ayuji
ayuji
Ayu Rezky Pratiwi
461 posts
seorang guru bahasa Indonesia yang hobi jalan-jalan, makan-makan, dan foto-foto
Don't wanna be here? Send us removal request.
ayuji · 7 months ago
Text
Tumblr media
It's my 13 year anniversary on Tumblr 🥳
0 notes
ayuji · 11 months ago
Text
Lukanya memang tidak pernah hilang, masih di situ. Menganga lebar. Kamu tak pernah coba mengobatinya. Kamu hanya mengulur waktu dengan mengabaikan rasa sakitnya. Kamu tahu itu tidak baik. Kamu tahu.
0 notes
ayuji · 4 years ago
Text
“Di antara Lebih dan Kurang ada yang namanya Cukup. Lebih disertai dengan Syukur, kurang disertai dengan Sabar. Lalu Cukup disertai dengan apa? Ya, Syukur. Semoga ketika kita bersyukur apa yang kita punya dilebihkan. Semoga ketika kita bersabar apa yang kita punya dicukupkan.”
— Aamiin. (via didilaras)
1K notes · View notes
ayuji · 5 years ago
Text
“Tuhan, Jika ia baik bagiku. Baik bagi agamaku. Baik bagi kehidupanku. Baik bagi masa depanku. Maka dekatkanlah ia kepadaku. Mudahkanlah jalannya menujuku. Dan berkahilah seluruh cara yang kami tempuh untuk mendapatkan restuMu.”
— Amin
4K notes · View notes
ayuji · 5 years ago
Text
Ya Allah, terima kasih. Saya masih bisa merasakan cinta dan sakit di saat yang bersamaan. I am still alive.
0 notes
ayuji · 5 years ago
Text
Semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.
0 notes
ayuji · 5 years ago
Text
Nelangsa
Hari ini sudah hari kedelapan sejak kejadian di malam Kamis, 7 Mei 2020 dan entah sudah hari keberapa saya menjalani masa-masa karantina di rumah semenjak di-WFH-kan dari kantor. Pandemi covid-19 ini rasanya dua kali menyiksa ketika you don’t have someone to rely on. Hatiku patah atau yang sering orang sok Inggris bilang broken heart. Maaf jika cara saya bercerita begitu kacau karena seperti itulah saya saat ini. Kacau. Berantakan. Rasanya hilang arah.
Lebay? Yah, mungkin memang. Namun, saya yakin orang yang pernah berada di posisi saya pasti pernah merasakan hal yang sama. Tidak pernah kuharapkan akan terjadi seperti ini di kisah percintaanku yang sudah memasuki tahun kelima.
Saya tahu dari awal hubungan ini sudah berisiko. Menjalani percintaan LDR itu memang berbeda dengan ketika menjalani percintaan yang tidak LDR. Lagi-lagi saya yakin yang juga menjalani hubungan LDR pasti akan menganggukkan kepala tanda setuju dengan pendapat saya. Kisah saya ini sudah memasuki tahun kelima. Namun, entah saat ini, Saya tidak tahu apakah hubungan saya ini sudah berakhir atau dia yang sudah menganggap berakhir. Karena jujur saya merasa ini belum berakhir. Saya masih sayang.
Kamis, 7 Mei 2020
Hari ini tanggal merah dan saya menikmati hari saya dengan bersih-bersih rumah. Entah mengapa sejak pagi rasanya begitu semangat untuk melakukan kegiatan itu, termasuk merapikan lemari piring yang sejak dibeli dua atau tiga tahun lalu begitu malas rasanya untuk merapikannya. Saya rasa ini pengalihan isu saja atau dengan kata lain pengalih pikiran agar tidak memikirkan Fahmi yang belum ada kabar sejak Minggu, 3 Mei 2020. Saya ingin sekali menghubunginya, tetapi saya takut mengganggu dia bekerja atau saya takut dia memang sedang marah kepada saya. Seharian saya pun menikmati kesenderian dengan melakukan berbagai kegiatan yang bisa mengalihkan pikiran saya. Berhasil.
Namun, ketika malam tiba rasanya semua sudah menumpuk di kepala dan hati. Perasaan rindu yang membuncah dan penasaran kenapa saya tidak dicari lagi. Hal ini membuat saya juga ada perasaan jengkel dan marah. Terlebih sejak tidak dihubungi, status whatsapp online dan dia aktif melihat story whatsapp dan instagram saya. Apa saya salah jika saya jengkel dan marah dengan keadaan yang seperti itu? Saya terus bertanya dan menunggu.
Akhirnya setelah bakda salat Isya dan Tarawih pun, saya coba menghubunginya. Saya menelepon karena saya ingin bicara baik-baik. Berkomunikasi dengan lisan di saat seperti ini tentu lebih baik dibandingkan berkomunikasi melalui tulisan.  Saya pun mencoba menelepon dua atau tiga kali. Rasanya saya semakin jengkel arena status whatsapp-nya tetap online.Saya pun mengirimkan pesan di-whatsapp-nya. Intinya saya meminta ketegasan dari dia mengenai ketidakjelasan ini. Kenapa saya dibiarkan seperti ini. Rasanya sungguh tidak nyaman. Dia hanya me-read pesanku dan lama ku menunggu tidak ada balasan. Saya coba meneleponnya lagi. Setelahnya, tak lama. Foto profilnya whatsapp-nya sudah menghilang dan saya juga tidak bisa melihat lagi statusnya online atau tidak. Sewaktu ini perasaan saya sudah tidak karuan. Dia kenapa? Ini ada apa? Mengapa seperti ini? Apakah dia sudah tidak menginginkan saya lagi? Tapi, salah saya apa? Semuanya berkelebatan di kepalaku. Tubuh saya mulai gemetaran.
Saya coba menghubungii via dm instagram. Saya cek profilnya. Semua foto-foto kami sudah tidak ada dan saya di-mute atau mungkin diblokir. Entahlah. Rasanya kacau. Benar-benar kacau saya di malam itu. Tubuhku semakin bergetar dan tak bisa kutahan lagi. Saya menangis sejadi-jadinya. Saya tidak bisa tidur sama sekali hingga pagi memikirkan ini. Kenapa dia setega itu kepada saya? Saya salah apa? Sebenci itukah kepada saya bahkan bicara kepada saya dia tidak mau lagi? Sedih sekali rasanya. Orang yang begitu kita sayang, tiba-tiba seperti itu.
Jumat, 8 Mei 2020
Jumat lalu saya hanya bisa menangis dan menangis. Saya salat tobat. Saya membaca Alquran. Saya coba untuk makan sahur, tapi saya hanya bisa mengomsumsi susu kurma. Rasanya tidak nafsu makan. Sampai setelah sahur pun, saya belum bisa sudah tertidur dengan perasaan kacau seperti ini. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Yang ada di pikiran saya saat itu saya hanya ingin bicara pada ibunya. Saya tidak tahu harus berbicara kepada siapa. Saya sendiri tinggal di sini. Saya hanya bilang,” Tante, apa Fahmi ada masalah? Kenapa dia tidak pernah hubungi saya. Saya coba hubungi dan dia langsung memblokir saya. Kalau memang dia tidak suka atau bosan sama saya harusnya dia bilang jujur ke saya langsung bukan seperti ini. Rasanya tidak nyaman.” Ibunya berusaha menenangkan saya yang bercerita sambil menangis dan mengatakan untuk menghubungi Fahmi dan mencari tahu ada apa sebenarnya. Saya pun berpesan untuk tidak mengatakan kepada Fahmi bahwa saya menelepon ibunya. Mungkin dia akan tambah benci kepada saya.
Saya belum bisa tenang hingga pukul 05.30. Saya coba menelepon seorang sahabat dan bercerita sambil menangis. Saya katakan,”Tolong temani saya bercerita sampai saya tertidur. Saya hanya ingin tidur dan melupakan semua ini.” Dia menemani saya sekitar pukul 05.30-06.00. Syukurlah saya punya teman yang bisa saya percaya untuk berbagi cerita di saat seperti ini. Dia mencoba menghibur dan mengatakan,”Sudah, Ayu. Dia bukan laki-laki yang baik. Kamu sudah berusaha, tapi dia tidak dewasa menyikapinya. Dia seharusnya tidak membuat kamu menangis seperti ini. Kamu berharga dan mungkin dia memang bukan untukmu.” Saya hanya terus menangis dan akhirnya merasa mengantuk. Lalu, saya pamit di telepon dan mengatakan kepada teman saya bahwa saya ingin tidur sekarang.
Jumat, 15 Mei 2020
Hari kedelapan sejak kejadian itu. Saya masih menangis ketika mengetik tulisan ini mengingat semua yang terjadi. Sakit sekali rasanya diperlakukan tidak adil seperti itu dengan beribu pertanyaan berkelebat di kepala dan perasaan rindu yang menyesakkan dada. Seminggu ini saya sudah mencoba untuk move on dengan menonton berbagai tayangan motivasi untuk orang yang patah hati dari youtube. Bahkan, mengurangi untuk bermain sosmed agar saya tidak perlu mencari tahu tentang dia. Namun, yang terjadi saya seperti candu untuk mengg-stalk ig dan facebook-nya yang mana sewaktu pacaran saya bahkan tidak pernah mau mencari tahu karena tidak perlu.
Saya pernah mengalami patah hati sebelum bertemu Fahmi. Saya ditinggal menikah oleh mantan saya dan saya bisa melewatinya. Harusnya saya juga bisa melakukan ini, tapi jujur hati ini belum ikhlas. Saya butuh penjelasan. Karena Fahmi orang yang datang dan meyakinkan saya bahwa LDR ini bisa dilalui dan tidak semua laki-laki seperti mantan saya. Namun, mengapa sekarang dia tega melakukan hal seperti ini kepada saya? Pantaskah saya dibenci sampai diblokir segininya? Saya tidak pernah selingkuh, saya berusaha untuk semua baik-baik saja. Rasanya sesak sekali, Ya Allah. Tolong bantu saya. Siapa saja yang membaca ini. Bolehkah membantu saya bicara dengan Fahmi? Saya ingin tenang. Tolong.
0 notes
ayuji · 5 years ago
Text
Kisah Rindu dan Temu
Alkisah, hiduplah sepasang kekasih bernama Rindu dan Temu. Mereka saling mencintai dan selalu menghabiskan waktu bersama. Suatu ketika Temu menemui Rindu di sebuah taman, tempat mereka biasa bertemu. Temu pun berbisik, "Rindu, aku bahagia sekali." Rindu tercengang. Namun, melihat mata Temu yang berbinar-binar memancarkan kebahagiaan membuat Rindu penasaran. Ia pun bertanya, "Apa yang membuatmu begitu bahagia, Temu?" "Aku mendapat panggilan kerja di Yogyakarta. Akhirnya, Rindu." Rindu yang tadinya ikut tersenyum melihat kebahagiaan di mata Temu, seketika berubah raut wajahnya. "Kamu gak senang yah, Rindu?" Rindu terdiam. Ia sibuk dengan isi kepalanya. Dia ingin turut berbahagia. Tapi... "Tentu aku bahagia, Temu. Tapi, Yogjakarta? Itu kan di pulau seberang." "Oh, aku tahu. Kamu khawatir kita bakal dipisahkan oleh Jarak, kan? Ayo, ngaku!" goda Temu. Rindu memandang Temu sesaat dan Temu bisa menangkap ada kesedihan tersimpan di bola mata Rindu. Temu lalu kembali tersenyum dan berkata pelan, "Kamu takut aku bakal pindah ke lain hati kalau aku jauh dari kamu yah, Rindu?" Rindu masih diam dan semakin dalam menatap Temu. Ia mulai menghela napas dan berujar sangat pelan, "Ya, Temu. Aku takut. Tapi aku juga bahagia, kamu sudah mendapatkan...." Belum selesai Rindu berucap, Temu lalu memotongnya, "Ikut denganku. Selamanya."
0 notes
ayuji · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Kurang lebih sudah menjalani profesi ini selama lima tahun dan berkarier di SMP YPS Singkole sudah 4 tahun 6 bulan. Menjadi guru bukanlah pekerjaan mudah karena setiap harinya harus menghadapi anak-anak yang baru beranjak remaja dan memiliki problematika beragam dalam proses pencarian jati dirinya. Kadang saya tertawa, tapi tak jarang pula saya marah. Yah, seperti itulah rasanya menjadi seorang guru. Semua kerja keras rasanya terbayar tuntas ketika tahun demi tahun melihat anak-anak yang telah diajar menjadi pribadi yang lebih baik dan berhasil menggapai cita-citanya. Mohon doakan ibu guru selalu sehat dan maafkan segala kekurangan ibu guru. Semoga anak-anakku yang membaca ini dan mendoakan ibu guru dapat menjadi anak-anak yang sukses dunia akhirat. Aamiin 🙏 . . Salam sayang dari guru favoritmu, . . Bu Ayu 💛💛💛 (di Smp Yps Singkole) https://www.instagram.com/p/B5SQiJxBP8B/?igshid=1h95lvw359icv
0 notes
ayuji · 6 years ago
Text
Kilas Balik
Tiga tahun lalu, aku bertemu kembali dengan Doni. Dia teman sekelasku ketika duduk di kelas 7. Kami tak pernah berbicara. Hanya saling tahu nama. Yang kutahu, Doni memang bukan anak yang banyak bicara.
Hingga akhirnya instagram mempertemukan kami kembali. Aku yang memulai percakapan dengan mengirimkan pesan melalui dm instagram. Kuakui, pertama melihat fotonya di akun instagramnya, rasa ketertarikanku padanya timbul. Aku basa basi menyapanya. Tak kusangka responsnya sangat baik. Aku menanyakan keberadaannya. Dan ia pun menjelaskan bahwa setamat SMA, ia melanjutkan kuliah di Malang. Walaupun kedua orang tuanya masih di Makassar.
Seiring berjalannya waktu kami memutuskan untuk menjalin kisah kasih yang terbilang rumit. Rumit karena kami harus rela menjalani LDR antarpulau, pulau Jawa dan Sulawesi. Dari sinilah segala drama kisah cintaku dan Doni dimulai.
Setelah sebulan lamanya berusaha tenang menjalin hubungan LDR dan berkomunikasi via WhatsApp dan telepon, Doni memberiku kabar yang sangat membahagiakan. Doni akan cuti dan pulang ke Makassar untuk menemui keluarganya dan aku. Katanya, ia ingin membalas pesan kangen-ku di WhatsApp-nya dengan pertemuan.
Menjelang pertemuan dengan Doni, perasaanku begitu tak karuan. Senang, deg-degan, dan penasaran bercampur jadi satu. Setelah tamat SMP, kami tak pernah bertemu lagi. Tiba-tiba menjalin kasih dengannya itu cerita lain, tak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Wajar aku merasa sangat aneh. Kuyakin dia sependapat denganku.
Kami janjian di salah satu mal di Makassar pukul 7 malam. Aku tak ingin merepotkannya mencari alamat rumahku maka aku mengatakan bahwa aku akan menemuinya langsung di sana. Dia bilang padaku bahwa dia juga sudah memesan tiket untuk nonton. Kalau tidak salah waktu itu filmnya Paranormal Activity 5.
Kencan pertama yang begitu mendebarkan. Aku telat datang tiga puluh menit. Aku kira dia akan marah. Nyatanya tidak. Jantungku berdebar kencang saat kulihat dia pertama kali. Bukan lagi siswa kelas 7 berseragam putih biru, tetapi sebagai pria yang memenangkan hatiku. Setidaknya, untuk saat itu.
Dedicated to F.
4 notes · View notes
ayuji · 6 years ago
Text
Cerita dari Tiga Belas Tahun Lalu
Tiga belas tahun telah berlalu. Pertemuan ini sungguh tak disangka. Setelah kamu pindah sekolah waktu itu, aku tak pernah lagi mendengar kabarmu. Tiba-tiba kamu mengajakku bertemu. Jujur, aku menaruh simpati padamu kini.
Aku lalu memberanikan diri mengajakmu bicara duluan, meskipun tanpa kamu tahu aku sedikit canggung waktu itu. "Vin, bener gak sih waktu kita sama-sama jadi anak paskib pas SMA dulu kamu buat puisi atau surat cinta gitu ke aku?" tanyaku hati-hati.
Kamu menatapku dengan pandangan yang tak bisa kuartikan lalu kamu tersenyum, "Tepatnya puisi bertemakan cinta, Nis."
"Maaf, yah." Entah mengapa justru kata-kata itu keluar dari mulutku. Aku memang merasa menyesal.
"Maaf untuk apa? Tapi, emang sih kamu banyak salah."
Aku langsung tertunduk lesu, "Banyak, yah? Maaf, Vin."
"Iya. Kamu banyak bikin aku salah tingkah waktu itu." 
Aku menatap Vino. Ia juga balik menatapku. Banyak yang ingin kukatakan, tapi entahlah semuanya seperti tertahan di tenggorokanku.
"Vin, kenapa waktu itu kamu gak ngomong langsung kalau kamu suka aku?"
Vino tertawa lalu menjawab sambil berusaha masih menahan tawanya, "Nisa, waktu itu kamu punya pacar. Aku juga udah pernah bilang lewat SMS. Tapi kamu tolak aku. Kamu lupa?"
Aku begitu tercengang mendengar jawabannya. Seingatku aku tidak pernah membaca SMS Vino yang menyatakan perasaannya 13 tahun lalu. Aku yakin karena aku memiliki ingatan yang kuat. "Vin, kayaknya yang balas SMS kamu itu mantan aku, deh."
Vino menarik napas dan tersenyum, tapi ia tidak lagi menatapku. "Nisa, aku ngajak kamu ketemu bukan untuk membahas yang lalu-lalu itu. Sudahlah. Lagian kalau kamu gak tolak aku waktu itu, kisah remajaku bakal kayak ada yang kurang rasanya." Kamu tertawa dan melanjutkan, "Meskipun waktu itu aku kecewa banget, Nis."
Aku merengut mendengar kejujuran Vino. Andai kamu tahu Vino, aku ingin kembali dan memperbaiki masa-masa itu. Dalam hati pun aku berharap aku bisa mengungkapkan perasaanku saat ini.
"Nis, perasaan aku ke kamu udah gak kayak dulu lagi, kok. Jadi, kamu gak usah khawatir dan mikir macam-macam ke aku. Kita ketemu sekarang juga gak akan mengubah apa-apa. Kamu sudah sama pacar kamu yang sekarang, aku juga mencintai orang lain saat ini."
Tak terasa air menitik dari mataku.
0 notes
ayuji · 6 years ago
Text
Menjadi Blogger Dulu dan Sekarang
Mengapa saya harus menulis di blog?
Pertanyaan ini juga sering mengusik pikiran saya.
Saya sudah mulai punya akun Tumblr ketika saya  duduk di bangku kuliah. Waktu itu punya teman dekat sejak SMA, namanya Indina yang suka menulis apa saja di Tumblr. Nah, karena saya berkuliah di jurusan bahasa dan sejak kecil memang saya suka menulis di buku harian, saya merasa penting untuk selalu menuliskan apa saja di kepala saya saat itu. Tumblr tidak seperti blog-blog lainnya. Tumblr ini bersifat lebih privat karena tidak bisa di-search secara langsung melalui mesin pencari seperti google atau yahoo. Sedangkan blog lainnya biasanya mudah ditemukan melalui mesin pencari. Kita hanya mengetikkan nama penulis blog di mesin pencari dan pasti blog yang kita cari bisa muncul beserta judul-judul tulisannya.
Dulu saya hanya ingin menulis untuk kesenangan diri sendiri dan sekadar pengisi waktu luang. Namun, pandangan saya berubah total ketika bergabung dengan @nulisyuk. Selain menghasilkan karya yang bisa dibukukan, ternyata menulis itu juga bisa menjadi sumber pundi-pundi rupiah. Begitupun ketika menulis di blog. Kak Kiki Handriyani sebagai pemateri di @nulisyuk Batch 38 telah memberikan materi yang menggugah semangat saya untuk kembali menulis di blog yang sudah lama saya tinggalkan dengan alasan tidak ada waktu lagi untuk menulis. Perlahan-lahan saya membersihkan debu-debu yang menumpuk di sana dan mulai mengisinya dengan tulisan, meskipun tulisannya masih berupa tugas dari @nulisyuk Batch 37 dan 38.
Sebenarnya yang paling membuat saya tertarik untuk menulis di blog itu adalah karya kita bisa dinikmati orang lain tanpa harus menunggu untuk membuat buku terlebih dahulu. Kita bisa langsung berinteraksi dengan orang-orang yang membaca karya kita. Namun, ternyata ada hal yang lebih menarik dari sekadar tulisan kita bisa dinikmati oleh orang lain. Di era globalisasi ini, menjadi seorang blogger merupakan salah satu profesi menjanjikan. Kita juga bisa mendapatkan uang dari hasil tulisan kita di blog. Sudah begitu banyak orang yang sukses karena berawal menulis di blog. Tak perlu jauh-jauh, di Indonesia ada Raditya Dika yang awalnya hanya mahasiswa biasa yang suka menulis cerita sehari-harinya di blog dan akhirnya saat ini dia terkenal sebagai seorang penulis, comedian, sutradara, dan youtuber.
Dengan mengikuti kelas @nulisyuk Batch 38 ini, saya sangat berharap agar bisa konsisten untuk terus menulis di blog. Saya ingin mengembangkan kemampuan menulis saya dan saya juga ingin memiliki blog yang bisa bersifat lebih terbuka kepada public. Saya ingin menulis untuk menghibur dan berbagi hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Setelah itu, mungkin pelan-pelan saya pun bisa mengikuti jejak Kak Kiki Handriyani maupun Raditya Dika yang telah sukses sebelumnya di dunia blogger.
Ala bisa karena biasa. Semangat, Ayu!
0 notes
ayuji · 6 years ago
Text
Takut, Kecewa, Sedih (Terapi Menulis)
Begitu banyak emosi yang dimiliki oleh manusia. Bahagia, cinta, marah, sedih, malu, benci, takut, cemburu, iri, kecewa, dan sedih adalah beberapa jenis emosi tersebut. Setiap dari kita pun pasti pernah atau bahkan sedang merasakan emosi tersebut. Beberapa di antaranya adalah emosi yang positif, tetapi tentu juga ada emosi yang negatif.
Sebagai seorang wanita yang sudah menginjak usia dewasa, saya sering mengalami pergolakan emosi. Perasaan bahagia, takut, kecewa, dan sedih seperti sudah menjadi makanan pokok saya sehari-hari. Tentunya, selain makan nasi.
Takut, kecewa, dan sedih yang saya alami selama ini sepertinya bersumber dari diri saya sendiri. Selama ini saya merasa terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya mungkin tidak terlalu penting untuk saya pikirkan. Saya sering merasa takut, kecewa, dan sedih dengan situasi yang terjadi, orang-orang di sekitar saya, maupun dengan diri saya sendiri.
Rasa takut yang saya alami mungkin juga dialami oleh beberapa wanita seusia saya yang belum menemukan tambatan hati. Melihat teman-teman yang seumuran sudah menikah dan beranak-pinak, sedangkan kita masih sendiri dan sibuk berkarier. Tak dapat dimungkiri bahwa saya kadang merasa iri dan juga ingin segera berkeluarga.
Saya pernah mencintai seseorang dengan sangat hingga berpikir bahwa dia adalah satu-satunya. Sekarang hingga nanti. Bahkan lamaran pun sudah dilakukan oleh pihak lelaki tersebut. Namun, seketika lamaran itu batal dan lelaki itu menikah dengan orang lain. Waktu itu saya benar-benar patah hati, kecewa,  dan sedih. Saya rasa itu perasaan yang wajar bagi siapa pun yang mengalami hal yang sama seperti saya.
Entah. Mungkin patah hati, kecewa, dan sedih itu kini menjelma menjadi rasa takut. Takut untuk gagal lagi ketika akan melangkah ke jenjang pernikahan. Takut untuk merasakan patah hati, kecewa, dan sedih seperti yang dulu lagi. Rasa takut untuk yang terakhir saya sebutkan itu sepertinya yang porsinya paling besar.
Kekecewaan dan kesedihan yang saya rasakan terkadang datang karena saya membuat ekspektasi yang tinggi terhadap orang-orang di sekitar saya. Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik. Oleh karena itu, saya pun berharap orang melakukan hal yang sama seperti saya. Namun, kenyataan yang ada tidak seperti itu. Tidak bisa seperti itu.
Saya tahu di dunia ini ada 7 miliar manusia yang hidup berdampingan satu sama lain. Bahkan wajahnya pun tak ada yang benar-benar mirip, meskipun orang tersebut kembar. Seharusnya saya bisa paham bahwa setiap orang juga pasti punya karakter yang berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksakan mereka untuk selalu mengikuti kehendak kita. Karena hal itu juga berarti kita manusia yang egois.
Awalnya berat untuk memahami hal ini bagi saya. Namun, seiring berjalannya waktu saya sudah bisa mengerti sedikit demi sedikit bahwa hidup ini memang tidak selalu harus merasakan bahagia saja. Sekali-kali kita juga harus merasa takut, kecewa, dan sedih. Dengan begitu kita akan bijak menilai bahwa hidup ini memang memiliki tujuan. Tujuan kita adalah belajar. Belajar dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan di masa lalu. Belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kali.
Kita memang butuh  merasa takut, kecewa, dan sedih agar kita bisa menjadi lebih berhati-hati ketika akan menentukan sebuah keputusan di dalam hidup kita.
Apakah ini mungkin proses menuju dewasa? Apakah kita harus merasakan banyak takut, kecewa, dan sedih ketika kita ingin lulus dan bisa dikatakan seseorang yang benar-benar dewasa dan kuat?
Pertanyaan-pertanyaan semacam itulah yang sering berkelabatan di kepala saya. Saling silang-menyilang, hingga akhirnya sering hampir tabrakan satu sama lain.
Kadang pun saya berpikir, “Apakah cuma saya yang sering merasa dan berpikir seperti ini? Apakah perempuan-perempuan lain seusia saya juga isi kepalanya seribet isi kepala saya? Atau memang isi kepala saya saja yang ribet?”
Kadang-kadang pun saya berpikir, “Apakah rasa takut, kecewa, dan sedih itu karena saya belum menyerahkan segala urusan saya kepada Allah?”
0 notes
ayuji · 6 years ago
Text
Oktober dan Kisah yang Tak Tuntas
Ramainya kota Surabaya malam ini, seramai isi kepalaku. Kendaraan masih saja berlalu-lalang, entah dari mana hendak ke mana. Kerlap-kerlip lampu dari gedung-gedung tinggi sungguh indah, tetapi rasanya masih ada yang kurang. Setelah hampir sebulan lamanya aku menetap di sini, entah mengapa tiba-tiba pikiranku melayang jauh ke tempatnya. Ke tempat kami bertemu bulan Juni lalu, di kedai kopi itu. Aku selalu mendamba pertemuan seperti itu lagi terjadi di antara kami.
Aku tak tahu apa yang dia pikirkan saat itu. Aku sendiri sibuk dengan adrenalinku yang memuncak. Baru kali itu aku bertemu dengan seseorang yang membuatku sama sekali tidak tertarik menengok gawaiku. Menurutku, pemandangan yang ada di depanku jauh lebih menarik. Aku masih ingat dengan jelas warna baju, celana, dan sepatu yang dia kenakan di hari itu. Pun aku masih menyimpan tatapan matanya yang hangat ketika mendengarkan ceritaku.
Pertemuan itu adalah pertemuan pertamaku dengan lelaki yang selalu kuharap menyatakan cinta padaku sejak pertemuan terakhir kami tiga tahun lalu. Sebelum ke Surabaya, aku pernah sekali mengajaknya bertemu lagi. Aku ingin mendengar banyak cerita darinya lagi. Namun, seharusnya aku sudah bisa menafsirkan  penolakannya dengan alasan sibuk ketika sekali lagi aku berada di kota yang sama dengannya. Dia tidak berbohong. Dia memang sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya di bulan Oktober. Bagaimana aku tahu? Calon istrinya kini berdiri di hadapanku sambil tersenyum menyodoriku sebuah undangan. Perempuan ini tak lain dan tak bukan adalah Maya, sahabatku sendiri.
Surabaya, 12 September 2018
2 notes · View notes
ayuji · 6 years ago
Text
Menulis, Yuk!
Assalamualaikum, Tumblr dan @nulisyuk!
Rasanya sudah lama sekali. Terima kasih @nulisyuk yang telah memaksa saya untuk membersihkan debu-debu di Tumblr ini dan kembali untuk mengumpulkan semangat agar bisa produktif menulis lagi.
Sejujurnya, challenge ini sangat menantang karena seperti itulah ketika kebiasaan lama sudah ditinggalkan rasanya sulit sekali memulai kembali. Ternyata memang benar musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Melawan rasa malas itu benar-benar berat. Tertatih. Namun, saya berusaha untuk mulai merangkai satu kata menjadi satu kalimat. Satu kalimat menjadi satu paragraf. Satu paragraf menjadi sebuah teks yang utuh.
Challenge dari @nulisyuk ini menginstruksikan untuk membuat tulisan yang berhubungan dengan menulis. Sampai saat mengetik ini pun, saya masih bingung ingin menuliskan tentang apa. Namun, saya selalu teringat pesan para penulis terkenal, yaitu tuliskan saja dulu semua yang ada di kepalamu.
So, here it is. Ready? Steady? Go!!!
Menulis.
Terdiri dari dua bagian, yaitu kata dasar tulis yang ditambahkan prefiks me-. Menurut KBBI, menulis memiliki beberapa arti. Dua di antaranya, yaitu (1) membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya); (2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Jika diperhatikan arti kata menulis yang pertama bahwa menulis adalah membuat huruf dengan pena. Makna ini tentu sangat sempit karena saat ini orang lebih sering menulis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, misalnya seperti saat ini saya menulis di blog. Sedangkan makna menulis yang kedua lebih menitikberatkan pada hasil dari tulisan itu sendiri karena menulis merupakan proses berpikir dan proses menuangkan pengalaman dalam bentuk tulisan.
Sebagai seorang guru bahasa Indonesia, saya dituntut harus menguasai dan mengajarkan empat keterampilan berbahasa kepada siswa-siswa saya. Empat keterampilan tersebut, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat keterampilan itu, keterampilan membaca dan menulis yang merupakan PR yang sangat berat bagi guru-guru saat ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh “Most Littered Nation In The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 dinyatakan bahwa minat membaca bangsa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Padahal keterampilan membaca sangat erat kaitannya dengan keterampilan menulis. Oleh karena itu, mengajarkan dua keterampilan ini di sekolah memang benar-benar membutuhkan strategi-strategi tertentu agar siswa-siswa bisa tertarik.
Menurut saya, salah satunya adalah dengan selalu memotivasi siswa dengan memperlihatkan kepada mereka manfaat yang dapat diperoleh ketika kita memiliki keterampilan membaca dan menulis yang baik. Biasanya di awal pembelajaran saya akan menayangkan sebuah video motivasi tentang penulis-penulis terkenal seperti penulis novel best seller  Harry Potter ataupun Raditya Dika yang sukses menjual buku-bukunya dan sekarang sukses juga menjadi seorang youtuber. Saya selalu menekankan bahwa para penulis itu tidak mungkin dapat menghasilkan karya-karya yang luar biasa jika tidak rajin membaca. Membaca akan memperluas pengetahuan dan memperbanyak perbendaharaan kosakata agar kata-kata di dalam tulisan yang dihasilkan nantinya mampu menggunggah perasaan para pembaca.
Selain menayangkan sebuah video motivasi tentang penulis-penulis terkenal, saya juga berusaha selalu menghasilkan sebuah tulisan yang bisa dilihat dan dibaca oleh siswa saya melalui caption di instagram saya. Saya ingin mereka termotivasi karena melihat gurunya yang juga selalu berusaha untuk berkarya. Alhamdulillah, dipertemukan dengan @nulisyuk batch 29 dengan tema guru beberapa bulan lalu membuat saya bisa memiliki sebuah karya yang dibukukan. Ketika bukunya tiba, saya lalu memperlihatkan kepada siswa-siswa saya dan tak disangka mereka sangat antusias dengan buku tersebut. Mereka pun bergantian ingin meminjam dan membaca buku tersebut karena penasaran dengan tulisan saya. Saya juga tentuk sangat berbahagia.
Terakhir, kadang saya sering mengatakan kepada siswa saya bahwa jika ingin menjadi manusia yang bermanfaat, kita harus selalu berbagi. Jika tidak punya banyak materi, kita bisa berbagi ilmu. Jika tidak bisa mengajar, kita tentu bisa berbagi melalui tulisan. Selain itu, ketika memiliki karya, tentu dunia tidak akan melupakan kita. Ilmu bermanfaat yang kita tebarkan melalui tulisan akan terus mengalir pahalanya, meskipun kita tak lagi berada di dunia.
Sekali lagi bahwa melakukan hal-hal baik tentu tidaklah mudah. Begitupun dengan menyebar kebaikan melalui tulisan. Sulit. Namun, jika ingin kita bertekad kuat dan diiringi dengan niat yang tulus untuk menebar kebaikan tentu akan dimudahkan jalannya oleh Allah Swt. dijauhkan dari godaan mager-mageran dan membuat kita menjadi tidak produktif. Doakan saya yah, Tumblr people dan @nulisyuk agar saya bisa istiqamah untuk selalu bisa menulis. Setidaknya blog ini tidak berdebu ketika dikunjungi oleh orang lain :)
 Semangat!!!
0 notes
ayuji · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Visited my youtube channel to watch our short movie. We play and learn together as a teacher and student. Link on my bio https://youtu.be/4ysnuQV_V48 Please like, comment, and subscribe. Thank you. Ilysb ❤️ (di Smp Yps Singkole) https://www.instagram.com/p/B0cdmJThQ1w/?igshid=177atbctejz2r
0 notes
ayuji · 9 years ago
Video
tumblr
Best moment with 8C 😍 at Danau Matano – Watch on Path.
0 notes