Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kembali.
Dan hujan yang telah hilang kembali turun Tidak untuk memberi luka maupun cinta. Hujan hanya singgah untuk sekedar menyapa. . . . . . Lama ya kita tidak jumpa...... sept.2017
0 notes
Text
Lagi-lagi Biru
saat aku begitu mencintai hujan
sampai aku harus menunggunya kembali hingga musim berikutnya.
dan saat aku begitu membenci hujan
sampai saat dia kembali bahkan aku tidak ingin menemuinya.
karena yang ku cinta saat ini hanya biru seorang . . . .
31juli2017
1 note
·
View note
Text
Ini Belum Juni
Aku bukanlah hujan di bulan juni
Yang sebegitu tabah, bijak, dan arif
Untuk tetap menyimpan rindunya diserap akar pohon bunga itu
Aku hanya tidak sabar hingga mei
Aku berteriak egois
“Aku terbawa suasana ”
Dan pohon bunga itu pun layu
Lalu mati . . . .
Dibanjiri Hujan
Juni, 2017
0 notes
Text
Ini Biru Yang Sebentar
“Aku sepertinya mengenalmu”
“kamu Biru yang itu kan ?”
“iya, aku Biru ”
Hari ini adalah hari jum’at akhir dari semua aktifitas selama seminggu. Dan karena ini hari jum’at tentunya jalan di Jakarta sangat tidak bersahabat, dan sialnya di hari jum’at itu harus aku harus menemui seseorang. Entah bisa dibilang sial atau malah ini hari yang sangat aku tunggu selama dua minggu belakang. Di mulai dari awal April di tahun ini tahun 2017, aku menjadi orang yang bisa dibilang bahagia. Karena setelah hampir tiga sampai empat tahun memiliki “crush” dan itu tidak berjalan dengan cukup baik, saat pertama melihat seorang lawan jenis yang menurutmu menarik dan saat itu juga kamu jatuh cinta padanya, lalu diam-diam kamu mengaguminya, sampai kamu bisa “jalan” dengan orang itu, dan akhirnya orang itu pergi ke suatu negri yang jauh “puufff.......”. Kamu pun sadar kamu harus melupakanya. Oiya saat ini aku telah move on tepat di awal april ini, tapi apakah bisa dibilang “move” kalau orang yang di tuju adalah orang yang pernah ada di masa lalumu juga?. Intinya saat itu aku bahagia, karena dapat merasakan perhatian lagi dari seseorang. Begitu mudah untuk bisa terbawa perasaan, entah memang mudah atau hanya akunya saja yang begitu membutuhkan. Karena memang hal yang paling mudah diterima adalah saat-saat hal itu dibutuhkan. Saat itu aku dibuat mabuk olehnya yang hanya mengirimi aku pesan tiap saat. Aku yang sedang lemah-lemahnya pun makin lemah dibuatnya. Dan hal yang paling membahayakan di kehidupanku pun timbul. Mungkin aku menyebutnya “Cinta” entah orang lain menyebut hal ini “Kebodohan”, “Kesemuan”, apalah itu. Setiap bergantinya hari hal itu semakin kuat dan kuat semakin mebuatku kuat. Hingga aku memberanikan diri untuk mengajak orang itu bertemu.
"Biru aku begitu kehilanganmu”
“Aku tidak Pernah kemana-mana”
“Tapi kamu selalu datang dan hilang secepat Hujan”
“.........”
Kembali kehari jum’at hari dimana aku menemuinya saat itu. Sebelumnya aku tidak tahu harus berbuat apa, ini bagaikan kencan pertama buatku. Aku mulai dengan baju terbaiku, yang itupun masih lusuh. Bahkan aku pun merasa aku menjadi orang yang sangat berbeda saat itu ��aku kacau”. Aku begitu khawatir sampai aku tidak tahu harus berbuat apa. Sampai waktunya tiba aku pun harus berkutat dengan jalan jakarta di hari jum’at. Aku bertemu di sebuah mall besar yang cukup sepi. Dan faktanya aku adalah orang yang alergi terhadap mall, karena aku merasa tidak pernah nyaman di dalam mall. Saat semua mata para orang menuduh dan mengadiliku....... Aku pun bertemu dengannya di dekat sebuah eskalator dan outlet teh bertema merah jambu. Dia begitu sempurna, dengan baju hijau dan sepatu Nike Air Max-nya. Aku akan mendreskripsikan sedikit tentang dia disini, dia adalah seorang gadis 21 tahun yang akan bertambah usia di november ini, dia memiliki wajah yang cantik terlebih manis dengan hiasan lesung senyum di pipi kirinya. Raut mukanya kadang tidak bersahabat dan hal itu juga yang dia khawatirkan “Muka aku jutek ya ?”. Dan yang pasti sangat sulit di tebak. Oiya dia menyapaku dari jauh begitu hangat, kami langsung menuju bioskop yang berada di lt3. Aku begitu kaku dan gagap ketika bicara dengannya tidak seperti teman lama yang di pertemukan kembali, tapi seperti orang yang baru kenal melalui tinder. Setelah membeli tiket keadaan mulai mencair kami banyak berbagi kisah dan cerita. Sebelum film di mulai pun dia sempat mengajak untuk makan sebelum pulang. Namun sayang, dia mendapati telpon dari mamanya untuk pulang lebih awal. Dan kami pun pulang, di perjalanan tidak banyak yang di bicarakan dan aku pun mengantarnya sampai depan gang rumahnya. Di hari itu aku sangat bahagia.....
(BackGroundMusic Sore – Bantal Keras)
“Aku Begitu membosankan ya ?”
“Aku tidak tahu hitam”
“Apa kamu Cuma singgah ?”
“Setidaknya ucapkan lah selamat tinggal”
“Atau biarkan aku tinggal lebih lama”
“Aku tidak tahu hitam”
Dan hari ini hari sabtu setelah hari yang indah kemarin aku memulai hari dengan sepenuh semangat yang tersisa dari hari kemarin. Aku mengiriminya pesan dengan berjuta ekspetasi. Dan aku pun kecewa dengan realitas yang ada. Dia berubah, tiba-tiba entah kenapa. Hari berganti semakin berjarak antara kami. Dan semakin hari aku pun semakin sadar aku bukan lah orang yang ia ingini. Aku hanya pelipur lara, setelah seminggu setelah kami bertemu. Aku melihat dia membagikan gambar di media sosialnya bersama pria lain. Saat itu aku menjadi sangat emosional, entah. Inikah cemburu ? tapi apa boleh aku cemburu ?. Aku merasa telah di perlakukan jahat tapi aku juga berfikir aku yang terlalu merasa. Jadi sampai hari ini aku menikmati perasaan-perasaan itu sendiri tanpa membagi kepadanya . . . .
“Selamat tinggal biru”
“........”
0 notes