Text
28 Mei 2023
1/ Seharusnya adegan bahagia adalah kita yg sedang merayakan hari ini. Aku membawakanmu kue ala kadarnya lengkap dengan lilin angka 24 dan kau yang sudah menarik nafas dalam-dalam tak sabar meniupnya yg kemudian kita sadar bahwa lilin belum sempat aku nyalakan dan tdk ada korek api di sana; tentu saja kau tahu, selain tak merokok aku juga seorang pelupa. Lalu kau mnegusulkan meniup jarak saja, aku mengiyakan, lalu kita tertawa lagi akhirnya. Bahagia sekali bukan; aku yg pelupa dan kau yang selalu pintar menerima.
Selamat bertambah usia, Han. Aku lebih suka menyebutnya begitu, karena setiap tahun pada tanggal ini kau tidak akan mengulang, kau akan bertemu hal-hal baru yang gila. Maka jadilah semakin kuat, Sayang. Karena bahagia adalah urusan kita berdua, yang kuperlu darimu adalah tetap kuat; dengan aku, menghadapai apapun itu.
Semoga tercapai semua harap dan cita-citamu. Meskipun lupa kunyalakan lilin, setiap doa dan harap baikmu selalu kuamin.
2/ Seharusnya adegan bahagia adalah kita yg sedang merayakan hari ini. Aku membawakanmu kue ala kadarnya lengkap dengan lilin angka 24 dan kau yang sudah menarik nafas dalam-dalam tak sabar meniupnya yg kemudian kita sadar, bahwa kita telah sampai sejauh ini bersama-sama jugalah adegan bahagia lainnya. Bahwa aku bisa menjadi bagian dari hari-harimu adalah adegan yg tidak kalah membahagiakannya. Banyak hal-hal yg pada akhirnya adalah adegan bahagia. Semoga kita selalu menjadi yg mudah menerima, ya? ;)
Mungkin ini akan jdi paragraf terakhir. Kukira tulisan ini akan menjadi sangat panjang seperti ketika kupikirkan kau tiap hari, dan trnyata tidak, maaf. Tpi memikirkanmu selalu saja menyenangkan. Baiklah, sekali lagi selamat berusia tiga windu, untuk engkau yang selalu kurindu.
5 notes
·
View notes
Text
esa
bagaimana aku berpaling, setiap arah adalah wajahmu.
bagaimana aku menjauh, setiap langkah menuju padamu.
bagamana aku membenci, setiap perasaan yang lembut dan kasar yang terang dan samar telah jatuh, mencintaimu.
–Mu
inna shalaatiy wa nusukiy wa mahyaaya wa mamaatiy lillahi, rabbi ‘l aalamiyn
7 notes
·
View notes
Text
Talkin' to The Moon
Kau sedang dalam perjalanan panjang ketika orang-orang menangis, jangan menoleh ke belakang, kau tak benar-benar meninggalkan mereka, kau hanya pergi lebih jauh dari jarak yang tak tertempuh.
Sebentar lagi kereta yang kau tumpangi akan berhenti di stasiun terakhir, sayup-sayup terdengar suara petugas kereta mengucapkan pesan yang terdengar seperti rapal mantra.
"Sa’iki siro manggon ing panggonan sing ora mbok kenal, mulo yen ono Malaikat Alloh loro takon marang siro, ojo nganti siro wedi lan ndredeg....."
#asfallasrain
8 notes
·
View notes
Photo

.
Sejatuh Hujan ☔
. Kau berlari di bawah hujan, aku diam saja di sini Dan setelah tatapan tak sengaja itu, Kita sama sama jatuh . : Kau jatuh pada hatiku, Aku jatuh hati padamu. , . (difoto diam diam oleh: @arifmaulanahrp) As #fall as #rain (at Kampus STAN Bintaro Sektor 5)
6 notes
·
View notes
Text
Matinya Seorang Penyair
Di antara iklan-iklan dan berita korupsi di koran Minggu pagi,
seorang penyair berkunjung
pada sebuah kolom puisi yang sepi sebab
ditinggalkan sendirian di pojok halaman,
"apa yang kau cari, penyair?"
adakah yang berucap tanpa bahasa?
Satu bait tandas,
namun kegelisahannya belum juga tuntas
Kepalanya tiba-tiba dipenuhi bayangan
akan kekasih yang bahkan tak pernah ia temukan
"apa yang kau cari, penyair?"
Darimana kata-kata sunyi yang lebih
nyaring dari segala bunyi?
Setengah puisi telah ia habisi,
namun baris-baris yang ia baca
tak lebih dari sekadar rapal doa
tanpa semoga ataupun amiin;
hampa dan dingin
"apa yang sebenarnya kau cari, penyair?!"
Siapa berbicara hampa suara?
Engkau? Atau keresahanku?
"Aku sedekat nadi, tapi kau cari di luar diri"
Di ujung puisi,
penyair sekarat
Dengan rindu yang sembilu,
ia temui kekasih dalam tubuhnya sendiri
Kullu nafsin dzaiqotul maut...
5 notes
·
View notes
Text
Salam Kenal, Untukmu yang Mau Tahu
Perkenalkan; aku adalah ketakutanmu yang tidak akan pernah kau rayakan dalam rangka apapun. Aku juga tidak berharap kau mencatatku pada tanggal tertentu dalam kalender, karena jika memang saatnya, sudah pasti aku akan menemuimu lebih dulu sebelum kau sempat meminta lebih banyak waktu. Kau pernah meneriakkan namaku, seolah aku adalah jalan keluar atas segala masalah paling berat dan paling sesat yang sedang kau hadapi. Tapi sayangnya, benang kusut itu masih harus kau urai sendiri, alih-alih dipotong untuk menghilangkan keruwetannya.
Kau juga pernah menghampiriku; dengan sebilah pisau dapur atau segulung tambang. Sekali lagi, sayang sekali, kau belum mengenalku dengan baik hingga membuatku enggan untuk sekedar menghampirimu. Kiranya kau malah mengundang begitu banyak tetangga dan orang lewat untuk berkerumun dan berbisik-bisik nyinyir, saat serombongan petugas keamanan dan kesehatan membopong tubuhmu masuk dalam ambulans.
Kau masih harus mengenaliku lebih baik lagi. Karena aku bukan sosok yang bisa kau anggap sebagai teman atau dengan mudahnya kau ajak bertengkar. Coba pikirkan, apa kau sudah cukup istimewa sampai berani datang ke hadapanku tanpa punya bekal apa-apa untuk dibawa?
Aku akan datang tanpa kau minta, tanpa perlu kau tahu, tanpa kau tanya apa sebabnya, bahkan tanpa kau beri alamat gedung dan lantai berapa tepatnya.
Sekali lagi, kalau sudah cukup masa, apa kiranya kau siap sedia?
48 notes
·
View notes
Text
Sebuah Pilihan
Jika aku diberi pilihan tentang kehidupan
aku ingin mengulang waktu disaat sebuah balon adalah genggaman yang paling erat yang pernah kugenggam
atau mendengar cerita dongeng malam tentang kerajaan khayalan paling menakjubkan
bermain kejaran bersama mereka sampai petang
bersembunyi di semak-semak lalu tertawa terbahak-bahak
Daripada
menjadi dewasa yang diharuskan memahami kerasnya kehidupan
lalu merasakan ha-hal yang sesekali menyesakkan
Jika benar aku harus memilih
aku ingin kembali menjadi seorang gadis kecil yang hanya tau
bagaimana menyanyikan lagu balonku
11 notes
·
View notes
Text
Kisah Patah Hati
mana yang lebih menyedihkan imsak yang selalu mengejar sahur atau buka yang selalu menunggu magrib?
Jein, 2017
oleh: @jeinoktaviany
113 notes
·
View notes
Text
Suatu hari, Nay, seseorang yang bukan aku akan menemuimu dengan tidak sengaja. Dan tersebab matamu yang bersitatap dengannya sekejap, tidurnya tak lagi lelap.
7 notes
·
View notes
Text
ketika hujan turun
Ketika hujan turun Aku selalu membayangkan jika
Aku adalah kopimu Menjagamu tetap hangat Dari hujan yang kedinginan
Aku adalah payungmu Untuk menjaga tubuhmu Tetap kering
Aku adalah pelangi Menjaga harimu tetap berwarna Dan terhindar dari kejenuhan-kejenuhan
Aku menjadi petrikor Menjagamu tetap tenang–dengan aroma Membuatmu selalu ingin menyaksikan hujan bertandang
Ketika hujan turun Aku selalu membayangkan diriku Menjadi apaapa yang telah kutulis Di dalam puisi ini.
~ngk. 2017
11 notes
·
View notes
Text
resonansi
saat membaca sajak-sajak yang pernah kutulis, berkali-kali kutemui seorang perempuan yang mirip denganmu di dalamnya
satu waktu, ia menyanyikan sebuah lagu untukku. swaranya yang mirip kicau merpati beresonansi
--menggetarkan semua yang ada dalam dada;
menjatuhkan segalanya
8 notes
·
View notes
Text
Kau takkan pulang hari ini
Aku tau kau takkan pulang hari ini. Setiap sesapan kopi menemani malamku sendiri, dan ricuh acara tv yang kian hari nampak bosan kupandangi. Kau tau ? Tanganku begitu erat menggenggam rindu, bibir manisku begitu hebat menyanyikan lagu untukmu. Lagu untukmu kekasih, dimalam hari sabtu.
4 notes
·
View notes
Text
BEBERAPA FRAGMEN DARI SEBUAH TAYANGAN IKLAN ROKOK
1
rentang dasar jurang dan ngarai memang sejauh nasib mujur pun yang menggelincirkan bukan terjal pijak yang diinjak namun segala kenangan yang jatuh menggelinding
kau dan aku kubayangkan merayap menuju ke atas sana dan jemari tangan kita saling erat menggenggam sambil bibir ini melantunkan zikir-zikir tebing
2
di antara letup peluru dan bau mesiu, apakah kita; pemburu yang membidik tanda tanya nanti, atau jejak kaki yang kehilangan tapaknya sendiri?
apakah nasib adalah kelindan dar-der-dor di selip semak yang memeluk setiap jengkal ketakutan mengendap-endap menyembunyikan diri dari mata Izrail?
3
siapa lebih sombong; hujan yang rintik-rintik, deru mesin Harley-Davidson, lampu merah di depan sana, pertanyaan ini atau yang berusaha menjawabnya?
4
nasib memang seperti bola; bisa ditendang, dilempar, ditangkap namun tak bisa ditebak ke mana arahnya
dan setiap kenangan, seperti trofi kemenangan atau kilap medali juara 1, 2, 3 atau berita kekalahan pada suatu halaman tabloid olahraga yang dipigura di dinding dada
5
merokok membunuhmu kenangan tentangnya sama saja
2017
31 notes
·
View notes
Text
Percayalah, berapa jarak pun kau pergi pasti akan kutempuh, Nay. Tapi hidup memilihkan kita dipisah restu bapakmu :(
4 notes
·
View notes
Text
Mencintai Hujan
Setiap hujan menyimpan isaknya sendiri, dan kita yang terlalu acuh tak pernah tahu berapa rintik yang rela jatuh demi menggenapi keresahan seseorang hingga pada bilangan tertentu hujan akan mengajari kita memutar kenangan bernama rindu dari sangsi-sangsi masa lalu
Sesekali hujan juga jatuh sekadar untuk membasuh keringat pada wajah-wajah kurang beruntung yang saban hari mematung di sela-sela jalanan ramai oleh orang-orang yang acapkali abai
Sedang di jalan-jalan yang dilewati tapak kaki petani hujan; ialah air mata anak manusia yang membawa nasib sepanjang sungai-sungai dan hilir jauh, ialah pecah tangis bayi yang menumbuhkan batang-batang padi dan asa petani, ialah basah yang selalu ingin menukar sedih bocah-bocah sekolah dengan main kejaran di pematang sawah, maka setiap hujan menyimpan isaknya sendiri
dan kita masih saja tak tahu diri
6 notes
·
View notes
Quote
Dan saat dipersimpangan jalan, dibawah daun daun yang basah, ranting ranting yang mulai menggigil. Kita berdiri. Aku masih ingat ; bahwa kita selalu suka hujan, selebat apapun
(via ftmhadnan)
9 notes
·
View notes