Fadilat Anindya
Jika di masa lalu aku seorang pahlawan,
Boleh jadi kau seorang aktivis dengan api,
Pun energi gemar gentari.
Jika di masa lalu aku seorang satria,
Boleh jadi kau seorang pejuang,
Yang menyerbu perang dengan sawala dan berkat,
Yang diidolakan gemulai juga pesonanya.
Jika di masa lalu aku ikut berperang,
Mungkin kau bangsawan cemerlang,
Atas karunia kalbu cantik
yang inginku meraki.
Jika di masa lalu aku seorang perwira,
Mungkin kau seorang hero wanita
yang menyihirku dengan damba.
Tanpa gencatan senjata,
Adu kata ataupun utopia,
Perkenankan aku ke masa lalumu,
Agar sanggup aku menulis legendamu,
Agar dapat kusertakan diriku.
© arsaka bintang d.
Palangka Raya, 6 Februari 2024
08.43
5 notes
·
View notes
Asrar
i. Saya tak kuasa berlagak rela,
Pada semesta yang merenggut arti “cinta” di relung dada,
Kepada jiwa manusia yang sama sekali
tak punya kuasa,
Untuk berlari
atau bahkan ingkari takdir.
ii. Saya memilih mencengkeram kasih
yang nyatanya tak dapat diraih,
Menolak beralih pada atma cantik
yang menunggu di ujung hari,
Menepis raga menjamah tubuhnya
yang kalis.
Saya belum siap berserah;
Pada dunia, derana, atau rengkuhan
sang gadis dewasa.
Saya bahkan tak memikirkan rencana,
Untuk merakit bahtera yang membawa asa jauh ke dasar andala.
iii. Saya belum mendengar suara alam raya,
atau pepatah teman setia;
Melepas bayangmu di sela - sela dera.
Saya juga tak punya tenaga,
Mengabulkan harapan buana untuk berdusta;
Pada siapa saya masih mencinta.
iv. Saya menaruh gelora,
Atas daksa sang gadis jelita,
Empunya nayanika, juga bijaksana.
Namun bisakah saya lupa;
Tentang kita yang pernah bahagia,
Tentang rindu yang ‘kan lama pudar?
© arsaka bintang d, 4 Februari 2024
Palangka Raya, 02.50
12 notes
·
View notes
“ Senja memanglah elok pemandangannya; tetapi apakah bahagia setiap orang yang memuja - muja keindahannya? Ada yang ditinggalkan dipenghujung hari; ada yang merenung sembari meminum secangkir kopi; dan dia, yang berpamitan dengan mimpinya di akhir hari. ”
© arsaka bintang d, 17 Januari 2024
6 notes
·
View notes
Reminisensi Histori
i. Aku hendak mengenang
Saat kau bersabda;
“Kita ‘kan menembus Bima Sakti”
Itu barulah seikat janji
Aku terdampar di Andromeda;
Namun tanpa cerah, tanpa bulan
Hidup dibayang Ilusi.
ii. Aku hendak mengenang
Saat kau berkata;
“Kelak kita bertemu di Nebula Kepala Kuda”
Nyatanya kau bertolak
Meninggalkanku yang menjadi
debu - debu angkasa.
iii. Kisah kita
Bagai album yang terdampar di lautan
Kenangan kita terlupakan
Layaknya Zodiak Ophiuchus yang dihapuskan
Takkan terkenang
iv. Aku hanyalah bintang;
Yang cahayanya akan redup
di suatu malam.
Kau layaknya Venus;
Yang direstui akan cinta dan kecantikan.
Hadirku seperti Meteor yang menerpa bumi
Berakhirlah, kutahan rindu ini sendiri.
© Arsaka Bintang D.
Kalimantan, 3 Oktober 2023.
2 notes
·
View notes
Sampailah Hayatku
Sampailah hayatku,
Di naungan tanpa daya,
Dunia yang usang,
saya ‘kan melantunkan syahadat.
Sampaikan pintaku,
Pada lencana sang Kuasa
bahwa jiwaku tak perkasa.
Sampaikan hajatku,
Bahwa tubuhku berdosa
dan denyut sukmaku tercela.
Sampailah hayatku,
Di Surga tanpa harapan
dan keselamatan
Dan sampai di hari tua,
Kau melandai bagai kesejahteraan.
© arsaka bintang d
Kalimantan, 10 Agustus 2023
5 notes
·
View notes
Callista
Di jantung kota bak romansa
Dan senyumanmu, Callista
yang begitu jelita pancarannya
Gelora anggunmu seakan berbisa
dan surai pirangmu mendayu - dayu
Gaun beludru mewah itu
yang tubuhmu menuangkan rayu
Sepadankah dengan jas putihku;
yang kelak mengimbuh popularitasmu?
Tubuhmu yang semampai
Cara bicaramu yang piawai
Teruslah bersenda gurau
Teruslah buat aku terpukau;
dengan rona kemurnianmu
dengan mata sang dewi itu
© arsaka bintang d, 3 Juli 2023
1 note
·
View note
Semesta,
yang menyapu jiwa tak bernyawa
Sang fajar,
pergikah ia sudah?
Belum sempat aku merenung,
dan sang mentari
mengusik aku yang bersembunyi.
Haruskah aku bangkit?
atau berdiam ditelan langit?
Ataukah harus menjerit,
kala nanti berangsur pahit?
Pikiran ini memilih dunia,
namun hati menuju ketidaktentuan.
Aku melihat tangga,
yang tujuannya mengarah pada jaya
Naik menjurus pada surga dunia
Berbalik mengarah pada laga sia - sia.
Untuk apa saya percaya?
Asa menjanjikan rukun dunia
dan apakah memaksudkan harta?
Mungkin saya berjuang
tetapi karier tak cemerlang
Mungkin saya tumbang
dalam jurang harapan orang.
© arsaka bintang d, 3 Juli 2023
3 notes
·
View notes
Bagaimana Jika Ia Jatuh Cinta?
Nyawa yang kelabu
Jiwa yang terbelenggu
Matanya
yang sendu dan pilu
Tabiat yang selaras peluru;
Aku terpesona
bagaimana jika ia jatuh cinta?
Apakah dengan bunga;
atau rayuan nestapa
atau tilikan hampa
atau sentuhan tak bernyawa?
Aku bertanya - tanya
bagaimana jika ia jatuh cinta?
Apakah kelak ia mengguncang bahtera;
atau sehari kami akan berdansa?
Akankah ia mencelaku dengan frasa
atau kisah kami menjadi legenda?
Ia tidak memberi saya bunga;
tetapi mahkota!
Ia tidak akan merayu saya;
tetapi memujaku dengan mutiara!
Kami akan berdansa
dan ia akan membunuhku
dengan karisma
© arsaka bintang d, 2 Juli 2023
2 notes
·
View notes
Lukisan Cinta
Apalah arti duka;
Saya menilik Engkau
runtuhlah tabir kutukan ini.
Apalah arti duka;
Saya menjamah Engkau
Tangan ini telah mengira tirta nirwana.
Apalah hinaan dunia;
Saya merangkul Engkau
Corak lara berganti akan sukacita.
Tiadalah pernah sukar dirasa
Rasa hati lapang berkumandang.
Tak harus menunggu Bulan
Bintang yang jatuh
ialah Kau yang berlabuh.
Ku lukis wajahmu
dalam torehan pena di dini hari.
Ku telusuri wajahmu
dalam memori dini hari.
Ku arsir wajahmu
dalam lembaran penenang hati.
Sudikah Engkau
mengawani gerak hatiku?
Saat tangan ini membeku;
sudikah Engkau menjadi buah pikiranku?
Saat kanvas ini kosong;
bersediakah Engkau menjadi arah
lukisan cintaku?
© arsaka bintang d, 1 juli 2023
0 notes
Bersatu
Kalimantan, 11 April 2023
Bagaimana aku bersabda?
Pikiranku surut dipecah sendu,
Duri - duri menembus nestapa,
Dan dirimu,
telah berpaling pada cakrawala.
Tunggu barang sejemang,
Riwayat cerita kita bagaikan 'bak sastra,
Terhembus prahara pun
tak akan buncang,
Sampai kelam tak berhenti bermuara.
Tunggu saja di penghujung waktu,
Pahalaku terisap semesta.
Kita kembali merajut aksara,
Jiwa - jiwa yang kembali bersekutu,
Sahabat lama yang kembali bertemu.
Tibakah sudah akhir,
Saat wajahmu terselimut kusam?
Bibir tak sempat mencibir,
Jangan muram,
aku titip salam.
© arsaka bintang d.
1 note
·
View note
Cinta Sembunyi
Kalimantan, 11 April 2023
Saat dunia, tempatku berpulang,
Saat dunia tengah larat,
Duhai takdir terkekang bintang,
Di tengah gelombang
relakan aku melantunkan sebuah ayat.
Tuan,
kau akan pulang,
Melepas kenangan bercorak amerta,
ke kota kelahiranmu kau 'kan melenggang,
WajahMu berangsur suram,
Tersimpan hasrat bergelantungan.
Kau bertingkah heroik,
Tutur sabda tanpa berpikir,
Bodohnya, aku tercekik,
Terkilir dalam rengkuhan sang penyingkir.
Saat dunia telah berhenti memihak,
Tak perlu lagi kita berdusta.
Sebelum kau beranjak,
Kutorehkan tinta pena.
Dengan sesak 'ku bersajak,
Tanpa saksi mata,
aku meronta.
© arsaka bintang d.
1 note
·
View note