azzamirasyid
azzamirasyid
Azzami Rasyid | Goresan Tinta
87 posts
bagiku hidup ini tentang sebuah perjalanan dengan sebuah garis finish sebagai tujuannya, aku ingin di tiap perjalananku ada tinta emas kebaikan yang tercetak sebelum aku sampai pada garis finish itu
Don't wanna be here? Send us removal request.
azzamirasyid · 4 years ago
Text
Pembangunan Kelautan yang Kita Harapkan
Tumblr media
Sumber gambar: kkp.go.id
-
Muhammad Yamin dalam pidatonya di sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 31 Mei 1945—yang membicarakan tentang dasar-dasar negara—menyinggung tentang wilayah Indonesia sebenarnya[1]. Muhammad Yamin menyampaikan:
 -
“Membicarakan daerah negara Indonesia dengan menumpahkan perhatian kepada pulau dan daratan sesungguhnya adalah berlawanan dengan keadaan yang sebenarnya. Tanah air Indonesia ialah terutama daerah lautan dan mempunyai pantai yang panjang. Bagi tanah yang terbagi atas beribu-ribu pulau, maka semboyan “Mare Liberum” atau laut merdeka menurut anjuran Hugo Grotius itu dan yang diakui oleh segala bangsa dalam segala ketika, tidak dapat dilaksanakan dengan begitu saja, karena kepulauan Indonesia tidak saja berbatasan dengan samudara Pasifik dan Samudra Hindia, tetapi juga berbatasan dengan beberapa lautan dan beribu-ribu selat yang luas atau yang sangat sempit.”
 -
Ada beberapa poin penting yang bisa kita petik dari pidato Muhammad Yamin tersebut. Pertama, ada kesadaran dan penekanan dari Muhammad Yamin bahwa Indonesia bukanlah negara daratan/benua. Pembangunan Indonesia tidak boleh hanya tertuju pada pembangunan daratan ataupun pulau. Indonesia yang sebenarnya adalah Indonesia yang memiliki banyak wilayah lautan—bahkan lebih luas dari daratan. Banyaknya wilayah laut berkonsekuensi pada panjangnya garis pantai—yang mana artinya terdapat banyak wilayah pesisir di Indonesia.
Kedua, Muhammad Yamin menolak konsep Hugo Grotius tentang “Mare Liberum”. Mare Liberum adalah salah satu konsep yang ditulis oleh Hugo Grotius pada manuskrip berjudul De Jure Praedae (Rampasan yang legal)[2]. Manuskrip ini ditulis saat Grotius—sebagai praktisi hukum—terlibat pada sengketa hukum antara Portugis dan Belanda dalam masalah perdagangan di Selat Malaka tahun 1602. Menurut Grotius, laut itu bebas atau milik internasional sehingga semua negara berhak memakainya untuk perdagangan laut (laut merdeka).
Ketiga, berangkat dari dua argumentasi sebelumnya setidaknya bisa kita simpulkan bahwa apabila Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut maka Indonesia haruslah juga mengatur wilayah lautnya. Bila, wilayah laut dikelola dengan konsep Grotius maka sama saja Indonesia tidak merdeka sebab lautnya bisa digunakan oleh semua negara tanpa terkecuali. Untuk melihat konteks dari argumentasi Muhammad Yamin penulis akan mencoba mengulas sedikit mengenai hukum laut.
 -
Wilayah Laut Indonesia sekitar Tahun 1945
Pidato Muhammad Yamin dibacakan saat Hindia Belanda masih menggunakan hukum laut peninggalan kolonial Belanda. Saat itu berlaku Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) yang menyatakan bahwa wilayah laut Hindia Belanda hanya selebar 3 mil dari garis pantai tiap pulau[3]. Bila kita coba simulasikan menggunakan peta saat ini, jarak terdekat antara Pulau Jawa ke Kalimantan saja sekitar 300 km atau 186 mil. Maka dengan menerapkan TZMKO 1939 ada 180 mil laut jawa yang bukan wilayah Indonesia atau termasuk dalam perairan internasional. Negara Indonesia menjadi seperti terpecah-pecah menjadi pulau-pulau dan dikelilingi oleh wilayah laut internasional.
Pada saat kepemimpinan Perdana Menteri Djuanda, tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan Deklarasi Djuanda yang mencoba menjawab isu wilayah laut Indonesia. Ada 3 aktor penting yang muncul pada deklarasi ini yaitu Djuanda, Mochtar Kusumaatmadja dan Chaerul Saleh[4]. Deklarasi Djuanda menyatakan: 1) Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri, 2) Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan 3) Ketentuan ordonansi 1939 tentang ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia[5]. Deklarasi ini tidak langsung berbuah manis menjadi pengakuan internasional. Butuh beberapa kali konferensi—sampai tahun 1982—tentang hukum laut hingga akhirnya deklarasi djuanda benar-benar bisa terpenuhi[6].
 -
Amanah Pengelolaan
Pada tahun 1960 Pemerintah Indonesia meresmikan deklarasi djuanda menjadi UU Nomor 4 Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia[7]. Wilayah Indonesia yang semula hanya ±2 juta km2 bertambah menjadi ±5,19 juta km2. Bertambah 2 kali lipat lebih karena klaim Indonesia atas laut yang menjadi bagian teritorinya. Setelah para pendahulu kita bersusah payah mengklaim wilayah laut yang lebih luas dari sebelumnya untuk memenuhi hak-hak pengelolaan negara, bersamaan dengan itu juga mengikuti kewajiban negara terhadapnya.
Laut sendiri bukanlah hanya perairan yang kosong. Ia bukan hanya laut tapi juga menjadi kelautan. Di dalam laut terdapat berbagai jenis biota laut yang salah satunya adalah sumberdaya perikanan, minyak bumi, gas alam, material galian, ekosistem penting, keindahan laut yang bisa menjadi jasa lingkungan dan hal-hal lainnya yang berpotensi mendatangkan manfaat bila dikelola. Di dekat laut juga ada wilayah yang disebut sebagai pesisir. Pesisir adalah wilayah daratan yang masih terpengaruh laut ataupun wilayah laut yang masih terpengaruh daratan. Di pesisir ini banyak hidup masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada sumberdaya yang ada di laut.
Laut Indonesia yang sangat luas perlu pengelolaan yang baik dan berkelanjutan. Negara perlu hadir dalam pengelolaan laut ini. Pengelolaan negara atas suatu wilayah atau sumberdaya seringkali disebut sebagai pembangunan. Tapi, apakah pembangunan itu sendiri?
 -
Pembangunan Kelautan
Para pendiri bangsa telah bersepakat untuk menyusun Pancasila sebagai panduan pengelolaan Negara. Mengikuti bersamanya ada Undang-undang Dasar 1945. Bersama Pancasila, Indonesia ingin menempuh jalan lain sebagaimana negara-negara dunia ketiga lainnya[8]. Pancasila memilih jalan tengah antara kapitalisme dan komunisme. Pancasila menolak kapitalisme karena dianggap sebagai ibu dari kolonialisme. Sedangkan komunisme ditolak karena watak diktatorialnya dan juga karena alasan penafikannya atas agama.
Ada satu benang merah atas kedua paham ini yaitu Pancasila menolak untuk mendefinisikan manusia hanya sebatas materi. Pancasila tidak ingin memuja-muja materi sebagaimana kapitalisme dan juga tak ingin menganggap materi menguasai manusia sebagaimana marxisme. Pancasila meletakan aspek spiritual pada sila pertama dan juga meletakan konsep materi seperti pada sila kelima. Pancasila adalah keseimbangan, ia ingin memandang manusia sebagaimana manusia—bukan hanya sebagai homo economicus[9].
Pembangunan di Indonesia seharusnya mengambil jiwa Pancasila menjadi semangatnya. Pembangunan tidak boleh disempitkan maknanya menjadi sekadar angka pertumbuhan ekonomi. Bung Karno misalnya pernah menggaungkan istilah “nation and character building”. Nation building bermakna membina negara sedangkan character building bermakna membentuk karakter/mental bangsa. Pembangunan Indonesia seharusnya bisa masuk pada aspek-aspek ini. Tidak hanya berpuas diri meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi tapi juga bermaksud menciptakan sistem ekonomi yang adil bagi seluruh masyarakat. Tidak hanya menyejahterakan masyarakat tapi juga membangun mentalnya menjadi bangsa yang besar.
Pembangunan kelautan juga harus mengambil semangat Pancasila. Dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 misalnya disinggung bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Sektor kelautan pun juga harus mengambil prinsip ini. Pasal 33 ayat 1, ayat 2 dan ayat 4 juga mengiringinya bahwa perekonomian harus berdasarkan asas kekeluargaan, negara menguasai sumberdaya yang jadi hajat hidup orang banyak dan perekonomian diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi.
Negara berjalan pada jalan yang benar apabila laut tidak dikuasai oleh siapapun. Pulau-pulau kecil—baik yang alami maupun buatan—tidak dimonopoli oleh salah satu pihak atau bisa diakses oleh siapapun. Nelayan ataupun masyarakat biasa tak boleh juga dilarang melintasi kawasan laut tertentu—selama itu bukanlah zona inti dari suatu kawasan konservasi perairan. Negara harus memastikan bahwa setiap masyarakat Indonesia memiliki akses yang sama terhadap laut. Barulah pembangunan kelautan ini telah berjalan sesuai secara filosofis.
Secara sosial, pembangunan kelautan mendorong masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang memandang laut sebagai masa depan. Bukan memunggunginya lalu lari mencari penghidupan yang lain. Konsumsi ikan haruslah terjangkau untuk semua baik secara akses maupun secara harga. Tingkat komsumsi ikan harus terus meningkat. Kebudayaan maritim harus terus didukung dan dilestarikan.
Secara teknis, Negara perlu menjamin bahwa pembangunan kelautan ada untuk semua masyarakat bahkan bukan hanya untuk masyarakat kelautan. Perekonomian yang telah berjalan harus dipastikan telah membentuk sistem perekonomian yang adil, kekeluargaan dan demokratis. Tidak boleh salah satu pihak menguasai pihak lainnya. Tidak boleh tercipta struktur yang membuat salah satu pihak tidak berdaya sedangkan yang lainnya punya kekuatan tak terbatas. Laut untuk semua, kesejahteraan milik bersama.
-
---
-
Referensi:
[1] Sekretariat Negara Republik Indonesia. Himpunan Risalah Sidang-sidang BPUPKI dan PPKI yang Berhubungan dengan Penyusunan UUD 1945 (Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1998), hal. 47-48
[2] Atip Latipulhayat. Grotius. Jurnal Ilmu Hukum Volume 4 Nomor 1 Tahun 2017
[3] Ernawati. Implementasi deklarasi Djuanda Dalam Perbatasan Perairan Lautan Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call of Papers Unisbank 2015
[4] Ibid
[5] Muhammad Ahalla Tsauro. Arti Deklarasi Djuanda dan Konferensi Hukum Laut bagi Indonesia. Jurnal Gema Keadilan 2017
[6] Ibid
[7] Ernawati. Op. cit
[8] M. Dawam Raharjo. Ekonomi Pancasila: Mencari Pengertian tentang Pembangunan Sudut Pandang Pancasila. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1997)
[9] Paham homo economicus menganggap manusia secara rasional berusaha mementingkan kepentingan pribadinya dalam soal harta
1 note · View note
azzamirasyid · 5 years ago
Text
Obsesi Keadilan Seorang Jaksa, Kohei Kuryu
Tumblr media
Kuryu adalah seorang tokoh utama dalam film drama Jepang berjudul Hero (TV Series dan Film). Ia adalah jaksa yang ditugaskan di kantor cabang Jousai kota Tokyo. Serial pertama dari film ini pertama kali ditayangkan pada tahun 2001, lalu episode spesial tahun 2006 (Hero Spesial), film layar lebar tahun 2007, serial tv tahun 2014 (Hero 2014) dan terakhir film layar lebar tahun 2015. Dari semua film tersebut ceritanya berbeda-beda dengan beberapa pemeran yang juga berbeda-beda, namun Kuryu tetap jadi tokoh utamanya.
Tumblr media
Pemeran Hero Serial TV (2001)
Pemeran utamanya adalah seorang jaksa dan kalian pasti sudah bisa menebak bahwa film drama ini akan bercerita seputar ranah penegakan hukum, khususnya yang menjadi kewenangan jaksa. 
Tumblr media
Pemeran Hero Serial TV (2014)
Sistem Hukum Jepang
Sistem hukum di Jepang mirip dengan di Indonesia yaitu menganut sistem hukum kontinental (Civil Law System). Sistem civil law memiliki 3 ciri utama yaitu adanya kodifikasi, hakim tidak terikat dengan preseden sehingga undang-undang menjadi sumber hukum yang utama dan sistem peradilan bersifat inkuisitorial.
Kodifikasi mengartikan bahwa peraturan-peraturan yang berbentuk undang-undang tersusun secara sistematis di dalam kodifikasi sehingga hukum memperoleh kekuatan yang mengikat. Hakim tidak leluasa menciptakan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat umum. Hakim hanya bertugas menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan dalam batas-batas kewenangannya. Putusan seorang hakim dalam suatu perkara hanya mengikat para pihak yang berperkara saja.
Hakim tidak terikat dengan preseden mengartikan bahwa hakim dalam memutuskan perkara tidak terikat dengan putusan lainnya yang telah diputuskan oleh hakim-hakim terdahulu. Hakim memiliki pegangan utama yaitu aturan yang dibuat oleh parlemen yaitu undang-undang. Hal ini terjadi karena ada pemisahan antar kekuasaan pembuat undang-undang, kekuasaan peradilan dan sistem kasasi serta kekuasaan eksekutif. Kekuasaan yang satu tidak bisa mencampuri kekuasaan yang lainnya.
Peradilan bersifat inkuisitorial mengartikan bahwa hakim mempunyai peranan besar dalam mengarahkan dan memutus suatu perkara. Hakim bersifat aktif dalam menemukan fakta hukum dan cermat dalam menilai bukti. Hakim berusaha untuk mendapatkan gambaran lengkap dari peristiwa yang dihadapinya sejak awal. Profesionalisme dan kejujuran hakim diandalkan dalam hal ini.
Secara umum penjelasan sistem hukumnya seperti itu. Walaupun sebenarnya ada beberapa hal yang berbeda dari pakem teorinya seperti adanya beberapa juri pada pengadilan Jepang yang diambil dari beberapa unsur di masyarakat. Juri ini khas konsep anglo-saxon tapi di Jepang sendiri keberadaan juri hanya sebagai upaya meningkatkan tanggung jawab masyarakat. Juri tersebut tidak memiliki kewenangan apa-apa untuk memutuskan perkara.
Kenapa harus saya jelaskan sistem hukumnya? Karena ini akan terkait dengan bagaimana filosofi yang diyakini Kuryu dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai jaksa.
Tugas Seorang Penuntut Umum
Jadi Jaksa atau Penuntut Umum? Baik jadi begini, penuntut umum adalah seorang jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim. Profesinya disebut Jaksa dan ketika ditugaskan untuk menuntut seseorang pada perkara pidana maka ia disebut penuntut umum. Untuk perkara lain misal perdata posisinya akan berbeda.
Nah dalam hal ini saya cenderung menjelaskan soal penuntut umum sebab dalam film Hero, Kuryu cenderung lebih sering bertindak sebagai penuntut umum atau jaksa yang mengurusi urusan hukum pidana. Setau saya tidak ada satupun Kuryu mengurusi urusan di luar pidana, seperti urusan perdata.
Jaksa sebagai penuntut umum memiliki wewenang diantaranya: menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan, kewenangan terkait penahanan tahanan paska dilimpahkan dari penyidik (misal polisi), membuat surat dakwaan, melimpahkan perkara ke pengadilan, memberitahukan terdakwa untuk datang ke sidang yang telah ditentukan, melakukan penuntutan, menutup perkara demi kepentingan hukum (tidak dilanjutkan), mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawabnya dan melaksanakan penetapan hakim.
Alasan Kuryu menjadi Jaksa
Ada satu alasan kenapa Kuryu memilih menjadi seorang jaksa. Di episode 10 Hero (2001) diceritakan bahwa saat berumur 17 tahun (siswa SMA) Kuryu ditangkap oleh polisi karena menganiaya seseorang--yang sebetulnya ia lakukan untuk melindungi temannya dari perundungan. Selama proses penyidikan di tingkat pertama dengan polisi hingga pemeriksaan dengan jaksa iya hanya diam atau cenderung mengiyakan penuntutan.
Jaksa yang mengurusi kasusnya merasa ada yang tidak beres. Instingnya mengatakan ada yang disembunyikan dari anak ini tentang kasusnya. Walaupun mungkin ini hanya kasus kecil, jaksa ini tidak meremehkannya sama sekali. Ia terus menyelidiki sebab hal ini menyangkut keadilan.
Akhirnya, demi keadilan jaksa tersebut menutup kasusnya Kuryu karena menganggap Kuryu bukan orang jahat yang harus diberikan hukuman. Ia hanya sedang melindungi temannya. Kuryu merasa terkesima, ia terinspirasi oleh orang ini hingga membawanya menjadi seorang jaksa. Ia ingin menjadi seperti bapak tersebut yang dapat menegakan keadilan dengan baik.
Keunikan Kuryu
Tumblr media
Kalau lihat foto di atas akan kelihatan keunikan Kuryu secara fisik. Biasanya jaksa dan asisten jaksa (pembantu jaksa) menggunakan setelan jas formal dengan pin jaksa di kerah bagian kiri. Namun Kuryu enggan terjebak pada tampilan formal, ia lebih suka bergaya kasual (kaosan, jaket dan celana jeans) agar terkesan santai serta memudahkannya untuk bekerja di luar kantornya (melakukan penyelidikan langsung).
Kuryu banyak menabrak kebiasaan umum seorang jaksa. Jika kita melihat kewenangan jaksa di atas--walaupun referensinya adalah wewenang jaksa di Indonesia tapi masih cukup relevan--kita bisa melihat bahwa tugas jaksa pada tahap kedua setelah adanya berkas penyidikan dari polisi. Jadi, jaksa hanya perlu mempelajari berkas, meminta keterangan tambahan dari tersangka lalu memutuskan untuk melakukan penuntutan atau menutup perkara. Semua biasanya dikerjakan di atas meja kantor saja. Namun Kuryu justru sering keluar kantor, menyelidiki langsung ke TKP dan menemui saksi-saksi bahkan mencari saksi baru. Hal ini ia lakukan utamanya bila intuisinya merasa ada yang tidak beres dari tersangka.
Jaksa pada umumnya adalah sarjana jurusan hukum sebuah Universitas. Namun Kuryu berbeda. Seperti yang saya jelaskan di atas alasan Kuryu menjadi jaksa, karena kasus tersebut Kuryu dikeluarkan dari sekolah. Setelah itu ia tidak pernah lagi melanjutkan sekolah SMA, ijazah terakhirnya hanya SMP. Namun, karena ia memiliki keinginan kuat untuk menjadi jaksa, maka ia belajar dengan giat untuk bisa lulus pada ujian jaksa. Karena hal ini rekan kerjanya di cabang Jousai sungguh heran--terutama asisten jaksanya Amamiya--mengapa bisa lulusan SMP bisa jadi jaksa.
Filosofi Keadilan Seorang Kuryu
Kuryu sebenarnya heran, sebab seorang pejabat jaksa mewakili negara dan masyarakat menuntut keadilan pada seorang tersangka atas dugaan perbuatan jahatnya. Seluruh tanggung jawab itu dibebankan pada satu orang. Satu orang itu mempelajari, memikirkan, menyelidiki dan memutuskannya sendiri. 
Jaksa tidak bekerja sebagai sebuah lembaga, ia bekerja sebagai personal. Betapa berat beban yang harus ditanggungnya. Belum lagi sistem hukum Jepang (Civil Law) yang mengharuskan sebuah putusan hukum itu menghasilkan keadilan khusus pada tiap kasus membuat tanggung jawab jaksa menjadi lebih berat.
Pandangan umum para jaksa, mereka hanya perlu bekerja secara efisien. Pelajari dokumen perkara, meminta keterangan tersangka dan saksi-saksi bila dibutuhkan lalu putuskan. Semuanya dilakukan di atas meja kantor. Namun Kuryu tidak seperti itu. Kuryu lebih suka datang ke TKP langsung, memastikan betul-betul kejadiannya, mencari kebenaran motif kejahatan yang sebenar-benarnya dan menggunakan intuisinya dengan baik.
Tumblr media
Kuryu tidak pernah meremehkan kasus. Baginya, tidak ada kasus besar dan kecil. Semua kasus sama saja, sebab semuanya berkaitan dengan keadilan. Keadilan harus hadir untuk semua pihak. Penjahat harus mendapat hukuman sesuai kadar kejahatannya dan pihak yang tak bersalah tak boleh sampai terhukum untuk kesalahan yang tak pernah dibuatnya.
Pernah ada suatu kasus tentang pencurian pakaian dalam ia mempelajarinya betul-betul, menyelidikinya ke lapangan hingga berhari-hari bahkan meminta polisi patroli untuk melakukan sesuatu. Ternyata orang yang ditangkap bukan penjahatnya, penjahat aslinya akhirnya berhasil ditangkap oleh polisi patroli. Kalau kita mau bayangkan, ini hanya kasus pencurian pakaian dalam, mengapa harus sebegitunya?
Bagi Kuryu ketika keadilan dapat ditegakan, ia akan memberikan kebaikan bagi si penjahat (karena dihukum sesuai kadar kejahatannya), kebaikan bagi korban dan keluarga korban serta mencegah orang lain mendapat kejahatan serupa di masa depan. Inilah obsesi Kuryu atas keadilan.
1 note · View note
azzamirasyid · 5 years ago
Text
Catatan tentang Pulau Kecil: Pulau Nasi, Aceh
Kepalang tanggung, ketika beberapa hari yang lalu saya update di whatsapp story mengenai pulau kecil tapi gakbisa nulis banyak-banyak karena keterbatasan fitur. Akhirnya, saya coba tulis lebih lengkapnya di sini biar enak, sekaligus merawat ingatan tahun 2017 silam hehe :D
--
Tumblr media
Saya dapat kesempatan ke pulau Nasi sekitar tahun 2017, dalam rangka Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat UGM (KKN-PPM UGM). Kami (30 orang) tinggal bersama masyarakat di sana selama 2 bulan, mulai dari pertengahan Juni sampai awal Agustus. Program kami secara garis besar berfokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata. Kenapa pariwisata? Penjelasannya nanti ada di bawah ya.
Kenapa baru KKN tahun 2017? Haha ini yang unik. Saya angkatan 2012 dan baru KKN tahun 2017 atau di tahun ke-5 kuliah saya. Bisa dibilang telat 2 tahun dari normalnya. Inipun KKN dengan angkatan 2 tahun di bawah (angkatan 2014). Yaa jadi singkat cerita, tahun ke-3 dan tahun ke-4 kuliah saya punya amanah organisasi yang bikin gakbisa ninggalin Jogja dalam waktu lama. Akhirnya ya harus nunda KKN selama 2 tahun.
Kenapa gak KKN di Jogja aja? Nah ini dia, saya pikir pengalaman KKN ini hanya bisa dirasakan sekali seumur hidup, jadi gakmau dong kalo KKNnya di Jogja. Harus dapet tempat lain yang bisa ngasih pengalaman baru, Pulau Nasi lah saya pilih :D.
Lokasi Pulau Nasi
Secara administratif pulau Nasi berada di kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Secara geografi bisa dilihat di peta di bawah ini yaa..
Tumblr media
Toponimi Pulau Nasi
Ada dua versi cerita mengenai kenapa pulau ini dinamakan pulau Nasi. Tapi sebelum ke sana, saya akan coba ceritakan sedikit sejarah Pulau Nasi. Saya kutip cerita ini dari situs Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA). Jadi sebelumnya pulau nasi ini tidak berpenghuni, baru kemudian di Abad ke-12 pulau ini mulai dihuni orang. Penghuni ini berasal dari Peukan Bada atau daratan di tenggara pulau, sekarang masuk ke dalam salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Besar.
Tumblr media
Jumlah orang yang pertama menghuni pulau ini sekitar 10-20 orang yang semuanya adalah orang-orang pelarian. Mereka adalah orang yang seharusnya mendapat hukuman Raja akibat tidak membayar pajak, berjudi dan lain sebagainya. Mereka tiba pertama kali di pantai Lhoek Reudeup, Gampong Deudap atau pantai terdekat dari daratan. Karena mereka semua adalah pelarian, mereka tidak berani tinggal di dekat pantai yang bila membakar sampah saja asapnya bisa terlihat dari ibukota kerajaan di Banda Aceh/Kutaraja. 
Lalu, mereka berjalan agak ke dalam pulau, menaiki bukit dan menemukan lokasi yang cukup aman untuk ditinggali karena banyak rumput besar (Rabo) yang dapat menutupi diri mereka. Nama Rabo ini kemudian menjadi asal usul dari penamaan gampong Rabo (gampong pertama) yang terletak di tengah-tengah pulau Jeih (Pulau itu; dulu masih disebut pulau itu karena belum ada namanya). Ketika mulai menetap di sana mereka bercocok tanam dengan bibit yang dibawanya dari rumah.
Setelah tanaman kelapa yang ditanam mulai berbuah (5-6 tahun), mereka bermusyawarah terkait rencana masa depannya. Di pulau Jeih mereka memang bisa hidup nyaman, namun keluarga mereka masih berada di daratan sedangkan tidak mungkin bagi mereka untuk kembali ke sana karena berstatus pelarian. Akhirnya mereka bersepakat untuk menemui Raja membawa hasil panen untuk meminta pengampunan.
Raja lalu mengampuni mereka dan memperbolehkan mereka membawa keluarga untuk tinggal di pulau Jeih. Merekapun kembali ke pulau Jeih membawa keluarganya dan tinggal di lokasi sebelumnya di Rabo. Setelah 10-15 tahun dari kejadian ini, Raja tidak pernah lagi mendengar kabar dari orang-orang ini. Pejabat kerajaan memberikan nasihat untuk berhati-hati sebab orang-orang ini adalah yang dahulu melakukan pelanggaran terhadap kerajaan, dikhawatirkan mereka membangun kekuatan dan membelot sehingga Raja perlu mengontrol mereka. 
Dikirimlah sekitar 25 keluarga ke sana yang terdiri dari Kadhi kerajaan, ahli pertanian, ahli pertukangan, ahli kelautan dan lain-lainnya untuk mengatur kehidupan masyarakat di sana. Atas dasar inilah kemudian Raja menamai pulai ini sebagai pulau Peunaso atau pulau mengisi. Disebut mengisi karena Raja mengirim utusannya untuk mengisi pulau tersebut. 
Cerita ini dengan nama pulau Peunaso menjadi versi pertama tentang asal usul nama pulau ini. Konon pada zaman penjajahan Belanda namanya berubah menjadi pulau Nasi karena kesulitan dalam penyebutan Peunaso. Namun, ada juga yang punya cerita lain terkait pulau Nasi ini yang kemudian menjadi versi kedua asal usul nama pulau ini.
Versi kedua dinamakan pulau nasi karena untuk menuju pulau tersebut jaraknya tidak terlalu jauh dari daratan utama Aceh. Bila ingin pulang pergi hanya butuh setengah hari sehingga hanya butuh bawa bekal nasi. Adapun di utara pulau Nasi ada pulau yang dinamakan pulau Breueh atau pulau beras. Dinamakan pulau beras karena jaraknya lumayan jauh sehingga gak cukup sehari dan gakbisa hanya bawa bekal nasi, harus bawa beras untuk ke sana biar bisa bertahan hidup.
Kondisi Geologis dan Geografis Pulau Nasi
Kondisi geologi pulau nasi terdiri atas 4 formasi yaitu formasi Peunasu (Tlp), Lhoong (Mulh), Geumpang (Mug) dan Aluvium (Qh). Formasi Peunasu terdiri dari batu pasir mikaan, konglomerat, serpih, batu lumpur dan batu gamping terumbu. Formasi Lhoong terdiri dari wake gunungapi, sedikit batu pasir dan batu lanau, batuan gunungapi mafik dan batu gamping. Formasi Geumpang terdiri dari batuan gunungapi dan piroklastika menengah hingga mafik terubah dan termalihkan berbeda-beda, filit, sekis hijau dan batuan gamping malihan kurang. Sedangkan aluvium terdiri dari kerikil, pasir, lumpur dan seterusnya.
Tumblr media
Formasi Lhoong (Mulh) dan Geumpang (Mug) yang diperkirakan berusia Jura hingga Kapur atau formasi dengan usia paling tua. Formasi Peunasu (Tlp) yang menjadi mayoritas pembentuk pulau berusia oligosen. Sedangkan aluvium (Qh) adalah bentukan yang paling muda dari kala holosen. Formasi Mug masuk dalam kategori batuan gunungapi sedangkan Tlp, Mulh dan Qh termasuk dalam batuan sedimen dan metasedimen.
Tumblr media
Pulau Nasi memiliki ketinggian 0-280 meter dari permukaan laut. Untuk formasi Tlp, Mulh dan Mug termasuk dalam wilayah perbukitan rendah hingga perbukitan (kecuali beberapa wilayah dekat lautnya yang cenderung dataran rendah). Sedangkan formasi Qh termasuk dataran rendah yang subur, untuk itu budidaya sawah tadah hujan terpusat di formasi ini atau di sekitar gampong Rabo dan Alue Reuyeueng.
Sebagaimana pulau-pulau kecil pada umumnya, pulau Nasi ini tidak memiliki sungai besar. Sungainya hanya berupa sungai kecil yang cenderung hanya berair saat ada hujan. Dalam bahasa Aceh sungai kecil itu disebut alue, nah keberadaan sungai kecil yang ada di bagian tengah (lihat peta) kemudian menjadi asal usul nama gampong alue reuyeueng. Lokasi gampong alue reuyeung sendiri memang persis di sungai kecil tersebut khususnya bagian muara.
Tumblr media
Bagaimana Cara ke Pulau Nasi?
Untuk bisa ke pulau Nasi terbilang cukup mudah. Kita bisa naik kapal kayu ukuran sedang yang dikelola oleh warga pulau Nasi melalui pelabuhan kecil yang ada di pintu masuk pelabuhan Ulee Lheue. Kalau dikira-kira lokasinya berada di barat pasar ikan Ulee Lheue atau utara dari bundaran pintu masuk pelabuhan.
Tumblr media
Sebagaimana asal usul nama pulau Nasi versi kedua, ke pulau Nasi waktu tempuhnya tidak terlalu lama, hanya memakan 45 menit-1 jam perjalanan laut. Paling cepat bila kapal berlabuh di pelabuhan Deudap dan paling lama bila berlabuh di pelabuhan Lamteng (selang-seling tiap harinya). Namun, dalam waktu sehari hanya ada satu kapal kayu untuk satu kali perjalanan bolak balik, jadi agak sulit bila ingin berkunjung tanpa menginap. Ohya, sebenarnya ada juga kapal Ferry yang berlayar dua hari sekali dari pelabuhan Lamteng, tapi saya kurang tau jadwalnya sebab gak pernah naik kapal itu.
Tumblr media
Kriteria Pulau Kecil
Menurut UU nomor 1 tahun 2014 pulau kecil adalah pulau yang memiliki luas wilayah kurang atau sama dengan 2.000 km2. Nah, pulau Nasi luas wilayah daratannya cuma sekitar 27,32 km2 makanya disebut sebagai pulau kecil. Kalau dikeliling pakai motor, cukup setengah jam kita udah bisa keliling seluruh pulau.
Setelah ini saya akan ulas apa keunikan dari pulau kecil bila ditinjau berdasarkan pendekatan pembangunan wilayahnya. Hal ini juga yang kemudian menjadi persoalan yang kami temui selama KKN di pulau Nasi hingga kami menjadikan pariwisata sebagai solusi untuk pembangunan wilayah pulau Nasi.
Sumberdaya Pulau Nasi
Sejauh mata memandang kita bisa lihat birunya laut, maklum karena pulau Nasi tidak terlalu luas. Laut yang mengelilingi pulau Nasi ini menjadi salah satu sumberdaya yang paling penting buat masyarakat. Tiap-tiap gampong (kampung)--yang seluruhnya ada 5--memiliki wilayah laut yang dikelola oleh gampongnya masing-masing.
Beberapa pantai memiliki ekosistem karang dan lazim ditemui berbagai biota karang seperti ikan kerapu, teripang, kerang, gurita dan lain sebagainya. Ada juga ekosistem rawa pasang surut khususnya di gampong Alue Reuyeueng yang bisa ditemukan kepiting rawa--walaupun hanya pada waktu-waktu tertentu.
Tumblr media
Di gampong Alue Reuyeueng dan Rabo ada dataran aluvium yang cukup subur dijadikan sawah. Namun karena hanya ada sungai kecil yang tidak selalu berair sepanjang tahun, sawah yang dibudidayakan cenderung tadah hujan/mengandalkan hujan untuk mengairi tanaman. Akhirnya hanya bisa tanam dan panen padi setahun sekali.
Ketinggian maksimal di pulau Nasi sekitar 280 mdpl. Menurut konsep Junghuhn wilayah pulau Nasi dikategorikan wilayah beriklim panas sehingga hanya sedikit tumbuhan yang bisa dibudidayakan, khususnya yang adaptif terhadap panas. Tanaman-tanaman jenis sayuran akan cenderung sulit untuk dibudidayakan.
Tanaman buah beberapa masih bisa ditemukan seperti kelapa, durian, semangka dan lain sebagainya.
Dilema Pembangunan Wilayah
Dilema ekonomi: mayoritas penduduk pulau nasi bekerja sebagai petani dan nelayan (perikanan tangkap). Pertanian yang digarap berupa sawah tadah hujan dan perkebunan, sedangkan aktivitas melaut biasanya dikerjakan dalam skala kecil seperti memancing di sekitar karang, menyelam dan melaut dengan perahu kecil (2-4 orang).
Aktivitas pertanian dijalankan dengan sistem semi-subsisten hingga subsisten. Sebagai contoh ketika padi di sawah menghasilkan beras mereka akan cenderung menyimpannya untuk kebutuhan selama setahun ke depan (sampai bertemu panen berikutnya) dan akan menjual sisanya kepada masyarakat lokal pulau. Jika tidak ada yang ingin membeli maka sisanya akan disimpan lagi untuk kebutuhan sendiri. Ini yang saya sebut semi-subsisten hingga subsisten. 
Mengapa tidak dijual keluar pulau, misal ke kota? Agak sulit sebab harus bersaing dengan produk dari daratan. Produk-produk yang dikirim dari pulau menuju daratan cenderung sulit bersaing karena biaya yang cukup besar untuk pengangkutan menggunakan kapal. Ini yang menjadi dilema. Belum lagi kondisi laut sering berubah-ubah dengan cepat. Risikonya besar mengangkut ke daratan. Tidak semudah/seaksesibel bila di daratan mengangkut menggunakan mobil.
Tumblr media
Hasil perkebunan di pulau Nasi pun cenderung untuk dikonsumsi sendiri, mentok-mentok dijual ke masyarakat pulau, itupun kalau ada yang beli karena rata-rata orang lain pun punya kebun sendiri. Kadang-kadang harus menjual produk di harga yang rendah agar bisa menutupi ongkos lainnya dan bisa dibeli oleh orang di daratan.
Kalau nelayan masih lebih beruntung, sebab lebih ada kemudahan dalam menjual hasil pekerjaannya.
Dilema Pendidikan dan Kependudukan: pendidikan di pulau Nasi cenderung seperti pendidikan pada umumnya. Ada sekolah dasar di tiap gampong (kecuali lamteng), ada 1 SMP dan 1 SMA. Sayangnya tidak ada sekolah kejuruan yang spesifik dan cocok dengan profesi mayoritas penduduk. Pendidikan yang didapat akhirnya tidak tepat guna, tidak menjawab persoalan kehidupan mereka.
Ada kecenderungan bagi sebagian penduduk yang berpendidikan tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya di daratan. Ada pula kecenderungan semakin tinggi pendidikan semakin besar pula keinginan untuk hidup di luar pulau, mencari kehidupan yang lebih baik. Kami menemukan fenomena migrasi keluar dalam jumlah yang besar khususnya di kelompok usia muda.
Sebagian sudah kami sebutkan bahwa mereka bersekolah di daratan. Sebagian yang lain cenderung untuk bekerja, kebanyakan di sektor informal seperti berdagang. Ekonomi di pulau seperti kurang gairah, mengalami stagnansi.
Fenomena migrasi keluar yang besar ini bisa terjadi sebab aksesbilitas yang tinggi antara pulau Nasi dan kota Banda Aceh. Cuma butuh satu jam naik kapal untuk ke ibukota Provinsi, dekat bukan? Hal ini memberikan keberanian yang cukup besar bagi kaum muda untuk merantau, kalaupun mau pulang kan tidak terlalu jauh.
Membangun Pariwisata
Saya ingin menggaris bawahi bahwa adanya persoalan di atas khususnya ekonomi bukan berarti segala-galanya. Saya lihat masyarakat bisa tetap bahagia dengan kondisinya, seperti tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Namun, bila keadaan ini terus berlanjut saya sendiri khawatir kalau kemudian penduduk di pulau Nasi diisi hanya oleh kaum tua, lalu perlahan kehilangan penduduknya. Kalau kehilangan penduduknya akan sayang betul, sebab pulau Nasi adalah pulau terluar Indonesia yang harusnya tetap ada penghuninya.
Kami lalu mulai berpikir sepertinya pariwisata menjadi salah satu solusi yang bagus untuk mengatasi persoalan ekonomi. Ketika orang datang ke pulau Nasi, maka akan banyak sektor yang kena manfaatnya. Akan banyak uang yang masuk ke pulau. Kapal akan banyak penumpangnya, memperbanyak perjalanan akan jadi pertimbangan bagus.
Tumblr media
Bisnis penyewaan kendaraan dan penginapan juga bisa berjalan. Lebih lagi, hasil bumi dari pulau Nasi bisa langsung dimanfaatkan untuk membuat masakan. Lebih baik dibanding mengandalkan keberuntungan untuk dijual langsung dalam bentuk mentah ke daratan. Kalau sukses, tidak perlu lagi merantau, di pulau pun sudah bisa hidup, ekonomi berjalan.
Masalahnya, membangun sektor pariwisata membutuhkan banyak dukungan infrastruktur fisik dan sosial. Semuanya bahkan harus dipertaruhkan di awal dan bisa memakan waktu agak lama untuk menuai hasilnya. 
Sebagai contoh, kapal harus menambah jumlah pelayarannya, tidak boleh sekali bolak balik dalam sehari karena akan memaksa tiap orang harus menginap di pulau. 
Ketikapun oke untuk menginap, kapal dengan jadwal yang sudah ada membuat perjalanan ke pulau Nasi menjadi kurang oke. Bila ingin ke pulau kapal berangkat dari kota jam 2 siang, sampai sana sudah agak sore. Lalu jika ingin kembali naik kapal besoknya jam 8 pagi. Waktunya jadi sempit, belum apa-apa sudah menjelang malam, paginya sudah harus pulang. Kalau menambah hari lagi tentu banyak pertimbangannya terutama ongkos menginap jadi lebih mahal.
Selain itu, harus dipersiapkan objek-objek wisatanya. Tiap objek wisata harus didukung dengan fasilitas yang memadai paling tidak harus selalu ada toilet. Uang yang diinvestasikan akan cukup besar.
Dan yang paling penting adalah persoalan infrastruktur sosial. Di atas sudah saya bilang kebanyakan kaum muda merantau keluar pulau. Lalu siapa orang yang bisa diandalkan untuk menggerakan pariwisata pulau?
Tumblr media
Inilah Dilema Pulau Kecil
Jadi? Ya jadi ini dilemanya pulau kecil. Tidak terlalu luas, sumberdaya tidak terlalu lengkap. Orang tidak terlalu banyak dan akan sangat bergantung dengan wilayah lain di daratan. Persoalannya unik. Bahkan paling unik menurut saya dibandingkan persoalan wilayah lain..
2 notes · View notes
azzamirasyid · 5 years ago
Text
Hal yang Saya Pelajari dari Film Shinzanmono (2010)
Halo temen-temen, mungkin ini tulisan pertama saya yang agak lumayan panjang dari sekian lama saya gak pernah nulis lagi di platform ini. Dari tulisan ini saya berharap bisa berbagi tentang hikmah yang saya dapat dari film yang saya tonton. Berhubung kita semua masih harus diam di rumah, semoga diamnya kita, membuat kita tetap bergerak menjadi pribadi yang lebih baik hari demi hari yaa. Ya minimal dari hikmah yang kita dapat, bisa menggerakan hati kita untuk terus cenderung pada kebaikan.
Sekilas tentang film Shinzanmono
Jadi, film ini berupa drama series yang sebenernya diangkat dari Novel dengan judul yang sama karya Keigo Higashino. Shinzanmono bercerita tentang beberapa detektif Polisi yang sedang menyelidiki kasus pembunuhan seorang perempuan paruh baya di Nihonbasi, Tokyo, Jepang. Sebagaimana kasus-kasus kriminal pada umumnya, para detektif harus mencari tahu siapa pelaku pembunuhan dan atas dasar apa (motif) pelaku melakukan perbuatannya.
Film ini diperankan oleh beberapa orang diantaranya Hiroshi Abe sebagai Kyōichirō Kaga (Tokoh utama detektif Polisi), Meisa Kuroki sebagai Ami Aoyama (Wartawan amatir dan kekasih dari anak korban), Osamu Mukai sebagai Kōki Kiyose (Anak dari korban), Junpei Mizobata sebagai Shūhei Matsumiya (Detektif polisi), Yuichi Kimura sebagai Kazumichi Kojima (Kepala detektif polisi), Takashi Sasano sebagai Yosaku Kishida (Teman dekat dan konsultan pajak perusahaan dari suami korban), Mieko Harada sebagai Mineko Mitsui (korban), Tomokazu Miura as Naohiro Kiyose (Suami korban) dan Izumiya Shigeru sebagai Ueshugi Hiroshi (Detektif polisi).
Tumblr media
(Sumber gambar: ladyjansneverland.blogspot.com)
Film ini sangat unik, sebab dalam 10 episode yang penuh drama, saya pribadi dibuat salah menebak siapa pelaku pembunuhan sebenarnya. Kalian semua juga harus nonton film ini, sungguh detail-detail ceritanya itu keren dan banyak pelajaran yang bisa didapat terutama yang berkaitan dengan hukum.
Singkat cerita, Mineko Mitsui ditemukan terbunuh di rumahnya tak lama dari ia bercerai dengan suaminya, Naohiro Kiyose. Naohiro adalah seorang direktur utama dari perusahaannya sendiri yang bergerak pada bidang jasa kebersihan. Mereka bercerai karena istrinya menduga Naohiro berselingkuh dengan seorang wanita muda yang dijadikannya sebagai sekretaris pribadi yang hubungannya begitu dekat melebihi dari hubungan profesional. Belakangan, wanita muda itu diketahui sebagai anak kandungnya dari hubungannya dengan pacar pertamanya dulu yang ia tak tahu bahwa dari hubungannya menghasilkan seorang anak perempuan. Drama-drama sisipan dari cerita utamanya ini lumayan bikin saya jadi amaze haha.
Sejak awal, kebanyakan detektif dari kantor kepolisian mencurigai suaminya ini sebagai pembunuhnya, sebab kejadian perceraian mereka bisa dianggap sebagai motif. Namun ternyata bukan dialah pembunuh sebenarnya. Kyōichirō Kaga sebagai detektif yang bertanggung jawab atas kasus ini bekerja dengan sangat baik mengungkap kasus ini.
Ungkapan Cinta kepada Keluarga yang Salah
Pada episode ke-7 cerita tentang Kazuhiro Uesugi muncul. Ia adalah anak laki-laki dari detektif Hiroshi Uesugi yang meninggal karena kecelakaan motor tunggal. Sebelum meninggal, ia pernah tertangkap Polisi karena mengendarai motor padahal belum memiliki surat izin mengemudi. Wajar saja, sebab ia masih di bawah umur untuk bisa memilikinya. 
Ayahnya menjenguk dirinya di kantor kepolisian dan meminta polisi yang bertugas untuk melepaskan anaknya dan menganggap kasusnya tak pernah terjadi. Hal ini ia lakukan karena mencintai anaknya. Ia ingin anaknya lepas dari jeratan hukum dan sambil berharap reputasinya sebagai detektif polisi tetap baik karena tidak ada keluarganya yang tersangkut kasus hukum. Padahal tindakan ini adalah tindakan yang sangat memalukan dari seorang polisi karena mempermainkan hukum dan keadilan. Tindakan yang kemudian ia sesali sepanjang sisa hidupnya.
Kazuhiro sering mengendarai sepeda motor sendiri walaupun belum memiliki surat izin sebab ia bergabung dengan geng motor lokal di wilayahnya. Setelah kejadian di kantor polisi tersebut, seluruh teman-temannya tahu bahwa ia adalah seorang anak detektif polisi yang bisa lolos hukum karena ayahnya. Hal yang membuatnya tak bisa keluar dari geng motor karena teman-temannya terus mengancam akan membongkar cerita itu bila ia keluar dari geng motor itu. Akhirnya ia tetap berkendara di jalan bersama teman-temannya demi melindungi reputasi ayahnya. Hal yang kemudian membunuh dirinya sendiri.
Hiroshi sangat bersedih atas kematian anaknya. Kecelakaan yang ia anggap sebagai pembunuhan, ya, sebagai ayah ia telah membunuh anaknya sendiri, secara tidak langsung. Orang yang sangat ia cintai. Ia berandai-andai, bila saja saat ditangkap polisi ia tak melindungi anaknya, kecelakaan tersebut pasti tidak terjadi. Tak seharusnya ia melindungi kesalahan anaknya sendiri. Bukan begitu caranya melindungi anak tercintanya. Ia menyesal seumur hidup, merasa telah gagal menjadi seorang ayah.
Mencari Pelaku Pembunuhan Sebenarnya
Mineko Mitsui ditemukan terbunuh dengan bekas luka jeratan pada lehernya. Beruntung bekas lukanya masih dapat terlihat dengan jelas sehingga polisi dapat merekonstruksi benda apa yang menjerat korban--sebab di tempat kejadian perkara tidak ditemukan apapun yang diduga digunakan untuk membunuhnya. Detail-detailnya dianalisis, mulai dari benda apa yang dipakai untuk menjerat, jenisnya higga ukurannya.
Detektif Kyōichirō Kaga sangat berhati-hati menentukan siapa pelakunya. Ia tak ingin terburu-buru menyimpulkan siapa pembunuhnya. Ia terus mengumpulkan keterangan banyak pihak, menelusuri koridor dan tempat-tempat yang mungkin dikunjungi oleh pelaku dan mencoba mencari barang yang digunakan untuk membunuh Mineko.
Tumblr media
(Sumber gambar: tokyohive.com)
Melindungi Anak adalah Motif Pelaku melakukan Pembunuhan
Setelah melalui proses penyelidikan yang panjang pelaku sebenarnya diketahui. Ia adalah Yosaku Kishida, teman dekat keluarga Naohiro Kiyose yang juga sebagai konsultan pajak kepercayaan perusahaan Naohiro. Hal yang tak pernah terduga oleh banyak pihak. Tak ada satupun alasan yang diketahui untuk mencurigai yang bersangkutan sampai kemudian detektif Kyōichirō Kaga membongkarnya.
Saat berkunjung ke kediaman Asami Kishida, putra dari Yosaku, detektif  Kyōichirō menemukan gangsing tradisional milik anaknya. Berulang kali ia diminta oleh anaknya Asami untuk memutar gangsing tersebut, namun terus gagal. Padahal ia merasa cukup handal untuk memainkan gangsing. Belakangan diketahui bahwa gangsing ini adalah pemberian dari kakeknya. Dan sejak pertama kali diberikan padanya, tak pernah sekalipun gangsing tersebut berhasil dimainkan.
Tidak mungkin gangsing rusak sehingga tidak bisa lagi diputar, apalagi gangsing tersebut masih sangat bagus kondisi fisiknya. Ternyata, bukan rusak, tapi gangsing tersebut diputar oleh tali yang salah, bukan tali sebenarnya yang jadi pasangan gasing itu. Pertanyaannya, di manakah tali pasangan asli gasing tersebut? Hal ini yang membuat detektif Kyōichirō curiga hingga ia berusaha menelusuri semua toko mainan di kota untuk mengetahui dari mana gangsing itu berasal dan bagaimana bentuk tali pasangannya.
Ia berhasil menemukan dari mana gangsing itu berasal. Ternyata, tali pasangannya adalah tali yang mirip dengan karakteristik tali yang dipakai untuk membunuh Mineko. Dari sinilah akhirnya Yosaku berhasil diketahui sebagai pembunuhnya.
Apa motifnya? Diketahui bahwa Yosaku Kishida membunuh Mineko Mitsui--orang yang sebenarnya dekat dengan pelaku--karena Mineko mengetahui ada yang tidak beres terkait keuangan perusahaan mantan suaminya. Ia satu-satunya orang yang sadar tentang ketidak beresan tersebut. Hal yang kemudian membuat Yosaku tersudutkan, mengapa? Sebab Yosaku-lah yang telah menggelapkan uang perusahaan itu. 
Uang perusahaan ia gunakan untuk membantu anaknya yang sedang mengalami kesulitan dengan usahanya, terlilit hutang dan untuk memenuhi gaya hidup anaknya yang mewah. Ia terpaksa membunuh Mineko agar kejahatannya tidak terbongkar. Kejahatan satu mendorongnya melakukan kejahatan lainnya, demi melindungi anaknya, karena kecintaannya pada anaknya.
2 notes · View notes
azzamirasyid · 9 years ago
Text
Timnas Sepakbola dan Kegagalan Kita dalam Memahami Substansi
Tumblr media
Timnas Sepakbola Indonesia dalam PPD 1986 (sumber: novanmediaresearch.files.wordpress.com)
Bagi saya pribadi setiap kejadian selalu mengandung hikmah yang dapat saya petik dan jadikan pelajaran. Wabil khusus kekalahan timnas sepakbola Indonesia dalam Final Piala AFF tahun 2016 melawan Thailand mengandung hikmah yang amat penting bagi saya. Melalui tulisan ini saya ingin menulis apa saja pelajaran yang saya dapatkan dari peristiwa ini.
Tulisan ini hanyalah tulisan berupa pendapat pribadi dengan tingkat analisis yang dangkal, sedangkal kubangan di jalan dan ditulis dengan kondisi mata yang merem melek.
Alkisah lagi-lagi kita ditunjukan bagaimana ekspektasi yang begitu besar pada timnas harus kandas pada pertandingan puncak. Berbagai pelatih telah bergantian mengurus timnas, pemain timnas telah pula beganti-ganti wajahnya. Tapi apa daya kita masih cukup nyaman menjadi penunggu podium kedua.
Bagi saya pribadi permainan timnas pada gelaran AFF ini sangat baik dan mulai terstruktur dan sistematis, menunjukan bahwa permainan timnas disusun atas sebuah konsep strategi dan taktik permainan. Hal ini ditunjukan oleh pemain timnas yang nampak lebih rapi dan sabar dalam membangun permainannya. Bukan hanya mengandalkan semangat dan skill individu masing-masing pemain.
Namun cerita berubah ketika pemain timnas mulai tertinggal angka. Pemain nampak dirudung kecemasan dan permainan mulai kurang teratur dengan koordinasi antar pemain yang menjadi buruk. Dan yang paling parah, kita harus akui bahwa sebenarnya ancaman-ancaman pada gawang timnas baik yang berbuah gol ataupun tidak adalah buah dari kegagalan dalam membangun koordinasi tim yang baik, khususnya di lini pertahanan.
Memahami Substansi
Sejatinya sebuah hal pasti ada substansi inti yang menyusunnya. Jika bicara sepakbola maka kita bisa katakan bahwa ada substansi penting yang harus benar-benar kita pahami sebelum memutuskan untuk ikut serta dalam permainan.
Mengapa bermain sepakbola harus 11 pemain? Mengapa kita bermain di lapangan seluas itu? Mengapa tidak 3x2 meter saja? Seluas kamar kos para mahasiswa hehe. Mengapa ada pembagian peran dalam permainan? Ada yang jadi pemain bertahan, gelandang, kiper dan penyerang? Mengapa tidak semuanya saja menyerang? Mengapa waktu permainan 2x45 menit? Mengapa ada dua gawang? Dan sederet pertanyaan lainnya yang harus kita jawab dan pahami sebelum masuk lapangan.
Saya berani mengatakan bahwa kegagalan kita selama ini bukanlah karena kita kalah skill permainan, bukan juga karena kita kurang serius dalam bermain, apalagi gara-gara setiap kita main gak ada yang dateng untuk mendukung. Bukan karena alasan-alasan itu. Bagi saya pribadi kita gagal karena kita tidak benar-benar memahami substansi permainan sepakbola, yaitu kerja sama, saling percaya dan berbagi peran. Untuk itu ada 11 pemain dan ada pembagian posisi permainan.
Saya menelusuri beberapa video pagelaran piala AFF beberapa tahun ke belakang. Dan ternyata dugaan saya tepat, kebanyakan gol yang masuk ke gawang kita adalah akibat kegagalan pemain kita dalam mengorganisasikan permainan, saling percaya dan saling berbagi peran. Beberapa pemain sering terlihat menumpuk di satu titik mengepung satu pemain namun membiarkan pemain lawan lainnya bebas tanpa pengawalan.
Tumblr media
AFF 2010, Indonesia vs Thailand (Sumber: youtube.com)
Gambar di atas adalah cuplikan gol Thailand ke gawang Indonesia pada AFF 2010. Gol yang hampir mirip dengan kondisi gol kedua Thailand ke gawang Indonesia pada AFF 2016. Membiarkan pemain lawan bebas tanpa pengawalan di kota penalti sehingga dengan leluasa melakukan tembakan. Padahal lihat saja, ada 6 pemain berada pada kota penalti atau 2 kali lipat pemain Thailand.
Sepakbola ini permainan tim, bukan individu. Sepakbola ini ibarat kehidupan. Semua punya peran, semua punya tanggung jawab. Semua elemen perlu untuk bekerja dengan baik dan saling percaya satu dengan yang lainnya.
Bagi saya ini serius untuk diselesaikan. Efeknya bukan hanya ini. Kita sering lihat dalam setiap permainan Indonesia, seorang pemain terkadang tidak mematuhi peran dan posisinya. Coba bayangkan, seringkali seorang pemain begitu ngototnya terus-terusan mengejar bola dari depan ke belakang dan dari bagian kiri lapangan hingga bagian kanannya ketika pun bola itu dioper dari satu pemain ke pemain lainnya. Bukannya masih ada pemain lain yang bisa mengcover pembawa bola yang baru dapat operan bola? Bukannya waktu permainan cukup lama sehingga tiap pemain dituntut menghemat energinya? Di mana letak kerjasama dan koordinasi tim? Siapa yang bertanggung jawab mengkoordinasikan penyerangan? Mengkoordinasikan skema pertahanan?
Inilah sepakbola kita, cerminan diri kita yang belum mampu memahami substansi inti dari suatu hal. Kegagalan memahami substansi ini menjadikan kita tidak bersemangat menuntut ilmu di sekolah, tidak tau hidup harus dibawa bagaimana, tidak malu melanggar aturan walau ditonton langsung oleh anak, tidak mampu berpikir jernih menghadapi masalah dan lain sebagainya.
Inikah sepakbola kita? Dan inikah peradaban kita? Ah tulisan ini mungkin gak penting untuk dipikir serius-serius ah hehe.
0 notes
azzamirasyid · 9 years ago
Text
Perempuan Berjilbab yang Tersenyum ke Arahku Itu
Jogja sore hari waktu itu nampak teduh dan berawan. Ku stop motorku karena lampu merah di pertigaan yang menyala. Aku berhenti persis sebelum ban motorku melindas garis batas antara hak kami pengendara kendaraan bermotor dan hak orang lain si pejalan kaki. Motorku boleh lebih kencang dan lebih besar badannya daripada para pejalan kaki, tapi bukan berarti kedudukannya lebih tinggi. Kami harus saling peduli dan saling menghormati.
Ku lihat jam tangan di tanganku yang sedikit agak belang tanda tak pernah pakai sarung tangan. Ia mengedip memberi informasi bahwa kurang lebih setengah jam lagi waktu magrib akan masuk. Sebelum magrib sudah harus sampai kontrakan nih biar sholat magribnya gak ribet, bisikku dalam hati.
Setelah puas memandang jam tangan di tangan yang agak belang ku alihkan pandanganku ke sisi lain. Perempuan dengan jilbab tertiup angin melewatiku dari sebelah kanan, diputar balik motornya ke arah yang berlawanan. Ku perhatikan lekat-lekat dirinya. Hei perempuan bukannya ada tanda dilarang memutar balik di sini, tegurku dalam hati kepada dia. Bukannya menyesal, malah dijawab olehnya dengan senyuman yang lebar ke arahku, seperti senang bukan kepalang.
Ku tatap terus lekat-lekat sambil memberi sinyal tanda pesan. Hey perempuan berjilbab besok-besok taat aturan ya. Berilah contoh yang baik.
Dan dia pun hilang dari pandangan.
0 notes
azzamirasyid · 9 years ago
Text
Menemani Anak Kecil
Lebaran pertama kemarin aku bertemu dengan seorang anak kecil. Bisa dibilang ia sepupu jauhku. Namanya Afif, usianya sekitar 6,5 tahun--katanya-- dan masih di bangku TK. Kami bertemu lagi ketika aku berkunjung ke rumah mbahnya Afif--yang juga masih mbahku juga walaupun bukan garis keturunan langsung alias beliau ini adiknya mbahku.
Ketika kami bertemu dia sedang asyiknya makan bakso, sambil lari-larian keluar masuk rumah. Kebetulan keponakanku yang masih 8 bulan juga ikut. Jadilah sesekali si Afif ini menggoda dan mencoba mengajak main keponakanku.
Waktu ashar hampir semua laki-laki yang ada di rumah itu ke Masjid, kecuali si Afif ini yang terlihat masih asik dengan makanannya. Entah memang tidak ingin ke Masjid atau tidak ada yang mengajaknya ke Masjid.
“Afif ke Masjid yuk” Ajakku.
“Hemm, Masjid?” Afif terlihat ragu membalas ajakanku.
“Iyaa Masjid, Afif kan laki-laki, sholatnya di Masjid Fif” Sambungku lagi.
“Oh iya deh” Afif terlihat menuruti ajakanku.
Akhirnya ia mau kubujuk untuk ke Masjid walau agak ragu ia menjawabnya. Wajar saja dalam hatiku. Anak seumur ini belum bisa berpikir tentang apa yang baik buat dirinya. Penting sekali untuk dibiasakan berbuat kebaikan hingga akalnya mampu digunakan optimal.
Afif ini anak yang aktif menurutku, periang dan sering bertanya tentang banyak hal. Kami berjalan bersama ke Masjid. Sesampainya di Masjid aku coba ajak dia untuk membiasakan kebaikan lagi dengan menata sendalnya yang rapi. Alhamdulillah ia mau untuk merapikan sendalnya.
Karena sebelumnya kami sudah wudhu. Sesampainya di ruang utama Masjid yang berada di lantai 2 aku arahkan posisi sholat dia tepat di sampingku sambil memberi instruksi untuk merapatkan kaki dengan jamaah di sebelahnya maupun kakiku.
Kami masbuk saat itu. Afif terlihat bingung setelah jamaah telah menyelesaikan sholatnya. Sambil tengak tengok akhirnya Afif mengikuti gerakan sholatku untuk menyelesaikan sholatnya. Bedanya, dia langsung beranjak keluar Masjid setelah menyelesaikan sholatnya.
Ternyata ia menungguku di bawah ruang utama Masjid.
“Afif kok tadi buru-buru langsung keluar? Kenapa?” Pertanyaanku pada Afif.
“Gakpapa kook” Jawab Afif sederhana.
“Oh gitu.. yaudah besok-besok setelah sholat dzikir dan doa dulu yaa sebentar” kataku coba menginternalisasikan nilai kepadanya.
“ah percuma doa, orang doaku aja gakpernah dikabulin sama Allah” Jawab Afif dengan polosnya.
Aku sempat diam sebentar. Bingung. Anak sekecil ini kok bisa sampai ngomong seperti itu, Merasa doanya tidak pernah dikabulkan hingga tak mau lagi berdoa. Aku coba menenangkan diri dan mencari jawaban kira-kira anak ini bisa diarahkan ke mana lagi.
“Bukan gitu Afif. Mungkin memang belum dikabulkan sama Allah. Kan Allah paling tau mana yang terbaik buat Afif dan bisa jadi justru Afif dikasih yang lebih baik sama Allah” Jawabku coba menenangkan Afif.
“Oh begitu yaa.. belum dikabulkan yaa mas” Jawab Afif lagi masih dengan kepolosonnya.
“Iyaa Fif.. emangnya Afif doa apa dek?” Tanyaku lagi.
“Afif kan doain Ayah, doain supaya Ayah gak suka marah-marah lagi ke Afif. Tapi sampe sekarang gak dikabulin. Ayah masih aja suka marah-marah sampe sekarang”
Dan aku makin bingung. Anak ini begitu jujur dan berani mengungkapkan apa yang ia rasakan. Kalau boleh jujur jarang-jarang aku ketemu anak macam ini.
“Begini yaa Afif, Afif jadi anak yang baik yaa.. rajin sholat di Masjid, berbuat baik sama Ayah, sama Ibu, sama Adek Afif, banyak doa juga sama Allah yaa semoga Ayah sehat terus, semoga Ibu sehat terus dan mudah-mudahan semuanya baik yaa Fif” Aku mencoba menginternalisasi nilai lainnya lagi.
Dan percakapan kami terhenti.
0 notes
azzamirasyid · 9 years ago
Text
Kedewasaan Ala Pedagang Kebab
Belakangan ini ketika Bulan Ramadhan hampir setiap malam aku habiskan waktu di asrama--seringnya cuma malam. Walaupun sudah punya kontrakan baru, ternyata masih saja asrama ini menjadi tempat yang paling nyaman--karena masih banyaknya kawan yang tinggal di sini. Ah, soal asrama bahasnya nanti dulu hehe.
Ada cerita menarik ketika beberapa kali aku harus beli minum untuk sahur di mini market dekat asrama. Niatnya sih cuma beli minum, tapi seringnya kegoda untuk mampir ke kedai kebab depan minimarket persis. Duh, ininih yang bikin gemuk -_-. Oke lain kali juga cerita soal gemuknya haha.
Nah jadi sering banget baru beli minumnya itu sekitar jam 11 ke atas dan biasanya kedai kebab baru tutup mendekati jam 12. Ada satu yang unik ketika lama-kelamaan aku perhatikan kedai kebab ini. Satu yang gakpernah luput, bapak pedagang kebab selalu didampingi anak laki-lakinya yang masih kelas 6 SD sampai kedai kebab benar-benar tutup. Mereka berbagi tugas di kedai kebab itu. Si Bapak selalu sigap melayani pelanggang yang datang, dengan menyiapkan kulit kebabnya, potongan daging hingga meracik sampai kebabnya jadi. Sedangkan si anak, ringan saja, ia harus selalu siap melipat dan membentuk bungkus kebab agar siap dipakai sebagai wadah bagi kebab yang hangat nan lezat.
Aku sempat iseng bertanya;
“Kamu malem-malem gini masih di sini aja, besok gak sekolah?”
“Sekolah kok mas besok pagi”
Hem, si anak terlihat enjoy menjawab pertanyaan itu. Kalau aku perhatikan ia tidak merasa terpaksa sama sekali harus standby di sana menemani ayahnya. Bahkan ketika pun kedai harus tutup si anak ini dengan sigap mengerjakan apa yang bisa ia kerjakan. Kalau boleh menggambarkan si anak, ia terlihat begitu dewasa dan bertanggung jawab dengan sikapnya itu. Tidak seperti kebanyakan anak seumuran dia yang mungkin hanya mengerti soal main dan menuntut ini itu ke orang tua. Padahal bisa saja ia santai di rumah, nonton tv, tidur, belajar atau bersiap untuk sekolah besok.
Sayang, ketika aku coba menggali informasi lebih dalam pada hari-hari berikutnya, si Bapak dan si Anak ini sudah pindah tempat--dan gaktau letak persisnya di mana tempat barunya. Ternyata sistem kerjanya yang memang seperti itu. Tapi bagiku apa yang Bapak ini lakukan sungguh inspiratif. Tolong jangan bicara soal memperkerjakan anak, pada sisi ini “memperkerjakan anak” menurutku jadi bagian pembentukan kepribadian yang coba Bapak itu lakukan. Dengan mencoba memberikan sebuah tanggung jawab dari hal-hal yang kecil. Apa kamu setuju?
2 notes · View notes
azzamirasyid · 9 years ago
Text
aku mau nulis di tumblr ini lagi hehe.. doain semoga sempet yaa
1 note · View note
azzamirasyid · 9 years ago
Text
Berpikir seperti Hujan
Ketika sore ini aku memandangi hujan, dalam benakku mulai timbul pertanyaan, bagaimana rasanya jadi hujan? Sore ini ia basahi bumi, kadangkala disambut pohon, dijamu oleh sawah, tapi seringkali ia dicampakan oleh aspal dan dihina oleh manusia. Tapi ia tetap jadi hujan. Apakah hujan pernah berpikir bahwa ia tidak berguna? Manusia yang katanya makhluk paling mulia saja sering menghinanya, pasti hujan sering berpikir bahwa ia tidak berguna, tanyaku dalam hati. Hem, kalo iya lalu mengapa ia masih juga jadi hujan, mengapa tidak pergi saja? Atau menjadi yang lain selain hujan. Dan sampai hari ini ternyata hujan tetap saja menjadi hujan, tidak pernah berpikir untuk jadi yang lain sekalipun ia sering dihina. Ia tetap saja menjadi hujan tanpa berpikir bagaimana caranya agar berguna sehingga manusia berhenti menghinanya. Allah telah menciptakannya dan ada maksud tertentu dibalik penciptaan hujan, bahkan semua hal pasti ada maksudnya. Ia patuh pada ketentuan Allah dan ttp bertugas sesuai yang Allah tentukan, tugas hujan. Lalu bagaimana dengan manusia? Kalau belajar dari hujan pasti ada maksud dibalik penciptaan manusia. Dan untuk tau maksudnya hanya akan didapat dari bertanya pada penciptanya, Allah. Ternyata semua sudah ada petunjuknya. Tidak perlu merasa harus berguna atau bahkan merasa tidak berguna, cukup jadi manusia sesuai yang Allah tugaskan. Sesuai dengan yang Allah takdirkan.
2 notes · View notes
azzamirasyid · 10 years ago
Text
Bagi yang Sedang Semangat Menulis
Pengetahuan adalah sesuatu yang mampu menuntun hidup dan menjalani tantangan sehari-hari. Pengetahuan bukanlah apa yang kita pelajari dari buku lantas lahir perdebatan-perdebatan yang mubazir. Pengetahuan itu tinggal di dalam hati, baik laki-laki maupun perempuan--yang punya itikad baik. Dengan itikad yang baik itu pengetahuan membawa perubahan besar pada lingkungan. Kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bahkan usaha-usaha yang dilakukan dengan segenap kekuatan pun belum tentu mampu merubah keadaan di masa depan. Usia sebuah masalah seringkali lebih panjang daripada usia manusia itu sendiri. Manusia lalu mati. Tidak-tidak, memang mati, tapi hanya badannya. Pengetahuannya tentang perubahan tetap akan abadi. Karena pengetahuannya itu selalu ia tuliskan, di kertas-kertas, di tembok-tembok, bahkan diukir juga dalam hati. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Keabadian pengetahuan tentang perubahan. Perubahan hidup untuk menjadi yang lebih baik. Menjadi sebuah narasi yang berisi tentang kebahagiaan semata-mata. Kehidupan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Bagi kamu wahai penulis sekalian. Ketahuilah bahwa cintamu yang kamu hadirkan pada tulisan-tulisanmu mirip dengan bulu angsa yang bertebaran. Bulu angsa itu kamu terbangkan entah ke mana dan sampai ke mana. Makin berkumpul pada satu tempat makin mendatangkan manfaat bulu angsa itu. Ia dapat dijadikan apapun yang orang-orang butuhkan. Bulu angsa yang terbang itu dengan energi cintanya akan meresonansikan cinta-cinta lainnya kepada dirimu. Terbentuklah sebuah lingkaran cinta, awalnya kecil lalu membesar terus-menerus. Jadilah sebuah cinta yang luas dan ada di mana-mana. Hem percayalah cinta akan membuat perubahan akan terjadi dengan manis. Semanis perjuangan--penuh cinta--Soedirman yang sakit-sakitan. Atau semanis kamu yang tersenyum dengan lebarnya (eh salah ketik). Buat kamu yang sedang semangat menulis, yakinlah perubahan akan terjadi lebih manis bila kau hadirkan terus cinta dalam tulisanmu. Maka teruslah menulis, semangat dan jaga terus kadar cintanya.
4 notes · View notes
azzamirasyid · 10 years ago
Text
Makna Cinta
Di hidup ini kita mengenal sebuah diksi bernama cinta, tidak-tidak bahkan lebih dari itu, lebih dari sekadar sebuah diksi, pendefinisiannya akan sangat panjang bila kita coba teruskan. Tapi dalam hati mungkin kita bisa sama-sama sepakat apa itu cinta walau tidak dalam penjelasan redaksional yang sama. Bila kita merenungi tentang cinta harusnya kita bertanya, cinta yang hakiki itu yang seperti apa? Bagaimana membedakannya dengan cinta yang palsu dan juga bagaimana cara mempertahankannya? Aku coba merenungi lebih dalam makna cinta. Dan aku menemukan sebuah fakta besar. Bahwa cinta hakiki hanya hadir bila datang dari pribadi yang sama-sama memandang dengan cara yang hakiki. Lalu satu sama lain melihat akan sebuah kebaikan dari cintanya. Cinta itupun akan kuat bila datang dari pribadi yang kuat. Integritas cintanya pun terjaga karena pribadinya juga menjaga integritas. Karena cinta adalah sebuah keinginan baik kepada orang yang kita cintai dan harus tampak pada setiap saat kebersamaan. Fakta besar ini perlu kita sikapi dengan baik. Menimbang dengan sangat baik lalu memutuskan dengan sangat matang. Agar cinta tidak salah, bukan-bukan, bukan cintanya yang salah. Cinta hakiki tidak pernah salah. Hanya kitanya saja yang perlu tahu kapan waktunya untuk cinta itu. --
0 notes
azzamirasyid · 10 years ago
Photo
Tumblr media
Field trip pertama tahun ini :D
0 notes
azzamirasyid · 10 years ago
Text
Ketika Itu adalah Tulisan Rindu
Hari ini aku menyapa seorang teman yang telah lama tidak berjumpa. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika kami sama-sama menjadi panitia pada sebuah event tahunan kampus kami. Event yang di awal kami begitu semangat menjalankannya, tp sedikit menyesal di tengah acara ketika merasakan kondisi yang sebenarnya. Tapi pada akhirnya kami pun menertawakan diri kami masing-masing karena kebodohan kami terjebak dalam event ini tapi amat bersyukur karena kondisi tersebut merekatkan kami dengan amat sangat.
Menyapanya hari ini membuatku ingat banyak hal di waktu-waktu yang lalu. Alhamdulillah kabarnya baik-baik saja. Bahkan kami sempat bersepakat untuk janjian bertemu nanti bila aku dan temen-temen yang lain berkunjung ke tempat ia tinggal sekarang.
Aku jadi ingat, ia adalah orang yang dulu paling enggan menyimpan nomor seseorang entah karena alasan yang begitu sederhana; “males”. Bahkan di kepanitiaan dulu yang kami jalani lebih dari sebulan ia masih saja bertanya siapa aku ketika aku hubungi dia, hingga akhirnya aku paksa dia untuk segera menyimpan nomorku haha. Aku pikir ini salah satu kelucuan kami.
Sambil menikmati malam ini aku iseng mengunjungi tumblrnya. Dan yang kutemukan adalah sebuah tulisan rindu. Sebuah tulisan yang membuat aku jadi menulis tulisan ini. Dia mengingatkanku soal waktu, soal beranjak dari zona nyaman. Tahun keempatku bahkan entah sampai tahun berapa aku di kampus, adalah zona nyamanku. Zona nyaman yang sudah dia tinggalkan. Beranjak ke tempat baru, karena hidup harus terus berjalan. Agar tak ada yang kulupakan, dab dapat kuingat selalu, maka satu persatu aku mencoba tuliskan kawan-kawan yang pernah ada dalam hidupku, tulisan ini yg nomor satu. Dalam perenungan, Sleman, 8 Januari 2016. 01.13 -Azzami Rasyid-
3 notes · View notes
azzamirasyid · 10 years ago
Text
Islamisasi Sains #2 Mengenal Realitas
Tumblr media
http://tshop.r10s.com/
Ada berbagai macam realitas di dunia ini. Tapi yang menjadi masalah selanjutnya adalah realitas mana yang harus diyakini secara mutlak dan mana yang harus diperiksa terlebih dahulu atau bahkan ditolak? Dalam tulisan ini saya mencoba untuk membahas sedikit mengenai bagaimana sebuah realitas itu, dalam kerangka worldview Islam. Akhir-akhir ini saya memang sedang sangat giat-giatnya mempelajari paradigma atau worldview Islam. Alasannya cukup sederhana, berawal dari banyaknya paradox yang saya temukan di dunia ini. Salah satu paradox yang saya rasakan—dan mungkin juga Anda rasakan—yaitu soal perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia.
Bila kita ingin agak bersusah payah mencoba membuka buku pelajaran sejarah kita di bangku sekolah, kita mengenal beberapa penggal sejarah kebudayaan manusia dan peradabannya. Mulai dari masa-masa ketika manusia memilih untuk menjalankan budaya berburu dan nomaden dalam memenuhi kehidupannya, lalu berkembang menjadi masyarakat yang mulai menetap dan bercocok tanam hingga masyarakat berteknologi tinggi pada hari ini. Dari setiap penggal sejarah tersebut tidak dapat dipungkiri lompatan-lompatan yang terjadi diikuti juga dengan penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari teknologi sederhana yang bisa digunakan untuk berburu, berkembang menjadi teknologi yang dapat digunakan untuk bercocok tanam dan berternak, teknologi membuat rumah hingga teknologi-teknologi canggih.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita rasakan dan terus terungkapnya tanda-tanda alam semesta yang seharusnya membuat manusia semakin paham siapa yang ada di balik keajaiban ini. Namun yang menjadi soal, beberapa fakta di lapangan yang terjadi justru sebaliknya. Wacana-wacana soal sekularisasi hidup terus diteriakan, kebenaran dianggap relatif bagi tiap individu dan tiap individu bebas untuk mendefinisikan kebenarannya sendiri hingga nilai-nilai moral yang kian merosot. Tak ayal makin banyak kerusakan-kerusakan hidup yang kita rasakan.
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
Muhammad [47]: 19
Dalam ayat di atas paling tidak kita dapat memahaminya menjadi tiga bagian. Yang pertama adalah Tuhan sebagai pemberi perintah. Sebagai pemberi perintah Ia adalah Eksistensi Absolut (al-Wâjib al-Wujûd), Realitas sekaligus Kebenaran Mutlak (al-Haqq), Yang Maha Memiliki ilmu (al-‘Alîm), Yang Maha Kuasa (al-Qadîr), serta Yang Mengajari manusia (al-Mu’allim). Yang kedua adalah manusia. Manusia sebagai salah satu ciptaan Tuhan kebenarannya bersifat nisbi (al-mumkin al-wujûd) dibandingkan realitas absolut yang dimiliki oleh Tuhan. Ketiga adalah perintah untuk mengilmui salah satu sifat mendasar Tuhan, yaitu ketunggalan. Yang dimaksud mengilmui adalah mengetahui sesuatu apa adanya dengan penuh kemantapan.
 Realitas Nisbi
Dalam asma’ul husna dikenal salah satu nama lain Allah adalah al-Haqq atau Yang Maha Benar. Bila ditelisik agak lebih dalam kata Maha berarti paling besar kadarnya, tidak ada yang mampu melebihi darinya, Maha Benar artinya tidak ada yang lebih benar dari Allah siapapun itu. Untuk itulah manusia dikatakan sebagai sebuah realitas yang nisbi, semua hal yang dialami oleh manusia dan dianggap sebagai realitas bukan berarti menjadi realitas yang mutlak dan tidak dapat dibantahkan.
Menyangkut realitas yang dialami manusia dengan segala keragaman tingkat eksistensi (disebut dengan marâtib al-wujûd/degrees of existence) yang ada, al-Attas membaginya sebagai berikut:
Pertama, realitas objektif (haqîqî) yang ada di dunia luar diri manusia.
Kedua, realitas inderawi (hissî) sebagai hal-hal yang dialami dan dipersepsi manusia secara inderawi, termasuk di dalamnya adalah mimpi dan ilusi.
Ketiga, realitas imajinasi (khayâlî) sebagai objek-objek yang tersimpan dalam benak manusia hasil persepsi, ketika objek aslinya absen.
Keempat, realitas intelektual (‘aqlî), yaitu konsep-konsep abstrak dalam benak manusia.
Kelima, realitas analogis (syibhî) yang tidak ada sama sekali dalam realitas-realitas sebelumnya, melainkan sekedar menyerupai, sebagai hasil dari kemampuan diskursif dan kogitatif (berpikir) dari jiwa.
Keenam, realitas suprarasional atau transendental, yaitu yang dialami oleh para nabi, wali, maupun orang-orang yang mendalam ilmunya.
Dari keenam realitas ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya tidak serta merta manusia dapat menentukannya sebagai sebuah kebenaran hanya karena keberadaannya, melainkan juga harus merujuk pada Tuhan sebagai sumber tunggal kebenaran (al-Haqq)
Disarikan dari artikel: 
Tauhid dan Ilmu: Relasi dan Implikasi (Anton Ismunanto-Lulusan Program Kaderisasi Ulama Universitas Darussalam Gontor)
0 notes
azzamirasyid · 10 years ago
Text
Bila Sudah Cinta
Tumblr media
Bila sudah cinta apapun jadi lebih bermakna Setiap interaksi adalah asupan energi tiada tara Energi untuk terus merindu datangnya sebuah perjumpaan Lantas perilaku menjadi tidak biasa karena cinta itu
Ya begitulah cinta Tidak berhenti hanya di hati Ia harus juga terurai dalam perilaku Karena cinta yang berhenti hanya pada hati, itu tanda cinta lemah
Cinta itu persis seperti pohon Mengakar dalam hati Tegak batangnya dalam ucapan kata Dan buahnya berlambai-lambai dalam perilaku
Mirip juga dengan iman Terpatri dalam hati Terucap dalam lisan Dan dibuktikan terus oleh amal
Oh bila sudah cinta Dengan orang yang paling baik akhlaknya Dengan orang yang selalu menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak Yang kesabarannya selalu mendahului kemarahannya Yang malaikat pun tertunduk malu padanya Yang senantiasa mengajarkan kebaikan Hingga diri tak mampu menghitung seberapa banyak kebaikannya
Ya Rasul Hari ini kembali kunyatakan cintaku padamu Cinta yang senantiasa aku rawat Karena cintaku bukan cinta yang lemah Cinta ini akan kubawa untuk terus mengikutimu Menjadikan perilakumu juga perilakuku
Ya Rasul Sungguh sorot mata takkan sanggup menyatakan semuanya Tidak mungkin memang Dua bola mataku terlalu kecil untuk mewakili semua makna yang membuncah di laut jiwa saat badai cinta datang Tapi percayalah Rasul, bahwa cintaku bukan cinta yang lemah Akan kubuktikan semuanya Bahwa cinta ini nyata, cinta ini suci
Ya Rasul Aku ingin mencintaimu Dengan cara yang sederhana
--Selamat Maulid Nabi :)--
4 notes · View notes
azzamirasyid · 10 years ago
Quote
Allah berfirman pada hari kiamat, "di manakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku pada hari ini? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku"
HR. Muslim
2 notes · View notes