"Kalau kau tak sanggup mencurahkan isi hati melalui lisanmu, tulislah dimanapun kau mau" -pesannya kala itu-
Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo

Harits, semoga kelak sampai akhir hayat bunda, ucapan sayang, maaf, tolong dan terimakasih bunda atas tuntunan Allah ke Harits masih sama, tak kurang suatu apa :)
11/02/2021
2 notes
·
View notes
Text

Selamat Mengemban Amanah Baru :)
Setelah beberapa waktu ini bersama, mendengar kau bercerita, sebenarnya perjalananmu untuk menyelesaikan ini cukup singkat.
Ungkapan ungkapan reflek yang sering muncul dari lisan ini .. "Eh iya?" "Masa si?" "Wow ternyata". Hanya butuh waktu untuk menunggu, menunggu dapat mendengarkan kau akhirnya mau untuk bercerita panjaang, daan itu cukup mrmbahagiakan, mendengarmu bercerita ketika takdir Allah memang menentukan kita bertemu paling tidak sebulan 6 hari dari bulan Februari lalu.
Beberapa hari setelah akad nikah kala itu, sebagian besar orang yang telah melaksanakan akad nikah pasti ada aja acara liburan bareng, honey moon dsb. Tapi waktu itu buat pertama kalinya kita touring bareng Banjar-Jogja dan jalan-jalan barengnya ke kampus buat ikut nyaksiin kamu bener-bener ngurus yudisium 😆 alhamdulillah masih kekejar yudisium kala ituu.
Daan tadi pagi, wisuda onlenpun dataang, waktu itu sempet pengen bisa ikut dampingi wisuda pasca keluar dari GOR. Qadarullah Allah punya rencana lain dan raga ini belum dapat hadir di sisi. Insyaa Allah do'a selalu teralirkan untukmu ❤
Tentang amanahmu saat ini, selamat menambah amanah baru menjadi seorang alumni almamater tempat pertama Allah pertemukan kita. Tentang amanahmu saat ini, semoga Allah selalu ridho akan keputusan-keputusan yang kau ambil. Tentang amanahmu saat ini, Barakallah, semoga keberkahan selalu Allah berikan padamu dan Allah selalu mendampingimu setiap waktu ❤
Barakallahu fii ilmy, Happy Graduation!
Pandhega Wahyu Syahputra, S.Pd.
3 notes
·
View notes
Text
Sepertinya semesta ikut serta
Ketika sebuah skenario sedang dijalankan, namun ditengah perjalanan skenario itu dibumbui oleh Sang Pencipta skenario tanpa kita tau sebelumnya? Kita bisa apa?
Menangis (lagi)?
Tertawa (lagi)?
Lagi-lagi soal pilihan, ketika tiba-tiba semesta seketika ikut serta andil dalam permainan drama itu, kita yang sejatinya menentukan bagaimana cara kita membawakan skenario itu dengan sempurna. Skenario itu tidak bisa diubah, kau hanya perlu menarik nafas panjang untuk selanjutnya kau menjalankan lagi skenario itu.
19 Juni 2019. Nampaknya semesta membawa kabar gembira, tapi ternyata tidak bagimu, seketika kau merasa semesta berdansa dengan petir yang membuatmu berteriak seketika dan ingin rasanya menutup pendengaran itu. Tapi, tetap sajakan? Kau harus memilih, sekali lagi memilih :)
Nyatanya kau berhasil bukan? Kau berhasil menyapa semesta! Skenario ini mungkin selesai, skenario selanjutnya pasti akan berjalan lagi. Bersiaplah untuk menanti, perbanyak bekalmu. Kau sedang berjuang bukan?
2 notes
·
View notes
Text
Skenario itu dimulai
Lantas, ketika tangis dan tawa adalah sebuah pilihan, mengapa kau tetap memilih tangis sebagai pilihanmu?
15 Juni 2019, tidak ada satupun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan, semua telah diatur oleh Sang Pencipta, pertemuan, perpisahan, entah skenario apa yang sedang Kau jalankan untuk artis-Mu ini, yang ada, percaya dan selalu mendekat kepada-Mu adalah cara terbaik untuk seorang artis mengais skrip skenario terbaik untuk diperankan secara baik dan benar atas keinginan-Mu.
0 notes
Text
Lalu mengapa?
Lantas, kenapa kau memilih untuk membuka luka?
Sedangkan pintu suka sudah terbuka lebar tanpa kau berusaha membukanya bukan?
0 notes
Text
Sekarang ber 10 belum ber 11 lagi
Petang sampai malam tadi kita berjumpa, seperti biasa, ramai. Tapi ramai ber 11 sama ramai ber 10 itu beda, kok bisa, padahal selisih 1 aja?
Mungkin itu namanya hati yang saling tertaut :)
0 notes
Text
Hampir akhir Ramadhan 1440
"Ibu paling sakit kalo denger ada yang marahin anak2e ibu, atine nggak teteg" tiba-tiba percakapan duluu amat dulu, kembali muncul di benak dan hati saya sebelum sholat maghrib tadi, habis selesai sholat netes dong, tapi pas balik badan kepasan ada ibu, ya ditahan dong, ga kebayang betapa sakitnya ibu kalau tau di luar rumah aku sering dimarahin orang sama di bully orang sakitnya kaya apa ya ibu :')
1 note
·
View note
Text
Ramadhan ini
Ramadhan tahun ini, aku pulang lebih cepat, tak seperti biasanya :)
Ramadhan tahun ini, aku tidak tarawih di masjid hijau di tengah kampus itu sama sekali, tak seperti biasanya :)
Ramadhan tahun ini, aku banyak berbuka puasa tidak di atap tempatku bermalam, tak seperti biasanya :)
Ramadhan tahun ini, tak banyak ku temui beberapa pasang bola mata yang biasa aku temui di tempat perantauanku, tak seperti biasanya :)
1 note
·
View note
Text
Berjuang
Bukan cuma kau yang berjuang, karena sebenarnya perjuangan itu ada ditingkat keberhasilan yang sebelumnya dicapai, setiap diri memiliki tingakatan yang berbeda dan berjuang tak sebercanda itu, cukuplah bercanda sampai di sini, kembali temukan misi perjuangan seperti sebelum-sebelumnya :)
(!)
0 notes
Text
Jangan Patah
“Kau sudah kembali ingin segera bergegas bukan? Apa kau benar-benar yakin untuk mematahkannya lagi? Jangan, sekali lagi jangan, kau hanya kurang yakin untuk mengangkat isi bekalmu yang sudah kau tata rapi, atau sebenarnya kau masih ragu akan isi bekalmu sehingga kau tak segera bergegas? Jangan patahkan lagi”
(!)
0 notes
Text
Mengeluh
"Kau mengeluh karena kecewa bukan? Buknnya lebih baik kau mengganti do'amu pada Allah agar kau tak lagi kecewa dan berhenti mengeluh?"
(?)
0 notes
Text
Gagal
"Jangan-jangan salah satu penyebab kegagalanku adalah dosa-dosaku?"
(?)
0 notes
Text
Sukses
"Itu lho, si A udah sukses sekarang, udah bisa nyicil motor sendiri"
(?)
0 notes
Text
Nak, maaf
Selalu teringat satu nasihat dari salah satu sahabat saya. "Kita ngajar rasanya serba salah ya, harus nasihatin tapi juga jangan sampe melukai atau menggoreskan luka di hatinya, takutnya membekas sampai dia gede besok", kalimat ini yang selalu tertancap di benak ini tiap kali menemui "murid" dimanapun berada.
Kali ini kalimat itu benar-benar terjadi, dan kembali mengingatkan bahwa guru itu bukan malaikat ataupun yang lain yang bisa membuat hati hati muridnya selalu lapang dada setiap waktu. Tapi guru adalah mereka yang selalu menjaga ritme suasana hati anak dan diri guru sendiri selalu merasa lebih dekat dengan Allah ketika berada dalam setiap lingkaran yang mereka pijak.
Guru juga bukan diciptakan sebagai manusia yang sempurna sesempurna sempurnanya, karena Allahpun juga sudah mengingatkan bahwa manusia adalah tempat dari segala bentuk khilaf dan kesalahan. Satu kata yang tak boleh lepas apa lagi hilang dari seorang guru, "Maafkan ibu nak".
Berat? Gengsi? Belajarlah lapang dan menghilangkan dua sugesti yang kurang bermanfaat itu.
-Lingkaran Qur'an 3-
1 note
·
View note
Text
Kembali Mengumpulkan Energi
Untuk apa? Untuk sekedar berbagi cerita, salah satu cerita yang juga ingin ku torehkan dalam dunia maya ini, tapi mungkin belum saat ini, masih dalam rangka mengumpulkan energi. Energi menghilangkan cemburu, cemburu pada kalian yang bertemu walau tak genap 24 jam.
1 note
·
View note
Text
Pun, akhirnya kamu.
Ibarat seseorang yang hendak pergi jauh, berusaha menghindar dari hiruk pikuknya keadaan yang timbul karena efek hatinya yang dapat dipastikan kala itu sangat jauh dari penciptanya. Termasuk berusaha untuk tetap terlihat stay cool didepan layar kaca. Serta membiarkan hati membatu terhadap serangan fajar yang datang tapi tak jua masuk menerangi hati.
Kala itu juga kau akan tau, siapa-siapa saja mereka yang sebenarnya mengerti akan keadaanmu. Sekalipun meronta-ronta berkata "tidak", tapi bagaimana lagi? Pun akhirnya tetap saja kamu.
Ah, maafkan, maafkan lisan dan mata ini yang belum bisa terjaga sebagaimana mestinya, masih jauh dari kata sempurna untuk menjaga titipan dariNya dengan sebaik-baiknya. Masih saja menyakiti, masih saja membuatmu bingung, masih saja mebuatmu kecewa, masih saja menangisi yang bukan karenaNya dan yang terakhir, masih saja membuatmu rela untuk menyediakan ruang kecil di memorimu untukku.
0 notes