Text
Sembari Menunggu
Matilah engkau mati
Kau akan lahir berkali–kali
Sudah hampir menyentuh tahun ketiga saya memutuskan untuk benar-benar berani merantau ke Yogyakarta. Harusnya sedikit lagi saya mampu menyelesaikan skripsi secara normal. Namun, waktu berkata lain. Ada sesuatu yang menarik saya untuk tenggelam dan menyelaminya. Buku. Mulai dari awal proses penulisan, editing, cetak, sampai membaca. Ya. Saya…
View On WordPress
0 notes
Text
Surat Kaleng
Untuk perempuan yang (mungkin) kelak menyediakan waktunya untukku.
Kamu masih di rumah kan? Masihkah kamu memberikan ruang kosong untuk seorang lelaki? Barangkali, aku bisa mengisinya. Itupun jika kamu mau, aku tidak memaksamu sedikitpun. Aku juga paham, membangun institusi bersama artinya meluangkan waktu yang harusnya dialokasikan kepada korporat keparat untuk membangun kemegahan institusi…
View On WordPress
0 notes
Text
Si Juru Tulis Mati Tragis
Si Juru Tulis Mati Tragis
Macetnya jalanan Sleman membuat saya agak berantakan hari ini, mulai dari wajah menjadi berminyak, tubuh berasa gerah, dan jidat yang mengkerut terus menerus karena sesama pemakai jalan raya tak ada yang mau mengalah. Karena suasana begitu runyam, akhirnya saya memilih ke warung kopi langganan saya, dengan uang lima belas ribu, saya mendapatkan setenga porsi yang berisikan lima potong tempe…
View On WordPress
0 notes
Text
Dawuk Bukan Shattered Glass a la Rumbuk Randu
Dawuk Bukan Shattered Glass a la Rumbuk Randu
Judul: Dawuk: Kisah Kelabu Rumbuk Randu Penulis: Mahfud Ikhwan Penerbit: Marjin Kiri Tebal: iv + 182 hlm
Marto Kemplung adalah seorang lelaki paruh baya yang dikisahkan Mahfud Ikhwan dalam karya fiksinya, Dawuk: Kisah Kelabu dari Rumbuk Randuyang membual di warung kopi agar ia mendapat kopi dan rokok gratis. Sebuah kisah yang benar-benar dekat dengan kita yang menggambarkan bahwa bualan ataupun…
View On WordPress
0 notes
Text
Berdarah-darah itu Proses
Akhir-akhir ini saya begitu resah. Tidur tak bisa lebih dari 5 jam, di hari libur tak dapat tidur seharian. Ini semua akibat dari pikiran-pikiran saya yang terbang kemana-mana. Mau diwujudkan tapi, lagi-lagi saya mikir.
Dari sekian banyak pikiran saya, saya memutuskan menempuh jalan berdarah untuk mengasah diri entah seberapa kuat dan seberapa saya tahan dengan tempaan ini. Saya mulai berpikir…
View On WordPress
0 notes
Text
4 Sehat 5 Sempurna dalam Menulis Esai
4 Sehat 5 Sempurna dalam Menulis Esai
“Tugas kita sebagai penulis esai adalah mempertajam radar penangkapan peristiwa, mencari posisi sudut pandang, memperkaya kosakata, “melicinkan” bahasa dan jadilah”–Muhidin M. Dahlan, Inilah Esai halaman 33
Yogyakarta terasa semakin tidak masuk akal bagi seorang perantau yang mengetahui kenyamanan kota dari episode-episode Film Televisi. Percintaan, keromantisan, dan segala ruang nyaman yang…
View On WordPress
0 notes
Text
Masyarakat Kontempoler
Manusia hari ini berkembang melalui layar-layar yang menyala terang, menghamba, dan hampir saja tak bisa menyudahi gejala berhala itu, ia dinamai sebagai sebuah kemajuan teknologi. Berita menyebar sudah seperti oksigen di udara, tak bisa dipilah sebelum kita merasakan (baca: membaca). Kita dikonstruk masuk dalam sebuah ring yang penuh kebencian, pertemuan bagaikan pertikaian. Adu gagasan,…
View On WordPress
0 notes
Text
Yetti A. KA Sang Penggembala Kata
“Bapak dan ibu saya bilang hitam-hitam kopi kan diatas meja lo, sementara putih-putih ampas kelapa jatuhnya ke selokan juga. Dan saya pikir ini membangkitkan semangat saya membangkitkan rasa percaya diri saya untuk menjadi lebih baik kedepannya” tutur Yetty A. KA yang dimasa kecilnya ia dipanggil Jito. Semangat yang ditanamakan kedua orangtuanya itu menjadi sebuah api yang membara hingga kini.…
View On WordPress
0 notes
Text
Bakat Mencintai
Aku adalah aku yang beredar di bumi yang masih saja bulat dan didebat menjadi datar. Masih saja orang yang menggap cinta adalah sebuah turbulensi dalam hidup. Kenapa turbulensi? Menurutku padanan kata yang menggambarkan dengan tepat adalah turbulensi, karena cinta adalah sebuah hal yang selalu bergejolak dalam diriku. Selalu membuat unsyncrhronization antara otak dan hati.
Mencintai adalah…
View On WordPress
0 notes
Text
Kopi dan Gadis Bersepeda
Hari ini aku ingin minum kopi yang agak berbeda dari biasanya. Memang apa yang membedakan? Beda tempat saja. Hari ini aku memesan Latte, rasanya sama saja dengan Latte pada umumnya. Mungkin yang berbeda hanya harganya. Namun semua itu tak masalah, karena memang aku sedang ingin minum kopi secara berbeda.
Hari ini tak seperti biasanya, karena sedang libur. Tapi semuanya tetap sama. Aku berangkat…
View On WordPress
0 notes
Text
Ketika dihadapkan dengan Pacar Mantan
Ketika dihadapkan dengan Pacar Mantan
Suatu pagi yang biasa saja tiba-tiba berubah menjadi hari yang berkecambah, yang sulurnya bisa menjerat leher setiap manusai yang akan memulai hari. Aku mengawali pagi itu dengan mengusap kedua kelopak mataku, membersihkan kotoran yang kadang cukup lengket dan menarik bulu-bulunya. Juga berusaha meregangkan setiap persendianku atau biasa kusebut dengan mulet.
Setelah kurasa badanku sudah cukup…
View On WordPress
0 notes
Text
Kronik yang Harusnya Sudah Kau Bakar
Kuperingatkan kau harusnya sudah dan kukira telah membakar kronik yang terselip pada sebuah amplop pabrikan, yang dibuat oleh penerbit buku untuk memuaskan para pembaca yang ingin menghadiahkan ‘Sepotong Senja’ untuk pacarnya.
Kesengajaan adalah hal yang paling menarik yang bisa kulakukan. Kenapa menarik? Karena dari kesengajaan itu akan terjadi beberapa hal yang benar-benar tak terduga, entah…
View On WordPress
0 notes
Text
[ARSIP] Mimpi
Sekarang akan saya coba abadikan setiap mimpi yang pernah saya mimpikan. Tentunya yang tidak harus di masa lampau. Daya ingat saya terbatas, saya hanya ingat makan kalau lapar, merokok sesudahnya, minum kopi tidak pernah lupa, dan Hubungan antara Biola dan Perempuan yang sungguh masih memvust saya menata puzzle, lewat mimpi.
Ada kalanya ia datang, dengan wajah yang nampak ceria, kadang juga ia…
View On WordPress
0 notes
Text
Kabarku Akhir-akhir Ini
Nona, meski kau tak berkabar ada baiknya aku menulis seoalah-olah kau membutuhkan kabarku, padahal ini adalah inisiatifku untuk berkabar padamu, bisa juga disebut pleidoi orang yang dilanda rindu, atau serangkaian harapan yang kupilin agar kuat untuk terus menunggu.
Nona, alangkah baiknya semesta jika kau kembali. Meskipun kini hujan yang tak kunjung berhenti sering kunikmati dengan sendiri.…
View On WordPress
0 notes
Text
Centang Biru dan Tragedi 14
Centang Biru dan Tragedi 14
Sebelum saya menulis Tragedi 14 ini saya harus menarik nafas panjang berulang-ulang kali dan menuturkan dalam hati saya untuk bersabar. Memang betul, menuliskan kisah sendiri itu sangat amat berat untuk memposisikan diri berada ditengah, padahal saya sendiri adalah pelaku. Ingin sekali membohongi pembaca dengan tokoh yang saya tetaskanagar saya bisa bersembunyi dibelakangnya. Tapi kok rasanya…
View On WordPress
0 notes
Link
0 notes