azharsyad-blog
azharsyad-blog
Catatan Tanpa Nama
2 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
azharsyad-blog · 5 years ago
Text
Pemadaman UN Lebih Cepat: Persoalan Mental & Bakat
Penghapusan sistem Ujian Nasional untuk mencapai kelulusan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat menengah atas bukan merupakan wacana baru di Indonesia.  Penghapusan Ujian Nasional yang selama ini selalu menuai pro kontra atas akhirnya berakhir padam akibat munculnya suatu virus yang bernama SARS-CoV-2 atau yang lebih dikenal dengan Virus korona/Covid-19. Meski sebelum adanya virus corona Mentri Pendidikan dan Kebudayaan indonesia yaitu Nadiem Anwar Makarim telah menggadang-gadang untuk memadamkan atau meniadakan UN pada tahun 2021.
“Sudah diputuskan oleh Mendikbud bahwa UN mulai tahun 2021 sudah dihapus. Artinya sudah tidak ada UN lagi tahun 2021,” kata Jokowi setelah meresmikan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek di Tol Japek Km 38, wilayah Kabupaten Bekasi, Kamis (12/12). Dikutip dari alinea.id
Keputusan ini tentunya sudah dipikirkan matang-matang oleh Mendikbud dan tentu saja ia telah memikirkan kebijakan lain sebagai pengganti UN. Ada empat kebijakan merdeka belajar yang di usung Mendikbud yaitu, Penghapusan USBN, mengganti Ujian nasional dengan asesmen kompetensi minimun dan survey karakter, penyusunan RPP, penyesuaian sistem Zonasi. menurut Nadiem kemerdekan belajar memberikan kemerdekan kepada sekolah dan guru untuk memilih penilaian sendiri yang paling  cocok untuk kebutuhan daerahnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam salah satu kesempatan bicaranya mengatakan, ada 3 permasalahan dalam Ujian nasional selama ini, yang menjadi pertimbangan penghapusan UN yaitu :
1. Materi Ujian nasional terlalu padat sehingga peserta didik dan guru cenderung menguji penguasaan konten, bukan kompetensi penalaran
2. Ujian nasional menjadi beban bagi peserta didik, guru dan orang tua karena menjadi indikator keberhasilan peserta didik sebagai individu.
3. Ujian nasional hanya menilai aspek kognitif (pengetahuan dari hasil belajar, belum menyentuh karakter peserta didik secara menyeluruh.
Tiga hal tersebutlah yang mendasari keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan  menghapuskan Ujian Nasional. Namun dalam penerapannya sekolah diberikan kebebasan untuk memilih tetap mengunakan kurikulum lama atau baru. Keputusan memajukan penghapusan UN tentu bukanlah sesuatu yang mudah, sebab persiapan yang dilakukan bisa jadi belum cukup.
Lalu, bagaimanakah kesipan peserta didik dalam dalam menghadapi kelulusan tanpa adanya Ujian Nasional?
Disambut beragam oleh pelajar
Putusan pemerintah meniadakan UN tentu berdampak pada kesiapan siswa dalam menghadapi jenjang pendidikan berikutnya. Dilihat dari beberapa pendapat siswa yang beragam di lingkungan sekitar penulis, ternyata banyak yang sangat kegirangan karena UN dihapus, dan masih ada pula yang mernyayangkan terjadinya penghapusan UN.
“Peserta didik masih membutuhkan yang namanya UN untuk melatih kesiapan dan mental para peserta didik,” kata Wulandari salah seorang siswa SMA Negeri di Makassar yang telah merasakan kelulusan tanpa UN
Dalam pengakuan lengkapnya, ia merasa cukup kecewa sebab ia telah mempersiapkan segala hal untuk menghadapi UN dari beberapa bulan sebelumnya dan rela menghamburkan b biaya demi mendapatkan pelajaran tambahan namun semua pengorbanan itu harus direlakan karena adanya penghapusan UN akibat covid-19. Ia juga mengatakan bahwa mentalnya belum benar-benar siap untuk menghadapi jenjang berikutnya, ia beranggapan bahwa UN adalah salah satu bentuk persiapan mental untuk menghadapi dunia luar.
Berbeda dengan pendapat Wulandari, siswa lain dari SMA Khusus Keberbakatan Makassar Harsidah malah merasa senang UN dihapuskan, “Lulus tanpa UN lebih baik karena kita tidak berpatokan terhadap nilai UN saja tapi lebih mengarah pada keseharian kita dalam melakukan PMB. Saya siap menghadapi jenjang selanjutnya dengan bakat yang saya miliki,” ungkapnya.
Dalam pengakuan lengkapnya, baginya penghapusan UN dapat mengurangi beban stress siswa tersebut. Menurutnya, keaktifan belajar selama kurang lebih tiga tahun melalui proses belajar mengajar lebih patut dinilai dibanding dengan penilaian hanya empat hari bergelut dengan soal UN. Selain itu ia merasa siap dan mampu menghadapi jenjang berikutnya dengan bakat dan kemampuan yang ia miliki, sebab menunutnya UN bukan merupakan tolak ukur kesuksesan bagi seorang pelajar.
Dengan keputusan pemerintah dalam meniadakan UN, pendidikan Indonesia telah mengikuti jejak negara lain yang telah meniadakan ujuan akhir seperti negara Finlandia yang merupakan negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Selain itu, langkah pemajuan penghapusan UN tahun 2021 menjadi tahun ini patut diapresiasi sebab dilakukan demi menghindarkan ribuan pelajar dari kemungkinan tertular virus. Mengenai kesiapan pelajar dalam menghadapi kelulusan tanpa UN adalah kembali kepada diri mereka masing-masing selama proses belajar mengajar di sekolah.
0 notes
azharsyad-blog · 5 years ago
Text
Papan berita di beranda kita
Dimamah separuh oleh tetangga
Separuhnya lagi dijadikan anak propaganda
Untuk menggapai ketenaran di atas pohon berita
1 note · View note