Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Updated: Bercinta dengan Officer Rennee Raddick
Akupun mencoba melakukan sedikit eksperimen. Kuminta Miss Rennee kembali rebahan di karpet. Kemudian kucoba masukkan batang kontolku kedalam mulut lebarnya, sedikit demi sedikit, perlahan-lahan. Seluruh batang kontolku akhirnya amblas seluruhnya. Tetapi kurasakan adanya sedikit ruang didalam rongga mulut Miss Rennee, dan akupun coba menaikkan eksperimen to the next level. Kucoba memasukkan juga scrotum biji pelerku, dan ternyata masih bisa masuk!!! Ooooh, sungguh kenikmatan yang luar biasa. Kepalaku sampai menengadah, mata merem-melek, sangking nikmatnya! Uh, uuh, uuuuh...airmataku sampai berlinang merasakan nikmat yg terasa sampai ke ubun-ubun. Serasa ada burung yg berkicau didalam otakku.
Akupun kemudian menggerakan kontolku maju mundur didalam mulutnya yang lebar itu. Sengaja aku mengambil posisi menghunjamkan kontol dari samping wajahnya, agar effeknya lebih terasa. Mulut lebarnya jadi terkuak secara maksimal, menambah kenikmatan bagi kontolku yang terkurung didalamnya. Kurang lebih gambarannya seperti illustrasi berikut ini:

kemudian kugerakkan kontolku yg sudah terbenam sepenuhnya di dalam mulut Texasnya itu, maju mundur. Terdengar gumaman seperti orang sedang berkumur “oum, uuumh....glek glek glk, chukuchukkucukkkk...uuupfh” dari dalam mulutnya. Mulanya pola gerakan kontolku kedepan ke belakang, lama-lama setelah scrotum pelerku sampai amblas seluruhnya kedalam rongga mulut, gerakannya menjadi naik-turun. Ooooooh, sungguh suatu kenikmatan yg luar biasa!!! Kusarankan pembaca perlu mencobanya. Dijamin nikmat!!!
Aku merasakan kadar ereksiku semakin mencapai maksimal selama melakukan pemerkosaan mulut itu. Kepalaku semakin tertengadah, mataku merem-melek tidak karuan, nafsu birahiku sudah sedemikian memuncak sampai ke ubun-ubun.
Kisah selengkapnya bisa Anda baca di link ini https://azroypeace.tumblr.com/page/7
0 notes
Photo

Cerita Erotis Melayu turned 1 today!
0 notes
Text
Polwan Binal part-13
“ Brrrrt…..Brrrrtttt…….Brrrrrrrrt”, Bunyi getar handphone yang begitu keras menyadarkanku kembali. Rasanya baru sebentar aku memejamkan mata sebelum dibangunkan oleh suatu getaran. Kulihat siapa gerangan yang berani mengganggu mimpi indahku sepagi ini.
Agak terkejut diriku ketika melihat ternyata Alex yang menelponku. Ada apa gerangan dengan dirinya??Apakah sakitnya kambuh lagi?
“ Halo Lex, ada apa???” kuangkat telponnya.
“ Mbbbbakkk toloong Alex…. Perut Alex sakit sekali nih”, raungnya dengan nada suara yang penuh kesakitan.
“ Sakit apa kamu Lex??”, aku mulai panik.
“Ngga tau Mbak, kayaknya bekas pukulannya kambuh lagi…sakit Mbak….ulu hati Alex kayak mau pecah…”.
“ OK, kamu tenang, baring dulu, gak usah panik!!!! Mbak segera ke kamarmu”, kuputus telponnya, sambil bergegas mencari pakaian apa saja untuk menutupi tubuhku yang masih polos. Kulihat di lemari ada mantel mandi lembut yang berwarna putih. Segera mantel itu kukenakan.
“Dug..dug..dugg…”, kugedor pintu kamar Alex.
“Buka Lex!”, kataku sambil membawa handphone, siapa tahu diperlukan.
“Ceklek”, pintu akhirnya terbuka, dengan Alex yang menyambutku dengan wajah pucat pasi.
“Mana yang sakit?? Gimana ulu hatimu?”, kurangkul dia.
“Aduuh ini Mbak, sakit”, ujarnya sambil membuka bajunya di hadapanku.
“Iyaaa, yang mananya yang sakit??”, aku semakin panik, juga kebingungan.
“Iniii Mbak”, keluhnya sambil tangannya memegang perut, “ dilihat deh Mbak, perutku jadi biru begini”, tunjuknya agar aku menengok perutnya.
“Mana sih Lex?!”, aku memicingkan mata mendekati perutnya, berusaha melihat tanda biru yang ditunjuknya.
Ketika aku tengah mencari-cari tanda sakit di perutnya, Alex membuatku terkejut.
“Hap!“, ditangkapnya rambut pendekku, kemudian dijambaknya untuk tertengadah ke arah wajahnya. “Apa-apaan ini Alex?!”, batinku dalam hati, sambil berusaha memegang tangannya yang menjambak.
Begitu cepat dia menjambakku dan membawa wajahku untuk bertatapan dengan mukanya yang penuh dengan kekuasaan, karena berhasil memperdayaku.
“Gak ada yang sakit, Cantik! He he he! Aku hanya ingin menipumu”, bisik Alex sambil menendang daun pintu agar tertutup. Begitu cekatan tangannya menjepitku dan mencium bibirku dengan ganas.
“Llleexx uugggghhhh”, tersumpal bibirku dengan mulutnya. Awalnya ingin kuhentikan serangannya dengan teknik membuka kuncian yang kukuasai, namun merasakan begitu besar gairahnya, membuatku memutuskan pasrah saja menerima permainannya. Handphone yang kubawa juga ikut terlempar ke lantai akibat ulahnya.
“Mmmmmm”, kami berciuman dengan ganas. Alex terus menyerbuku tanpa memberi waktu untuk bernafas. Kini dia menyudutkan tubuhku pada tembok dekat ranjangnya. Jambakan pada rambutku tidak juga dilepaskan.
“Oouuugghhh”, sedikit aku melenguh kesakitan, saat dengan sengaja Alex semakin menjambak rambutku, membuat wajahku jadi terdangak memandang langit-langit.
Dalam posisi mendangak ini bibirku jadi terbuka akibat daguku yang tertarik.
Kulirik wajah Alex yang kini tampak begitu berkuasa. Sangat jauh dari gambaran seorang pria “limbung” yang habis di-KO oleh tiga orang asing, lalu kupaksa ejakulasi menggunakan mulutku sore sebelumnya.
Cukup lama kami saling bepandangan dalam posisi tubuhku yang tersandar di tembok, dengan rambut terjambak. Lebih tepatnya: berpandangan dengan penuh nafsu dan gairah. Bukankah kami berdua memang mempunyai sex appeal yang begitu besar?! Saling bertatapan saja telah membuat kami berdua saling “membakar”.
“Sekarang kamu milikku Tantri! Akan kunikmati kamu dari ujung rambut sampai ujung kaki”, bisik Alex sambil hidungnya mulai menghirup aroma tubuhku.
“Sniffff…sniff…sniffff”, dengan nafas yang begitu dalam, Alex menghirup wangi tubuhku. Dia seolah begitu terangsang hanya dengan menciumi aroma tubuhku.
“Ouuugh, kamu begitu wangi Tantri, aromamu langsung membuatku “ngaceng”, katanya sambil langsung menjulurkan lidah dan mulutnya masuk begitu dalam ke mulutku. Mmmmm....Begitu dominan ciumannya, persis seperti saat di bandara. Jambakan di rambutku membuatku tak berdaya, begitu pasrah menerima pagutannya.
Begitu pula saat tangannya memegang daguku untuk semakin tertengadah, membuat leherku yang jenjang tersaji indah dihadapannya, siap dinikmati. Tersengat oleh pesona leherku, lidahnya segera meluncur untuk menjilat-jilat kejenjangannya, membuatku semakin mendesah karena makin terangsang. Setelah tempo desahanku semakin meninggi, leherku pun dicupangnya tanpa ampun.
“ Ahhhhhh….ahhhhhhh……ahhhh..”, aku pun mulai terangsang.
Bagai adegan dalam film vampire, Alex berperan sebagai Dracula yang menancapkan gigi taringnya untuk menghisap darah yang mengalir di leherku. Dicupang, dijilat dan digigitnya leher jenjangku dengan begitu kelaparan. Ya, Alex seperti orang yang telah lama tidak menikmati makanan, dan hanya bisa terpuaskan oleh nutrisi yang ada di balik permukaan leherku.
Mendapat perlakuan kasar seperti ini, ditambah “ketidak berdayaan” yang tiba-tiba menyelimutiku, aku mulai mengerang hebat.
“ Ooouhh….ouuuhhhh”.
“Aggggghhhhhhhhh”, aku semakin gila menerima cupangannya di leherku. Entah kenapa kekasarannya malah membuatku semakin terangsang.
Kupejamkan mata untuk menambah kenikmatan. Ketika cupangan dan gigitannya tiba-tiba berhenti, langsung kubuka mataku untuk melihat apa yang terjadi. Saat membuka mata, aku bertatapan langsung dengan mata Alex yang kulihat telah terasuki nafsu birahi yang begitu hewani dan berkuasa.
“Ouuugggh”, tetap rambutku dijambaknya sehingga terus tertengadah. Lama dia hanya menatapku dengan tatapan hewani seperti ini, tanpa berkata apa-apa ataupun melakukan apapun.
Mulutnya tiba-tiba maju seakan hendak menciumku. Kubuka mulutku lebar untuk menerima cumbuannya, tapi...dia berhenti. Ditariknya kembali kepalaku agar menjauh, rupanya dia hanya ingin menggodaku. Rasanya lebih dari tiga kali dia bersikap hendak mencumbuku, namun ditariknya kembali. Godaannya ini membuatku semakin penasaran.
“Biasanya kamu yang berkuasa, Tantri! Sekarang giliranku yang berkuasa! Jadi kamu nurut aja Polwanku yang manis”, ujarnya sambil menempelkan hidungnya di wajahku. Digeseknya seluruh wajahku dengan hidungnya, digodanya terus bibirku dengan menggeseknya berputar di celah luar bibir atas dan bawah. Ketika dirasa cukup godaannya kepada bagian luar bibirku, seketika itu juga dicumbunya dengan ganas mulutku yang terbuka.
“Ummmmmmm”, aku mendesah tertahan saat lidahnya mulai menusuk ke dalam rongga mulut. Sambil mencium, dilepas jambakan tangannya di rambutku. Tangannya kemudian beralih untuk bergerak ke bawah, berusaha membuka ikatan mantel. Dicarinya dengan tidak sabar simpul-simpul yang menutup mantel, kemudian berusaha dikoyaknya dengan gairah yang menyala-nyala. Mantelku tak mampu bertahan lama. Dalam waktu singkat Alex telah berhasil mengoyaknya lepas dari tubuhku. Tentu saja segera dia temukan bahwa aku tidak mengenakan apapun di balik mantel itu. Tampak dia sedikit terkejut, namun segera menyeringai penuh kemenangan. Wanita berbikini merah yang begitu lama menggodanya kemarin, kini telah telanjang bulat dihadapannya.
“Cantik, kamu nakal sekali masuk ke kamarku udah dalam keadaan telanjang bulat begini”, bisiknya,” hmmmm....semua sudut tubuhmu ini adalah impianku Tantri, pelampiasan “coliku” di sudut kontrakan, mimpi apa aku semalam, akhirnya aku dapat menikmatinya”, terus dielusnya seluruh perutku yang rata dan bebas lemak itu. Berputar tangannya dari perut bawahku, menyamping menuju pinggang dan panggulku, kemudian naik ke perut atas yang berbatasan dengan payudara. Dari sana tangannya naik menuju perbatasan bahuku kemudian memijat-mijat kecil permukaan luarnya.
“Angkat tanganmu ke atas Tantri!!”
“Mbak belum mandi Lex…malu”, mendengar itu langsung dijambaknya rambutku lagi dengan kasar.
“Gak ada 'Mbak' lagi disini!!! Yang ada hanya Tantri, dan Tantri harus nurut sama Alex!! Ngerti!!!”.
“Iiiiiyyaaa…”.
“Iya Komandan! Panggil aku Komandan, Brigadir Tantri!”, bentak Alex dengan penekanan suara yang sangat tegas.
“Ayo, panggil aku Komandan!!!”.
“Iiya, siap Komandan Alex, Tantri nurut”, jawabku sambil mengangkat kedua tangan ke atas.
“Bagus! Kamu makin cantik aja kalo nurut begini! Ngga usah mencemaskan aromamu yang belum mandi! Kamu selalu cantik dan harum di mataku meski baru bangun tidur!”, bisiknya di telingaku sambil tangannya mengunci tanganku yang telah terangkat tinggi keatas.
“Ummm....harumnya ketiakmu Tantri...mmmm”, diendusinya ketiakku tanpa malu-malu, sebelum akhirnya dia jilati dengan brutal kedua ketiak itu bergantian.
Diawali dari yang kanan, dia telusuri celah nikmat ketiakku dari sisi luar atas, berputar hingga perbatasan lengan dan bagian samping tubuhku. Lanjut ke bawah, tanpa melewatkan satu sentipun bagian itu tersiram oleh cairan ludahnya.
Saat dirasanya semua celah luar ketiakku sukses ditaklukkan, langsung diserbunya inti tengah ketiakku dengan jilatan yang dahsyat.
“ Ouuuuuughhhh Komandannnnn, ammmmpuuun…ahhhhh”.
“ Ssslrrrrg……slllrrrgggg…..slllrrrggggg”, bunyi lidah Alex yang menggesek kulit ketiakku menjadi irama yang sangat merangsang.
“ Hoooggghh ampuuuunnn Komandannnn”, bisikku dengan lenguhan dan jeritan yang begitu lepas, tak sanggup menahan birahiku yang sudah sampai ke ubun-ubun. Tak kupedulikan lagi apakah jeritanku dapat terdengar sampai ke kamar sebelah atau tidak.
“ Slllrrgggg…..slllrggg….slllrrrgggg”, bagai tak kenal lelah, Alex terus menjilatiku dengan hebat hingga membuatku mendapat orgasme pertama, hanya melalui jilatan di ketiakku.
“ Ouuuuhhhhhh…hhhhgggggggghhhhh”, aku orgasme hebat, dengan Alex yang terus menjilati ketiak sexy-ku.
Seakan memang berniat tidak memberiku kesempatan istirahat, dari ketiak bibirnya langsung menyosor ke payudara montokku.
“ Komanndaaann ouuuuggghh suuuudahhh ammmm….puuunnn’, aku kembali histeris dalam posisi tangan tetap terangkat, saat Alex tak kenal ampun mengenyot pentil susuku.
“ Cuuuuuup….hheeehhg…mmmmmmmm”, bunyi suaranya yang bernafsu ketika berhasil menikmati payudaraku dengan bebasnya. Tangannya terus mendukung bibirnya dalam mempermainkan tetekku. Diremasnya payudara itu dengan kasar sambil lidahnya menyetrum putingku.
“ Auuuuuuugggggghhhhhh”, aku hanya bisa menjerit untuk menyalurkan kenikmatan yang membuncah. Ibarat bayi yang menyusu pada ibunya, Alex menyusu padaku dengan begitu rakus. Saat asyik menyusu ini berkali-kali aku bergetar hebat karena derasnya orgasme yang datang berturut-turut. Bagaimana aku tidak dibuatnya orgasme? Dia bukan hanya menyedot atau mengenyot, namun juga menggigit kecil serta memelintir susuku, menghadirkan rasa “nano-nano”, sakit, geli, nikmat dan cetar membahana.
“ Leeex akuuuu basahhhh lagiiiii…..Ouuuuuugghhhh….myyy Goooddd……….”, terus aku mengalami orgasme akibat ulahnya .
“ UUUugggghhh hahhh….hahhh….ahhhhhh…ouuuggghhh” deras rasanya cairan yang menyembur dalam rahimku akibat multi orgasme ini.
Selain menjadi begitu basah, akupun mulai bergoyang hebat, sambil berdiri, bagai orang yang bergoyang ngebor dalam kenikmatan. Alex hanya memandangku sambil tersenyum bangga ketika melihat aku tersetrum kenikmatan akibat tindakannya. Laki-laki pasti merasa begitu bangga, saat berhasil membawa pasangannya terbang tinggi ke langit ketujuh.
“ He he he nikmat Tantri??”
“ Ahhhh sssssangat nikmat Komandan”.
“ Mau lagi???”.
“ Siiap Mauu Komandannnnn”.
“ Hanya untukmu Tantri Hupppp”, Alex kembali menyerbuku dengan ciuman ganasnya kini dia mulai menjamah wilayah selangkanganku. Sepertinya dia mau menjelajah daerah baru.
“ Trrrreeeett…treeeetttt..treeeet”, tiba-tiba kami berdua dikejutkan oleh bunyi getaran telepon yang berasal dari hand phoneku yang tadi terjatuh di lantai.
“ Udaaah, biarin aja, siapa sih yang nelpon pagi-pagi begini?! Ganggu orang aja!”, kata Alex sedikit kesal.
“ Hushi siapa tau itu atasan Mbak, sebentar ya Mbak angkat dulu”,
“ Huuuuh..”, dengus Alex tampak penuh kekesalan, “ inikan waktu cutimu Mbak! kok masih ada aja sih yang ganggu?? dasar!”.
“ Alex!!! ini tugas Mbak! meski cuti juga harus tetap stand by! kamu harus sanggup menerimanya!”.
“ Iiiya Mbak Tantri siap!!dah angkat aja tuh telponnya!Dasar gak bisa liat orang seneng!”.
“ terima kasih banyak Sayang atas pengertiannya!”.
2 notes
·
View notes
Text
Polwan Binal part-12
Tepat jam setengah lima Alex datang bersama travel yang dijanjikan. Hawa pagi itu begitu dingin hingga aku harus mengenakan jaket. Dalam perjalanan ke bandara ini sebenarnya aku tidak lupa untuk memperhatikan penampilan. Apalagi kami sebagai Polisi wanita memang dituntut untuk tampil trendi, cantik dan sexy dalam setiap penampilan. Hari ini aku mengenakan kaos putih lengan pendek ketat berkerah dibalut dengan celana bahan wana putih yang juga pas badan.
Alex tentu belum bisa melihat penampilanku sepenuhnya karena selain kututupi dengan jaket, suasana pagi yang masih gelap tentu menghalangi pandangannya.
Setelah semua barang masuk dalam bagasi mobil kami berangkat menuju bandara.
Dalam perjalanan mungkin karena memang kurang tidur aku menghabiskan waktu dengan tidur di pelukan Alex. Kami bagai sepasang kekasih yang begitu dimabuk asmara. Alex memelukku mesra sambil membiarkanku tidur bergelayut di dadanya. Hangat rasanya merasakan pelukannya padaku hingga membuatku segera terbuai dalam tidur nyenyak sepanjang perjalanan.
“ Mbak cantik ayo bangun kita udah sampai bandara”.
“ Ummmm udah nyampe Lex?”.
“ Udah Mbak”.
Segera aku bergegas untuk mengambil make up untuk menyegarkan wajah yang baru saja terbangun dari tidur pulas.
“ Udah gak usah dipoles lagi Mbak!”.
“ Hush muka Mbak masih kayak orang baru bangun tidur gini Lex”.
“ Mbak cantik kok dengan atau tanpa make up. Kecantikan Mbak bahkan bertambah setelah bangun tidur”.
Sambil mengatakan itu Alex memegang tanganku dan mencium bibirku cepat.
Terkejut aku sejenak akibat serangannya yang tiba-tiba ini, namun juga sangat gembira dengan perkataannya barusan tentang kecantikanku. Seorang pria yang mencintai kecantikan wajahku tanpa make up menandakan dia menghargaiku apa adanya.
Dengan cepat Alex memanggil para pengangkut troli bandara untuk mengangkut barang-barang kami dan bergerak cepat untuk proses “boarding” karena waktu sudah menujukkan pukul 7 pagi. Akhirnya setelah semua proses selesai kami memasuki pesawat untuk bersiap tinggal landas.
Di dalam pesawat kami duduk bersebelahan. Alex telah mengatur perjalanan ini dengan sangat baik.
“ Lex makasih banyak ya udah nyiapin semua ini”.
“ Sama-sama Mbak cantik. Alex cinta dan sayang banget sama Mbak”.
Aku kembali tersipu.
Alex menggenggam tanganku mesra selama dalam penerbangan. Memang betul kata orang bila kita sedang jatuh cinta, dunia ini seakan milik berdua. Banyak penumpang di pesawat ini namun rasanya pesawat milik kami berdua. Sepanjang perjalanan kami saling bertukar canda, tawa, humor-humor segar, sampai obrolan-obrolan nakal yang “menyerempet’ topik- topik dewasa.
“ Mbak nanti sesampainya di sana Alex pengen ngajak Mbak ke pantai”.
“ Wah ngajak ke pantai Lex? Seru banget donk. Emang kamu tau pantai yang bagus di sana?”.
“ Tau donk Mbak disana pantainya bagus-bagus; ada yang airnya jernih banget malah. Tapi Mbak, masalahnya para pengunjung pantai itu, khususnya para wanita, kalo jalan-jalan dipantai disana pada pake “bikini””.
“ Pake bikini?? Gak kayak pantai di kota kita donk , kalo di tempat kita orang ke pantai nyantai aja pake baju biasa”.
“ Iya Mbak beda donk sama kota kita. Kalo di Pulau Dewata mataharinya bagus banget buat ngejadiin kulit Mbak jadi sexy dan eksotis”.
“ Wah bagus banget buat Mbak yang memang kulitnya eksotis donk Lex?’.
“ cocok banget Mbak”.
“ masalahnya Mbak gak punya bikini Lex”.
“ Gampang Mbak, nanti Alex beliin disana. Alex tau kok bikini yang bagus dan cocok sama badan Mbak yang tinggi semampai kayak supermodel gini”.
“ Mbak kayak supemodel Lex? Kamu gak ngibul?”.
“ Bener Mbak, buat Alex, hanya Brigadir Tantri supermodel yang paling hot di dunia ini”
“ dasar gombal kamu”.
Ujarku sambil mencubit lengannya dan dibalasnya dengan mencubit lenganku. Lama kami saling bermesra-mesraan seperti ini. Perjalanan ke Pulau Dewata ini begitu indah bila dilalui bersama kekasih tercinta. Tak lama kemudian terlihat dari kejauhan bandara dengan tingkat kunjungan turis tertinggi di negeriku tersebut.
Dalam waktu singkat pesawat itu mendarat di pulau dewata dan kami siap berpetualang di pulau surgawi ini.
1 note
·
View note
Text
Polwan Binal part-11
Alunan music yang mulai tedengar membuat Alex penasaran. Dia berusaha menoleh ke belakang. Begitu terkejutnya ia ketika melihat diriku sudah mengenakan pakaian seragam lengkap.
Siap bertugas memberi kenikmatan untuknya.
“Mbak kok pake baju dinas???apa Alex mau ditangkep beneran Mbak???” (Alex gugup)
Kumelangkah maju ke hadapannya .
“Kamu bawa senjata Lex dan kamu bohong! Mbak akan buktikan kebohonganmu”
Posisiku berhadap-hadapan dengan Alex. Sambil mengatakan itu Aku mulai menggoyangkan tubuhku seirama dengan alunan musik. Dengan gerakan yang sangat erotis. Masih dengan seragam lengkap kuangkat kedua tanganku kebelakang hingga menyentuh tengkukku.
kugoyangkan tubuhku perlahan. Alex terkesima menatapku. Semula dia takut. Sekarang????……… Dia bahkan tidak mampu mengedipkan matanya.
Penampilanku yang semula galak kini berubah binal .
Erotis kugoyangkan pinggulku ke kiri dan kanan.
“Mbaaaak…..” ujar Alex nyaris meneteskan air liurnya.
Kubalik badan sambil kuturunkan tubuhku hingga wajahku sejajar lutut. Alex tentu dapat melihat penuh kemontokan pantatku dalam posisi ini. Kembali kuangkat sedikit punggungku dengan posisi pantat yang menungging. Menyesuaikan irama aku mulai bergoyang itik dalam tempo lambat. Gerakan pantat yang meliuk-liuk membuatku terlihat hendak mengebor. Begitu nakal suguhan yang kutampilkan ini.
“Pantat Mbak…..sexy sekali……”
“ Hush diam!!! Kamu sedang digeledah Lex. TIDAK BOLEH BICARA!!!”
Kembali kuhadapkan tubuhku menghadap ke arahnya. Kugoda dia perlahan dengan melepas satu persatu kancing baju kerjaku sampai terlepas semua. Setelah itu kulepaskan baju kerjaku dan kuletakkan di meja kecil yang ada disana. Tak lupa lirikan dan senyum nakal kuberikan kepadanya untuk semakin membuatnya bergelora.
“ Mbakk tetekkmu indah sekali Mbakkkk…”
Reaksi Alex yang baru saja untuk pertama kalinya menyaksikan payudaraku terpampang jelas.
Terus kugoda dia sambil meletakkan kedua tanganku di depan payudaraku. Sambil memelintir pelan kumainkan pelan puting susu berwarna coklat kebanggaanku.
“montok sekali Mbak……..oouuggh”
Tanpa berkedip Alex terus menyimak aksi nakalku.
Kuangkat tanganku ke atas membuatnya bisa melihat dadaku semakin jelas.
Kudekati dirinya.
“ Kamu liat tetek Mbak Lex??’’ seruku sambil tetap mengangkat tangan tinggi sedikit bergoyang nakal.
“iiiiiiiya Mbakkkk…” ujarnya sedikit mengeluarkan air liur.
“ sexy gak Mbak Lex?”
“Sangat Mbak……sangat Sexyyy sekali” ujarnya dengan mata melotot ke arah payudaraku.
Kuturunkan tanganku menuju penisnya yang telah terangsang hebat akibat striptease kecil barusan. Kupegang dengan tangan kiri. Alex Nampak terkejut. Kuurut pelan dari helm ujung penisnya yang sudah berwarna merah keunguan terus turun hingga kedua peler yang menyangganya.
“Mbbbaaaak apa yang…??” ( Alex terkejut mengeram menahan nikmat)
“ini senjatamu Lex! Lihat sendiri! Sudah panjang tegak kencang lagi”
Kukocok perlahan terus menjelajahi urat-urat yang telah tegang di batang penisnya.
“iiiiiya Mbaaaaaak …..” ( Alex menahan nikmat)
“masih mau bohong???”
“nggak….. mbaaak ampunnnn”
“kamu ngaku bohong Lex??” tanyaku sembari mengurut lebih cepat batang penisnya.
“iiiiya Mbakkkkk Alex ngaku berbohooong”. Tatapan Alex menatap kalangi- langit. Kedua Pahanya direnggangkan lebar.
Sepertinya dia terangsang hebat.
“Bilang yang keras Lex!!!”
“MBAK TANTRI ALEX NGAKU BERBOHONG”. (katanya keras sembari merem melek menahan nikmat).
Kuhentikan aksiku.
Kubiarkan dia dalam posisi ereksi hebat seperti itu. Tanpa penyelesaian.
“ Nah karena kamu sudah mengaku sekarang Mbak harus memberi hukuman buat kamu. Ini supaya gak berani bohong lagi” kataku sembari kembali bergerak membelakangi tubuhnya.
“pluup” ( Tantri membuka kotak lotion beauty cream)
Kebetulan aku masih mempunyai persediaan sabun aroma terapi yang bisa kugunakan untuk semakin memanaskan aksi ini.
“sssrrrt” (Tantri melumuri tangannya dengan sabun)
“oooooh Mbaaaak kok disabuni anuku?????……” Tanya Alex ketika kumulai aksi hand jobku padanya.
Seluruh batang itu kulumuri sabun beraroma wangi lavender. Mulai kupijat secara lebih kencang. Sangat mudah karena permukaannya kini telah licin sepenuhnya.
“ooooouggh Mbaaaak….”
Jeritnya menahan gelinya permainan tanganku.
Mulai kuurut perlahan dengan tangan kiriku dari ujungnya sampai dekat perutnya. Tangan kanan kugunakan memainkan kedua kantung biji pelernya yang juga tampak semakin mengencang mengundang penasaran.
“Mbbbbakk…mbakkkkk aampunnn ampuunn…”
Stimulasi rangsangan gencar kuarahkan ke batang kejantanannya. Alex semakin meracau berusaha melebarkan kakinya agar datangnya rangsangan makin nikmat.
“Mbbbbaaaaakkk jangan cepat-cepat ngocokknyaaaaa……!”
“kenapa Lex??’”. Bisikku nakal.
“Nanti …. Nanti…. Keluar Mbak……”
“ Apanya yang keluar Lex?”. Godaku sambil mencium tengkuknya.
“OUUUgf Mbak………”.
Rintihnya, kehilangan suara kala kubentuk ibu jariku bersama jari tengah dan kelingkingku membentuk lingkaran kecil di pensinya. Dengan tekanan yang tepat kutekan penisnya menghadirkan sensasi vagina yang begitu ketat nan hangat.
“oooooougggh God yessssssss”.
Erang Alex dengan kepala tertengadah sembari kaki mengangkang lebar.
“ Sekarang gantian kamu ngerasain apa yang tadi Mbak rasakan.” Kataku.
Aku tidak mau buru-buru.
kukalungkan tanganku perlahan membentuk cincin sambil menikmati setiap tekanan choli yang kuberikan di tiap sudut penisnya.
“Mbak….Mbak…Mbak Alex gak kuat Mbak”
racaunya sambil bersiap menuju surga kenikmatan.
“ Tidak secepat itu Lex” . Bisikku.
Kulepas tanganku dari penisnya. Otomatis membuatnya terkejut dan belingsatan menoleh kiri dan kanan.
“Mbak kenapa berhenti Mbak????Alex belum sampe Mbak………”
Kunikmati wajahnya yang penasaran dengan kenikmatan yang menggantung.
“Kamu mau Mbak apain Lex???”
“Terusin Mbakkk…terusin please….”. Ujarnya penuh harap.
Kuturuti kemauannya.
Kembali penis itu berada dalam genggaman tangan kiriku. Kukocok cepat….semakin cepat… semakin cepat. Tangan kanan kuturunkan ke area antara peler dan anus. Kubaca di majalah dewasa kalo inilah area laki-laki yang bila ditekan mampu menahan ejakulasi.
“Mbakkkk cepetinnn Mbakkk…. Alex nyampe ouuughhh”
Kembali kuhentikan kocokanku. Tangan kiriiku mengenggam lubang kencing penisnya, sementara telunjukku tangan kanan menekan tepat di area “skrotumnya” tepat di saat bersamaan.
Alex bergetar hebat. Kepalanya sampai terangkat-angkat. Cengkraman tangannya yang terborgol semakin kencang.
“Tahan sayangg……….tahan sayang…..jangan cepat-cepat”
Bisikku sambil menghentikan ejakulasinya.
Alex bergetar mengalami orgasme hebat. Tanpa ejakulasi.
“Mbakkk…Mbakkkk…apa yang terjadi…Mbak kenapa????”
Alex penasaran kenapa dia belum ejakulasi. Ini pengalman baru baginya. Mampu merasakan orgasme tanpa ejakulasi.
“ Mau lagi sayang???”. Bisikku sambil menjilat telinganya.
“Mau mau mauu….Mbak”
“Tapi kamu tahan ya….kamu hanya boleh ejakulasi kalo Mbak udah ijinkan” Perintahku kepadanya
Sebenarnya semua pengetahuan ini kuperoleh dari buku dan majalah. Namun hasilnya ternyata luar biasa. Alex betul-betul mabuk kenikmatan.
Terus kubaluri semua batang penisnya sampai licin. Lanjut aku mengocok cepat sekali…dan…. Kembali kutahan ejakulasinya. Alex terus bergetar hebat seperti reaksiku ketika orgasme.
Berkali-kali kubuat dia seperti cacing kepanasan. Multiple orgasme kalo tak salah namanya.
Alex menggeleng-gelengkan kepalanya. Pusing juga dia tampaknya akibat orgasme berkali-kali tanpa ejakulasi. Kantung pelernya juga terus kupijat pelan sambil membayangkan betapa banyak cairan yang ada disini sekarang.
“ Kamu mau Mbak keluarin Lex”
“Iiiiiiiya Mbakkkkkk…..Alex udah gak kuat dibeginiin terus Mbak….. Pusinggg”
“janji sama Mbak ya Lex!!!!!…..”
‘’Janji apa Mbak ???????………………………”
“ janji untuk jangan mempermainkan Mbak ya Sayang..please….”
Harapku sambil mencium keningnya.
“Iiiiya Mbak…..ALEX JANJI GAK AKAN MEMPERMAINKAN MBAK”
“ Kamu Serius sayang???”
“iyyyyyya Mbak. ALEX SERIUS…….”
“Ok Lex. Sekarang Mbak ijinkan kamu ngecrot….Keluarin semua ganteng!!!..jangan ada yang ditahan-tahan..”
Ujarku sambil tersenyum penuh kenakalan.
Kini kukocok kencang penisnya membawanya merasakan kenikmatan surgawi.
Tangan kanan yang sedari tadi menghambat kenikmatannya, kuarahkan sedikit naik menuju lubang anusnya untuk membuat rangsangan ejakulasinya semakin meledak. Licinnya jari tanganku mempermudah telunjukku sliding masuk sedikit kedalam anus Alex semakin menambah nikmatnya stimulasi.
“hugh…..Mbak….Hugh…..Mbak….oooooh”
Kupercepat kocokanku sampai Alex tidak mampu lagi berkata kata maupun menggeram.
“……………………(Alex ejakulasi)”
Penis Alex membesar di tanganku untuk kemudian meledak-ledak menghamburkan cairan kental berwarna putih.
“crooot….crooot..crooot” (suara ejakulasi)
“oooogh….Mbak Tantri….” Ujarnya dengan bola mata yang tinggal putihnya saja.
“…………………….”
“Keluarin semua sayang…ayo keluarinn!!!!…..”
Bisikku sambil mempercepat kocokan tangan. Dari bawah kubantu mengurut penisnya hingga naik ke atas menuju saluran kencing. Semakin membuatnya mudah mengeluarkan lahar kenikmatan.
“aaaagggggghhhhhhhhh” . (Alex histeris menumpahkan cairan terakhir)
Tumpah ruah cairan itu di lantai dapurku.
“hah….hah…hah” ( Alex merasakan kenikmatan)
Giliran Alex yang merem melek. Seolah berliter-liter cairan telah tumpah akibat kelakuan nakal tanganku.
“huuuuuff”
Pasca ejakulasinya mereda. Segera Kubuka kunci borgolnya agar dia bisa kembali bebas. Setelahnya kami kembali berpelukan mesra.
“Terima kasih Mbak….. Terima kasih banyak nikmat sekali….”
“sama-sama sayang”. sambil kuelus kepalanya penuh rasa cinta.
Dengan penuh kemesraan kubantu dia memakai celana panjangnya kembali.
Karena waktu sudah menunjukkan jam sepuluh malam, kuminta Alex untuk pulang. Bagaimanapun juga kehidupan malam asrama tentu berbeda dengan kehidupan masyarakat biasa.
Sebelum dia pergi diambang pintu kami masih sempat saling berpelukan dan berciuman mesra sangat intim. .
Akhirnya malam itupun berlalu dengan sejuta rasa diantara kami berdua.
Tidur nyenyak dan mimpi indah mengakhiri petualangan kami malam itu.
0 notes
Text
Polwan Binal part-10
“Dimana tempat air minum Mbak?” tanya Alex
Kuangkat tanganku menunjuk ke arah dapur masih dalam kondisi tidak mampu berkata apa-apa.
Alex beranjak dan kembali tak lama kemudian sambil membawa segelas teh manis yang dibikinnya sendiri.
“Minum ini ya Mbak biar cepat segar!.”
Dengan romantis dia menyuapi mulutku yang dehidrasi akibat banyaknya cairan yang terbuang. Begitu telaten dia menyuapiku sebelum kuambil gelas itu dari tangannya dan kuminum sisanya sendiri.
“tttertima kasih ya Alex”.
Kataku masih bergetar
“sama-sama Mbak cantik. Alex cinta sama Mbak” hiburnya sambil memelukku.
Merasa cukup pulih kulepaskan pelukannya.
“Lex Mbak punya sesuatu untukmu. Sebentar Mbak ambil dulu kamu tunggu di dapur saja” Pintaku.
“ Iya Mbak siap. Sesuatu apa ya Mbak?? “
“Kamu tunggu saja!”
Pintaku seraya berdiri merapikan gaun terusan putih yang telah berantakan menjadi saksi kenikmatan yang baru saja kureguk.
NIKMATNYA DI BORGOL
….Segera kuberanjak ke kamar untuk mengambil sesuatu. Lebih tepat sesuatu ini dinamakan “KEJUTAN”. Kumelangkah masih dengan perasaan geli-geli nikmat khususnya di area selangkangan.
“uuuuf…”
Desahku sembari menjulurkan lidah akibat sensasi nan tak kunjung henti akibat orgasme lalu.
Kejutan apa yang telah kupersiapkan buat Alex??? Aku tidak menyiapkan hadiah apa-apa. Lantas surprise apa yang harus kuberikan???. Nah otak nakalku bekerja saat melihat seragam dinas yang telah kusiapkan untuk berdinas esok hari.
“ Lex sudah dua kali kamu membawa Mbak ke langit ketujuh. Sekarang gilirang Mbak he he”
Kataku dengan senyum pada diriku sendiri.
Segera kukenakan seragam harian berwarna coklat dengan atasan berlengan pendek dan bawahan rok ini.
“uuuuuuuuufffff”
masih sensitive sekali putingku ketika bergesekan dengan kain baju.
Untuk melestarikan rasa nikmat, aku memilih tidak mengenakan BH lagi didalam kemeja kerja. Ketika perlahan kukancingkan satu persatu kancing baju ini rasanya ”wwwuuiiiih” masih begitu cetar. Setelah baju terpasang rapi barulah kukenakan rok kerja yang ketat juga tanpa celana dalam akibat bagian sensitifku masih begitu basah.
Selesai semua terpasang. Beralih perhatianku kualihkan menuju lemari mengambil “ SESUATU” yang merupakan kejutan terbesarku buat Alex.
Sekarang aku berjalan menuju TKP dengan peraasaan seorang wanita yang memendam sejuta kenakalan dalam dirinya. Kenakalan untuk mendatangkan kenikmatan kepada kekasihnya.
Kudatangi perlahan Alex dari belakang.
“ SIKAP SEMPURNA SAUDARA ALEX! JANGAN COBA-COBA MENOLEH!!!”
Hardikku dengan nada mengancam.
Alex tampak terkejut dan langsung bersikap siap sebisanya. Dia berusaha menoleh namun tidak berani.
“Mmmbak????ada apa Mbak…kenapa tiba-tiba???Alex jadi takut ???”
“ANGKAT TANGANMU!!” Suruhku sambil mengacungkan pistol ke arah punggungnya.
“Iiiiiiiya Mbak ssssiaaap”
Jawabnya memenuhi perintahku untuk mengangkat tangan penuh kegugupan.
“MERAPAT KE TEMBOK! MBAK MAU GELEDAH KAMU!!!”
Tanpa bersuara Alex memenuhi perintahku.
Dalam posisi menghadap tembok aku menyuruhnya untuk merentangkan kaki untuk mempermudah proses penggeledahan. Dengan cepat kutendang pelan bagian kaki dalamnya untuk semakin memperlebar kakinya terbuka. Prosedur resmi penggeledahan.
“ PEJAMKAN MATAMU LEX!”
“Iiiiiya Mbak”
Mulai kugeledah dia. Sebenarnya bukan menggeledah tapi menggerayangi. Kumulai dari menjamah dadanya yang bidang dari belakang. Bergerak untuk menelusuri simetris bahunya. Turun ke pinggangnya kurasakan begitu kokoh tubuhnya. Figur lelaki jantan yang perkasa.
Alex yang awalnya nampak terkejut dengan perlakuanku mulai terlihat terangsang.
Keringat dingin mulai mengalir dari tengkuknya.
“ Mbak main main apa nih serius sih Alex jadi takut….”
Ujarnya dengan suara lirih.
“ SSSSST GAK USAH BICARA”
Kembali kugerayangi tubuhnya.
Sekarang giliran bagian bawahya. Kuremas pantatnya yang cukup sexy hasil rajin berolahraga.
Kuremas perlahan dengan kedua tanganku.
“Plak” (suara Tantri menampar pantat Alex)
“Mbak……???” ujar Alex sambil nampak gelisah.
Kuarahkan kedua tanganku ke bagian depan celananya. Kurasakan benjolan benda dibalik celana. Ini pengalaman pertama sebagai wanita tapi ini sangat mengasyikkan. Pelan kuturunkan resleting penyangga celananya.
“ssssrrrrrrrt…. ”(suara resleting diturunkan)
“Mmmmmmbak kenapa celana Alex diturunkan emang apa salah Alex Mbak???”
“Salahmu ??Kamu membawa senjata Lex” ( kedua tanganku bermain di bagian depan CD Alex”)
“ Senjata apa Mbak??”
“senjata Lex. Peluru tajam lagi. Pelanggaran berat. . Makanya kamu Mbak geledah.”
Pelan kuoles tonjolan penisnya yang masih tersembunyi di balik CD. Masih mengkerut mungkin dia benar-benar ketakutan.
“..nggak ada senjata apa-apa kan Mbak, Alex gak bohong”
“ kamu pinter bohong Lex! Kalo gitu kamu harus mbak BORGOL!”
Ujarku sambil membawanya bergeser dari tepian tembok ke sebuah tiang jemuran yang ada di dekat situ.
“pegang tiang di atas kepalamu Lex!”
Alex menurut. Kedua tangannya diarahkan keatas memegang tiang besi yang lebih tinggi sedikit darinya.
“Kreeek” (suara borgol dikunci).
“ampun Mbak kenapa main borgol???”””
“hush diam. Mbak akan buktikan kamu bawa senjata jadi kamu diam saja!”
Dari arah belakang kuturunkan CD Alex hingga tidak ada lagi pelindung bagian bawah tubuhnya.
“Lhooo Mbak Alex kok ditelanjangin begini???”
“ Lex..Lex namanya digeledah ya ditelanjangi”
Ujarku cuek sambil bergerak masuk ke kamar Sinta yang kosong. Segera kutemukan mini componya yang biasa memutar musik, kemudian kubawa ke dapur untuk menambah rencana nakal ini.
Sampai dengan momen ini Alex belum melihat penampilan terbaruku. Pasti dia masih mengira aku mengenakan baju putih tadi.
“klek” (bunyi tape dinyalakan) (terdengar lagu romantic ONLY YOU).
0 notes
Text
Polwan Binal part-9
“ooough”
“aaah aaaah aaah”
“uuuuh”
Jeritku berulang ulang tak kuat menahan sensasi geli-geli nikmat yang mulai merayap menyerang seluruh pori-pori tubuhku.
Alex begitu memuliakan kedua kaki jenjangku yang terawat. Bahkan dia jilati setiap jempol kakiku dengan lahap seperti sedang menjilati permen lollipop.
Kemudian Alex mengangkangkan kedua kakiku. Yang kiri dia letakkan dahulu naik di bahu sofa. Menyusul yang kanan diturunkannya sampai terjuntai menyentuh lantai. Akhirnya terkangkang lebarlah kedua kakiku dengan kepala Alex berada diantara keduanya.
“huffff ( Alex meniup Vagina)”
“oooow”
segera kurapatkan tanganku. Bahkan hembusan anginnya saja begitu nikmat.
“sssslurrg ( gerakan Alex menjilati perlahan memutar di sekeliling vagina)
“oooooow”
“oooooow”
(jilatan Alex terus melingkar searah jarum jam di area klitoris Tantri)
“Uuuuugh ampun…..ampun”
Desahku. Rasa jilatan di kemaluanku begitu cetar. Menyambar sarafku melebihi apa yang pernah kualami.
“Brigardir Tantri!”
Panggil Alex dari sela-sela kakiku.
“Huh”
kuangkat kepalaku merespon panggilannya. Tatapan sayu penuh kenikmatanku menjadi pemandangan yang Alex at sebagai jawabannya seruannya.
“ Nikmati kenikmatan yang akan kuberikan sayang!!”
“iya….”
“sssssssslrrrg” ( Alex memulai jilatannya)
“oooooooooooooouhhhh ooooo my godddddddddd”
Cetar… cetar…… cetar cetar badai orgasme itu datang bertubi-tubi seiring dengan jilatan, hisapan, ciuman dan permainan tangan Alex di area itu.
“…………” (Tantri kehilangan nafas)………….
“ ouugh hah hah ha…..haggh”
Aku orgasme!!!
“huggggh yesssssss”
Terangkatlah pantatku keatas sebagai puncak ledakan orgasme. Demikian hebat letupan ini hingga turut meledakkan segala stress, beban kehidupan, pelecehan, maupun permasalahan apapun itu.
Alex begitu mahir.

Ditahannya pantatku agar tetap terangkat dengan kedua tangannya. Sambil terus lidahnya menjilat terfokus pada area klitoris yang telah menebal. Dijilatnya area itu lima menit lamanya sejak titik awal orgasmeku. Puncak kenikmatan ini membuatku mengeden… menumpahkan cairan ….kembali mengeden….kembali crot…crot...crot, terus demikian berantai sampai dua menit lamanya.
Jangan tanyakan bagaimana rupaku. Rambutku acak-acakan. Semua make up dari sore luluh berantakan. Lama Alex baru menghentikan hisapannya, meninggalkan tubuhku dalam kondisi bergetar bergetar dan bergetar hebat. Dia peluk diriku yang masih berguncang..
“hhhhh……hhhhh….Alex oooooh”
Seruku berusaha menghentikan efek orgasme yang terus terjadi, bahkan ketika pelakunya tidak lagi ada disana.
“hhhhgh….hgggh”
Ada tiga menitan rasanya aku terus bergetar sambil dipeluk oleh Alex.
Ketika badai itu berhenti aku betul-betul lelah. Alex mengelus alisku, membelai hidung mancungku, dan memainkan jarinya di bibirku sebagai bentuk pemujaannya terhadap kecantikan wajahku.
“Mbak Tantri kamu cantik” katanya sambil memasukkan telunjuknya pelan kedalam mulutku agar kuhisap seperti anak kecil dengan permennya. Kuturuti kemauannya dengan menghisap jarinya. Hal itu rupanya sangat menenangkan hatiku ibarat obat anti mabuk yang menyadarkan.
Lama aku dalam pelukan Alex sebelum dia mendudukkanku kembali. Ketika didudukkan pantat ini kembali bergetar. Alex sangat mengerti hal ini dan kembali memelukku. Dia bantu rapikan rambutku yang acak-acakan agar kembali rapih. Inilah enaknya memiliki rambut pendek, cukup dengan belaian tangan, rambut itu kembali rapih seperti sedia kala.
1 note
·
View note
Text
Polwan Binal part-7
Menjelang malam, masih dalam suasana pikiran yang berkecamuk, aku mengurung diri di kamar. Kuputar musik grup band lokal papan atas untuk membunuh suntuk yang menyerang. Namun bahkan alunan musik merdupun tak membantu. Aksi bullying atasanku tadi siang benar-benar meninggalkan trauma psikologis tersendiri. Aksi tangan bandot itu untuk menggerayangi pantatku benar-benar bejat. Jijik diriku membayangkan perbuatannya. Apalagi kata-kata kasarnya itu ”jalang, sundal ” kata-kata macam apa itu?. Layakkah seorang atasan mengucapkan kata serendah itu?
Satu-satunya pelipur lara hari itu adalah rencana kedatangan Alex nanti malam. Sudah lama aku tidak berjumpa dengannya. Sebenarnya baru 2 minggu tapi serasa sudah sangat lama. Hadir perasaan dag dig dug, antara malu, cemas, rindu maupun penasaran berbaur menjadi satu. Mungkin inikah rasanya seorang wanita jatuh cinta?
Dibalut perasaan campur baur aku beranjak mempersiapkan diri. Seperti layaknya seorang gadis ABG remaja aku mulai bersolek. Kupandang diriku berkali-kali di cermin untuk memastikan apakah diriku sudah cukup cantik untuk menerima kedatangannya. Pengalaman di stadion membuat diriku merasa harus menghias diri luar dalam.
Sudah tiga kali rasanya sore ini aku mandi. Iya ada perasaan kurang percaya diri jangan-jangan badanku masih bau. Ah jatuh cinta berjuta nikmatnya. Kupandang tubuh ini yang masih berbalut handuk berhadapan dengan cermin besar yang setia mendampingiku di kesunyian asrama. Kuturunkan handuk itu meninggalkan ketelanjangan total tubuh sexyku polos tanpa busana.
Kuangkat kedua tanganku tinggi , perlahan kukangkangkan kedua kakiku untuk memastikan semua sudah bersih tercukur. Kupalingkan tubuhku kanan kiri untuk melihat apakah semuanya sudah terawat dengan baik. Dari laci lemari rias kuambil bedak pengharum warisan racikan leluhur. Di taburi tipis-tipis pada wajah, leher, serta sela-sela ketiak untuk semakin meningkatkan kepercayaan diri.
Bagaimana dengan busana yang akan kukenakan?? wah ini cukup menyita pikiran. Maklum sebagai Anggota, jarang kami dihadapkan dengan acara yang mempertontonkan kecantikan kami sebagai wanita. Paling banter asap debu knalpot, teriknya matahari berbalur raungan speaker para demonstran adalah kondisi paling sering kami hadapi. Untungnya ada satu stel baju yang pernah kubeli di sebuah pusat perbelanjaan yang menurutku sangat layak untuk dikenakan. Sebenarnya kala membelinya diriku tidak tau akan pernah mengenakannya atau tidak. Tapi kencan malam ini menjadi ajang peluncuran baju terusan ini untuk mementaskan dirinya.
Baju terusan ini berwarna putih mengkilat dengan belt coklat menyangga pinggul. Menurutku baju ini cukup anggun dan cenderung sexy. Bentuk V di bagian leher membuat kalung hadiah Alex terpasang anggun untuk membei r kesan menghargai pemberiannya. Baju sexy ini menutupi area tubuh bagian bawahku sampai 10 cm diatas lutut. tentu hal ini membuat jenjangnya kendahan kakiku yang jangkung menjadi terlihat jelas. Hal yang paling kusenangi dari baju ini adalah mampu menonjolkan keeksotisan kulitku yang coklat menggairahkan.

Mulailah ritual wanita yang sangat ingin terlihat cantik. Kukenakan gaun ini. Berawal dari mengenakan CD dan BH berwarna senada. Mengenakan BH? Ah sepertinya tidak. Keberadaan rumbai-rumbai di dekitar dada pada gaun ini rasanya cukup. Apalagi tampak tak lucu bila aku menenakan BH dan talinya mengintip diantara bahu gaunku yang terbuka lebar. Selesai semua urusan daleman berhasil terpasang pada tempatnya tibalah giliran baju terusan ini.
“Nah Tantri kamu cantik, sexy dan wangi sekarang”
Kataku pada diri sendiri setelah memasang belt coklat untuk semakin mempertegas rampingnya tubuhku.
“sssrt…srrrt…srrrt” ( Tantri menyemprotkan pewangi)
Kesemprotkan parfum beraroma sensual, pada beberapa bagian tubuhku untuk memberi kesan sexy sebagai penutup rangkaian acara berhias seorang gadis yang sedang dimabuk cinta..
*
“tok…tok….tok…( suara pintu diketuk)”
“ selamat malam Mbak Tantri”
“Akhirnya tiba juga dia padahal belum jam 7” .
Segera kubukakan pintu untuk menyambut kedatangannya.
Krek ( suara pintu dibuka)
“akhirnya kamu datang Alex, Mbak sudah menunggu lama sekali”
Demikian sambutku dengan memasang muka ketus dipenuhi kekecewaan ( inilah seni yang hanya dimiliki oleh kaum wanita dalam menyembunyikan perasaan) .
“A……A…….A…….”
Tanggapan Alex tanpa bisa mengucap satu patah katapun. Dalam hati aku senang luar biasa persiapan yang begitu panjang untuk berdandan terbayar tunai. Alex terkesima, terpukau dengan sosok wanita dihadapannya.
“M……..M…….. Maaaf Alex terlambat Mbak…..”
Ujarnya sambil menatap penuh kebingungan pada arlojinya. Pasti dia berpikir ini bahkan belum jam 7..
“ UNTUK KALI INI SAJA MBAK MAAFKAN! Kamu telat lagi, jangan pernah berani datang kesini!”
Kataku dengan nada tegas.
“Ss….sss…..ss…siap Mbak maafin Alex”
Ujarnya demikian gugup sambil tertunduk sambil menyeka keringat dingin dari dahinya. Sebenarnya hatiku terbahak. Bagaimana bisa seorang pria berbadan kekar, berpostur lebih tinggi dariku, bersikap begitu grogi. Rasanya tidak sesuai dengan perawakannya. Tapi, he he bukankah dia tidak berurusan dengan jenis wanita biasa yang dapat diperlakukan seenaknya.
Laki-laki ini sedang berurusan dengan seorang anggota polisi wanita. Urusannya bukan masalah sepele tapi masalah berat yaitu hati. Untuk masalah ini tes yang kuberikan sangat berat dan hanya bila dia lulus barangkali ia bisa memiliki hatiku. Bisakah Alex bersikap sopan dan hormat kepada wanita? sebuah pertanyaan yang merupakan tes tersulit yang harus dia lewati. jawabanya tidak cukup dengan kata-kata khas buaya darat. Tapi harus dapat dibuktikan dengan sikap nyatanya dalam memperlakukanku.
“masuk Lex!”
Perintahku sambil membuka lebar pintu rumah.
Sangat kik-kuk Alex melepas sepatunya kemudian melangkah masuk ke ruang tamu.
“Duduk!”
“iya siap Mbak”
Hening. Lama kami terdiam. Dalam diam kulirik Alex mencoba melirik glamornya dandananku.
“ Mmmbak… mohon ijin Alex mau minta maaf yang sebesar-besarnya……”
Ucapnya terbata
“….Atas kejadian di stadion. Semuanya di luar kendali Mbak. Alex khilaf dibakar cinta. “
Dalam diam aku mendengarkan tanpa berusaha memberi jawaban. Kehadiran laki-laki ini membangkitkan gairah beberapa hari lalu ketika sosoknya kugunakan sebagai khayalan seksual.
Kusandarkan tubuhku pada bantalan sofa, sembari kubentangkan tangan kanan menyangga telinga dan sisi kepala bersikap “seolah-olah” sedang serius mendengarkan . Siapa sangka sikap cuek ini malah membuatku tampak semakin sexy.
Mungkin ini pengaruh baju terusan dengan bawahan yang sangat mengekspose kaki jenjangku. Sembari kusilangkan kedua kakiku bertumpuk yang kanan diatas yang kiri, kesexyan pahaku jelas sangat merangsang laki-laki manapun yang melihat. Ditambah tangan yang sedang membentang menyangga kepala membuat keindahan ketiakku dapat terlihat jelas oleh Alex.
Gerakan yang kusuguhkan sangat sensual , sangat mengundang birahi. Bagaimana reaksi Alex? dia benar-benar gugup. Berulang kali mengambil nafas panjang entah untuk apa barangkali untuk mengendalikan nafsunya.
“Mmmmm…. Alex bener-bener mohon maaf Mbak”
Katanya sembari melirik kalung pemberiannya yang menempel indah di leherku.
Sepertinya sikap tubuhku yang cuek membuat lidahnya kelu.
Sambil kumainkan rambut yang menempel ditelinga aku berucap ketus , “ TRUS??”
Kembali kupalingkan wajahku dengan angkuh ke arah televisi.
“Mbak….mungkin Alex dianggap laki-laki nakal yang hanya mau mengambil keuntungan dari Mbak….”
“( Bisa jadi )” ujarku dalam hati sambil tetap bersikap malas.
“”…..trus ninggalin Mbak setelah mendapat apa yang Alex inginkan…”lanjutnya
“ ( awas saja kalo sampai terjadi Lex. Mbak buat jadi dendeng kamu)” geramku dalam hati
“ ……sumpah Alex bukan pria seperti itu Mbak. Jujur Alex cinta ama Mbak dan Aku tipe laki-laki yang bertanggung jawab kok Mbak.Sebentar lagi Alex lulus. Habis itu……”
“(Habis itu????)” mulai kuhadapkan seluruh wajahku menghadapinya.
“………..Alex berencana melamar Mbak….” ujarnya penuh ketegasan . Selepas mengatakan itu dirinya kembali menundukkan wahahnya memandang lantai.
“(Rasanya meragukan)” batinku. Merasa masih sulit percaya dengan ucapannya.
Sebagai Anggota tentu sinyal “Curiga” sangat kuat memancar dari naluriku .
“…… mungkin Mbak tidak percaya dengan omonganku. Tapi waktu juga yang akan menjawab.”
Kembali kupasang modus cuek untuk mendengarnya. Berpaling kembali wajahku menyimak tayangan televisi. Untukku ucapannya masih meragukan. Ibarat pengakuan maling yang membela diri saat ditangkap.
“ ….sebagai bukti awal Alex mau buktikan dengan menjaga Mbak!.....”
“(DEG)”
Sejenak degup jantungku terhenti. Kuarahkan kembali tatapanku kehadapannya. Kupandangi lekat wajahnya. Mungkin karena peristiwa tadi siang kata MENJAGA menjadi sangat berarti. Keberadaan seorang pria yang aku cintai untuk menjagaku. Melindungiku dari para hidung belang.
“….. Alex ingin ngelindungin Mbak. Memang Alex gak punya pistol. Tapi tubuh aku bisa dijadikan tameng untuk Mbak. Biar Alex duluan yang kena bila ada penjahat yang berniat jahat kepada Mbak….”
“ Kamu siap mati untuk Mbak Lex??” tanyaku mengakhiri puasa bicara yang sedari tadi kulakukan.
“sangat siap Mbak. Bukan hanya Mbak saja lho yang bisa bilang siap! KAMI ORANG BIASA SERING LEBIH IKHLAS SIAPNYA…..Alex SIAP MATI BUAT MBAK”
Demikian ujarnya penuh keyakinan. Api keyakinan untuk pertama kalinya terlihat memancar jelas dari kedua bola matanya.
“ Bagaimana kalo ada atasan yang jahatin Mbak? ” tanyaku terbayang peristiwa tadi.
“ Ada atasan yang berani jahatin Mbak????? ALEX PASTI AKAN CARI DIA MBAK!! LARI SAMPAI MANAPUN DIA ALEX KEJAR”
“BERANI kamu Lex?”
“SANGAT BERANI MBAK.”
“Apa yang buat kamu berani Lex?? Bisa jadi dia punya POWER KEKUASAAN bahkan senjata??”
“Alex punya CINTA Mbak. Kekuasaan atau senjata apalah artinya ketika berhadapan dengan cinta Alex yang tulus kepada dirimu Mbakku sayang”
Kalimat terakhir itu tanpa dapat kutahan telah menyentuh kedalaman hati nuraniku. Alex PERCAYA DENGAN KEKUATAN CINTA. Kenapa aku selalu meragukan cinta??? Kenapa Aku tidak mencoba yakin pada laki-laki ini???.
Perlahan butiran air mata menetes dari sudut mataku. Butiran itu kemudian berubah menjadi linangan air mata yang membasahi gaun putih ini. Inilah lembutnya hati seorang wanita. kami sanggup berakting begitu sempurna, namun saat hati sudah tersentuh wanita bisa bersikap sangat emosional. Penuh air mata.
Tanganku yang semula menyangga leher sedikit kuusapkan ke mata untuk menyembuyikan air mata yang telah mengalir. Namun terlambat karena Alex telah melihatnya. Dia bergegas maju mendekatiku.
(“ssssssst”) suara jempol tangan kanan Alex menyeka air mata yang menetes.
“ Mbak jangan nangis” bisiknya sambil menyeka air mataku sambil menarik wajahku agar mendekat ke wajahnya.
Bukannya berhenti aku malah menjadi sesengukan
“Hu…hu..hu….Lex…….”
Alex terus mengusap kedua mataku.
“jangan nangis Mbak ada Alex. Yakin sama cinta Alex. Yakinlah cinta Alex begitu besar untukmu” ucapannya sangat menenangkan.
Sambil memeluk, bibir Alex mulai mencium bibirku yang berbalut lipstick warna merah. Begitu menentramkan hati ciuman yang diberikannya. Sangat memberi kedamaian. Seolah melepaskan beban yang semula begitu berat membebani. Dalam kondisi mata berlinang kubalas kulumannya dengan bergelora.
2 notes
·
View notes
Text
Polwan Binal part-5
Setibanya di asrama sejuta pikiran dan perasaan menyerbuku. Aku menikmatinya, sangat menikmatinya. Dengan tingkat stress yang begitu menekan, kenikmatan yang diberikan Alex di stadion ibarat menjadi candu yang membuat semua persoalan itu fly terbang lenyap, menghilang ditelan ledakan orgasme. Namun disisi lain, aku adalah gadis yang masih memegang tradisi timur yang menjunjung rasa malu. Disamping itu pendidikan keras di asrama menekankan pentingnya harga diri. Wajarkah seorang gadis anggota kepolisian yang masih perawan, begitu menjunjung harga diri, merelakan dirinya lepas kendali dalam kemabukan kenikmatan? Wajarkah aku yang biasa menilang pengendara dijalan, menghardik masyarakat yang kurang disiplin, kehilangan kendali di tangan seorang warga masyarakat biasa?? Semua pertanyaan ini berkecamuk hebat dipikiranku.
“Brigadir Tantri, benarkah perbuatanmu pagi hari ini??”
Itulah penggalan pertanyaan yang terus menggumuliku sepanjang akhir pekan, pasca Alex memberikanku kenikmatan yang tiada tara. Memberi Kenikmatan?? Dengan insting aparat yang dinaungi perasaan bersalah aku menyebut peristiwa itu kini pelecehan. Ya buatku Alex telah melecehkanku di stadion itu. Tapi apakah aku akan menangkapnya?? Ah jangan aku terlalu mencintai dirinya. Aku terlalu menikmati apa yang telah dia perkenalkan di stadion itu.
*
Sudah dua minggu berlalu sejak peristiwa itu. Setiap WA atau telpon dari Alex tidak pernah kujawab. Aku tahu dia pasti kehilangan diriku, karena aktivitas fitness pun kuhentikan. Perasaaan dan pikiran dalam diriku berangsur pulih. Kegalauan kemarin mungkin dipicu oleh sindrom datang bulan yang membuat perasaan wanita jadi tidak karuan. Aku sudah bersih sekarang, tapi Alex tetap menjadi tersangka yang belum mendapat ijin untuk melintasi kehidupanku.
“Mbak Tantri kemana aja?? Alex jadi khawatir nih. Maafin Alex atas peristiwa di stadion. Sumpah Mbak, Alex tidak ada niat ingin mempermainkan Mbak. Alex hanya terbawa suasana karena cintanya Alex sama Mbak.”
Itu WA darinya. Kumatikan hp yang kupegang, tidak mau kujawab WA yang dikirimkannya malam ini. Kupandangi diriku di depan cermin kamar, masih berseragam lengkap, baru saja kutunaikan tugas mengabdi kepada Negara.
“Kamu cantiik Mbak Tantri, kamu sexy sekali.”

Terngiang bisikan mesra Alex di sudut stadion pagi itu. Kupandangi lekat-lekat wajahku di hadapan cermin, rambut pendek yang menghiasi tubuhku, mancungnya hidung yang diberikan Tuhan kepadaku, bibir eksotis yang hadir menemaniku. Banyak orang bilang dengan wajah cantik ini aku layak memandu acara terkenal di televisi yang memberikan laporan kondisi lalu lintas terkini. Namun aku bertugas di sebuah kabupaten kecil jauh dari sorotan para petinggi kesatuan, tentu hal itu hanya mimpi. Turun kebawah aku melihat di cermin pantulan tubuhku yang kata Alex sangat sexy. Di bahuku masih menempel pangkat yang memberiku nafkah sehari-hari, lencana , papan nama dan tanda korps, masih menempel lengkap di beberapa bagian baju dinasku. Kulihat dadaku yang begitu dipuja Alex tampak begitu penuh, bulat dan menggairahkan. Perlahan kucopot satu persatu kancing bajuku sampai terlepas semua. Mulai terlihat belahan dadaku yang ranum dibalut BH berwarna putih. Perutku yang ramping dan sexy mulai terekspose. Teringat perlahan bagaimana Alex mempermainkan pusarku dengan lidahnya yang menari seperti penari balet. Berputar putar memicu gairah pada organ intimku.
Kulepas bajuku, kuletakkan rapi di hanger baju yang telah disiapkan. Kini hanya dengan BH dan rok kerja setinggi lutut aku berdiri menghadap cermin. Kuturunkan restleting rokku yang ada di samping kanan pinggul dan kujatuhkan saja dibawah kakiku, meninggalkan CD warna putih yang setia menjadi penutup liang kewanitaanku.
“Tantri…Tantri memang dirimu benar-benar sexy”
Kataku dalam hati, sambil mengagumi tubuhku sendiri yang hanya berbalut BH dan CD warna putih. Kulitku yang coklat eksotis tampak kontras berbalut daleman putih. Sangat menggairahkan. Pelan kudengar lantunan lagu romantis beralun dari kamar sahabatku yang tidur di kamar sebelah. Kupejamkan mataku sambil berusaha tenggelam dalam irama musik. Indahnya suara penyanyi lagu ini membuat kepalaku bergoyang perlahan ,sejenak berusaha menghilangkan permasalahan hidup. Ritmis, bertempo, perlahan kepala ini mulai bergoyang seirama alunan melodi. Goyangnya kepala terasa hambar tanpa gerakan bagian lain tubuhku. Mulai kugoyangkan bahuku yang kanan naik turun sesuai melodi, berganti bahuku yang kiri. Kepala dan bahu kini bergoyang begitu ritmis membawaku relax tanpa memikirkan apa-apa.
“ dum…dum…la….la….la…la…tra…tra..traa”
Bunyi aransemen lagu itu. Merangsang pinggulkupun bergerak kanan kiri seirama. Kubuka kembali mataku menghadap cermin, melihat diriku yang begitu menikmati irama musik, berbalut busana yang sangat minim.
“ ohhh kenapa aku jadi bergairah” batinku
Kuangkat tinggi tanganku rapat ke langit-langit . Ketiakku terlihat jelas, sangat sexy, bersih dan terawat.
“terus goyang Tantri goyang”
Oooh aku mulai merasa begitu horny melihat tubuhku sendiri. Entah apakah ini masa suburku sehingga aku begitu terangsang. Tanganku yang terangkat tinggi membuatku kembali flash back ke peristiwa hari Sabtu yang begitu panas. Sepertinya palang besi stadion itu hadir secara nyata di atas kepalaku. Ooh tidak, ternyata bukan hanya palang besi itu yang hadir, tapi sosok Alex perlahan mulai muncul, hadir secara nyata, lengkap dengan aroma tubuh dan deru nafasnya.
Di hadapan cermin rias seolah kulihat diriku yang hanya mengenakan CD dan BH putih berhadapan menempal erat dengan tubuh Alex di depanku.
“ Alex gantengku cium aku sayang” fantasiku sambil memejamkan mata dan menggoyangkan tubuh.
“oooooooh....”
kenapa bisa Tantri?? Kutuk diriku. Kamu mendesah-desah di kamarmu sendiri.
Begitu panas rasanya. Begitu bergelora. Kubuka kaitan BH yang mengait di punggung dan kubebaskan payudaraku merasakan atmosfer kenikmatan ini. Sudah lebih 12 jam dia terpenjara di dalam BH. Sudah saatnya ia menghirup udara segar. Di cermin kulihat sepasang payudara montok yang pasti membuat Alex penasaran. Dengan warna putingnya yang kehitaman namun mungil dan menggemaskan. Menanti untuk dihisap.
“kamu belum pernah melihat ini khan Alex??” batinku.
“gimana bila kamu melihat ini?? Kamu akan terangsang Alex, hmmm....”
Aku semakin meracau. Udara yang cukup panas di kamar, diiringi hentakan music lembut, mulai membuatku fly. Kuangkat tinggi tanganku, pemandangan yang kulihat di cermin begitu erotis.
Wajahku yang terpantul begitu binal, sangat mendambakan kepuasan. Kututup lagi mataku. Kubebaskan fantasiku membumbung semakin liar.
“Kulum putting susuku Alex, hisap, hisap sesukamu, buat Mbak puas”
“oooooooooooooooh” jeritku.
Rasanya ada sesuatu yang mau meledak di rahimku. Sesuatu yang menuntut unttuk dicrootkan seperti di stadion.
Segera aku rebah ke ranjang. Kumasukkan tanganku kiriku ke dalam celana dalam. Mulai kugesek perlahan persis seperti yang diajarkan guru seksualku Alex. Kukangkangkan kedua kaki selebar-lebarnya. Kutelusuri licinnya vaginaku yang baru tercukur. Kuangkat tangan kananku untuk mengacak acak rambutku, untuk menambah kesan binal. Aroma tubuhku yang memancarkan gairah seksual, kuhirup sepuasnya melalui ketiak tangan kanan yang terangkat keatas.
Perlahan kugesekkan jari telunjukku ke bibir vagina. Kunaik turunkan perlahan sampai ke perbatasan anus. Stimulasi terus diberikan secara ritmis. Dimulai perlahan beranjak semakin cepat. Semua kulakukan sambil membayangkan Alex hadir disana, sedang asyik menyusui payudaraku dengan penuh gairah, menjilati keringat yang hadir disana dengan rakus.
Tangan-tangan nakalku berusaha membuka lubang organ intim yang gundul itu perlahan. Melakukan gerakan-gerakan provokasi menusuk ke sela-sela hymen keperawananku. Seperti wanita nakal, aku berfantasi cela vagina itu ditembus oleh Alex, pria tampan yang menerbitkan cinta di hatiku. Gerakan menusuk ini kulakukan perlahan tapi berulang ulang pada pintu liang kenikmatan yang telah bersemu merah.
Tiba-tiba semuanya lenyap, seolah semua dunia ini menghilang. Aku seperti memasuki dimensi lain yang berbeda, penuh bintang, penuh cahaya, seperti surga. Kakiku yang terkangkang lebar seperti kesetrum. Diawali dari pantat yang terangkat tinggi, meninggalkan tumit kedua kakiku menyangga seluruh beban tubuhku bagian bawah. Punggungku terungkit dengan kepala tertengadah maksimal keatas. Tangan kananku refleks menjambak untaian rambut sebagai pelampiasan kenikmatan.
Bagian bawah tubuhku memberikan reaksi yang tak kalah sensasional. Dalam posisi pangkat terangkat. Vaginaku seperti mengempot, tertutup rapat, untuk bersiap memuntahkan isinya. Tekanan diawali dari perut. Mendadak ada perasaan mengeden seperti hendak buang air, tapi bukan pada organ pencernaan, melainkan pada rahim.
“HEggggggh” aku mengeden untuk mendorong hasrat apapun ini yang mendesak ingin keluar
“aaaaggggggh” orgasme itu meledak. Vagina yang tadi mengempot tertutup, seperti terbuka dan mengeluarkan klimaksnya . Dalam posisi tubuh terangkat aku terbujur kaku. Aku kehilangan nafas, tidak sanggup bernafas, semua lenyap. Oooh begitu sulit tergambar kenikmatan ini
“………………………………………………”
“Huhhhhhhhh” 10 detik kemudian kembali kudapatkan nafasku.
“hah…hahhhhh…hahhhhhhhhhh” aku ngos-ngosan sejenak. Tangan kiriku terus bergerilya. Pantatku yang terangkat mulai bisa rebah kembali ke kasur.
Kaki tetap kukangkangkan lebar. Jari-jariku terus menyisir lender-lendir lengket yang bertebaran disana. Hasil dari semburan yang pertama. Tak kuduga;
“ahhhhhhhh ya Tuhann…….”
Badai itu datang lagi untuk kedua kalinya dalam waktu yang hanya sepersekian detik.
“heggggggggggggggggggggh” kembali aku mengeden dengan mengangkat pantatku tinggi untuk menumpahkan orgasme keduaku .
“aaaaaaaaaa………………………..” begitu nikmat. Sampai bola mataku yang hitam terangkat hingga hanya bagian putihnya saja yang terlihat, menandakan aku mencapai ekstase. Aku mabuk
“huuuuuuuuuh” ledakan kedua ini bertahan lebih lama. Sekilas kulihat dicermin bagaimana tubuhku tersetrum bergetar getar dalam posisi kayang dalam waktu yang cukup lama.
Ooooh...akhirnya badai kedua itu berlalu. Aku kembali rebah seperti atlet lompat galah yang baru jatuh ke matras.
Kurapatkan pahaku. Berusaha kuambil nafasku kembali. Tapi tangan kiri belum mau kuangkat dari liang vagina. Aku ingin menikmati lendir yang kuhasilkan. Ingin kurasakan bagaimana rasanya. Terus kueksplore bagian yang sangat sensitive itu. Puting susuku berdenyut denyut sangat tegang. Rupanya putting juga bisa ereksi.
“huhhhh……huhhhh..huuhhhhh” berusaha kuambil nafas lewat hidung dan meghembuskannya lewat mulut.
“Alex ….Alex …Alex belai Mbak sayang.”
Kubayangkan tangan in adalah tangannya yang asyik mendapat mainan baru mengobok-obok organ sensiku.
Tangan Alex yang kubayangkan kemudian kuarahkan agak kearah pantat, untuk juga mengeksplore anusku yang tadi turut membuka menutup tak beraturan. Ritmis dengan nakal kudorong-dorong jari tengahku masuk ke lubang anal itu.
“Alex itu lubang pantat Mbak, ooo nikmatnya”
Kubayangkan terus kehadiran Alex dengan gerakan perlahan di pintu anusku. Betapa terkejutnya aku ketika asyik menusuk-nusuk liang itu. Desakan kenikmatan kembali hadir.
oooooh apa yang terjadi??
“ooooo my god……………………………….jangan lagi…….”
Ledakan itu datang lagi kembali. Lebih dahsyat. Aku tersetrum kehilangan nafas
“huuuuuu……………..ooooooooooooooh”
Crot...crot...crot! Rasanya seperti ada pengeluaran cairan besar-besaran dari arah rahimku. Begitu deras seperti air bah. Kugigit bantal yang ada di samping kepalaku. Untuk menetralkan makhluk nikmat bernama orgasme ini. Oooough kurapatkan gigiku. Bahkan nikmat itupun dapat terdengar melalui gemeretak gigi yang bersyukur menerima limpahan lahar cairan nikmat. Kupelintir keras putting susuku dengan tangan kanan. Untuk menyalurkan kenikmatan ini sampai kedua bukit kembarku.
“uuuuuuh Alex……………….” Kutusuk jari tengahku masuk sampai ke anus. Kudorong tajam untuk semakin meledakkan orgasme.
“aaaaghhhhhhhhhhhhhhh……………………………”
Melenting kembali tubuhku dengan tangan kiri yang terhisap masuk kedalam lubang anal 20 detik rasanya keadaan ini terjadi sebelum akhirnya aku benar-benar ambruk.
Kuballikkan tubuhku dalam posisi tengkurap untuk menyalurkan energi rangsangan yang masih bergumuruh di sekitar aerola putting susuku. Kugesek gesek permukaan seprei putih yang telah acak-acakan tak beraturan.
“hahh….hah……hahhhhh” berusaha kukembalikan nafasku agar normal kembali.
Tiga ledakan dahsyat.
“hah hahhh…….Alex….. ”
Lanturku sebelum kesadaranku hilang dan terbang ke alam mimpi yang indah.
*
0 notes
Text
Polwan Binal part-4
Sambil menjilat pusarku, tangan Alex turun untuk membuka celana trainingku. Dalam posisi tertengadah aku tidak menyadari ketika celanaku sudah terlepas meninggalkan CD warna merah yang masih melekat menjadi pertahanan terakhirku. Alex menyentuh pahaku sebelah luar, sejenak kembali mengembalikan kesadaranku. Kulepas peganganku di palang, kubangunkan Alex untuk berdiri berhadapan denganku.
“Jangan Alex, Mbak malu”
“Gak apa Mbak, percaya sama Alex”
“Sudah kamu disini saja, jangan lihat kemaluan Mbak, malu”
“Iya Mbak”
Alex kemudian menurut. Tapi kemudian dia kembali menciumiku dan kami saling berpagutan mesra. Aku masih berdiri hanya dengan CD merah yang menutupi bagian bawah tubuhku. Kembali kedua tangan Alex membuka sela-sela ketiakku dan membawanya keatas kepalaku untuk memegang palang. Kuciumi dia dibibirnya dengan sedotan-sedotan dan permainan lidah yang membara . Ditengah pagutan itu tangan Alex tiba-tiba masuk ke dalam celana dalamku dan menyentuhnya dari perbatasan anus sampai ke pangkal klitoris.
“ You're shaved Mbak, betapa beruntungnya aku”
Itu bisiknya sambil naik menaik turunkan tangannya membelai daerah kemaluanku dari dalam CD merah. Ini juga pengalaman pertama daerah kewanitaanku disentuh oleh seorang laki-laki, yang diam-diam aku cintai dan rasanya begitu luar biasa. Kulepas ciuman kami, dikarenakan desakan rangsangan dari bawah tak mampu kutanggung kembali, sampai harus kutengadahkan lagi wajahku keatas memandang langit.
“Kamu cantik sekali Mbak Tantri, kamu sexy sekali”
“………hhhgg………………………………………”
Tidak mampu kutahan. Dengan tangan Alex yang masih di area intimku kujepeit tangan itu. Aku orgasme. Semua aliran darah dalam tubuhku seolah berkumpul di satu titik vagina dan meledak disana. Oooooow nikmatnya. Begitu nikmatnya. Tangan Alex tetap mengocok cepat meskipun kujepit erat.
“ ayo Mbak Jangan ada yang ditahan nikmati sepenuhnya!!!!”
Bisik Alex kepadaku.
“hahhhh…………………………………………………………..”
Begitu nikmatnya… pikiranku seolah sudah sampai di kahyangan.
Sensasi ini begitu dahsyat. Membuatku melepas pegangan palang dan terjatuh di pelukan Alex.
“ ( heh…..heh….hehhh……) A…Alex”
“Ya Mbak” jawab Alex sambil memeluk tubuhku
“nikmat banget Alex”
“bener Mbak?”
Aku mengangguk
“kenapa bisa senikmat ini??” batinku.
“Alex akan terus memberi kenikmatan buat Mbak, yang penting Mbak percaya Alex”
Aku kembali mengangguk.
Pagi itu merupakan petting awal yang akan memulai petualangan seksualku yang luar biasa bersama Alex. Tentu tidak ada olahraga hari itu. Lututku kopong seperti kehilangan kekuatan. Namun Alex setia menemaniku sampai aku beranjak dari parkiran stadion menuju asramaku kembali.
0 notes
Text
Bercinta dengan Officer Rennee Raddick part-5 (The End)
"Oiiihhh... Sooonnn... ohhh..." Miss Rennee menjerit-jerit tidak karuan, sementara tubuhnya juga melonjak-lonjak dengan keras. Sekuat tenaga kuhujam-hujam penisku dengan lebih ganas lagi ke dalam liang senggamanya. Rasanya hampir habis tenaga dan nafasku dibuatnya. Tetapi nafsu birahi yang begitu menggelora tampaknya membuatku lupa pada kelelahanku itu. Ini dibuktikan dengan sodokan kontolku yang berusaha menusuk sedalam-dalamnya. Bahkan berkali-kali ujung batang kejantananku sampai menyentuh pangkal liang tersebut, membuat Miss Rennee menjerit keenakan.
"Soonnn... Soonnn... Aku... mau... keluar..." Miss Rennee melenguh kencang. Ia merasakan sudah tidak bisa menahan klimaksnya lagi. Akan tetapi, aku belum merasakan klimaks sedikit pun. Langsung kutambah kecepatan genjotan-genjotan batang kejantananku di dalam liang senggamanya. Begitu buasnya sodokan-sodokanku itu, membuat tubuh Miss Rennee bergoyang-goyang hebat, dia merintih... merintih... dan merintih.
Akhirnya saat yang diharapkan itu tercapai. Aku melenguh panjang merasakan laharku muncrat, menyusul Miss Rennee yang sudah terlebih dahulu memperoleh orgasmenya. Begitu nikmatnya orgasme yang kurasakan itu sehingga membuat laharku bagaikan air bah menerjang masuk ke dalam liang senggama Miss Rennee. Kami berdua mengejang kencang saat titik-titik puncak itu tercapai. Tapi kenapa batang kejantananku tidak mau istirahat, dan masih terlihat perkasa. Dengan segera aku berlutut di atas ranjang.
upload truuuusss pic.twitter.com/w0g4HAsRIX
— Joyo Hartono (@JoyoHartono) April 13, 2017
Kuminta Miss Rennee untuk berlutut juga membelakangiku dengan tangan bertumpu di kasur, jadi dalam posisi DOGGY STYLE. Kemudian Rennee kudorong sedikit ke depan, sehingga pantatnya agak naik ke atas, yang lebih memudahkan batang kejantananku untuk melakukan penetrasi ke dalam lubang memeknya. Setelah itu langsung kusodok kemaluan yang sekarang sudah terlihat agak merekah itu dengan batang keperkasaanku dari belakang. Tubuh Miss Rennee terhenyak hingga hampir terjungkal ke depan akibat kerasnya sodokanku itu, sementara mulutnya menjerit keenakan. Dalam sekejap, senjata-ku itu seluruhnya ditelan oleh vagina itu dan langsung menjepitnya. Jepitan liang senggama Miss Rennee yang berdenyut-denyut menambah gairah birahiku yang memang sudah menggelora. Dengan cepat, kutarik kejantananku sampai hampir keluar dari dalam liang senggamanya, lalu kutusukkan kembali dengan cepat. Kemudian kutarik dan kusodok lagi, seterusnya berulang-ulang tanpa henti. Doronganku yang keras ditambah dengan sensasi kenikmatan yang luar biasa membuat Miss Rennee beberapa kali nyaris terjerembab. Namun itu tidak menjadi masalah sama sekali. Bahkan sebaliknya, membuat permainan kami berdua menjadi kian panas.
Lalu, "Aah... ah... ah... ah..." nafasku terengah-engah. Kurasakan sekujur tubuhku mulai kehabisan tenaga. Tenagaku sudah begitu terkuras, tetapi aku belum mau berputus asa. Kucoba mengeluarkan sisa-sisa tenaga yang masih ada semampuku. Dengan sedikit mengejang, kugenjot batang kejantananku kembali ke dalam lubang kenikmatannya sekuat-kuatnya. Miss Rennee pun tidak mau kalah, dia maju-mundurkan tubuhnya dengan ganasnya. Akhirnya, Miss Rennee melenguh panjang, muncratlah lahar-nya, disusul beberapa detik kemudian oleh kemaluanku. Lalu secepat kilat kukeluarkan penisku dari dalam lubang kenikmatan Miss Rennee dan langsung jatuh terkapar di kasur.
Lalu, Miss Rennee langsung meraih batang kejantananku itu dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Miss Rennee mengocok penisku itu di dalam mulutnya. Sudah tidak aneh lagi jika nyatanya Miss Rennee berhasil melumat seluruh batang kontolku dengan nikmatnya. Gesekan-gesekan yang terjadi antara kulit kemaluanku yang sensitif dengan mulut Miss Rennee yang basah dan licin ditambah dengan gigitan-gigitan kecil yang dilakukan oleh giginya yang putih karena pakai "Smile-Up Man", membuat aku tidak dapat menahan diri lagi. Muncratan-muncratan lahar kenikmatan yang keluar begitu banyaknya dari batang keperkasaanku langsung ditelan seluruhnya, hampir tanpa sisa oleh Miss Rennee. Sebagian meleleh keluar dari mulutnya dan jatuh membasahi kasur. Belum puas sampai disitu, ia masih menjilati sekujur batang kejantananku sampai bersih total seperti sediakala. Bukan main! Lalu kami berdua tergolek di atas tempat tidur dengan tubuh telanjang yang dibasahi oleh keringat dan lahar kami.
Kemudian aku tertidur. Tiba-tiba, "Aaauuuwww..," kepalaku sakit sekali, terus aku terbangun tetapi samar-samar aku melihat 3 orang sudah berada di sekelilingku. Semuanya memakai seragam cokelat-cokelat. Satu cowok dan 2 cewek. Setelah itu penglihatanku mulai jelas, dan benar dugaanku, aku sekarang berada di Rumah Sakit. Tapi bagaimana bisa..? Terus apa yang kulakukan tadi itu gimana..?
---------------TAMAT---------------------------
1 note
·
View note
Text
Bercinta dengan Officer Rennee Raddick part-4
Sementara itu, Miss Rennee mulai mendesah-desah dan menggelinjang. Kepalanya mendongak ke atas dan matanya terpejam. Goyangan-goyangan lidahku yang terus menjilati puting susu Miss Rennee yang tinggi dan lancip begitu bertubi-tubi tanpa henti. Miss Rennee menggerinjal-gerinjal dengan keras. "Aaahh... uuuhhh... uuuhhh..." desahan-desahan kenikmatan semakin banyak bermunculan dari mulut Miss Rennee. Geliat-geliatan tubuhnya semakin menjadi-jadi karena merasa sensasi yang luar biasa akibat sentuhan-sentuhan mulut dan lidahku pada ujung syaraf sensitif di payudaranya. Urat-urat membiru pun mulai menghiasi dengan jelas seluruh permukaan payudara yang super montok itu. Masih dengan mulutku yang tetap berpetualang di dada Miss Rennee yang juga masih menggelinjang, aku membopong Miss Rennee ke kamar. Kujatuhkan tubuh Miss Rennee di atas kasur spring bed yang sangat empuk. Saking keras jatuhnya, tubuhnya yang aduhai itu sempat terlontar-lontar sedikit sebelum akhirnya tergolek pasrah di atas ranjang itu.
Setelah itu, Miss Rennee telentang di kasur dengan kaki-kakinya yang mengangkang diatas kasur. Tubuh bugilnya yang cokelat dan mulus beserta payudara yang montok dengan puting susu nan tinggi yang teronggok kokoh di dadanya, memang sebuah pemandangan yang amat menawan hati. Lalu aku berlutut di kasur menghadap selangkangan Miss Rennee. Kurenggangkan kedua kakinya yang mengangkang, lalu kuambil bantal dan kuletakkan dibawah pantatnya. Alhasil dengan posisi kaki yang mengangkang dan bantal yg mengganjal pantat, memeknya pun semakin terlihat megar. Dengan begitu aku dapat memandang langsung ke arah selangkangannya itu.
Bulu-bulu kemaluan yang tumbuh di padang rumput tipis yang menghiasi wilayah sensitif itu begitu menggelora nafsu birahiku. Aromanya yang segar dan harum membuat nafsuku itu kian meninggi. Kudekatkan mulutku ke bibir vaginanya dan kujulurkan lidahku untuk mencicipi lezatnya lubang itu. Tubuh Miss Rennee terlonjak keras ketika kucucukkan lidahku ke dalam liang senggamanya. Kukorek-korek seluruh permukaan lorong yang gelap itu. Begitu hebat rangsangan yang kubuat pada dinding lorong kenikmatan tersebut, membuat air bah segera datang membanjirinya. "Ooohhh... uuuhhh... aaahhh..." terdengar rintihan Miss Rennee dari mulutnya yang megap-megap setengah membuka.
Kemudian aku berdiri. Dengan tangan bertumpu ke atas kasur, kucoba mengarahkan ujung penisku ke lubang vagina yang lumayan sempit yang tampak licin dan basah milik Miss Rennee. Berhasil. Perlahan-lahan kuhujamkan batang kemaluanku ke dalam liang senggama itu. Tubuh Miss Rennee berkejat-kejat dibuatnya merasakan nikmat penetrasi yang sedang kulakukan saat ini. "Aaahhh... ooohhh..." tak ayal jeritan-jeritan mengalir dari mulutnya. Akhirnya batang keperkasaanku amblas semua ke dalam liang gelap yang berdenyut-denyut milik Miss Rennee diiringi dengan jeritannya. Kenikmatan ini kian bertambah menjadi-jadi setelah aku melakukan penetrasi lebih dalam dan intensif lagi.
Gerakan memompa dari batang kejantananku di dalam kemaluan Miss Rennee semakin kupercepat. Terdengar suara kecipak-kecipak dan lenguhan kami berdua karena terlalu asyiknya kami bersenggama. Seiring dengan tangan yang kembali meremas-remas perbukitan indah yang menjulang tinggi di dada Miss Rennee, batang kejantananku terus melakukan serangan-serangan yang tanpa henti di dalam lubang senggamanya yang bertambah kencang denyutan-denyutannya. Vagina memerah yang terus berdenyut-denyut dan amat licin akibat begitu membanjirnya cairan-cairan kenikmatan yang keluar dari dalamnya, terasa menjepit batang kejantananku. Demikian sempitnya ruang gerak penisku di dalam lorong gelap itu, menjadikan gesekan-gesekan yang terjadi begitu mengasyikkan. Ini merupakan sensasi sendiri bagiku yang merasakan batang kontolku seperti merasa diurut-urut oleh seluruh permukaan dinding memeknya. Mulutku pun tak henti-hentinya menyuarakan desahan-desahan kenikmatan tanpa bisa dihalangi lagi.
1 note
·
View note
Text
Bercinta dengan Officer Rennee Raddick part-3
Puas melakukan eksperimen mulut-negara-bagian-Texas, akupun mengeluarkan batang kontolku. Tak dinyana bentuknya sudah sangat berubah. Batangannya jadi sangat membengkak, sementara scrotum pelerku jadi seperti 2 biji kelereng kecil, menciut tetapi kalau dipegang terasa sangat keras. Banyak temanku bilang hal itu menandakan ereksi yang sudah sangat maksimal.
Kali ini gantian aku yg posisi rebahan. Miss Rennee yg sudah tdk sabaran, gantian sekarang dia yg mengurut-urut batang kontolku. “Waduuh, bazooka-nya jadi bengkak banget nih, anget-anget lagi,” dia menggodaku dengan genitnya, sambil tangannya mengurut-urut batangan kontolku secara ahli. Sungguh pemandangan yang bikin horny, melihat jari-jemari tangannya yang ramping mengurut bazooka bengkakku.
“Sebentar, aku minum dulu ya?! Mulutku kering nih abis jadi bahan percobaan, hehehe....”
Setelah Miss Rennee minum dan puas membasahi kerongkongannya yg kering, iapun kembali melanjutkan hisapan batang kontolku. Teknik sepongannya dilakukan secara ahli. Banyak orang bilang wanita bermulut lebar lihai dalam oral seks. Hal itu terbukti pada Miss Rennee. Tangan rampingnya mengurut batangan sambil mulutnya mencumbu kepala kontol sampai ke bagian pangkal bawah. Tak ketinggalan daerah scrotum tak luput dari serangannya, bibirnya yang sensual itu menggigit-gigit kecil 2 biji pelerku. Kadang berganti gerakan seperti orang makan sate, mulutnya menggigit-gigit kecil urat-urat batang kontol dari bagian samping, sehingga aku merasa kegelian. Sesekali ia meludahkan liurnya ketika hisapannya terasa seret, fungsinya seperti lubricant/pelumas. Alhasil bazooka bengkakku dibuat mengkilap oleh ludahan-ludahan liurnya.
Gerakan pinggulku makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Miss Rennee. Akhirnya akupun sudah tidak tahan lagi. "Ooohhh Miss.. oohhh.. mulut Miss memang sakti.. ohhh.. I'm cumming... ohhh..." Muncratlah laharku di dalam mulut Miss Rennee yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.. croot...croot...crooots! "Hmmmm... agak asin rasanya Son punyamu.., tapi enak kok..." Miss Rennee masih tetap menjilati kemaluanku yang masih tegak bagaikan pohon kelapa.
upload teruuuuuus.... pic.twitter.com/fbCH1f24YT
— Joyo Hartono (@JoyoHartono) April 9, 2017
"Waduh, jadi haus lagi nih. Sebentar ya.., Aku minum dulu.." katanya setelah selesai menjilati batang kejantananku.
Ketika Miss Rennee sedang membelakangiku sambil menenggak air dingin dari kulkas. Aku melihat bodynya yang wuih dan itu ohhh, pantat cokelatnya yang bulat yg sdg dalam posisi menungging karena sedang membuka pintu kulkas. Aku memang suka pantat yang bulat dan menantang. Aku tidak tahan cuma melihat dari jauh, lalu aku berdiri dan berjalan menghampirinya, lalu mendekapnya dari belakang. "Sonnn.. jangan nakal dong, biar Miss minum dulu..!" katanya manja. "Aku tidak tahan melihat pantat Miss yang bulat dan menantang itu." kataku tak sabaran. "Kamu suka pantatku, kalau gitu Kamu tentu mau kalau nanti pantatku mendapat giliran untuk Kamu obok-obok, bagaimana Son..? Mau ngobok-ngobok pantat Miss..?" tanyanya. Aku terima tantangannya. "Ohhh.., memang benar-benar wuihhh..." aku berkata sambil mengelus-elus pantat Miss Rennee. Lalu aku jongkok agar dapat jelas melihat, kusentuh lembut pantat itu dengan tanganku. Terus kucium, kuelus lagi, kucium lagi terus kujilat, lalu kubuka belahan pantat itu. Ohhh.., terhampar pemandangan indah dengan bau yang khas, lubang yang sempit, lebih sempit dari yang di depan dan sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu yang lumayan lebat. Lalu kujulurkan jari telunjukku ke lubang yang sempit itu. Waktu aku coba memasukkan jariku ke lubang itu, terdengar jeritan kecil Miss Rennee.
upload video aaaah..... pic.twitter.com/EzxWa9VKi6
— Joyo Hartono (@JoyoHartono) April 9, 2017
"Son.., jangan keras-keras ya, nanti sakit.. lho..." Lalu aku mulai memasukkan step by step. Waktu jariku menembus lubang itu sepertinya tanganku mau disedot masuk ke dalam. "Lubang Miss nakal juga ya, masa jariku mau dimakan juga..?" "Akhhh... Kamu nakal dech.., ohhh Son.. coba sekarang Kamu jilat ya..?" pintanya. Lalu kutarik jariku dari dalam lubang itu, lalu aku mulai menjilati lubang itu ehhmm.., lumayan juga rasanya, asin-asin gurih. Sementara itu, Miss Rennee terdengar merintih keenakan. Lama-lama aku tidak sabar, dan terus kuberdiri dan tanpa basa-basi, aku langsung membalikkan badannya. Terus kulahap gundukan-gundukan daging di dada Miss Rennee dengan nikmat.
0 notes
Text
Bercinta dengan Officer Rennee Raddick part-2
Tidak ketinggalan lehernya yang jenjang tidak luput dari sasaran seranganku. Aku cupang leher jenjangnya di beberapa titik, sambil sesekali meremas-remas toketnya yang padat dan kenyal. Terdengar rintihan dan desahan Miss Rennee pada saat aku mencupangnya, menandakan dirinya sudah sangat bergairah walaupun diperlakukan secara kurang ajar oleh seorang anak muda. Kuyakin lobang memeknya sudah cukup basah.
Setelah puas, Miss Rennee kemudian berdiri di depanku yang dari tadi masih melongo, karena tidak percaya pada apa yang sedang terjadi. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun seakan akan menantang untuk diberi kehangatan olehku. "Lepaskan pakaianmu Sonnn..!" Miss Rennee berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut lurusnya yang panjang sebahu tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya. "Ayooo.. cepat dong..! Aku udah gatel nich.. ohhh.." Miss Rennee mendesah tidak sabar. Aku kemudian berlutut di sampingnya. Aku bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena malu. "Sonnn.. letakkan tanganmu di dadaku, ayo ohhh..!" pintanya lagi. Dengan gemetar aku meletakkan tanganku di dada Miss Rennee yang turun naik. Tanganku kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Miss Rennee yang super montok itu. "Oohhh... enakk.., ohhh... remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang.." desahnya. Dengan semangat aku melakukan apa yang dia katakan.
Lama-lama aku jadi tidak tahan, lalu, "Miss.. boleh Saya hisap susunya..?" Miss Rennee tersenyum mendengar pertanyaanku, dia berkata sambil menengadah, membuat lehernya yg jenjang semakin terlihat jelas, "Boleh Sayang... lakukan apa yang Kamu suka.." Tubuh Rennee menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulutku yang sekarang mulai garang itu di susunya. "Oohhh... jilat terus Sonnn..! Ohhh..." desah Miss Rennee sambil tangannya mendekap erat kepalaku ke payudaranya. Aku lama-lama semakin buas menjilati puting susunya, mulutku tanpa kusadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapanku semakin keras, bahkan tanpa kusadari, aku menggigit-gigit ringan putingnya yang berwarna cokelat. "Mmm... nakal Kamu..." Miss Rennee tersenyum merasakan tingkahku yang semakin "Jozzz" itu.
Lalu aku duduk di antara kedua kaki Miss Rennee yang telah terbuka lebar, sepertinya sudah siap tempur. Miss Rennee kemudian menyandarkan punggungnya pada dinding di belakangya. "Ayo, sekarang Kamu rasakan memekku..!" ia membimbing telunjukku memasuki liang senggamanya. "Hangat, lembab, sempit sekali Miss..." kataku sambil mengucek kedalaman liang kenikmatannya. "Sekarang jilat klitorisku..!" katanya. Pelan-pelan lidahku mulai menjilat klitoris yang mulai menyembul tinggi sekali itu. "Terus.. ooohhh.. ya.. jilat.. jilat. Terus.. ohhh..." Miss Rennee menggerinjal-gerinjal keenakan ketika klitorisnya dijilat oleh mulutku yang mulai asyik dengan tugasnya.
enjoyyyyyy....!!! pic.twitter.com/oEFWQJgYcl
— Joyo Hartono (@JoyoHartono)
June 5, 2017
“Eat my pussy Son, ooouch....,” Miss Rennee memohon dengan sangat bergairah. Aku mengerti apa yg dia maksud. Perlahan aku memainkan lidahku di area klitorisnya, sembari jemari tanganku mengocok lembut lobang memeknya. Terasa lobang goa didalamnya sudah sangat becek.
"Gimana.., enak ya Miss..?" aku tersenyum sambil terus menjilat. "Oohh.. Soonnn..." tubuh Miss Rennee telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan. Lidahku semakin berani mempermainkan klitoris Miss Rennee yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanannya akan segera jebol. Dan aku akan unggul 1-0, ee... emangnya main bola. Lalu, "Oooaaahhh... Sooonnn..!"
Tangan Miss Rennee mencengkeram pundakku yang kokoh bagaikan tembok raksasa di China, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya mulai menegang, dan muncratlah 'lahar' Miss Rennee di mulutku. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah kuberikan. Hmmm... Kamu sungguh lihai Soonnn... Sekarang coba gantian Kamu yang berbaring..." katanya.
Aku menurut saja. Batang kejantananku segera menegang ketika merasakan tangan ramping Miss Rennee yang mulai mempermainkan senjata keperkasaanku. "Wah.. wahh... besar sekali. Oh my god... Ohhh..." tangan Miss Rennee segera mengusap-usap batang keperkasaanku yang telah mengeras tersebut. Segera saja benda besar dan panjang itu mulai berdenyut-denyut dan dimasukkan ke mulut Miss Rennee. Dia segera menjilati batang kemaluanku itu dengan penuh semangat. Kepala kejantananku itu dihisapnya keras-keras hingga aku jadi merintih keenakan. "Ahhh... enakkeee.. rekkk..!" aku tanpa sadar menyodokkan pinggulku untuk semakin menekan senjata keperkasaanku agar makin melesak ke dalam mulut Miss Rennee yang sebesar negara bagian Texas.
Akupun mencoba melakukan sedikit eksperimen. Kuminta Miss Rennee kembali rebahan di karpet. Kemudian kucoba masukkan batang kontolku kedalam mulut lebarnya, sedikit demi sedikit, perlahan-lahan. Seluruh batang kontolku akhirnya amblas seluruhnya. Tetapi kurasakan adanya sedikit ruang didalam rongga mulut Miss Rennee, dan akupun coba menaikkan eksperimen to the next level. Kucoba memasukkan juga scrotum biji pelerku, dan ternyata masih bisa masuk!!! Ooooh, sungguh kenikmatan yang luar biasa. Kepalaku sampai menengadah, mata merem-melek, sangking nikmatnya! Uh, uuh, uuuuh...airmataku sampai berlinang merasakan nikmat yg terasa sampai ke ubun-ubun. Serasa ada burung yg berkicau didalam otakku.
Akupun kemudian menggerakan kontolku maju mundur didalam mulutnya yang lebar itu. Sengaja aku mengambil posisi menghunjamkan kontol dari samping wajahnya, agar effeknya lebih terasa. Mulut lebarnya jadi terkuak secara maksimal, menambah kenikmatan bagi kontolku yang terkurung didalamnya. Kurang lebih gambarannya seperti illustrasi berikut ini:

kemudian kugerakkan kontolku yg sudah terbenam sepenuhnya di dalam mulut Texasnya itu, maju mundur. Terdengar gumaman seperti orang sedang berkumur “oum, uuumh....glek glek glk, chukuchukkucukkkk...uuupfh” dari dalam mulutnya. Mulanya pola gerakan kontolku kedepan ke belakang, lama-lama setelah scrotum pelerku sampai amblas seluruhnya kedalam rongga mulut, gerakannya menjadi naik-turun. Ooooooh, sungguh suatu kenikmatan yg luar biasa!!! Kusarankan pembaca perlu mencobanya. Dijamin nikmat!!!
Aku merasakan kadar ereksiku semakin mencapai maksimal selama melakukan pemerkosaan mulut itu. Kepalaku semakin tertengadah, mataku merem-melek tidak karuan, nafsu birahiku sudah sedemikian memuncak sampai ke ubun-ubun.
0 notes
Text
Bercinta dengan Officer Rennee Raddick part-1
Pada saat itu, aku sedang mengendarai motor di George Washington Avenue, sebuah jalanan utama di kota Washington DC . Aku tidak memakai helm karena aku terburu-buru pergi ke tempat pacarku. Apesnya, aku dicegat sama polisi. Sebuah mobil Crown Victoria warna putih dengan logo MPD (Metropolitan Police Department) disampingnya, tiba-tiba memotong jalanku, aku kaget hampir saja kutabrak mobil polisi itu. Aku rem motorku, karena terjadi hentakkan, jadi tubuhku hilang keseimbangan lalu aku jatuh dari motorku. Aku terguling-guling di jalan. Tapi syukurlah hanya lecet biasa. Pada saat aku masih dalam keadaan telungkup, aku lihat pintu mobil polisi itu terbuka. Tapi anehnya, aku sepertinya kok melihat kaki seorang wanita.

Kakinya yang cokelat mulus dan indah itu kini berada tepat di wajahku, kutegakkan kepalaku. Betapa kagetnya aku, mataku seperti melihat "hutan belantara" di antara kedua betis yang jenjang itu.

Setelah kuperhatikan baik-baik, ternyata dia seorang polisi wanita berkulit hitam, pangkatnya Letnan Dua dan di dada kirinya tertulis namanya, Rennee Raddick. Wajahnya cukup sensual, dengan leher jenjang dan bahu lebar, dan ohh.., bodynya yang bohay mirip gitar Spanyol. Aku jadi bengong, dan, "Plaaakkk..!" sebuah tamparan mendarat di pipiku. "Hei, apa yang Kamu lihat..? Ayo sekarang serahkan SIM dan Passport kamu, hurry up! Kamu sepertinya bukan orang Amerika ya?!" bentaknya. Aku jadi kaget dan segera kuambil dompetku, lalu kuambil SIM dan Passport, lalu kuserahkan padanya. Sementara dia melihat suratku, aku pandangi lagi dia ohh.., betapa sensualnya wajah polisi cewek ini. Aku duga umurnya sekitar 30 tahun. Samar-samar di dalam mobil ada cewek satu lagi, dia seumur dengannya tetapi pangkatnya lebih rendah, kalau tidak salah sersan dua. Wanita kulit cokelat tetapi bodynya tidak sebahenol polwan yang satu ini. Lalu tanpa kusadari, Letnan Rennee mengambil sesuatu dari dalam mobil, dia berjalan menuju hidung mobil, lalu dia membungkukkan badannya untuk menulis sesuatu.
Pada posisi nungging, aku lihat lagi body-nya yang wuih selangit deh... Tanpa kusadari, kontolku membengkak perlahan. Setelah itu dia tegakkan badannya, terus berkata, "Eee.. saudara Sony, Anda Kami tilang karena Anda tidak memakai helm dan ngebut. Sidang akan dilaksanakan besok lusa. Jangan lupa Anda harus hadir di persidangan besok. Oke..?" "Tapi Miss, besok lusa Saya tidak bisa hadir, soalnya pada hari itu Saya harus mengantar pacar yang akan diwisuda. Jadi Saya minta tolong sama Miss, bagaimana dech baiknya agar persoalan ini selesai..?" Lalu dia bilang, "Do you have some money..?" "Aduh, maaf sekali Miss, Saya sama sekali tidak membawa uang sepeser pun." jawabku. "Baiklah, kalau gitu SIM-mu Aku tahan untuk sementara, tapi nanti malam Kamu harus pergi ke apartment Saya. Dan ingat..! Kamu harus datang sendiri. Oke..? Ini alamatku. Jangan lupa lho, Aku tunggu jam 19:00." Dia pergi sambil mengerdipkan matanya kepadaku. Aku kaget, tetapi happy banget, pokoknya senang dech.
Aku sampai di apartmentnya sekitar jam 19:00 dan langsung mengetuk pintu pagarnya yang sudah terkunci. Tidak lama kemudian, Miss Rennee muncul dari dalam dan sudah tahu aku akan datang malam itu. "Ayo Son.., masuk. Aku sudah lama nunggu lho, sampai basah dan bau keringat pantatku duduk terus dari tadi.." sapanya. "Akkhh.. Miss bisa saja..." jawabku. "Sorry.., pintunya sudah digembok, soalnya Aku tinggal sendiri, jadi harus hati-hati." sambutnya. "Oh.., jadi Miss belum menikah too..? Sayang lho..! Wanita secantik Miss ini belum menikah.." kataku merayu. "Aaaa.. Kamu merayu ya..?" tanyanya. "Enggak kok Miss, Saya berkata begitu karena memang kenyataannya begitu. Coba Miss pikir, Miss sudah mapan hidupnya, cantik luar-dalam, dan sebagainya dech..." jelasku. "Ehhkk.. Aku cantik luar-dalam, apa maksud Kamu, Aku cantik luar-dalam..?" tanyanya lagi. "Waduh.., gimana ya, malu Aku jadinya..?" jawabku. "Kamu nggak perlu malu-malu mengatakannya, Kamu ingin SIM Kamu kembali nggak..?" ancamnya."Eee.. sekarang gini aja, Kamu udah punya pacar khan..? Sekarang Saya tanya, kenapa Kamu memilih dia jadi pacar Kamu..?" tanyanya lagi. "Eee.. jujur aja Miss, dia itu orangnya cantik, baik, setia dan cinta sama Saya, that's all.." "Kalau seumpama Kamu disuruh milih antara Saya dan pacar Kamu di Malaysia, Kamu pilih Saya atau pacar Kamu sekarang..? Bandingkan aja dari segi fisik, Oke.. Saya atau Dia..?" tanyanya memojokkanku. "Eeee... Anu.. anu... eee..," aku dibuat bingung tidak karuan. "Ayo.. jawab aja..! Kalau Kamu tidak jawab, SIM dan Passport Kamu tidak kukembalikan lho..!" ancamnya lagi. "Waduhhh.., gimana ya..? Ehmmm.., baiklah, Saya akan jawab sejujurnya. Saya tetap akan memilih pacar Saya sekarang." jawabku. "Wow.., kalau begitu dia lebih cantik dan semok dong dari Saya..?" jawabnya lirih. "Eeee.. bukan begitu Miss, Saya memilih pacar Saya walaupun Dia sebetulnya kalah cantik dari Miss, dan segalanya dech..!" jawabku. "Akhh... yang benar, jadi Aku lebih cantik dan semok dari Dia..?" tanyanya lagi. "Jujur saja.., ya.. ya.. ya.." jawabku mantap. "Ohhh.., Aku jadi tersanjung dan terpikat dengan jawabanmu tadi..," katanya girang, "Wah.. AKu jadi lupa, Kamu nonton TV aja dulu di ruang tengah, Aku mau ambil SIM Kamu di kamar.., Oke..?" pintanya.
Lalu aku menuju ke ruang tengah, kuputar TV. Secara tidak sengaja, aku melihat tumpukan DVD. Aku tertarik, lalu kulihat tumpukan DVD itu, lalu, ohhh astaga, ternyata tumpukan DVD itu semuanya film "XXX", aku terkejut sekali melihat tumpukan film "XXX" itu. Sebelum aku melihat satu-persatu, terdengar bunyi pintu dibuka. Lalu, ohhh, aku terkejut lagi, Miss Rennee keluar dari kamarnya hanya menggenakan kemeja cokelat lengan pendek seragam polwan, dengan kancingnya yang dibuka semua. Lebih parah lagi, dia hanya mengenakan CD saja. Dari balik belahan kemejanya yang sama sekali tidak terkancing itu, terlihat sebagian payudaranya yang sangat menonjol dengan ukuran 38DD. Di Malaysia sering aku melihat wanita yang toketnya gede, tetapi belum pernah melihat yang ukurannya sampai 38DD dan sangat menonjol seperti punya Miss Rennee. Karuan saja kontolku semakin menegang yang membuat celanaku bertambah sempit. Rupanya celanaku yang menggembung tidak luput dari perhatian Miss Rennee. Dia tersenyum simpul melihatnya.
Mataku tetap melotot melihat kemontokan tubuh Miss Rennee dan dadanya yang mancung menonjol, ada mungkin sekitar beberapa menit. Dia membiarkan rambutnya yang lurus sebahu tergerai bebas. "Kenapa kamu menatapku seperti itu...? Ayo duduk di sofa ini..! Ini SIM dan Passport kamu.. Aku kembalikan.." katanya. Wajahku merah karena malu, karena Miss Rennee tersenyum saat pandanganku terarah ke buah dadanya. "SIM Kamu, Aku kembalikan, tapi Kamu harus menolong Saya..!" Miss Rennee merapatkan duduknya di sofa kearah tubuhku, aku jadi panas dingin dibuatnya. "Sooon..?" tegurnya ditengah-tengah keheninganku. "Ada apa Miss..?" tubuhku bergetar ketika tangan Miss Rennee merangkulku, sementara tangannya yang lain mengusap-usap bagian celanaku yang menggembung. "Tolong Miss Rennee ya..? Dan janji, Kamu harus janji untuk merahasiakan hal ini, kalau tidak aku DOR Kamu..!" pintanya manja. "Tapi... Saya.., anu.., eee.." "Kenapa..? Ooooo.. Kamu takut sama pacar Kamu yang di Malaysia ya..?" katanya manja. Wajahku langsung saja merah mendengar perkataan Miss Rennee, "Iya Miss..." kataku lagi. "Sekarang Kamu pilih disidang atau pacar Kamu..?" ancamnya. Dia kemudian duduk di pangkuanku. Bibir kami berdua kemudian saling berpagutan. Miss Rennee yang agresif karena haus akan kehangatan dan aku yang menurut saja, langsung bereaksi ketika tubuh hangat Miss Rennee menekan ke dadaku. Aku bisa merasakan puting susu Miss Rennee yang mengeras. Lidah Miss Rennee menjelajahi mulutku, mencari lidahku untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.
1 note
·
View note
Text
Aunty Rennee yang Sexy part-11
Keduanya merasakan denyut yang gila-gilaan pada raga bagian bawah mereka. Mereka benar-benar menikmati sensasi yang baru saja mereka rasakan. kontol Freddy terus berdenyut-denyut memompa sisa-sisa air maninya ke dalam memek Rennee. Begitu pun memek Rennee, terus bergetar dan berdenyut tak karuan. Mereka bertahan dalam posisi doggie style seperti itu sambil terus menikmati sisa-sisa orgasme yang seakan-akan tak akan hilang dari raga bagian bawah mereka.
Rennee merasa lemas pada bagian lututnya. Ia tak sadar bahwa ia telah bertumpu pada posisi seperti ini dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, ia baru saja mendapat orgasme yang sanggup melemaskan seluruh persendiannya.
“Lepas dulu Sayang! Lututku pegel nih! Pelan-pelan tapi ya! Aku sebenernya nggak ingin lepas,” pinta Rennee pada Freddy yang masih menancapkan kejantanannya pada lubang memek Rennee.

“OK Tante!” bisik Freddy sambil mencabut kontolnya yang sudah mulai melemas tetapi tetap terlihat besar itu.
“Ssshhtt.. Ooohh..” desis Rennee saat Freddy mencabut kontol yang menancap dalam memeknya.
Ada perasaan geli yang bercampur nikmat saat perlahan-lahan kontol pemuda itu tercabut dari memeknya.
Rennee berguling ke lantai, bersandar pada tumpukan kardus, dengan posisi mengangkang sambil tangan kanannya mengelus-elus memeknya yang masih berdenyut-denyut dan tangan kirinya meremasi buah dadanya. Tangan kanannya merasa ada sesuatu yang keluar dari dalam memeknya. Diraupnya lendir kenikmatannya sendiri yang bercampur dengan air mani Freddy, kemudian dijilatinya dengan penuh nafsu. Matanya terbuka sayu dan rambutnya terurai acak-acakan. Pemandangan yang benar-benar membuat jantung Freddy berdegub tak karuan.

Freddy pun tak ingin ketinggalan bagian nikmat ini. Didekatinya memek Rennee. Dijilatinya memek yang masih basah itu dengan penuh nafsu. Dikulum dan disedotnya berkali-kali gundukan daging yang membengkak merah dan mengeluarkan lendir coklat dihadapannya itu. Diperlakukan seperti ini Rennee pun menggelinjang tak karuan. Dijambakinya rambut pemuda itu. Ditekannya wajah Freddy pada memeknya. Perasaan campuran antara geli dan nikmat itu semakin menggila. Merasa perlakuannya mendapat sambutan, Freddy pun semakin mempergencar lumatan demi lumatannya pada memek Rennee..
“Gila kau Sayang! Masa masih kurang? Ooohh.. Terusshh! Mmmhh..” desah Rennee sambil menggelinjang tak karuan.
“Nggak mau nih Tante? Beneran?” Goda Freddy disela-sela jilatannya pada memek Rennee.
“Ooohhff.. Terush Sayang! Jangan berhenti! Nnngghh.. Nikk.. Mmaatthh..” desah Rennee.
Freddy terus menjilati memek Tante itu. Lidahnya yang kasar dikeluar masukkannya dalam memek Rennee membuat Tante itu semakin diperbudak oleh rasa nikmat. Tempo permainan lidah Freddy dalam relung kewanitaan Rennee berubah-ubah. Sesekali lidah kasar itu menyapu lembut memek Rennee hanya pada bagian luarnya saja, dengan jemari Freddy menguakkan labium mayora Rennee. Terkadang lidah itu menegang dan menyeruak masuk ke dalam memek Rennee, membuat Tante itu melonjak kenikmatan.
Rennee merasa beruntung, belum pernah ia merasakan kenikmatan seperti ini. Terlebih berbuat liar seperti yang tengah ia lakukan dengan pemuda yang baru dikenalnya dan semula hendak memperkosa dirinya. Tante itu meremas-remas payudaranya sendiri dengan liar. Dipilin-pilinnya puting miliknya dengan penuh nafsu. Mulutnya pun tak henti-hentinya mengeluarkan erangan dan desahan penuh kenikmatan. Ia benar-benar diperbudak dan dipermainkan kenikmatan. Hingga suatu saat, ia merasa pinggul dan selangkangannya bergetar hebat lagi sedang memeknya berdenyut-denyut lebih tak karuan dibanding orgasmenya tadi, ia langsung menjambak rambut Freddy dan menekan kepala Freddy semakin merapat dengan selangkangan dan memeknya. Freddy yang juga menyadari hal itu semakin buas dalam menjilati liang memek dan menghisap-hisap labium mayora Tante itu.
Ia sadar bahwa Rennee akan mendapatkan orgasmenya lagi. Rennee sendiri merasa sangat keheranan saat ia merasakan sensasi itu lagi. Pikirnya mustahil ia mendapatkan orgasme yang hebat lagi, terlebih setelah orgasme trakhirnya yang langsung meloloskan seluruh persendiannya. Tetapi ia pun sangat menikmatinya. Digoyang-goyangkan pinggulnya mengimbangi irama permainan lidah dan mulut Freddy. Semakin didekapnya kepala dan wajah pemuda diantara selangkangannya, sampai tiba saatnya ia tak dapat menahannya lagi, dan.. Crroottss.. Seerr..
“Ssstt.. Ssstt.. Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Rennee tak kuasa menahan suaranya yang memenuhi gudang itu.
Keduanya langsung terkejut karena ternyata dari dalam liang memek Rennee yang sedang dijilat dan dihisap oleh Freddy tersemburlah bermili liter lendir kenikmatan berwarna coklat kental yang menyembur keluar berbarengan dengan air kencing. Rupanya Tante itu mendapat multi orgasme yang hebat sampai-sampai ia tak dapat menahan kencingnya sendiri yang langsung menyembur wajah Freddy yang sedang berada tepat dihadapannya.
0 notes
Text
Aunty Rennee yang Sexy part-10
Freddy kembali mengayunkan pinggulnya perlahan. kontolnya keluar masuk memek Tante itu perlahan-lahan, dan menyebabkan memek Rennee yang terasa masih seret itu sesekali ikut tersedot keluar, kemudian saat Freddy mendorong kontolnya masuk, memek itu melesak masuk ke dalam. Benar-benar pemandangan yang menggiurkan.
Mereka bermain dalam tempo yang lambat. Rennee pun tak henti-hentinya meracau dan terkadang mulutnya yang seksi itu mengeluarkan sumpah serapah dan kata-kata kotor lainnya.
“Terus Fred! Hamili aku gigoloku! Oohh.. Nnngghh.. Gila kontolmu nikmat banget Sayang!” racau Rennee.
“Yiiaahh Tante! memekmu benar-benar gila! kontolku bisa-bisa nggak mau lepas nih! Ohh.. Ssshhtt” teriak Freddy sambil sesekali menampari bokong Tante itu dengan gemasnya. Plak, plak..
“Puaskan dirimu Fred! Aku pelacurmu! Keluarkan spermamu dalam memekku Sayang! Ooohhff.. Nngghh..” Rennee semakin menggila.
Lama-kelamaan ayunan pinggul mereka semakin cepat, seakan-akan ada sesuatu yang dikejar. Teriakan dan desis keduanya berubah menjadi lenguhan. Keringat mereka bercucuran disana sini. Terkadang Freddy pun menjilati punggung Rennee yang dibanjiri keringat itu. Pegangan Freddy pun berpindah dari pinggul Rennee ke pundak Rennee. Tangan kanannya memegang erat pundak Tante itu, sementara tangan kirinya menjambak rambut ikal Rennee. Ia terlihat memperlakukan Tante itu dengan liarnya. Pinggulnya mengayun dengan cepat. Suara liar mereka berpadu dengan decak becek yang timbul dari kocokan kontol Freddy pada memek Rennee. Bola mata Rennee nyaris berputar kebelakang saking nikmatnya. Rasanya belum pernah ia diperlakukan sebegini liarnya oleh siapapun. Ia pun benar-benar dilupakan akan statusnya sebagai ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya. Ia bahkan mempersetankan suaminya. Ia ingin terus diperlakukan seperti ini oleh pemuda yang baru saja dikenalnya ini. Ia tak ingin kembali ke pelukan suaminya yang lebih sering membuat memeknya terasa geli daripada nikmat. Rennee benar-benar semakin mempersetankan segalanya.
Tiba-tiba ia merasakan memeknya berdenyut tak karuan, selangkangannya pun bergetar gila-gilaan. Ia sadar bahwa dirinya akan merasakan orgasme atau bahkan multi orgasme. Sesuatu yang teramat jarang dirasakannya bila sedang bersama suaminya. Sebenarnya ia tak ingin mendapatkan orgasmenya cepat-cepat, tetapi hati kecilnya menginginkan sesuatu yang teramat jarang didapatkannya itu. Teriakannya pun semakin liar. Goyangan pinggulnya semakin tak karuan. Dan ia pun menyadari bahwa ayunan pinggul Freddy semakin menggila dan lebih cepat dari sebelumnya. Membuatnya tak sempat untuk meminta pemuda itu agar memperlambat ayunannya, bahkan untuk menarik nafas pun terasa sulit.
“Tan.. Tee aku mau keluar nih!” teriak Freddy.
“Oh, yah.. Terus Sayang! Keluarkan didalam saja! Hamili aku! Beri aku anakmu Sayang! Teruusshh..!”
Rennee pun semakin tak dapat menahan orgasmenya sampai tiba-tiba.. memeknya berdenyut hebat dan selangkangannya terasa bergetar gila-gilaan lagi, ia pun sadar bahwa ia tak akan mampu menahannya. Rennee pun pasrah menerima kocokan demi kocokan kontol pemuda itu dalam memeknya. Begitupun halnya dengan Freddy yang juga sudah mendekati puncaknya, ia mempercepat ayunan pinggulnya mendorong keluar masuk kontolnya dalam memek Rennee, sampai tiba-tiba.. Pinggulnya menegang, seakan-akan memompa sesuatu yang akan meledak dari dalam selangkangannya. Ia bahkan sempat melihat Rennee menghempaskan rambutnya kesamping. Pemandangan itu benar-benar seksi. Dan..
Croott..
Meledaklah larva panas dari dalam saluran sperma Freddy. Memuntahkan bermili-mili liter air mani yang panas ke dalam memek Rennee.
“Nnngghh.. Oohhff.. Tann.. Tee.. Hhh..” lenguh Freddy sambil menghujamkan kontolnya dalam-dalam ke dalam memek Rennee.
Rennee yang merasakan semburan lahar panas dalam memeknya semakin tak dapat menahan orgasmenya. Selangkangannya yang sejak tadi bergetar hebat dan memeknya yang berdenyut gila-gilaan mencapai suatu titik yang membuatnya tak dapat menahan suaranya sendiri.
“Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Tante itu sambil menekankan dalam-dalam memeknya dengan kontol Freddy. Ia pun mungkin tak sadar bahwa teriakannya memenuhi ruangan gudang itu.
“Ohh terus Tante! Terus Sayang!” teriak Freddy yang menyadari Rennee baru saja mencapai orgasmenya. Ia terus menekan dan menempelkan erat-erat kontolnya agar semakin melesak masuk ke dalam memek Rennee.
0 notes