arpleeworld-blog
arpleeworld-blog
Arp Lee
3 posts
Surround Your Self With Inspiring Being.
Don't wanna be here? Send us removal request.
arpleeworld-blog · 5 years ago
Text
My Precious Time in Kosmik
Momen makan bersama, untuk beberapa orang sepertinya adalah hal yang biasa-biasa saja, melihat hal ini merupakan kegiatan yang sudah pasti bahkan menjadi rutinitas sehari-hari apalagi untuk tataran keluarga.
Namun bagaimana rasanya jika bersama dengan orang-orang yang berbeda dengan latar belakang berbeda, dengan "taste" yang berbeda pula, bagaimana kemudian kita memaknai momen makan bersama?
Untuk dibeberapa kesempatan rumah kedua yang saya kenal dengan nama Kosmik memberikan pandangan yang berbeda mengenai momen makan bersama. Bahkan proses pentransformasian nilai ke-Kosmik-an yang sangat efektif tanpa kita sadari berlangsung pada saat momen makan bersama, tapi kita tidak hanya berbicara pada saat "momen makannya" saja bahkan nilai itu telah ditransformasikan pada saat proses pra hingga pasca makan bersama ini kemudian saya beri nama Precious Time.
Kenapa saya memilih momen makan bersama sebagai ruang pentransformasian nilai paling efektif di Kosmik, karena hampir sebagian besar yang saya lakukan di Kosmik tidak lepas dari namanya masak memasak. Bahkan sepertinya setiap ada yang berkaitan dengan masak atau makanan akan langsung terhubung ke saya. Makanya kalau di tanya saya belajar untuk memahami tentang Kosmik itu dimana yaitu pada saat memasak makanan dan menikmatinya bersama semua orang.
Menjadi Koordinator Divisi konsumsi adalah gerbang awal saya untuk mengenal dunia permasakan yang ada d Kosmik. Awalnya saya berpikir bahwa divisi konsumsi bukanlah divisi yang penting dan divisi yang remeh-temeh, ketimbang beberapa divisi lain seperti acara, perlengkapan, publikasi dan dokumentasi, serta dana. Kerja-kerjanya sepertinya tidak terlalu butuh effort yang lebih untuk menjalankannya. Namun, saya keliru.
Setelah beberapa kali berkelindan di wilayah ini saya sadar saya banyak belajar tentang arti melayani, kekeluargaan, inisiatif, kerja sama, dan bahkan hal yang mendasari semua itu yaitu cinta.
Dimulai pada waktu persiapan. kita sudah mulai memikirkan bagaimana agar semua orang bisa mendapat asupan yang bergizi, bahkan kita perlu memikirkan bagaimana orang-orang yang mempunyai alergi terhadap makanan tertentu namun tetap menikmati makanan mereka tanpa merasa khawatir.
Ketika pagi hari di saat semua orang masih terlelap, kita bangun terlebih dahulu untuk memastikan bahwa pagi itu semua orang dapat sarapan tepat waktu sehingga mereka mempunyai energi yang cukup dalam memulai hari. Tak hanya itu, kita bahkan rela untuk tidak mengikuti beberapa rangkaian kegiatan karena befokus pada memenuhi kebutuhan dapur yang kurang. Namun, kita tidak merasa terbebani, karena ada orang-orang yang senantiasa memberikan energi extra melalui candaan mereka. Pada saat makan, kita memastikan bahwa semua orang telah tercukupi. Dan, taraaaaa, ketika melihat semua orang menikmati makanan yang kita masak dengan lahap ada rasa kepuasan sendiri, bahkan rasa lelah yang kita rasa sepertinya telah menguap bersama dengan kepulan asap makanan yang kita buat. Semua orang duduk bersama, bercengkrama tanpa sekat tiada memandang siapa, semua orang sama di hadapan makanan.
Namun, bukan berarti bagian-bagian yang lain seperti acara, perlengkapan, pubdok dan dana tidak ada proses pentransformasian nilai di dalamnya. Kalau saja kita coba sedikit memperluas pandangan kita, mungkin kita akan menemukan sesuatu yang terlewati selama ini. Seperti kata Gadamer, bahwa orang belajar melihat melampaui apa yang dekat terjangkau tangan - bukan untuk mengalihkan pandangan darinya melainkan untuk melihat secara lebih baik di dalam sebuah keseluruhan yang lebih luas dan dalam proporsi yang lebih benar. Saya rasa kalau semua dari kita mau sedikit berusaha mencoba hal itu, mungkin angapan kerja-kerja "Budak" tidak akan ada lagi.
Terakhir, mungkin tidak semua dari kita bisa menjadi seorang konseptor yang cemerlang di acara, menjadi seorang yang kreatif untuk menjadi bagian di pubdok dan dana, menjadi seorang yang cukup kuat untuk memikul barang-barang diperlengkapan, bahkan tidak dapat menciptakan makanan yang nikmat di divisi konsumsi, namun semua orang yang mengisi pos-pos itu pasti akan terkumpul dalam satu ruang dan waktu yaitu momen makan bersama. Sesimple membantu membagikan nasi, perkedel jagung, dan soup hangat di piring mereka, menuangkan air di cangkir mereka dan memastikan mereka semua telah makan, sudah lebih dari cukup menandakan bahwa kamu adalah manusia.
0 notes
arpleeworld-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media
. . .
Waktu itu masih malam sekali. Dingin tak kunjung pergi. Masih sepi sekali. Ku seorang diri. Duduk di kursi ruang tunggu departemen komunikasi. Masih jam 2 dini hari. Tak kunjung aku berdiri melangkahkan kaki. Berharap seseorang datang menghampiri sambil berjalan kaki mengarah ke kursi yang ku duduki sendiri, lalu menanyakan “Bagaimana kabarmu hari ini?”. Wow akan senang sekali, jika itu benar-benar terjadi. Lalu kita bercakap sambil mendengar lagu Dialog Dini Hari. Bercerita tentang pohon yang harus dihargai, perjalanan yang sangat kau nikmati, wanita yang sedang kau kagumi, candaan mu yang tak lucu sama sekali, amarah yang kau pendam sendiri, buku yang sedang menemani mu belakangan ini, nikmat secangkir kopi, hingga sesak yang pernah kau alami.
Sayang itu hanya mimpi yang ku harap dalam benak yang masih tersedar ini. Ahh, ku memang mungkin keliru memimpikan hal yang tidak mungkin terjadi.
Untung ada lagu si Nadin yang sedang diganrungi akhir-akhir ini. Aku pun mendengarkannya sambil berbicara pada diri sendiri. Betul juga kata si Nadin, mereka berkata Mimpiku akan terjadi. Mereka lupa bahwa tentang mimpi buruk, “maaf, sayang aku harus pergi”.
“Ahh, sudahlah kau harus belajar mengakhiri rasa rindu yang kau simpan dan nikmati sendiri”, kata ku dalam hati. Toh malam ini kau masih duduk sendiri. Namun tenang ada sahabat yang selalu menanti, tentang kisah yang tak kunjung usai ini. Ahhh si Nadin pandai sekali menyindir, aku memang tak ahli dalam menyambutmu pergi, juga menyambutmu tak kembali.
. . .
0 notes
arpleeworld-blog · 6 years ago
Text
Kau Boleh Datang
. . .
Kau boleh datang dan menceritakan semua perihal segala.Perihal perihmu, misalnya.
Atau perempuan yang berhasil membujukmu pergi dari rumah ini.
Kemarin kata-kata mampir ke telingaku.
Mereka membawamu.
Kau kehilangan aroma secangkir kopi yang kau cinta, terangnya.
Mendengarnya bibirku rekah bunga.
Aku perempuan yang bersedia memegangi cangkir kopi yang kau aduk. Yang sesekali mencari waktu merapikan rambutmu yang berantakan, mengusir debu di pundak bajumu, atau menjadikan sepasang mataku pemujamu yang tanpa pernah berbicara.
Aku dulu perempuan yang pernah mengusik mimpimu dengan aroma kopi yang menyusup ke hidungmu. Yang disusul kecup di keningmu. Sampai kau terbangun dan memelukku. Sebab sepasang lenganmu terlalu cemburu, dan tak ingin hangat secangkir kopi menyaingimu serupa tungku.
Sekiranya cukuplah itu menjadi alasan untuk kau datang dan menceritakan segala.
Perihal kerinduan korohmu pada seduhan kopiku, tentu saja. Yang ketika kau sesap menjauhkan kantuk, berangsur mabuk; menjelmakan liurku kopi yang mengharuskan lebih dulu kau teguk.
Datang dengan atau tanpa rindu.
Tak perlu seikat bunga bersembunyi dibelakang tubuhmu.
Kau tetaplah yang pertama didaftar tunggu ku.
. . .
Waktu Itu
Makassar, 20 April 2019
1 note · View note