Follow me on instagram @ashimadzorif. Tanya apa saja, Kalau bisa dijawab bakal dijawab
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Maksiat yang kita kerjakan hari ini menjadi noda yang menempel selamaya. Hanya terhapus dengan rintihan taubat yang kau lakukan berulang kali.
Perulangan taubat terasa kita bermain main pada ampunan Tuhan. Namun yakin lah bahwa DIA lebih menyukai pendosa yang bertaubat, daripada orang alim yang sombong
53 notes
·
View notes
Text
Prinsip itu jangan berdasarkan pengalaman. Tp berdasarkan keyakinan.
50 notes
·
View notes
Text
“Mbah Moen guru saya itu agak jengkel klo masjid ga ada menara” kata Gus Baha, “dulu ya saya bingung, kok harus ada menara kenapa. Ternyata supaya orang-orang tau klo disitu ada masjid. Sekarang bayangkan saja, orang-orang tau tempat maksiat karena ada tandanya, sedangkan orang ga tau klo ada masjid karena ga ada tandanya”
“Kemaksiatan diketahui karena disebarluaskan, masa kebaikan malah disembunyikan” begitu penegasan dari beliau lagi.
Gus Baha, termasuk orang yang menyembunyikan diri, tapi dari bab Ilmu, beliau tidak mau menyembunyikan hal itu. Justru bagi beliau itu adalah musibah. Bahkan sekecil ilmu yang kita punya, kita harus mengumumkan hal itu.
Kekhasan beliau adalah guyon, maka beliau menyampaikan dengan guyon, “bahkan klo cuma pernah baca Fathul Qorib sampe bab Sholat, sampaikan saja ‘saya Ahli Fathul Qorib tapi cuma sampe bab Sholat’ itu kan sama kaya orang pasang tanda sebagai bidan, dokter umum, ahli gigi”
Pointnya adalah supaya orang lain tau, tentang kebaikan yang seharusnya tidak boleh disembunyikan. Juga semangat untuk terus belajar, agar ada kebaikan yang bisa diberikan, seperti kata pepatah Arab, “tidak akan bisa memberi orang yang tidak punya”
Alhamdulillah, sekarang setidaknya, ada kenyamanan dalam hati soal bab ini, setidaknya ada ‘sanad’ melu-melu ulama untuk tidak menyembunyikan ilmu.
Gak ada salahnya ikut-ikut ulama, ikut gaya berpakaian, ikut prinsipnya, semoga jadi jalan kemuliaan, karena mengikuti orang yang mulia, daripada ikutan orang-orang yang tidak jelas
105 notes
·
View notes
Text
Jangan merasa kita akan bertemu kembali dengan ramadhan. Karena para sahabat yang amalnya lebih maksimal dari kita selalu menangis ketika ramadhan hendak pergi. Yuk maksimalin seminggu terakhir
20 notes
·
View notes
Text
Banyak ayah yang mengharapkan anak se salih ismail. Namun tidak mempersiapkan dirinya se salih ibrahim.
105 notes
·
View notes
Text
Kita hadir bukan untuk menyindir
Tetapi untuk memperingatkan diri sendiri yang pandir
Yang sering merasa berilmu padahal faqir
Sering berbagi ilmu namun terkait harta kita masih kikir
Sering kita menghukumi yang dhohir
Padahal beberapa fakta tertutup tabir
Kita berjalan mengikuti takdir
Hingga semua di perhitungkan di hari akhir
30 notes
·
View notes
Text
Memahami
Adanya sosmed semakin banyak orang telan mentah berita, kajian, parenting, info kesehatan, atau opini-opini yang dibuat konten kreator. Banyak yang kemudian menjadikannya sebagai acuan, prinsip, dll. Belajar bisa dari banyak hal, bukan hanya dari satu hal. Mungkin benar secara tekstual, tapi kenyataan di lapangan kadang cuma jadi teori yang abstrak. Ketika ada kesalahan atau kenyataan yang tidak sesuai, jadinya sangat mudah menyalahkan orang lain. Padahal mungkin kita yang berkacamata kuda. Soal kajian misalnya, kalo kita melihat di medsos, kita mungkin hanya mendengarkan atau memilih apa yang mau didengarkan. Sedangkan ketika kita ngaji dengan guru maka tidak akan seperti itu.
Pahami kondisimu dan kondisi sekitar. Kita tidak bisa terus memikirkan hal yang tidak bisa kita lakukan atau hal yang sulit untuk diubah. Apa yang kita baca, kita dengar, kita lihat belum tentu sama dengan apa yang kita rasakan. Cobalah merubah pikiran bahwa yang terpenting adalah tujuannya, jika rencana tidak berjalan dengan baik dan kondisinya tidak ideal, kita bisa adaptasi bahkan improvisasi.
59 notes
·
View notes
Text
Jangan salahkan jalan yang terjal. Karena merubahnya butuh tenaga yang besar. Kita bisa mengganti kendaraan kita atau turun berjalan untuk menggapai tujuan kita
13 notes
·
View notes
Text
Kita hidup itu memandang kedepan. Bukan memandang keatas yang lebih nyaman. Lebih baik memandang kebawah untuk bersyukur. Karena hidup yang kita jalani hari ini adalah Mimpi orang lain di sebrang sana
9 notes
·
View notes
Text
Saat kata tak lagi terucap untuk mengungkap cinta. Maka berdoalah dan meminta padaNYA. Karena mereka yang berdoa tak akan pernah terlupa oleh Tuhanya
20 notes
·
View notes
Text
Yang berjuang belum tentu menang. Yang menyerah belum tentu kalah. Dan yang biasa saja belum tentu orang biasa. Yakin lah bahwa proses itu yang menjadi nilai mu. Hasil hanya hadiah dari Tuhan.
Maka jangan pernah meremehkan proses. Apalagi proses kita di dunia. Allah akan menilai proses kita menuju surganya. Tp surga bukanlah yang bisa kita pastikan hasilnya dengan proses kita. Maka berproses lah yang baik. Hingga Allah rido dan mau memberikan kita surgaNya
168 notes
·
View notes
Text
SUDUT PANDANG ORANG BERIMAN
Semua tentang pemaknaan.
Kalau kita punya tujuan dan harapan, ketika melakukan sesuatu pasti lebih ada semangatnya, lebih ada powernya.
Kenikmatan dunia itu sifatnya sementara. Seperti saat kita menikmati hidangan berbuka puasa, sekali makan enak sekali rasanya, kalau sudah piring kedua, piring ketiga? Rasanya sudah beda.
Saat kita tidak punya uang, akan dikiaskan oleh setan, "punya banyak uang enak yaa, bisa beli apa aja", "jadi orang kaya enak yaa bisa ngapain aja", "naik mobil enak yaa ga keujanan", " Dia si enak, anaknya orang kaya, bisa sekolah di mana aja", "orang tuanya punya kedudukan, kesempatan dia berkarir lebih mudah". Terus aja terus gitu, dikiaskan kalau yang lebih itu pasti ya lebih enak, juga lebih nyaman.
Nasi padang seharga 13.000 kalau kita makan disaat pengen banget dan emang kemampuannya cuma segitu ya pasti enak banget. Tapi, kalau kemampuan kita udh di level sekali makan 50.000, maka makan menu yang sama harga 13.000 udah beda kenikmatannya.
Jadi, apakah kebahagiaan tergantung nilai yg diukur secara materi? Itu bisa jadi benar, tapi tidak selalu.
Sekali lagi, harta, kedudukan, profesi, tingkat pendidikan, privilege, itu semua tidak menjadi jaminan mutlak kebahagiaan seseorang.
Ingat, hal-hal diatas adalah hal-hal yang relatif. Karena bergantung siapa dan apa pembandingnya. Dan membandingkan diri dengan yang relatif itu capek, asli! Buang-Buang tenaga.
Bisa jadi, kesulitan yang kita hadapi itu bagian dari cara indah Allah, kesempatan dari Allah untuk kita memperbagus amalan kita.
Orang beriman kalau diberi kesempitan dalam bentuk apapun, akan terasa lapang menjalaninya. Kenapa? Karena pemaknaannya.
Dia maknai betul-betul setiap ujian hidupnya adalah lumbung pahala. Pasti bisa menjadi kebaikan. Bisa menjadi jalan surga, karena ia senantiasa bersyukur.
Maka, kuncinya gimana supaya tenang menjalani ujian, agar bisa bahagia?
Ingatlah Allah dengan sabar dan sholat. Senantiasa berdzikir kepada Allah. Dan turunan diri berdzikir salah satunya dengan sholat.
Istimewanya kita sebagai umat nabi Muhammad SAW itu, asal sholat kita benar, sholat kita khusyuk, dikabulkanlah semua keinginan kita. Ingat, Allah tidak pernah tidur, Allah selalu ada untukmu.
Usahakan sholat dengan khusyuk. Susah memang iya. Kenapa susah? Mungkin karena dua hal, sholatmu masih membawa dunia, atau kedua sholat sekadar sholat, tapi tidak dimaknai esensinya, tidak paham apa yang dibaca, yang penting gugur kewajibannya. Astaghfirullah.
Belajar lagi yoookk!
134 notes
·
View notes
Text
Begitu banyak tuhan dalam hati manusia. Karena banyak yang bersandar pada selain Nya
10 notes
·
View notes
Text
Jangan melihat sukur dengan ukuran orang lain. Bahkan masih hidup saja seharusnya kita bersyukur. Karena kita masih diberikan kesempatan bertaubat dan beramal lebih banyak. Berapa banyak ruh yang ingin di hidupkan kembali hanya untuk bertaubat dan beramal.
“Alhamdulillah” begitu kita berucap sebagai bentuk kesyukuran atas segala karunia dan nikmat yang ada.
Namun, mari kita perdalam bentuk syukur itu, bukan hanya untuk diri sendiri, dan bukan hanya di lisan saja. Bagaimana caranya?
Saat kita dikelilingi oleh orang-orang baik; guru-guru kita, orang tua kita, teman-teman kita, salah satu bentuk syukur itu adalah menghormatinya, merawatnya, dan menjalin silaturahmi, dan bukankah kita diajarkan untuk merawat hubungan dengan manusia juga?
Saat kita dapatkan kebaikan, salah satu bentuk syukur itu adalah ingin orang lain juga mendapatkan kebaikan, sebagaimana kita mendapatkan, dan bukankah itu termasuk ciri orang beriman?
Saat kita mempunyai ilmu, salah satu bentuk syukur itu adalah ingin orang lain juga mempunyai ilmu, sebagaimana kita mempunyai, dan bukankah kita diminta menjadi orang yang bermanfaat?
Saat kita ‘dipercaya’ jadi orang keren, salah satu bentuk syukur itu adalah ingin orang lain juga menjadi keren, sebagaimana kita yang ‘dipercaya’, dan bukankah itu akan membuat kekerenan kita lebih berdampak daripada sekadar branding semata?
Mari, terus belajar bersyukur, dari ucapan hamdalah di lisan kita sampai kita buktikan dalam perbuatan. Memang sederhana, kadang tidak terlihat, bahkan mungkin terlupakan, tapi bermakna
86 notes
·
View notes
Text
Sekarang kolom ask dibuka terus aja. Karna banyak yang tanya kenapa dimatiin hehehe.
Yah walau pun kaalau dibuka nanti jawabnya nggak langsung ya 😁
3 notes
·
View notes
Text
Yang kau perjuangkan belum tentu berhasil. Tapi nilai sebuah perjuangan tak akan pernah hilang. Kita bertumbuh bukan dari hasil yang kita perjuangkan. Namun kita bertumbuh karena kita pernah berjuang.
87 notes
·
View notes