ariyanexperience-blog
ariyanexperience-blog
Sejenak Membaca Tanda Pikiran Kita
3 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
ariyanexperience-blog · 5 years ago
Text
Dibalik Pertanyaan “Corona, Kapan Mereda?
Corona salah satu wabah virus yang membuat sebuah perubahan besar hingga 180 derajat. Bagaimana tidak, sekolah diliburkan, kampus diliburkan, panggung hiburan ditiadakan, taken kontrak tetap berjalan asalkan tanpa masa dadakan. Covid 19 nama lain dari Corona Virus Disaster 2019. Wuhan sebagai awal pandemik ini muncul di permukaan. Lantas, mau sampai kapan virus ini akan berjalan? Mau sampai kapan virus ini tetap menjadi sebuah ganjalan dalam kehidupan?
Beragam spekulasi dalam pikiran layaknya tawanan perang, yang muncul tanpa adanya jawaban. Mudik tahun ini pun berakhir ditiadakan, anak perantauan hanya menjadi angan-angan untuk pulang ke kampong halaman, tetapi semua itu hanyalah jadi sebuah kesadaran, sebab yang terjadi bukan seperti layaknya kenyataan. Bagaimana tidak, kerugian besar-besaran menjadi dilema dalam perusahaan,  upah buruh dan karyawan swasta, serta para pedagang kali lima menjadi sebuah pertanyaan besar. Mau dibawa kemana nasib mereka semua?
Stay at home, stay at home and stay at home terus-terusan digaungkan. Tapi, apakah ada jaminan bagi mereka yang belum makan seharian? Apalagi pekerjaan mereka hanya buruh serabutan. Mengais rezeki dalam timbunan sampah dan menemukan barang yang layak untuk dijual, cukup kompleks kehidupan bangsa kita ini hingga muncullah sebuah kabar gembira bahwa warga yang punya cicilan dan angsuran dapat ditunda dulu pembayaranya. Listrik pun bebas biaya tiga bulan.
Wacana luckdown saling bersahutan tapi untuk sementara presiden belum sepenuhnya memberi peraturan. Akibatnya, banyak warga ibukota berebut dengan urusan mereka, hingga pulang kampung menjadi salah satu sasaran. Padahal mudiknya warga sangat rentan menyebarkan virus covid 19. Sadar atau tidak sebenarnya kita semua butuh meditasi diri, butuh merenungi diri, kita memang disuruh isolasi diri tapi bukan untuk meracuni diri sendiri dengan pikiran-pikiran yang tidak berkontribusi.
Isolasi adalah salah satu cara meditasi diri dari segala hal yang terjadi di muka bumi. Berdiam diri, saling merenungi kesalahan diri, saling membuka diri sendiri dari masa lalu yang kelam, memaafkannya dan memperbaikinya, sehingga kita menjadi pribadi yang terus berusaha lebih baik lagi dari sedia kala. Isolasi diri bukan berarti tak berarti, isolasi diri lebih berarti lagi sebab kita membantu para medis mengurangi angka penderita pasien covid 19, sehingga tidak akan ada lagi korban jiwa dalam setiap harinya.
Mengisolasi diri dan berdedikasi untuk negeri dengan saling menggerakkan hati serta jemari dari para dermawan di negeri untuk saling berbagi, berbagi untuk berdonasi, berbagi diri dengan membahagiakan hati orang lain yang masih berada di jalanan untuk mendapatkan makanan, dan bantuan sembako, serta mencukupi kebutuhan pokok harian.
Kalau masih ada pertanyaan “Corona, kapan kau mereda?” Mungkin ini pertanyaan retoris bagi diri kita sendiri, sebab pertanyaan ini hanya membutuhkan jawaban dari diri kita sendiri. Wabah ini bersumber dari kita, pikiran kita, makanan kita, pola hidup kita, dan sembuh dari sistem imun kita. Oleh karena itu, mari kita jaga bumi kita, hati, pikiran, telinga, mata kita dari segala hal buruk yang membuat kita kikuk. Mari saatnya kita berkontribusi diri dan mendedikasikannya untuk negeri dengan semangat menebarkan kesembuhan diri dengan saling menjaga imun diri, serta menjaga kerendahan hati dengan saling berbagi dan berdonasi bagi mereka yang perlu kita disayangi.
Oleh:
Annisa Ariyani                        
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang
0 notes
ariyanexperience-blog · 5 years ago
Text
a few minute ago
kita ngobrolin, beberapa menit kemudian, apayang kira-kira ada di benak Anda? bosan? lama menunggu? atau bagaimana? dalam pikiran kalian pasti menemukan yang namanya kapan waktu ini akan berakhir jika kita terus menunggu? kapan waktunya kita bisa meluangkan waktu untuk kegiatan yang lainnya? apakah hanya dengan kegiatan satu saja kita akan mengorbankan kegiatan yang lainnya? mari sejenak kita pikirkan dengan matang-matang dan masak masak. 
0 notes
ariyanexperience-blog · 5 years ago
Text
Menjawab  Pertanyaan  Merdeka Belajar
Merdeka belajar? Belajar bebas? Bebas atau malah jadi bablas? Bagaimana tolak ukur merdeka belajar? Apakah indikator kemerdekaan yang dilakukan oleh guru di dalam proses pengajaran di kelas?
Sebagaimana yang telah digaungkan oleh mas mentri pendidikan, Nadiem Makariem tentang merdeka belajar. Sebenarnya apa sih merdeka belajar itu? lantas bagaimana esensi dan ranah merdeka belajar bagi pendidik?
Merdeka belajar esensinya adalah belajar menentukan tujuan, melalui serangaian proses pembelajaran berdasarkan analisis kebutuhan siswa di kelas yang disertasi dengan asassment di kelas, sehingga guru diberi kemerdekaan untuk membuat strategi, media, bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik atau profil siswa di kelas.
Akan tetapi sebelum masuk ke dalam elemen di atas, sebaiknya guru mampu merefleksikan diri dengan pertanyaan sederhana namun mengenali pola merdeka belajar. Pertama, bagaimana cara menanamkan komitmen diri yang berorientasi pada tujuan dan pencapaiannyaserta antusias mengembangkan diri dalam berbagai bidang? Kedua, bagaimana cara merefleksikan diri dengan mengevaluasi diri sendiri terhadap kelebihan dan keterbatasan, serta paham terhadap hal yang perlu ditingkatkan, bagaimana melakukannya, bagaimana menilai suatu kemajuan? Ketiga,  bagaimana menumbuhkan kemandirian yang mampu mengatur prioritas pengerjaan, menentukan cara-cara yang sesuai untuk bekerja secara adaptif?
Dari ketiga pertanyaan di atas, sudahkah Anda mampu menjawabnya melalui tindakan nyata pada diri sendiri? Jika ketiganya ada di dalam diri seorang pendidik, secara otomatis pendidik akan menularkan kepada pendidik yang lain, serta juga akan berpangaruh pada diri siswa, sehingga konsep merdeka belajar itu menyebar melalui contoh baik yang ada di dalam diri seorang guru.
Bukan hanya itu, merdeka belajar juga berpengaruh terhadap kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa sebab konsep merdeka belajar bukan sekedar konsep yang hanya memerdekaan diri dengan menentukan arah tujuan, melainkan juga mengembangkan pribadi yang unggul dalam imtaq dan iptek. Otomatis, lulusan sekolah tidak lagi bermalas-malasan melainkan menjadi generasi yang cerdas, tanggap, inovatif, dan mampu menjawab tuntutan jaman era distrupsi 4.0.
 Nama: Annisa Ariyani
Profesi: Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia
Instansi : Universitas Negeri Malang
1 note · View note