lolos dan saya pun terbangun.
November 3rd, 2021
0 notes
archiveloudsoflove · 4 years ago
Text
Sunday, 21st morning
tl;dr and tl;dw alias diringkas heheh karena too much (from my mind)
actually, this post going to be written on feb 21st.. tapi karena satu dan lain hal jadinya 1 bulan setelahnya
.
.
(sorry for my jakselish iixixi)
_________________________________________________________________________________
suatu pagi, bersama teman-teman, saya sedang melaksanakan ujian (maybe). ada banyak hal yang dihadapi. di kelas tersebut, saya diuji oleh expert review dan akhirnya berhasil... melewatinya.
kelas tampak hening sejenak, kemudian salah satu temanku berkata:
"eh guys fa*** (saya) keren banget! selamat yaa (applause)"
lalu disahuti oleh temanku yang lain, hingga seisi ruangan menjadi riuh rendah karenanya.:)
sayapun tidak lupa mengucapkan terima kasih, dan menjadi terharu karenanya.. yaa soalnya kek tumben banget(?) jarang sekali saya mendapatkan apresiasi sedemikian rupa. kemudian saya melangkah keluar, dan bertemu dengan temanku yang sepertinya lumayan jahil/iseng, ia meledekku sembari berkata:
"lah tumbenan banget lo tan, bisa sampe bikin heboh begini! keren banget haha semoga bukan karena beruntung aja ya wkwkwk" katanya sambil nyenggol dikit tapi yg rada gangguu gtdeeehh ok skip
saya cuma senyumin aja, karena emang saya tipikal gamau memperpanjang hal yang kurang-begitu-berpengaruh kemudian saya pergi ke toilet, btw untuk gambarannya ini kek di sebuah convention hall gitu (heran kan? saya juga) dan ada beberapa paket drinks and snacks untuk... kurang tahu sih kalau ini.
untuk ke tiga kalinya saat di toilet, saya bertemu dengan... sepertinya belum berteman, wkwk. tapi, ia sepertinya friendly dan saya agak lupa ngomong apaan 😴 kurang lebih seperti ini:
"eh, lo yang tadi di ruangan (itu) rame itu ya??" tanyanya, btw ini di depan koridornya gt ya (convention hall)
"eh iya.. hehe. lo liat ke sana emangnya?" saya mencoba menanggapi
"keren ya. selamat btw, ehiya lo coba deh liat ke sana" dia nunjuk ke luar gitu. dan TIBA-TIBA kita udah ada di luar.
suasananya sangat perkotaan. mobil, macet, siang hari menjelang sore. terlihat maju tetapi terburu-buru. saya agak bingung menanggapinya
"menurut lo..... enak nggak sih hidup di sini?"
saat itu, rasanya saya benar-benar campur aduk gitu.. bukan soal karena ditanyanyaa, wkwk. saya jadi berpikir, sepertinya cukup menyenangkan, rehat sejenak melihat suasana kota yang sibuk, duduk sebentar dikala yang lain sedang ditatar(?) karena buat saya yaa tinggal nunggu giliran aja sih. dan poin pentingnya: ada seseorang yang mau mendengarkanmu. begitupun sebaliknya
"ano.. kayanya sih iya deh, soalnya kan kita lagi istirahat, iya gak sih? hehehe" saya pun menimpali.
suasananya benar-benar... cerah, sibuk, tetapi... entah rasanya kok adem gitu. padahal kan perkotaan yak. jir aneh kan
"btw saya mau nanya juga deh, lo itu si-" terus tiba-tiba. IYA TIBA-TIBA. mata saya udah berair aja gitu.
aneh banget. ternyata, sepertinya momen itu yang saya butuhkan. sehingga, ketika "hilang" spontan saya seperti benar-benar kehilangan.
di luar kendali saya, rasanya senang sekali. sempat mengalami momen itu. terdengar sepele, namun bersyukur sekali, ada salah satu tempat untuk berbagi. meski hanya sedikit sekali.
dan... tidak hanya berhenti sampai di sini saja. sore harinya, saya berkunjung ke...(ada di twitter saya HEHE) follow ya untuk tahu kelanjutannya tks
--------------------------------i can make something good, oh. something good---------------------------------
0 notes
archiveloudsoflove · 4 years ago
Text
"someone tell me, something comforting"
-nurture, march 10th
1 note · View note