aryansnugraha
aryansnugraha
NurAT the Moon
16 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
aryansnugraha · 3 years ago
Text
Aku pernah ingat seseorang berkata, bahwa jatuh cinta itu proses yang ajaib. Kamu tak tahu kepada siapa akan suka dan kadang-kadang ia bisa jadi hal yang benar-benar tidak masuk akal. Seperti suka pada ide tentang seseorang, suka pada orang yang pernah ditemui, atau bahkan jatuh cinta pada orang yang menyakitimu.
Tapi kupikir cinta adalah menunggu. Entah untuk kepergian atau menanti kedatangan. Ia ikhlas. Karena sadar bahwa seringkali yang putus tak akan kembali menyatu dan itu tak apa. Cinta tidak harus bersama. Kamu tetap bisa mencintai seseorang dan mencari jalan memutar ketimbang bertatap muka.
Kamu bisa tetap mencintai seseorang meski tak lagi bicara padanya. Kamu tetap bisa mencintai seseorang meski dilukai, meski ditolak, meski dibiarkan sendiri. Kamu bisa tetap mencintai seseorang meski ia tak lagi peduli dan kamu menderita sendiri. Kelak saat kamu menyadari hal yang kamu lakukan adalah kebodohan, kamu akan jadi lebih baik setelahnya.
Tapi aku tak ingin kamu jadi bodoh. Aku berharap kamu tak perlu lagi mengalami derita itu. Aku berharap kamu akan dicintai dengan sempurna. Dijadikan prioritas dan jadi nomor satu. Aku berharap kamu bisa menemukan orang yang menanyakan harimu, ingin tahu segala hal tentangmu. Aku berharap kamu menemukan orang yang bersemangat mendengar kebahagiaanmu, pencapaianmu, hal yang membuat dirimu sendiri bangga.
Aku tak ingin kamu menderita lagi. Aku berharap kamu bisa menemukan orang yang selalu menunggu kabarmu. Seseorang yang akan cemas jika melihatmu sedih. Seseorang yang menganggap kamu punya senyuman paling manis di kolong langit. Aku berharap kamu bisa menemukan orang yang bisa membuatmu tertawa saat sedih. Seseorang yang rela membagi mie goreng yang ia buat. Karena memang layak dicintai dan dibahagiakan.
Aku berharap kelak, seseorang akan bilang padamu, jika kamu punya mata yang demikian indah. Aku harap orang itu tahu jika matamu seperti gelap langit malam, membuat siapapun merasa ngantuk, dan menyadari bahwa pelukanmu memberikan kedamaian. Aku berharap orang itu akan menyadari betapa berharganya waktu bersamamu, mendengar suaramu, dan dicintai olehmu.
Aku berharap kelak, seseorang akan bilang padamu, jika tatapan matamu serupa selimut tebal yang membalut tubuhmu ketika hujan tiba, dengan kehangatan yang melenakan. Aku berharap siapapun yang akan bersamamu menyadari, bahwa matamu adalah keteduhan, seperti doa-doa khusyuk para pendosa, yang memberikan kepastian bahwa mungkin hidup yang brengsek ini, masih layak dijalani
2 notes · View notes
aryansnugraha · 3 years ago
Text
Memelihara harapan itu seperti upaya berjalan di seutas tali. Kita berusaha keras memelihara keseimbangan. Ke kiri dan ke kanan. Menjaga agar berat badan tidak membuatmu bergoyang terlalu keras. Kita akan jatuh, bangkit lagi, terus begitu sampai selesai di tujuan.
Tapi kadang ada beberapa harapan yang tidak perlu kita upayakan. Hal-hal yang aku tahu akan gagal. Aku tetap mencobanya, tetap memeliharanya, karena aku tahu jika menyerah segera, akan membuatku lebih menderita. Kegagalan demi kegagalan saat mencoba setidaknya membuatku kebas. Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi situasi seperti ini. Aku tahu km juga pasti begitu.
Terkadang jauh di dalam rasa sakit yang aku rasakan, ketika aku mencoba melukai diri sendiri, aku membayangkan diri sebagai makhluk yang tidak berarti. Bagaimana dunia akan tetap ada, bahkan setelah aku pergi. 
Setahun yang lalu aku tidak memiliki pikiran apapun tentang cinta atau kebahagiaan. Bahakan aku tidak memiliki perasaan emosional untuk merasakan apapun. Segala sesuatu tentang hidup hanya menyedihkan seperti itu.
Tapi kamu membantu menavigasi perasaanku. Kamu mengerti traumaku. Dan di atas segalanya, kamu mencintaiku untuk semua kesalahan yang aku lakukan di masa lalu. Jadi aku pikir, terlepas dari rasa sakit yang aku alami, mungkin beberapa hubungan dimaksudkan untuk berakhir dan tidak apa-apa untuk melanjutkan. Terima kasih karena tidak mengejek traumaku, ketakutanku, dan kegelisahanku.
Terimakasih karena telah membuatku memiliki kehidupan baru. Dimana kamu membuat aku percaya bahwa aku memiliki harapan. Setiap hari aku bangun dan mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa aku layak untuk hidup dan bahwa aku adalah orang yang baik. Bagaimana cara kamu memperlakukanku, itulah cinta. Terkadang aku merasa bahwa aku mungkin berharga, bahkan mungkin aku pantas mendapatkannya
Aku minta maaf atas kesalahan yang telah aku buat. Itu salah dan aku seharusnya tidak memulai hubungan ketika aku belum siap untuk kehilangan. Aku telah membuat banyak pilihan buruk dalam hidup. 
Aku tahu aku telah membuat beberapa kesalahan besar di masa lalu. Aku berjuang sangat keras untuk menjadi orang yang lebih baik dan tidak mengulangi perilaku tersebut. 
Dan jika suatu saat kita tidak pernah bertemu lagi. Aku harap kamu lebih bahagia. Suatu hari kamu akan melihat kembali waktu yang kita habiskan bersama, sebagai kekasih, teman. Aku harap kamu akan mengingat aku sebagai seseorang yang mencintai kamu sebaik mungkin.
"Even if it wasn’t always what you needed or wanted. I’d like to think you will remember me fondly, as somebody you could’ve spent your whole life with. If only the timing had been right. If only the situations was right"
Dan bahkan jika suatu saat nanti kita tidak pernah berbicara lagi. Aku ingin kamu memaafkan kesalahanku. kekuranganku.  That I’m a human being. And willing to change myself. One day you’ll look back on me, and see me as a better person.
Aku ingin kamu percaya bahwa setiap orang yang pernah datang ke dalam hidup kita adalah karena suatu alasan. Tapi itu juga berarti percaya bahwa setiap kali seseorang pergi, itu untuk pelajaran yang sama pentingnya. Aku hanya berharap bahwa beberapa perpisahan tidak terlalu menyakitkan.
Aku rasa bagian dari menyayangimu adalah melihatmu bahagia. Perihal siapa yang membuatmu bahagia itu tak lagi jadi soal. Terimakasih telah mengajarkanku mencinta. Hidup hanya sedang mengajarkanmu bagaimana caranya memilih, sebagaimana hidup sedang mengajarkanku caranya mengikhlas.
0 notes
aryansnugraha · 3 years ago
Text
Fragmen Setelah Pertemuan
F apakah kamu pernah jatuh cinta? Rasanya itu seperti tanah kering yang mengalami kemarau panjang, lalu tiba-tiba datang segerombolan awan gelap yang menjanjikan batalion air untuk merangsek ke bumi. Jatuh cinta adalah perjanjian damai antara perih dan kebahagian. Mungkin, tapi bukankah kita terlalu sering jatuh cinta, sehingga tanah yang dulunya kering kini menjadi becek dan serangkaian awan gelap hanya menjadi kutuk seru manusia yang membenci basah? Apakah kau merasakannya?
Oh ya, Apakah kondisi keshatanmu sudah membaik? Dan apakah kau tersenyum hari ini? Dan bagaimana hari-harimu? Apakah kau isi dengan semangat menggebu untuk jadi yang terbaik? Apapun itu kuharap segala macam yang baik dan barokah menempel erat padamu. Semacam doa tapi bukan basa-basi, aku sudah terlalu banyak basa-basi sehingga seringkali aku susah membedakan mana yang tulus dan mana yang bulus.
Entahlah, tiba-tiba aku ingin berbagi. Berbagi tentang bagaimana rasanya jatuh cinta serta segala sontoloyo-nya, segala tindakan kampungannya dan segala sikap kekanak-kanakannya. Ya selama jatuh cinta bukan dosa dan jatuh cinta tidak dilarang negara. Aku yakin sebenarnya kita semua adalah seorang pecinta, yang mungkin telah berpengalaman, sehingga terlalu sibuk melupakan kisah jatuh cinta lama untuk mulai segala sontoloyo baru dengan kisah jatuh cinta yang baru. Ya, manusia cenderung gegar sejarah terhadap hal-hal yang membuat mereka bersedih.
Tentu kamu tahu dengan siapa aku jatuh cinta, karena kita mungkin sudah terlalu banyak berbagi tentang kisah-kisah, tentang cerita-cerita dan segala tetek bengek mengenai perasaan yang terlalu menye-menye untuk dibagi kepada dunia. Karena dunia, seperti yang kamu dan aku pahami. Adalah dunia yang memuja segala macam materalisme, yang mengecam rasa sentimentil, yang mengecam perasaan sendu tentang segala macam harmoni. Kamu tentu tahu, jika seorang pria berkisah tentang awan, musim semi dan hujan dengan cara indah. Maka tanpa ragu-ragu dunia dengan segala macam norma, konsensus dan taik kucingnya akan memberi stempel besar pemimpi lembek pada pria semacam itu. Dan kita sudah terlalu lama menyerah pada rasa keras hati dan melupakan cita rasa kelembutan.
Tapi seperti yang aku bilang tadi, aku mau bercerita tentang jatuh cinta tentu saja. Bukan tentang langit sore Jember yang menjadi kelabu seperti kuas pelukis yang gagal menaati kehendak warna cerah. Bukan, bukan itu. Aku mau bercerita tentang rasanya jatuh cinta pada kesekian kalinya dalam hidupku yang berantakan -mendekati kesia-siaan ini.
Sekarang, saat ini, aku menemukan cara jatuh cinta yang tepat, tentang bagaimana memperlakukan perasaan yang sedang tumbuh untuk dapat bertanggung jawab. Karena, seperti yang kamu tahu, terkadang jatuh cinta adalah penistaan terhadap suatu kehormatan perempuan. Dan dalam banyak kasus, jatuh cinta adalah awal dari kehancuran cinta-cinta yang lainnya. Kau pasti sudah banyak tahu, tentang seorang pria keparat menempatkan jatuh cinta seonggok lebih baik daripada nafsu. Nah untuk itu aku mau berkisah tentang perasaan jatuh cintaku. Tentang bagaimana memperlakukan rasa jatuh cinta itu. Ya karena, sebagai manusia adalah naif menanyakan suatu hal yang tak pernah terjadi, tapi buatku meyakini hal yang telah dialami orang lain adalah sebuah pembelajaran.
Aku ingin mengutip sedikit kata-kata Gie. Ya, yang aku maksud adalah Gie aktivis keparat etnis tionghoa yang cerdas itu, dia adalah prototipe pria romantis idaman yang hendak kutiru. Gie  berucap ‘Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan.’ Itulah resep Gie dalam menjaga perasaan jatuh cinta agar dapat adil dan tidak melukai. Adalah dapat mencintai dengan iba hati dan merasai kedukaan. Adakah kita yang mungkin terlalu santun mengakui bahwa jatuh cinta adalah sikap tengik yang tidak bertanggung jawab? Bukan, bukan bermaksud menggurui, karena jatuh cinta pada setiap manusia adalah kisah yang berbeda.
Siapalah manusia yang mampu mengalami jatuh cinta pada dua orang tanpa memiliki sikap berat sebelah? Atau adil dalam membagi rasa? Bukankah Rasul kita pun mengakui kefanaanya dengan memilih melabuhkan cinta yang terlalu pada salah satu istrinya? kadang aku berpikir jatuh cinta adalah merayakan kepura-puraan yang seolah baik, tulus, bening dan suci. Padahal jatuh cinta tak lebih dari seonggok taik kucing dengan kemasan yang gegap gempita.
Jatuh cinta adalah perjuangan, tentu kau tau, harus tahu. Karena dengan tahu manusia akan belajar untuk memahami. Mereka yang gagal memahami adalah mereka yang tidak tahu. Untuk itu aku menulis ini. Karena seperti halnya layar kapal yang melaut, kita hanya perlu tahu kemana arah angin bergerak untuk dapat sampai ketujuan. Dan bukankah tujuan jatuh cinta adalah menunjukan rasa dan berharap mampu berbagi kebahagiaan dengan orang lain? Jatuh cinta bukan sekedar ijab sepakat kepemilikan yang mereka bilang pacaran. Bukan, bukan tentang itu. Hal ini jauh daripada itu. Jatuh cinta adalah proses menuju kebijaksanaan, yang mungkin dilalui dengan terluka dan air mata.
Apalah arti seorang manusia yang tidak pernah mengalami kegagalan, duka, airmata, kesedihan, dan penindasan dalam hidupnya? Kukira ia orang yang gagal, karena segala macam kegagalan, duka, airmata, kesedihan, dan penindasan yang kubilang tadi karena ya, tentu saja, sering kali disebabkan oleh manusia lain. Dan bukankah kisah manusia adalah kisah tentang kekalahan? Jatuh cinta pun tak luput dari skenario paling purba ini.
Aku hanya mau berbagi tentang proses Jatuh Cinta. Karena seringkali kita melupakan proses, dimana semua mata, telinga dan perhatian berpaku pada hasil. Tentu saja, manusia adalah manusia. Selamanya demikian. Hasil akhir adalah tolak ukur, dan peduli setan dengan proses. Karena proses hanya dinikmati, dialami dan dirasakan oleh si empunya hidup dan bukan orang lain. Termasuk jatuh cinta. Bukankah jatuh cinta itu seringkali yang ditunggu adalah tentang ‘berhasilkah si fulan mendapatkan si nona?’ atau semacam ‘akhirnya si fulan berantakan setelah ditolak si nona’. Kukira hal ini karena pengaruh sinetron dan film-film picisan. Karena siapapun yang menikmati sinetron tidak peduli pada proses akting, lakon, cerita atau bahkan estetika. Mereka hanya peduli ending cerita indah dari tokoh utama yang kerap kali disiksa tanpa logika. Mereka sekedar penonton.
Lalu dimana kedewasaan itu, Jika semua adalah tentang hasil akhir? Bukankah jatuh cinta adalah tentang menikmati perasaan. Tentang malu-malu yang lugu, tentang kesenangan sederhana, tentang meresapi hal-hal konyol, dan menautkan segala rindu pada bayang-bayang. Jatuh cinta itu personal, entahlah mengapa kemudian kebanyakan orang yang sedang jatuh cinta terlalu mengumbar perasaan dengan cara yang bodoh. Aku misalnya, adalah contoh orang bodoh itu. Harusnya aku paham, jatuh cinta ialah tentang kerahasiaan yang paling rahasia dari kesenyapan. Dengan pelan-pelan menikmati debar-debar jawaban atas perasaan yang meluber. Bukankah itu suatu hal yang indah? jatuh cinta itu.
Perasaan itulah yang entah bagaimana caranya tiba-tiba tak patuh lagi pada kehendak otakku. Ia subversif, kurang ajar dan melawan dengan jalan klandestin. Perasaan jatuh cinta itu mengarak segala macam nalar dan logikaku keluar jalan. Menipunya lalu membenamkan segala macam rasa malu dalam-dalam ditengah belantara hutan yang angker dan jarang disinggahi. Jatuh cinta itu pun kurang ajar, bukankah ia seringkali menyaru pada rupa-rupa orang? Warna-warna tembok, jalanan becek berlubang, bau amis ikan, cucian kotor dan anak jalanan yang mengasong diperempatan jalan. Jatuh cinta itu yang membuatku seperti dikencingi mahluk fasis yang tidak mau tahu dengan orang lain. Jatuh cinta ini, yang diam-diam merengut kesadaranku dan merobek pelan kendali diriku. Dalam jatuh cinta, aku kehilangan kendali diri.
Karena seperti halnya hidup, jatuh cinta adalah seringkali adalah proses kompromi diri terhadap keadaan baru. Didalamnya ada berbagai macam statuta yang berkelindan antara kepentingan satu dan yang lainnya. Bertubrukan begitu rupa dan melemahkan hal-hal yang lainnya. Itulah jatuh cinta, tapi entahlah? Bukankah kisah hidup manusia tidak berakhir hanya pada proses jatuh cinta semata. Lebih dari itu, kisah hidup manusia seringkali berisi tentang pergolakan antara yang tebal dan yang tipis, yang wangi dan yang busuk, yang keras dan yang lembut, yang radikal dan konservatif. Mungkin semuanya berkisar tentang perbedaan-perbedaan yang berulang ulang.
Kamu masih menyimak? Kuharap kau tidak tertidur di tengah tulisan ini, karena aku sendiri tahu, aku seringkali melantur pada hal-hal yang mungkin tidak penting. Seperti mendung kelabu yang menelan habis kepongahan warna. Seperti keharibaan mendung yang adil dalam kusam suasana. Segala macam desis umpatan kata kebun binatang pada mendung yang terlalu pekat. Segala macam remeh temeh tak penting yang membuat tulisan ini menjadi terlalu panjang dan dimengerti. Tapi kuharap kau mengerti, karena aku yakin, kamu adalah salah seorang yang sedikit bisa memahami isi batok kepalaku yang tak lebih besar dari kacang kedelai.
Ah soal jatuh cinta itu, atau hampir semua jatuh cinta yang kualami. Selalu berakhir dengan kekalahan, mungkin benar kata Chairil Anwar, ‘hidup hanya menunda kekalahan’. Tetapi mengapa kekalahanku selalu dalam jatuh cinta? Sempat kupikir demikian, tapi tak lama. Setiap orang punya kekalahannya masing-masing. Mustinya aku bersyukur karena kekalahanku adalah tentang jatuh cinta dan bukan yang lain. Sebab dalam sejarah hidupku yang tak begitu lama ini, aku melihat banyak sekali kekalahan yang lain. Mereka yang dikalahkan tuhan, mereka yang dikalahkan kedengkian, mereka yang dikalahkan dendam, mereka yang dikalahkan sekolah, mereka yang dikalahkan pemerintah, mereka yang dikalahkan kata-kata atau yang paling menggelikan mereka yang dikalahkan televisi. Sekali lagi Chairil benar, kupikir dalam kekalahan ‘ada yang tetap tidak terucapkan, sebelum pada akhirnya kita menyerah’.
Saat aku menulis ini, langit sedang sibuk bergemuruh, sesekali angin mulai ribut menggoda langit untuk sekalian menurunkan hujan. Sementara diseberang rumah barisan tanaman padi bersikukuh untuk berbaris rapi menantikan hujan. Entahlah apa yang mereka pikirkan, tetapi jika Rasululah benar, mereka sedang bertasbih. Kepada yang Maha Esa atas segala kesempatan hidup. selintas dengan segera aku punya pertanyaan, ‘apakah jatuh cinta itu milik manusia saja?’ Bagaimana dengan Batu? Tanah? Langit? Awan? Hujan? Semut? Kodok? Ular? Dan sederet panjang tak terhingga benda mati dan hidup lainnya? Adakah mereka jatuh cinta? Mungkinkah mereka jatuh cinta pada sesamanya? Atau berlainan jenis? Mungkin saja langit jatuh cinta pada bulan, sementara bumi jatuh cinta pada matahari? Bukankah cocok, jika bumi tak jatuh cinta pada matahari, mengapa ia dengan tulus selama jutaan tahun begerak mengikuti poros yang ada? Lalu jika langit tak jatuh cinta pada bulan, mengapa ia membiarkan bulan bergantung mesra pada tiap malamnya?
Jika demikian, kupikir segala hal dijagat raya ini merupakan semacam pertunjukan atas jatuh cinta. Dan segalanya bukan tentang hasil, tetapi tentang proses dimana jatuh cinta tersebut menghasilkan harmoni. Sungguh, kupikir ini harus dikabarkan, pada dunia, pada semesta. Bahwa jatuh cinta bukan sekedar memiliki, tetapi tentang menunjukan perasaan, lalu jika beruntung kau bisa berbagi dengan orang yang kau cintai. Namun hidup bukan dongeng, dan kisah manusia seringkali adalah komedi satir yang jarang menuai tawa.
3 notes · View notes
aryansnugraha · 5 years ago
Text
Saya senang membaca dan menulis puisi tapi entah kenapa saya tidak pernah bisa menulis puisi yang bagus. Ketimbang menulis puisi mungkin saya lebih pandai menggambar pegunungan beserta sawahnya seperti yang dilakukan anak-anak sekolah dasar. Mungkin ini alasan kenapa cita-cita saya sebagai penulis tak pernah tercapai. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menjadi pembaca saja, saya senang membaca puisi-puisi yang sentimentil sebagaimana saya tidak pernah bisa menulis puisi yang menggambarkan kegembiraan. Pernah sesekali saya melakukannya karena dipesan seorang kawan untuk diberikan kepada wanita–nya tetapi ketika saya menulis puisi tentang kebahagiaan saya merasa puisi saya tidak hidup, ia mati.
Saya cukup banyak membaca buku-buku puisi, oleh sebab itu saya ingin berbagi beberapa puisi yang pernah saya baca. Mungkin saya akan rajin mempostingnya sesuai tema dan penulis favorit saya. Berikut adalah puisi karya Aan Mansyur dan terjemahannya.
Saat menulis puisi ini, Aan Mansyur terinspirasi oleh lagu Luther Vandross.
Dance with My Father – Luther Vandross
Back when I was a child Before life removed all the innocence My father would lift me high And dance with my mother and me and then
Spin me around till I fell asleep Then up the stairs he would carry me And I knew for sure I was loved
If I could get another chance Another walk, another dance with him I’d play a song that would never, ever end How I’d love, love, love to dance with my father again
Ooh, ooh
When I and my mother would disagree To get my way I would run from her to him He’d make me laugh just to comfort me, yeah, yeah Then finally make me do just what my mama said
Later that night when I was asleep He left a dollar under my sheet Never dreamed that he Would be gone from me
If I could steal one final glance One final step, one final dance with him I’d play a song that would never, ever end ‘Cause I’d love, love, love to dance with my father again
Sometimes I’d listen outside her door And I’d hear her, mama cryin’ for him I pray for her even more than me I pray for her even more than me
I know I’m prayin’ for much too much But could You send back the only man she loved I know You don’t do it usually But Lord, she’s dyin’ to dance with my father again Every night I fall asleep And this is all I ever dream
Mencatat Ibu buat Ayah
1.
jika dia dengar buah-buah mangga di belakang rumah berjatuhan. dia selalu bertanya kepada engkau
“apakah mereka sudah matang atau tak betah bertahan di dahan?”
tapi tubuhmu sudah bertahun-tahun memilih diam dalam selembar foto, tubuhmu yang tak punya bayangan. sebab tubuhmu yang hidup pergi menjelajah tempat-tempat tanpa alamat.
tetapi dia tetap tersenyum dan yakin engkau semakin jauh masuk ke dalam jiwanya yang dipenuhi mata air.
dia tabah seperti perigi.
2.
dia akhirnya membeli telepon genggam meskipun tidak tahu berapa nomormu
dari balik kamar selalu aku dengar dia meminta kepadamu dengan bibir gemetar
“suamiku, dekatkan sedikit bibirmu ke telepon. lebih dekat. lebih dekat…”
3.
aku pikir di bulan-bulan ini hujan semata air yang bergerak vertikal ke bawah dan ke atas bergantian
mengubah halaman dan jalan-jalan menjadi laut yang compang-camping tidak ada pelayaran mampu sampai
tetapi dia tidak pernah berpaling dari keyakinannya tentang hujan: cahaya basah, matanya dan matamu yang berair. matamu yang di hulu matanya yang di hilir.
4.
setiap pagi dia selalu membangunkan aku dan menceritakan mimpinya yang sama
lautan ditumbuhi bintang-bintang dan engkau datang mengajaknya memancing ikan berdua di langit yang baru dan lapang.
5.
sebelum berangkat tidur aku selalu menatap matanya, bertanya tanpa berucap.
dan dia tahu jawaban untuk pertanyaan yang berulang-ulang aku lontarkan itu
“setia adalah pekerjaan yang baik, nak! berangkatlah…”
6.
aku menemaninya ke pantai dia berbaring di pasir seperti kerang yang terdampar. tubuhnya terbuka dan angin mencium sebiji mutiara dari dadanya yang berkilau-kilau.
katanya engkau seorang penyelam mampu bertahan di palung-palung dalam
itulah kenapa dia selalu datang ke pantai menunggu kapan engkau datang menghirup bekal menyelami hidup dari jantungnya
7.
dia memasak selalu dengan rambut wangi yang tersisir dan terikat rapi dia selalu ingat suatu malam sebulan sebelum aku lahir, engkau tumpahkan sayur dan kemarahan karena menemukan sehelai rambut terselip di daun kemangi.
dia menyajikan makanan mengenakan senyum dan pakaian berbunga-bunga. setiap hari. seolah engkau akan datang membawa dirimu yang kelaparan.
dia berdoa lalu makan pelan sambil bicara soal cuaca dan sesekali melirik ke televisi. dia selalu mengkhawatirkan kesehatan dan keselamatanmu.
8.
dia suka duduk di muka cermin membunuh wajah sendiri dengan nafas yang basah kemudian menghapusnya dengan tangan, menggantinya dengan wajah yang lebih cantik.
aku sering berdiri di belakangnya sehingga dia menemukan wajahku di hadapannya sedih dan berair
dia akan berbalik, tersenyum dan berkata: menangis adalah upaya untuk tertawa lebih lepas. sudah, menangislah!
9.
dia melingkari setiap angka di kalender seperti mengikat mereka agar tak tanggal dan di akhir tahun dia menghitungnya sebagai kekayaan. begitu caranya dia mengajari aku menabung.
tunggulah, katanya, akan tiba waktunya buat dicairkan dan kita berpesta sekeluarga.
10.
dia terus bernyanyi untuk menidurkan mata dan nadinya—dan di dalam mimpi aku menyaksikan malaikat-malaikat riang terbang dan hinggap dari nada ke nada.
aku selalu tidur mengenakan senyum karena mengetahui dia selalu jatuh cinta kepada engkau.
11.
di senja saat mendengar kabar engkau mati sepasang matanya tak berkobar bagai neraka sebab mata, katanya, surga bagi kesedihan
sementara kesedihan adalah kebahagiaan yang lembut dan lembab
ibu selalu meletakkan engkau di surga itu, ayah!
April 2010
On Mom for Dad
1.
when she heard the mangoes on the backyard are falling she always asked you
“are they ripe or they no longer wish to keep hanging?”
but your body has been, for many years, remained silent in a photograph, a body with no blood. for your living body has gone, walked to unknown towns.
but she kept smiling and was convinced the further you go the deeper you get into her soul’s filled with spring.
she is patient as a well.
2.
she finally bought a cell phone though she doesn’t have your number
behind the wall i always heard she asked you to talk with trembling lips
“my husband, bring your lips to the phone. closer. closer … ”
3.
i think in these months the rain only grains of water that move up and down.
turn the yard and streets to a ragged sea. no voyage is able to arrive.
but she never turned her belief about the rain: wet light, her watery eyes and yours. your eyes at upstream, hers at downstream.
4.
every morning she always woke me up and told her same old dream
the stars grow in the sea and you come take her fishing at the bright wide sky.
5.
before going to bed i always looked at her eyes, asking without words.
and she knows the answer to the question i keep on repeating
“waiting is a noble job, son. so, now leave…“
6.
we went to the beach. she lied on the sand like a stranded clam and the wind kissed a grain of pearl from her sparkling chest.
she said you are a diver who survived the abyss
that’s why she always came to the beach waiting for you to breathe in life from her heart.
7.
she always cooks with her fragrant hair, neatly combed and tied. she always remembers one night, a month before i was born, you spill the cook and anger for finding a string of hair got lost in a bowl of basil leaves.
she serves food wearing smile and flowery clothes. every day. as if you’ll come and hungry.
she prays and eat quietly as she spoke about the weather and glanced at the television. she always worries about your health and whereabout.
8.
she likes to sit in front of the mirror killing her own face with a wet breath then remove it by her own hand, replace it with a prettier face.
i often stand behind her so that she found my face in front of her, sad and watery.
she will turn around, smiled and said: crying is an effort to laugh harder. go on, cry!
9.
she circled each number on the calendar, bind them so as not to loose and by the end of the year she counted as treasure. that’s how she taught me to save.
be patient, she says, there would be a time to withdrawn and have a party for the whole family.
10.
she kept singing lullabies to her eyes and pulse, and in my dream i saw angels cheerfully flew and perched from tone to tone.
i always sleep wearing smile knowing that she was always in love to thee.
11.
at dusk when she heard the news of your death, pair of her eyes weren’t burning like hell. eyes, she said, is a heaven for grief
while the grief is a soft and moist joy
mother always put you in her heaven, dear father
0 notes
aryansnugraha · 5 years ago
Text
Hidup Ini Brengsek, Dan Aku dipaksa Menikmatinya
Aku hanya rima di runcing lidah
setiap kata prahara belaka
jiwa bebas suatu wilayah gelap
sedang raga serupa wujud remuk
Sedih dan bahagia tak punya beda
ingin rasanya kukaramkan seluruh nelangsa
menyelipkan getir dalam sajak juga doa
Kali ini aku sudah sangat terlunta
berhasil bertahan dengan insomnia,
pil penenang dan seberkas asa
Kesedihan suka menyusuri kerumitan
tak bisa berakhir bak kutukan
Bahkan dalam sajak panjang di mana kau tak dikenang
hari ini aku ingin pulang, hilang dalam kelam
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
AFEKSI
Aku begitu pustus asa untuk mendapatkan perhatian. Aku kehilangan bagian darimu seperti aku kehilangan rambutku, tanpa sadar dan dimana-mana. Kau jatuh cinta dengan kesendirianmu sementara aku membutuhkan cinta darimu. padahal mencintai, jatuh cinta dan jadi bodoh bersama-sama adalah kebahagiaan yang selayaknya dirasakan setiap orang.
Seperti hal-nya seks yang mengambil persetujuan dari dua orang. Jika satu orang hanya terbaring tak melakukan apapun. Karena mereka belum siap atau tidak dalam perasaan yang baik atau sama sekali tidak menginginkannya sementara yang lain menikmati berhubungan seks dengan tubuh mereka, itu bukanlah cinta, itu adalah pemerkosaan.
Aku tahu pembicaraan kecil itu adalah satu-satunya cara bagiku untuk mengatakan bahwa aku mencintaimu dan aku membutuhkannya juga darimu. Karena itulah satu-satunya cara yang aku tahu bagaimana cara memberi tahumu.
Aku tidak menyalahkanmu karena tidak tahu bagaimana agar tetap bersikap lembut ketika bersamaku. Kau hanya perlu menjalin hubungan dengan diri sendiri sebelum dengan orang lain.
1 note · View note
aryansnugraha · 6 years ago
Text
TENGGELAM KELAM
Kau terikat oleh temaram tak bisa bebas untuk aku genggam hanya membias di gelap malam terlahir kau mencari arah dan terlahir aku dalam kolam darah
Dadaku memerdu lagu terdengar sendu dalam kalbu biarkan menari seluruh aku hingga terlupa luka seluruh tubuh
Antara kita, aku mati dan kau datang tidak berpaut tidak satu pun pintu terbuka hanya tergelatak di depan teras rumah kau masih indah, aku hilang bentuk terbujur kaku tinggal rangka
Biar susah sungguh aku masih menyebut namamu harum rambutmu mengalun bergelut mengingat kau penuh seluruh
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
RINTIK MENGALUN
Hujan memandu manusia agar mencandu mengiringi dengan rintik-nya yang merdu di tengah alunan suaranya kau menari dengan penuh tawa dan aku berdansa di dalamnya
Setiap gerak kita mempunyai arti menggelombang dalam dada darah serta rasa tidak ingin malam berlalu pamit kau terjerat bersamaku dalam waktu yang lama menikmati setiap kemesraan dengan secangkir kopi
Dinikmati saat malam dengan hujan membasahi Menghangatkan setiap percakapan antara kau dan aku.
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
KHAYALAN
Kamu seperti wanita dalam buku yang aku baca selalu terbayang di kepala tapi tak pernah nyata di dunia
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
ANGIN
Bagaimana mungkin kau berkata bahwa kaulah hujan. sedang hujan menghidupi seisi bumi, mengalirkan air ke tempat-tempat yang jauh.
Kau hanya angin yang menggiring awan-awan mendung berarak pertanda hujan Kau angin selalu saja mengembara ke langit dan laut, Sedang aku setia di sini menjadi batu, hingga terkikis waktu
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
PULANG
Aku tertawa dalam sepi abadi termenung merintih meratapi perih tanpa jiwa, terasa hampa seperti di kucilkan oleh keramaian
Hati ini malang, hati ini sendu takluk oleh gemuruh rindu hari ini aku akan pulang, hilang dalam kelam
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
Aku Dicumbu Sendu
Selalu ada rasa dingin di hati yg jauh dari cinta membuatku tenggelam bersama nestapa hingga akhirnya lupa cara berbagi rasa
Terkurung dalam ruang pekat ilusi tenggelam dan masih bernafas menangisi keabadian hanyut dalam kesunyian sampai nanti, sampai mati
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
SATU
Kau hanya satu takkan hilang dan tenggelam diantara hitam dan putih kehidupan Kau tetap satu hingga pisau yang menghujamku menjadi abu Kau masih satu hanya tercipta pada satu kata di awal kalimat ini di awal kalimat yang kau baca
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
Mengenang Kenangan Dalam Genangan
Aku masih ingat pertemuan selepas hujan di hari itu aku akan mengenangnya sambil menyusuri kota dengan pakaian lembab oleh cuaca juga perasaan-perasaan yang tak bisa nyata
Ingatanku akan terjaga sepanjang malam menyimpan, mungkin membuang bagian-bagian tertentu dari hidup yang dihancurleburkan waktu
dan selepas hujan di hari itu semua yang tiba bukan yang kita tunggu semua yang kita tunggu remuk di kaki waktu
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
GIGIL
Dengan rona merah yang sempurna basah
daun mimosa menguncup malu
di antara tenang yang basah ini
di batas tentram dan sepi begini
puisi hanya sisa gigil di kelopak pagi
dingin yang sebentar menghembur lalu pergi
0 notes
aryansnugraha · 6 years ago
Text
Menertawakan Waktu
Lihatlah langit malam di kotaku terbahak-bahak menertawakan tentang waktu yang hampir mati Bercerita tentang jatuh cinta lalu patah hati mengenalkan perih yang buatku mengerti ada kasih yang tak semerta-merta berarti
Di langit kita bertemu Sementara angkasa berisi kemungkinan tanpa batas. Sebab bahagia, sayang ialah sebuah kepulangan
0 notes