Tumgik
aufaramahayum · 5 months
Text
Tumblr media
Pada akhirnya,
Aku memilih cinta yang sederhana
Sesederhana bagaimana kita bertemu
Sesederhana bagaimana kamu memperlakukanku dg rasa luar biasa
Dulu wanita idealis sepertiku ini, ingin segala sesuatunya sempurna
Laki laki yg sholih, tampan, kaya, dermawan, sayang keluarga dan punya segalanya
Hingga dari semua liku hidup, aku berhenti disebuah titik "pertemukan hamba dg yg Engkau pilihkan saja ya Allah"
Kemudian Allah memilihmu.
Justru sekarang aku tidak bisa membayangkan, bagaimana aku lalui seumur hidup ini jika bukan bersama denganmu.
Lelaki yg memilih diam ketika aku mengomel meski bukan kamu yg salah
Lelaki yg memilih mencuci ketika aku menyapu
Kamu yg memilih beli makanan ketika aku tidak ingin memasak
Kamu juga yg memilih memandikan anak dan aku yg menggantikan pakaiannya
Aku melipat baju, kamu menyetrika
Dan memijat kakiku setiap malam sampai aku tertidur
Kamu melakukan hal yg membuatku yakin bahwa ini adl rumah kita, bukan rumahku atau rumahmu saja.
Kamu adl hal yg paling ku syukuri hingga rasanya aku telah hidup bersamamu sejak dulu
Aku sedikit lupa, bahwa dulu aku pernah sendiri :))
Dear suamiku,
Terimakasih telah menjagaku dg sangat baik
Allah memilihmu untuk bersamaku, dan hal yg paling ku yakini dari dirimu bahwa hatimu dan seluruh dirimu adalah milik Allah.
Maka aku senantiasa meminta semoga Allah ridhoi dirimu untuk selalu tertaut denganku.
10 Rajab 1445 H
0 notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Jawaban akan kedatangan
Pada setiap kedatangan yang membutuhkan jawaban, aku ingin setiapnya melampaui batas rasa, semurni-murni catatan garis-Nya, tanpa suap sebab harap yang berlabuh lebih dulu
Kadang hati lebih suka menipu, memaksa berkata baik, padahal mungkin bukan yang terbaik, atau memaksa berkata buruk, padahal hanya karena bukan yg diinginkan
Maka pada setiap kedatangan,
Akan selalu ku serahkan pada sebaik-baik Pemberi jawaban
Agar syaitan-syaitan enggan mengiring setiap langkah ku, langkah yang kelak menjadi langkah kita
Juga untuk setiap pertanyaan
“Apa yang dicari lagi?”
“Apa yang ditunggu lagi?”
Sungguh mungkin tak ada,
Kadang keyakinanku bertambah besar,
Tapi ketakutan seringkali lebih menemani
Ataukah karena luka lama yang belum ingin berdamai dengan diri?
Maka sampai saat ini, belum ku temui, jawabannya.
29 ramadan 1441H
3 notes · View notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Selepas ramadhan
Akan banyak status media sosial bertebaran dg caption penuh harapan
‘Semoga dipertemukan dg ramadhan ditahun depan’
Tapi tak sedikit yg tak sempat bertemu bahkan menyambut
Karena takdir kematian lebih dulu menjemput
Teringat ada yang pergi beberapa jam sebelum 1 ramadhan
Dan ada pula yang hanya seperempat jalan.
Kita? Belum tahu..
Bulan ramadhan, syahrun mubarak
Bulan penuh berkah dan ampunan
Bulan yang terdapat satu malam yg lebih baik dari seribu bulan
Pun tanpa kita sadari,
Setiap bulan ini datang
bumi seperti memberi waktu panjang kita untuk lebih dekat dengan-Nya
Banyak waktu untuk dunia seperti diistirahatkan
Maha baik Allah tak hanya mengistimewakan bulan ramadhan
Tapi juga memberi kita kesempatan beramal sebanyak-banyak untuk-Nya
Jika ini memang ramadhan terakhir bagi kita,
Maka lapangkanlah dada yang sempit sebab amarah, maafkanlah semua yang pernah melukai
Tanggalkanlah setiap ego sebab terputusnya silaturahmi, ambil gawaimu dan sapalah mereka, meminta maaflah dan jalin seperti semula
Kuatkanlah hati jika hidup menuntutmu begitu keras,
Untuk semua trauma karena pedihnya masalalu,
Untuk orang orang tercinta yg mulai meninggalkanmu
Untuk banyak mimpi yang belum bisa kau capai
Bisa jadi keikhlasan memanglah jawaban dari setiap pertanyaan ‘mengapa takdirku begini’
Maafkanlah dirimu,
Hiduplah dengan hati yang baru
Hati hati yang penuh cinta
Hati hati yang bersiap menuju jannah-Nya
Jika ini memang yang terakhir,
Mari bersiaplah, semoga husnul khotimah.
Menuju 10 Ramadhan terakhir 1441 H
2 notes · View notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Tak apa menangis
Tak apa jika harus tersungkur
Tak apa terseret-seret
Bahkan tak mengapa berdarah-darah, jika hidup memaksamu begitu.
Asal kau tak memilih berhenti berjuang.
Allah memang tak menjanjikan setiap proses hidup adalah indah, tapi Dia pastikan bersama kesulitan ada kemudahan. Yakinlah, bahwa setiap pertanyaan ‘mengapa’ selalu kan kau temui pula jawabannya
Biarlah tangis dan perih itu menyatu padu melangitkan doa
Menengadah tangan lemahmu sembari menundukkan kepala
Kau bebas bermesra mesra dengan-Nya meluapkan segala yang terpendam
Karena tak sekalipun engkau luput dari penjagaan
Sampaikanlah,
Hingga titik nadirmu menjadi titik balik dalam hidup
Hingga pedih terdalam perlahan terurai dan kau mulai mampu tuk menerima
Maka tak apa merasa lelah, sungguh tak apa. Asal bertahanlah :)
1 note · View note
aufaramahayum · 4 years
Text
Wahai Asma, aku malu!
Adalah sayyidah Fatimah Az-Zahra, wanita paling mulia. Salah satu sosok yang sering dilupakan manusia saat ini kecuali namanya. Bahkan ada yang mengaku cinta, tapi tak tau bahwa Ia adalah putri manusia paling terpuji, Rasulullah SAW.
Betapa Nabi Muhammad SAW sangat dekat dan mencintai sayyidah Fatimah, bukan hanya karena putrinya, namun karena akhlaknya yang begitu mulia. Akhlak beliau adalah akhlak Rasulullah SAW, begitu semua sikap dan perilaku yang sangat mirip dengan Rasulullah SAW
Di dekat kepergian Rasulullah SAW, Rasulullah SAW mendekatkan kepala Sayyidah Fatimah seraya berbisik,
Betapa hancur hati Sayyidah Fatimah dan pecah dalam tangisnya mendengar apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah SAW mendekatkan kembali kepala Sayyidah Fatimah menyampaikan pesan kedua. Tangis itu seketika berubah menjadi kebahagiaan luar biasa.
“Wahai putriku, bagaimana bisa engkau tersenyum bahagia sedangkan engkau baru saja menangis? Apakah yang engkau bicarakan dengan Rasulullah SAW?”
“Wahai Ibu, Sayyidah Aisyah istri Rasulullah SAW, sesungguhnya aku menangis dalam bisikan pertama karena Rasulullah SAW akan segera meninggalkanku dan bertemu Allah SWT. namun aku kembali bahagia, sebab Rasulullah SAW menyampaikan bahwa akulah orang pertama dalam keluarga ini yang akan menyusulnya”
Maka selepas kepergian Rasulullah SAW, hidup Sayyidah Fatimah dipenuhi oleh penantian untuk bertemu dg Sang Ayah, tangis yang tak sekali terisak sebab rindu yang tak terbendung dan terus menunggu janji Rasulullah SAW untuk bertemu dengannya
Hingga dalam suatu hari penantian, Sayyidah Fatimah melihat orang-orang berbondong didepan rumahnya membawa jenazah untuk dikuburkan. Sayyidah Fatimah menangis histeris hingga Sayyidah Asma binti Umays - wanita yang menemani Sayyidah Fatimah dalam penantian bertemu Rasulullah SAW keluar rumah menemui Sayyidah Fatimah
“Wahai Putri Rasulullah SAW, mengapa engkau menangis?”
“Yaa Asma... sesungguhnya aku akan mati!”
“Lalu mengapa Putri Rasulullah SAW?”
“Wahai Asma, lihatlah mayat itu! Diangkat diatas pundak-pundak orang dan tubuhnya hanya ditutupi oleh kain. Aku malu yaa Asma! jika aku mati tubuhku diiangkat seperti itu, aku malu jika lekuk tubuhku terlihat!”
“Yaa Fatimah Putri Rasulullah SAW, sesungguhnya saat aku berada di Habasyah, orang-orang yang mati diangkat menggunakan kayu-kayu, sehingga tubuhnya dapat tertutupi”
“Baik Asma, aku berwasiat kepadamu. Ketika aku mati, buatkanlah aku kayu itu untuk mengangkat jenazahku dan kuburkanlah aku di malam hari agar tak banyak orang-orang yang melihat diriku”
Tangis sy penuh sesak membaca siroh ini, betapa tidak. Sayyidah Fatimah, pemimpin wanita Ahli Surga, wanita yang sangat mirip sifatnya dg Rasulullah SAW adalah wanita dengan sifat pemalu yang sangat tinggi. Bahkan di akhir hidup, ketika sudah terputus catatan amal manusia dan tak ada dosa bagi setiap yang mati terlihat tubuhnya, beliau menangis karena begitu malunya jika banyak mata yang melihat dirinya.
Maka benarlah jawaban Sayyidina Ali dalam majelis saat Rasulullah SAW menanyakan siapakah wanita yang paling mulia? “Wanita yang paling mulia adalah wanita yang tidak pernah melihat & dilihat laki-laki”
Ialah wanita yang merasa malu dan risih jika diperhatikan oleh mata laki-laki, dan tidak senang apalagi sampai membayangkan wajah laki-laki.
Bukankah Sayyidah Fatimah memang diperuntukan untuk menjadi suri tauladan bagi kita? Bukankah Ia wanita yang paling dekat dengan Rasulullah SAW tersebab akhlaknya?
Lalu bagaimana kita, yang mengaku mencintai Rasulullah SAW, tapi meneladani orang yang tak mencintai dan dicintai oleh Rasulullah SAW? Bagaimana mungkin menjadi pengikutnya, jika sifat kita, jika apa yang kita kenakan, jika setiap yang kita lakukan, jika yang kita idolakan, adalah setiap apa yang dibenci olehnya?
Bukankah kefuturan itu bergerak halus lalu tak sadar menghabiskan iman?
Begitulah definisi wanita mulia. Wanita yang paling tinggi malunya. Maka benarlah malu menjadi bagian dari iman. Menjadi pengingat kita semua wanita maupun laki-laki untuk terus berbenah menjaga diri.
Sebab penyelewengan adalah mata-mata yang tidak dijaga, bahkan saat sudah merasa paling menjaga, setan tak pernah kehabisan cara “mempercantik” kita untuk dinikmati setiap mata.
18 Ramadhan 1441 H
4 notes · View notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Akan ada kisah, dipadang Mahsyar.
Akan ada kisah, di padang Mahsyar. Matahari hanya sejengkal letaknya dari kepala. Manusia datang membawa amalnya. Bumi terbanjiri keringat-keringat manusia, ada manusia yg terendam keringatnya sepanjang mata kaki, ada pula yang terendam sepanjang lututnya, sepanjang pinganggnya, pun ada yang sungguh-sungguh tersiksa terendam oleh keringatnya sendiri. Semua hanya bergantung pada apa yang dilakukan selama hidupnya.
Akan ada kelompok yang tak kuat menahan lelahnya, hingga seraya memohon-mohon dikeluarkan dari padang mahsyar biarpun harus ke neraka. Padahal neraka lebih pedih siksanya.
Begitu dahsyatnya padang mahsyar, menjadi mukadimah bagi orang orang yang tak beriman.
Lalu akan ada sekelompok yang lain, yang dipanggil oleh Allah (yang semoga kita termasuk didalamnya).
Allah menyeru “dimana hamba-hamba Ku yang didunia tak menyimpan dendam dan dengki? Dimana hamba-hambaKu yang hidup dengan cinta tanpa benci dan tidak menanam kebencian?” “Kami ya Allah!” hanya hamba-hamba yang hidupnya seperti ahli cinta yang mampu mendengarnya, mereka berkumpul bersama kelompoknya.
Seketika itu, Allah memberinya perlindungan yang tidak ada perlindungan kecuali dari-Nya. Hilang sudah semua hawa panas bagi hamba hamba yang diseru. Diarahkan ke telaga Nabi, yang tidak akan haus selama-lamanya bagi setiap umat Nabi yang meminumnya.
Lalu diperintahkan rombongan itu menuju surga, melewati padang Mahsyar dengan begitu cepat, digambarkan hanya berjarak antara waktu dzuhur dan ashar, padahal bagi pendosa, membutuhkan puluhan ribu tahun lamanya untuk mampu sampai ke surga.
.
.
Kalau telah begitu kisahnya, maka masihkah kita menuntut orang orang yang berbuat salah, menyakiti, dan memfitnah kita?
Bukankah Rasulullah SAW selalu menangisi kita untuk masuk surga? Lantas mengapa kita umatnya, mendoakan keburukan satu sama lain? Mengapa neraka begitu senang kita cari-cari?
Maka sampaikan pada diri sendiri, “Mulai detik ini, jika ada yang menyakitiku, mencaciku, aku akan maafkan. Agar tak tertinggal diriku dari rombongan kemuliaan di padang Mahsyar”
.
.
(Menulis kembali salah 1 dari 3 cara membersihkan hati-Buya Yahya)
Tumblr media
2 notes · View notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Akhi, engkau merdeka
Akhi, ragamu merdeka walau dibalik terali besi
jiwamu merdeka meski dibelenggu
Jika pada Allah engkau berpegang selalu
Maka makar musuh takkan bisa memusnahkanmu
Akhi, telah jemukah engkau berjuang?
Membuang jauh senjatamu berperang
Lalu siapa lagi yang kan obati luka pasukan?
Dan panji-panji itu siapa lagi yang kan kibarkan?
Akhi, hari ini aku kan menjelma palu besi yang keras
Dengannya akan kulantakkan batu gunung yang menjulang keatas
Esok, aku akan menghapusnya dengan pukulan penghabisan
Segala kepala-kepala ular itu, hingga hancur berkepingan
Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air mata
Maka diatas tulangku yang hancur luluh
Nyalakanlah suluh api kebangkitan
Dan bergeraklah menuju gerbang kejayaan umat
Sesungguhnya kematianku adalah sebentuk perjalanan
Bertemu kekasih yang sedang merinduiku
Bahkan taman-tamanNya bahagia menerimaku
Dan burung-burung berterbangan riang menyambutku
Maka bahagialah aku berada disana
Akhi, aku takkan pernah jemu dari berjuang
Dan takkan pula kucampakkan senjataku
Bila aku mati, maka aku syahid
Dan engkau akan terus maju dengan gemilang
Aku akan menuntut pamrih, tapi pamrihku untuk Rabb dan Dien
Dan akan terus melangkah diatas jalanku dengan sepenuh yakin
Sampai datang kemenangan dan kemuliaan
Atau kembali kepada Rabbku di negeri yang kekal
* Syair Terakhir Sayyid Quthb Rahimahullah sebelum menghadapi tiang gantungan.
4 notes · View notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Memori perjalanan terbaik •
Apa yang Allah amanahkan padamu, tak akan pernah menjadi amanah orang lain, pun sebaliknya.
Pergantian wali kelas saat itu, mengingatkan kembali bahwa tiap tiap hamba hanyalah berhak berencana, tak layak sedikitpun menjadi penentu takdir.
Rancangan kelas versi terbaik pun sirna. sedih mulanya, sudah bertaaruf sedemikian rupa, tapi Allah pilihkan untuk menjadi wali kelas yang lain. Kelas yg belum pernah ku temui, dan disini perjalanan dimulai.
Sepuluh mipa satu, begitulah sebutan kelasnya
Pertama kali menjadi seorang guru
Tidak ada bekal apapun selain ingin mencoba
Tapi Allah ternyata tak ingin aku sekedar coba-coba
Allah balas langsung dengan menjadi sosok orangtua untuk 27 anak remaja, dimasa peralihan SMP menuju SMA, masa terlabil di periode kehidupan manusia
“Ah pasti sulit, apa bisa, apa mereka mau menerima, mereka suka ngga ya....” dan segala macam pertanyaan dalam hati saat menuju kelas mereka,
Tapi keraguan itu perlahan menghilang, saat senyum merekah yang ditujukan untukku
“YaAllah.. jaga mereka” doaku kala itu.
Mereka yang lucu dan baik hati,
Setahun akan segera berlalu, menandakan segera berakhir pula kebersamaan dengannya.
Bersebab jarak, biarlah surat ini tertulis sbg pengungkap segala rasa.
......
Tumblr media
Dear sepuluh mipa satu,
Masih tergambar jelas diingatan ustadzah pertama kali kita berkumpul, dan makanan terbaik yang kalian berikan adalah masalah. Tentu kalian masih ingat itu kan? Permasalahan dengan salah satu ustadz, yang membuat ustadzah pusing tuju keliling, pusing dengan masalahnya, dan lebih pusing karena ustadzah juga takut dengan ustad nya.
Tapi karena masalah itu, ustadzah kalian buat takjub dengan perubahan kalian, dengan hal-hal detail yang kalian perbaiki. Dan dari perbaikan kalian, ustadzah selalu meyakini dan mendoakan kalian bahwa kelak kalian akan menjadi solusi bagi setiap permasalahan umat.
Perjalanan dengan kalian, yang awalnya terpikirkan begitu lama, ternyata terasa begitu singkat.
Menjadi guru bukan hal yang tak melelahkan, tapi rasa lelah itu selalu terbayar lunas ketika mendengar sapaan kalian, ketika tangan ini kalian raih dan kalian salimi, ketika mendengar kabar baik kalian, bahkan sekedar melihat kalian bergamis dan menutup aurat, masyaaAllah. Kebahagiaan ustadzah melihat kalian selalu menjadi lebih baik.
Masih ingat surat yang kalian tulis? Tentang ketakutan ketakutan dan harapan kalian? Nak, Selama kita masih ada dibumi, selama itu juga kita masih punya harapan. Ustadzah baca semuanya satu persatu, dan ga sedikit yg membuat mata ini sembab. Seperti tulisan awal ini, Allah ngga pernah salah memilih amanah, kita yang kadang lupa bahwa kita mampu, padahal yang menciptakan kita percaya bahwa kita bisa melaluinya. Izinkan ustadzah selalu mengamini harapan-harapan itu, dan memohonkan kekuatan untuk tiap beban yang kalian pikul.
Tangan ustadzah selalu terbuka untuk merangkul kalian, telinga ustadzah masih terbuka untuk mendengar keluh kesah kalian, jangan ragu jika ingin datang :)
Ustadzah bangga sekali dengan kalian, dengan semangat belajar kalian, keaktifan kalian selama setahun ini, jangan lunturkan semangat itu ditahun selanjutnya ya, jangan pernah berubah, kecuali menjadi lebih baik.
Banyak tugas tugas yang diharuskan tepat waktu tapi dengan hasil yg tidak boleh seadanya. terdengar berat. Tapi bukankah kita sudah sama sama berhasil melaluinya?
Maka kedepan, tugas bukanlah lagi sebuah masalah, masalahnya pada maksiat yg kita lalukan. Maksiat itu yang membuat semuanya menjadi begitu berat.
Sudahi permasalahan itu, mari kita segera selesai dengan diri kita sendiri.
Shalihah, mungkin kalian bosan dengan kata kata ustadzah “cari ridho guru”, tapi percayalah nak, salah satu ridho itu yang insyaaAllah mampu mengetuk pintu langit untuk menerima doa doa kita.
Selamat menyambut kelas yang baru, entah siapa yg lulus duluan kelak, ustadzah atau kalian, ataukah jadwal kematian lebih dulu memenangkan, semua hanya perihal waktu, yang harus kita pastikan adalah lulus dengan akhir yang baik, husnul khatimah.
semoga di surga kelak Allah tunjuk kita dengan gelar, “penerus bunda Khadijah, penerus bunda Aisyah, penerus ummu salamah, dan penerus yang lain, ibu orang-orang mukmin”
Allah,
Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya.❤️
Aamiin Yaa Mujibassailin
........
Pengalaman adalah guru terbaik, dan menjadi guru bagiku adalah pengalaman terbaik. Mentarbiyah diriku sendiri, adalah ikhtiar yang ku usahakan yang semoga tertarbiyah pula sejak saat ini dia yang belum ada dan kelak akan lahir ke dunia
Ditulis untuk X MIPA 1 beberapa jam sebelum 1 ramadhan. Marhaban ya Syahru Ramadhan :’)
1 note · View note
aufaramahayum · 4 years
Text
Memori perjalanan (1)
Lagi lagi aku, remaja wanita tanpa ambisi dan cita-cita
Kegagalan yang biasa ku hadapi dan terima, bukannya membentur lalu membentukku, justru memaksa alam bawah sadarku untuk berhenti berharap penuh, yaa.. dasarnya aku memang selalu bersahabat dengan keputus asaan
Teringat kala itu, aku mulai bangkit dan merancang sebuah mimpi, mimpi yang ternyata ku perjuangkan dengan begitu penuh. Mimpi seorang gadis cilik 12 tahun, memakai kacamata. Mimpi terburuk bagi seluruh umat manusia justru menjadi satu satunya mimpi yang aku perjuangkan dg begitu besar
Dengan laptop acer hitam tebal terbitan tahun 2006, keyboard penuh stiker berwarna pink yang masih ada dan sama hingga saat ini, selalu ku nyalakan mulai pulang sekolah hingga jam 11 malam
Berminggu-minggu aku lakukan untuk menonton film, mendengar lagu, menulis puisi, atau sekedar melihat foto foto yang sudah berpuluh-puluh kali ku lihat.
Hingga suatu hari, dikelas penuh karpet hijau dan kursi lipat (kursi kebanggaan generasi 90-an akhir), AC yang dingin, berhias televisi mati dan terdapat satu buah lemari besar yang dibelakangnya penuh ukiran nama cinta
Aku mulai mendapat titik terang dari sebuah usaha
“Yess. Buram!!” Sontakku sambil mengepal tangan seperti atletik sejati, atau seperi mahasiswa yang sedang aksi? Ah iya, tapi aku masih sangat asing mendengar kata mahasiswa. Jelas rasanya seperti aku menang bertanding catur melawan guruku. Bahagia. Bangga.
Semangatku untuk pulang bertambah, dengan jalan cepat menuju mobil carry biru dongker didepan gerbang sekolah, “hai om Edi” sapaku. Iya itu adalah jemputan ku dan beberapa anak anak yang searah dengan rumahku, angkot favorit kami. Selain murah, disini kami bebas menyetel lagu apapun dan bernyanyi lepas, macam tempat karaoke.
Aku turun sembari berpamitan kepada Om Edi dan teman-temanku, kubuka pintu rumah dan segera meraih ibuku untuk mencium tangannya. Ini adalah bagian yang paling ku suka dari rutinitas sekolah yang diajarkan sejak ku kecil. Salim sebelum dan setelah pulang sekolah.
“Buk, tadi belajar disekolah tapi ga terlihat jelas tulisannya” dengan raut memelas aku sampaikan sambil menarik2 tangannya sbg kode meminta pergi ke toko kacamata
......
Aku duduk dibelakang jok megapro biru, dibonceng seorang laki laki berkacamata hitam, berkaos biru dan bercelana jeans favoritnya. Bapak. Kami menuju toko optik milik teman Bapak. Entah mengapa, aku selalu merasa menjadi seorang putri raja ketika dibonceng Bapak kemana-mana, terlebih ketika berpapasan dengan teman ku dijalan, dengan bangga aku teriak memanggil namanya sambil melambaikan tangan “hei ini Bapakku!”
Sesampainya disana, aku sangat terkesima melihat kilauan kacamata dengan frame berwarna warni, sudut mataku tanpa sengaja melihat sebuah kacamata kotak kecil dengan frame berwarna putih, “aku harus pakai yang itu!”
“Minus 0.5” kata bapak bapak optik. Aku lega, merasa bangga dengan diri sendiri karena telah memetik hasil dari apa yang aku perjuangkan menahan pedihnya sinar layar yang masuk ke mataku berminggu-minggu.
Kacamata dengan frame putih, dan wadah pink. Ku bawa ia pulang.
Aku pulang kerumah masih dengan wajah berseri seri, merah merona, ah mungkin rasanya sama seperti melihat orang yang kita suka lewat didepan kelas, padahal aku tidak tau rasanya seperti apa. Karena ketika itu, aku ingat sedang naksir dengan teman kelasku sendiri, jadi tidak perlu repot2 aku harus menunggunya lewat depan kelasku.
Mulai ku buka pintu kamar,
Ku ambil secarik kertas HVS A4 dan sebuah spidol, aku mulai membayangkan misi besarku selanjutnya.
Tanpa pikir panjang, disecarik kertas itu, kutulis dengan penuh keyakinan..
“Semangat Bu dokter Aufara Mahayum Spesialis Mata!”
Ku pasang kertas itu ditembok kamar dan kutunjukkan pada seisi rumah.
Iya, itu mimpi besarku yang kedua. Mungkin lebih tepat yang pertama. Memakai kacamata adalah bagian strategi langkah mewujudkan cita-cita besarku.
Akupun tidak tau jalan pikiran gadis kecil itu, bagaimana bisa ia berpikir untuk menjadi seorang dokter mata, ia harus menggunakan kacamata terlebih dahulu..
Mungkin yang dia maksud adalah siapnya pengorbanan, entah yang kita korbankan akan kita dapatkan atau tidak. Harusnya kita tidak peduli. Tapi ketika kita memutuskan untuk bermimpi, maka kita harus siap penuh memperjuangkan. Meskipun pengorbanannya kali ini, rasanya tidak ada yang perlu mengikuti.
Tapi itulah dia, di sebelas tahun yang lalu..
Pulung kencana, Lampung
1 note · View note
aufaramahayum · 4 years
Text
Sering terjadi
Niat berbagi ibroh dan menasehati
Tapi diselubungi merendahkan yang lain dan merasa paling benar sendiri
Hati hati, berbagi, menggiring opini
Seolah yang paling tersakiti
Padahal mencari massa untuk menghakimi
Sering terjadi,
Yang sekedar tergores membalas tusuk dengan belati,
Berujung matinya perangai karena kejamnya dibalas berkali-kali
Hati-hati
Tercitra baik dengan tinggi,
Tanpa sadar melukai
Insan yang terlihat layak untuk dibenci
Padahal hanya karena dunia tak mengenali
Sering terjadi.
0 notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Kadang ribuan tanda tanya yang terpendam memang harus dilontarkan.
Tapi membisu seringkali menjadi kesimpulan akhir sebuah jawaban
Padahal diam tak selamanya berakhir baik.
Terlebih kita, sepasang manusia pendiam yg selalu memendam tanya, dua pasang mata yang saling memprasangkai, sepasang rasa yang tak ingin saling menyakiti
Entah waktu yang tidak tepat
Atau takdir yang tak sepakat
Jalanku bernegosiasi pada-Nya
“Apa yang harus aku lepas dari sesuatu tak aku miliki?”
“Bila harus berakhir, berakhirlah dengan baik”
Lantas apa yang harus kita akhiri dari sesuatu yang tidak pernah kita mulai?
Barangkali menunggu adalah ikhtiar terbaik, bukan. Aku hanya yang tak punya nyali untuk menanyakan.
Lalu, Apakah “cukup” adalah kata terbaik?
0 notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Kadang kita perlu berhenti sejenak, menghela nafas panjang dari setiap perjalanan
Atau bahkan kita hanya perlu tertawa, melepas kebodohan cerita yang kita teruskan, padahal hanya perlu diambil pelajaran.
Tapi kita memang hobi begitu, mengada-ngadakan alasan padahal sudah tak butuh diperjuangkan
Berdalih penuh teori “tak akan tau hasil sebelum mencoba”, padahal usaha telah dicoba, hasil telah nyata, tapi kita bersikukuh mengubah takdir-Nya
Sudah, tak baik jika semuanya harus dipaksakan
Setidaknya setelah ini, kita lebih mengerti, mana jalan yang harus diteruskan, mana pula yang harus kita hentikan :)
0 notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Empat bulan berlalu :)
Tumblr media
Rasanya belum lama bikin 4 kalimat ini. Ternyata, memasuki 4 bulan berlalu.
Gimana kabarnya resolusi 2020?
Berjalan sempurna?
Atau justru tertunda?
Atau bahkan belum menulis mimpi apa apa? Hanya ikut serta ramaikan tagar resolusi baru semangat baru?
Hei, sini. Ku tunjukkan surat darimu untukmu. kala itu,
Hai, apa kabar? Semoga sehat selalu.
Almost 23 tahun hidup didunia, terimakasih ya sudah mampu melewati tahun ini.
Memang evaluasi tak harus setiap tahun, tapi dunia manusia sering berganti mengikuti seiring bergantinya tahun masehi ini. Dan pasti tak ada yg spesial. Kamu hanya perlu lebih baik setiap bertambahnya waktu.
Hei, aku bangga sama kamu, tahun ini kamu berhasil menjadi lebih baik. Mudah-mudahan sesuai, seperti apa yg aku lihat.
kamu lebih kuat, kamu jadi jarang sakit. Inget kan 2018 kamu masuk RS berkali kali? Tahun ini cuma sekali loh. So proud of you.
kamu skrg udh jauh lebih mandiri, aku tau prosesnya sakit, sulit. Ga sedikit airmata yg dikeluarkan untuk semua perjuangan ini. Udah memulai dg sangat panjang, jangan mundur ya.
Kamu sudah berhasil melewati itu, dengan berjuang sendiri, apa apa sendiri. Aku tau sedihnya kamu memulai hidup baru sendirian. Jauh dari siapa2. Bukan mereka ga peduli, tapi kamu dan teman temanmu sdg fokus meniti masa depan nya. Mereka selalu bantu kamu saat mereka bisa tanpa kamu minta. Banyak berterimakasih ke mereka, doa dan jangan lupa atas kebaikannya ya.
Hei sebelumnya, barakallah ya. Tahun ini kamu punya status baru, jadi guru. Pekerjaan yg kamu tolak dari dulu justru kamu pilih saat ini. Aku kan udah bilang. Jangan terlalu benci sesuatu.
Doa yg kamu panjatkan soal karir, Allah siapkan dg sangat baik. “YaAllah.. cuma mau minta ditempatin yg menjauhkan aku dr maksiat”. Kamu inget kan kamu minta itu? Allah udah kasih, syukurmu harus lebih banyak lagi. Jangan banyak ngeluh ini itu.
Hei, kamu jadi panutan banyak manusia saat ini, kamu jadi contoh. Kamu harus bisa jadi baik. Kalopun blm bisa, berpura pura lah. Lama lama kamu pasti lupa kalo lagi pura pura.
Kamu tahun ini semakin semangat deh belajarnya, mungkin ini berkah dr Al qur’an yg dijaga sm santrimu juga doa mereka tiap habis sholat. Banyak2 doain mereka. Jangan pilih kasih ya.
Kamu, kalo mau nangis nangis aja. Kalo mau capek capek aja. Jangan dipendem. masalah yg ini deh yang belum berubah. ga pernah bisa benar2 terbuka dg org. Tahun ini udah lebih baik sih. Tapi kamu masi terlalu sering memendam semuanya sendirian.
Ayo, kamu pasti bisa berbagi cerita dg org yg kamu percaya. Kamu butuh itu untuk self-healing mu.
Kamu juga, ayo bersikap lebih tegas. Jangan ga enakan terus, jangan ga tegaan terus. Kamu bisa loh sekali kali berkata “tidak”
Ayo dilatih.
Tapi, kamu tahun ini lebih sabar, emosi kamu tahun ini stabil bgt dibanding tahun2 sebelumnya
Ekonomi, percintaan, karir, dll kamu udh rileks banget dan mengalir aja tanpa kamu paksakan. Kamu udh ga ambisi untuk mengejar ini itu
Kamu udh convert energimu ke sesuatu yg bermanfaat, sebelumnya kamu mikirin jodoh, skrg kamu udh siap2 dg ikut sekolah pra nikah. Hehe
Sebelumnya kamu pengen kerja ini itu, skrg kamu lebih memilih untuk mencoba bermanfaat lebih banyak. I’m so proud of you.
Tapi jangan terlalu pasrah ya, nanti kamu jadi ga semangat.
Kamu masih punya mimpi s2 kan? Dan puluhan mimpimu yg lain. Ayo wujudin. Pelan pelan ga apa. Kamu bisa :)
Hei. Tahun kemarin kamu udh berani naik trans solo. Tahun ini kamu berani loh naik bis sendiri solo-sragen. Kadang berdiri lagi dan digodain bapak2.
Aku inget banget pas naik bis kamu duduk dipojokan pake masker sambil nangis sepanjang sragen solo. Sedih ya berjuang itu? Iya. Tapi kamu ga nyangka kan banyak wishlist yg udah kamu centangin. Yg udah kamu wujudin. Coba deh tengok ke belakang. Ada syukur berkali2 yg harus kamu ucapkan.
Ada lagi yg pengen aku ketawain, kamu skrg bisa hemat ya haha. Kamu inget ga betapa hedonnya kamu dulu? Dan pas kerja kamu kepikiran untuk “ga apa gaji segini, kan kalo kurang bisa minta”
Skrg kamu gengsi minta ibu. Bahkan kamu udh bisa nabung sedikit2. Ini hebat sih. Jangan lupa sedekah ya.
Sekarang, lahan dakwahmu lebih luas, kamu udh bukan punya temen dan keluarga lagi, tapi kamu jg udah punya org org lain lagi, partner kerja, santri2mu, dan masyarakat. Upgrade terus kapasitasnya. Manfaatkan kesempatan berbuat baik semaksimal mungkin ya. Jangan pilih pilih. Memilih senyum dg anak anak walaupun lg kesel juga salah satu kebaikan loh.
Kedepan, lebih sholihah, lebih sabar, lebih menerima, lebih cantik, lebih struggle, lebih pinter ya. 🥰
Gimana? Udah ada lebih nya belum 4 bulan ini? :)
0 notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Sekarang aku percaya.
Yang dari hati, akan sampai juga ke hati.
Sampaikan?
Atau hanya sekedar kebetulan? Ehe
1 note · View note
aufaramahayum · 4 years
Text
Alhamdulillah
Selalu ada banyak hal yang patut disyukuri,
Untuk setiap kesempatan bangkit dari kegagalan
Untuk pertemuan dari jarak yang menjauhkan
Untuk setiap rasa sakit yang telah terobati
Untuk kesalahan yang sudah mampu kau perbaiki
Untuk keterpisahan yang telah kau ikhlaskan
Juga untuk pelajaran yang telah diambil saat kau ditinggalkan
Kini ragamu lemah, fikiranmu lelah,
Hatimu pun mulai terasa sempit
Saat semuanya terasa begitu sulit
Pejamkanlah matamu
Biarkan setiap tarikan nafas itu
Terhembuskan dengan perlahan
Rasakanlah nikmat Allah yang sering kau abaikan
Lalu kau mulai ingat kembali,
Setiap titik jatuh yang telah mampu terlewati
Setiap air mata yang telah terganti
Setiap nikmat-Nya yang lupa kau syukuri
Akankah rintihan kesah itu terucap lagi ?
Masih ada nyawa dalam tubuh ini,
Juga masih ada hidup yang harus diperjuangkan
Ayo kembali, bangkit lagi, dengan penuh syukur, tanpa keluh •
‎وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, “Sesungguh­nya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
0 notes
aufaramahayum · 4 years
Text
Bukan bisa jadi, tapi..
Yang selalu kamu prasangkai ini
Adalah yang paling memperhatikanmu
Yang tak pernah kamu fikirkan ini,
Adalah yang dengan lembut mendoakan dibalik semua ketusannya terhadapmu
Yang jarang sekali kamu sapa ini,
Adalah yang diam-diam bersedih melihat langkahmu yg mulai terbuka pada dunia
Hei, sini aku beri tau,
Kalau saja kamu mengerti
Apa yang kamu “tidak apa apakan” se apa apa itu
Mungkin tak akan ada selangkah kaki mu menuju kesana
Ah, tapi sudahlah..
Sering mata dan telinga tak cukup menjadi sebuah bukti,
Kita yang selalu saling memprasangkai..
Bukan bisa jadi, tapi..
Yang selalu takut lalu akhirnya tetap melihat aktifitasmu,
Aku.
1 note · View note
aufaramahayum · 4 years
Text
Agar tak lupa.
Jalan ini panjang
Dakwah ini jalan panjang
Sering berkata pada diri sendiri
“Berjuanglah sesuai keadaan,
Biasakanlah menjalani peran”
Tapi turut berjanji mencerdaskan kehidupan bangsa
Ternyata tak semudah mengucapkannya
Dengan semua skenario-Nya, Allah perintahkan untuk “bertarbiyahlah” dengan mendidik generasi para mujahid
Bukannya tak pernah putus asa
Dilontarkan dengan ucapan menyakitkan yang mungkin tak sengaja pun ingin melangkah mundur sejauh-jauhnya
Hemat pikir “aku mempunyai ridho mereka”
Terus menahan ucapan buruk agar tak sampai penduduk langit
Ya Rabbi..
Kuatkanlah hati,
jaga selalu mereka •
Setiap kita,
Selalu punya kata pembangun semangat, yang selalu kita buka kembali, sbg pemacu istiqomah, ketika lelah menghampiri
Beliau, sang murobbi
Sosok yang sangat ku kagumi
Tulisan yang selalu ku baca kembali.
Karena keikhlasannya, juga pengorbanannya di garda terdepan dalam berdakwah memperjuangkan agama dan menyerukan sunnah Rasul-Nya
Tapi dunia tak sempat mempertemukan,
Semoga surga Allah izinkan sebagai tempat terbaik sebuah pertemuan
Beliau,
Alm. Ustad Rahmat Abdullah dengan tulisannya tentang dakwah •
Tumblr media
Memang seperti itu dakwah.
Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu..
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.
Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret...
Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.
Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yang bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja.
Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang..
Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik?
Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.
Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan.
Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.
Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari.
Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.
Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi.
Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah.
Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.
Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..
Karena itu kamu tahu. Pejuang yang heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yang takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang… “
Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
0 notes