Karena jejak selalu terbentuk setiap jarum jam berdetak
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Dunia berubah mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih. Saat ini industri 4.0 dimana semua hal terpaut dengan internet telah menjelma menjadi sebuah kepastian. Generasi baru bahkan telah sejak dini dihadapkan dengan tantangan untuk bersanding dengan teknologi dan internet. Semua aspek kehidupan kini harus memulai menerapkan digitalisasi dan IoT untuk bisa bertahan, mulai dari transportasi, penjual makanan dan minuman, hingga penyedia layanan lain perlu menerapkan digitalisasi agar dilirik dan digunakan oleh society 5.0. Sebagai bagian masa depan dari society 5.0 yang menggunakan teknologi 4.0 maka saya berusaha untuk mengerti dan tidak terjebak sebagai konsumen. Saya ingin menjadi bagian yang mampu untuk mempersiapkan, mengelola dan mampu mengajarkan teknologi 4.0 di dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam industry 4.0 ini talent-talent yang menguasai dunia digital dibutuhkan, dari mulai desig grafis, content creator, platform creator hingga programmer. Salah satu yang terpenting dan yang paling lekat dengan canggihnya teknologi digitalisasi adalah programmer, yang mana ia mengendalikan sebuah platform atau aplikasi untuk bisa beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Untuk bisa mengaktualisasi sebuah program dibutuhkan pemahaman tentang Bahasa program yang biasa di sebut code, dan aktivitasnya disebut Coding. Bahasa pemrograman sendiri ada berbagai macam yang memiliki perbedaannya masing-masing, seperti C++, Java dan sebagainya. Adapun kini, banyak platform yang dikembangkan untuk menjadi pilihan programmer membuat programnya dari mulai yang murni pemrograman, hingga yang applicable dengan berbagai template (hanya tinggal drag n drop saja).
Selain Bahasa pemrograman dan segala platform yang ada, kini muncul pula berbagai layanan cloud sebagai Server virtual yang bisa dimanfaatkan untuk penyimpanan dan sebagai server hosting. Salah satu layanan yang tengah berkembang adalah Alibaba cloud. Alibaba Cloud memiliki berbagai fitur pilihan serta berbagai layanan yang ditawarkan kepada konsumen. Konsepnya Alibaba memiliki bank server yang kemudian ini dibagi-bagi menjadi satuan yang disebut instance. Dalam transaksinya instance ini disewakan kepada konsumen dalam satuan waktu tertentu, mulai dari tiap jam, hari bahkan bulan. Dari model ini, konsumen diuntungkan dengan mendapatkan qualitas baik yang akan dijamin untuk selalu tersedia dan memiliki cost penggunaan yang lebih terjangkau karena konsumen hanya perlu membayar sesuai yang ia pakai. Tidak seperti model konvensional, dimana konsumen harus melakukan maintain atas servernya sendiri yang bisa jadi kapasitasnya tidak di utilisasi sepenuhnya. Sebagai salah satu pionir dalam pengembangan server virtual Alibaba cloud sedang banyak diminati oleh konsumen. Sehingga akan membutuhkan banyak talent yang terampil dalam menangani dan mengelolanya.
Dengan mengikuti program KodeBisat yang diadakan Codepolitan, saya berharap saya dapat memperdalam pemahaman tentang Alibaba Cloud, yang kemudian bisa saya manfaatkan untuk berbagai kepentingan terutama untuk menjadi developer Website dan application. Saya ingin menjadi bagian komunitas orang-orang yang juga ingin menjadi developer handal, sehingga saya dapat menemukan rekan diskusi dan berbagi pengalaman untuk menjadikan wawasan saya semakin luas. Selain itu saya ingin menemukan opportunity baru, dimana saya bisa membantu men-develop website dan applikasi untuk pelaku usaha kecil dan menengah yang mana hingga kini belum tersentuh oleh teknologi. Dengan adanya inisiatif ini saya berharap dapat membantu mereka meningkatkan daya saingnya sehingga bisa bertahan ditengah zaman dengan kemajuan teknologi yang tinggi.
Selain itu saya juga berharap untuk bisa menemukan sumber penghasilan tambahan dengan menjadi developer handal. Saya dengan serius akan mengikuti course yang disediakan oleh Codepolitan dan berharap dapat segera mengimplementasikannya. Ditengah kesibukan saya, saya perlu membagi waktu untuk menyelesaikan kewajiban saya sebagai buruh dan kepala keluarga. Disamping itu, saya akan memanfaatkan waktu pembelajaran ini untuk menjalin banyak relasi dengan rekan seperjuangan nantinya. Saya berharap selepas course ini saya mendapatkan relasi yang memiliki pandangan serupa dan bekerja sama untuk membantu dan mengembangkan pelaku usaha kecil menengah dalam meningkatkan daya saingnya. Terakhir, semoga program ini membawa manfaat dan memberikan barokah kepada semua yang terlibat. Juga agar program ini bisa berjalan dengan baik dan sesuai rencana, sehingga semua pihak akan mendapatkan apa yang diharapkan.
www.Codepolitan.com
www.Alibabacloud.com
www.Devhandal.id
0 notes
Photo



Nabi SAW bersabda, âSesungguhnya nikmat itu liar, seperti liarnya binatang buas, maka ikatlah nikmat itu dengan bersyukur.â (HR. Bukhari) Nikmat terbesar bagi kita adalah waktu, yang mana adalah bagian dari hidup kita yang tak bisa kita ulang kembali. Dan untuk semua waktu yang telah kita lalui, semoga jadi bekal kebaikan untuk kita. Untuk semua Nikmat itu ....... ALHAMDULILLAHI RABBIL âAALAMIIN yang telah memberikan kesempatan yang begitu istimewa.
0 notes
Text
Ramadan Dalam Syukur
Ramadan 1441 sungguh tak biasa, sebab Allah berikan ujian yang belum pernah generasi kita rasakan. Pada Ramadan ini kita banyak berdiam diri di rumah, tidak keluar melainkan untuk keperluan yang penting. Hampir semua kegiatan kita lakukan di rumah. Anak-anak sekolah di rumah. Para orang tua pun bekerja dari rumah, walaupun tak sedikit pula yang dirumahkan. Ramadan ini sungguh tidak akan kita dapati buka bersama yang biasanya menjadi momen sakral bersama kerabat dan rekan. Juga tidak akan kita dapati sahur keliling yang kadang menjadi ajang unjuk gigi para kaum milenialis. Kondisi seperti ini bagai tragedi yang hadir di bulan yang di dalamnya banyak kegiatan yang amat dinanti. Namunjika kita coba bertafakur dan menggali hikmah di balik kondisi ini, ada banyak hal yang bisakita syukuri. Salah satu syukur terbesar adalah keluangan kita untuk fokus beribadah.
Di Ramadan yang lalu, mungkin kita selalu sulit mengejar target tilawah, sebab selalu disibukan dengan pekerjaan dan letih setelah pekerjaan. Mungkin di Ramadan yang lalu kita juga sulit mencari waktu untuk buka bersama keluarga dirumah, karena padatnya jadwal buka bersama di luar. Dengan terpaksanya kita tetap berada di rumah, sungguh banyak hal yang selama ini sulit kita dapati bisa kita raih lebih mudah. Kita bisa salat tepat waktu dan berjamaah dengan keluarga. Kita juga bisa lebih banyak membersamai dan membimbing anak kita. Kita bisa melaksanakan program Ramadan bersama dengan keluarga tercinta, dan banyak hal lain yang bisa kita dapatkan pada Ramadan ini. Yang terpenting adalah kita bisa berprasangka baik pada Sang Pencipta dan memanfaatkan momen langka yang baru kita dapatkan ini.
Di Ramadan yang tak biasa ini, ada banyak ladang pahala. Di tengah krisis yang dihadapi, tentu ada banyak masyarakat yang kehilangan penghasilan bahkan kehilangan pekerjaan. Yang lebih parah mereka kehilangan iman dan jati diri. Beberapa pekan lalu kita dapati berita tentang maraknya pencurian di beberapa daerah yang dipicu oleh sulitnya mengais nafkah di kondisi ini. Sungguh Allah tengah menguji kita dengan ujian yang cukup untuk menggoyah iman. Bagi mereka yang kuat mereka akan bertahan walaupun pahit. Sedang bagi mereka yang lemah dan kalah, mereka menyerah dengan keadaan dan merelakan jatidirinya hilang demi sesuap nasi seteguk air. Benarlah sebuah hadits yang mengatakan bahwa kefakiran itu dekat dengan kekufuran. Inilah ladang pahala yang begitu besar, kita bisa bersyukur lewat berbagi. Walaupun itu hanya segelas air putih untuk masyarakat yang dalam kesulitan tersebut. Selain mendapatkan pahala syukur dan sedekah, kita pun mendapatkan pahala karena menjauhkan masyarakat dari kekufuran.Â
Selain orang yang diuji dalam kesempitan ekonomi dan kefakiran, ternyata orang yang berkecukupan pun diuji dengan ujian yang bisa menggoyahkan iman pula. Banyak orang yang memiliki kecukupan mereka justru mengambil keuntungan dan berbuat zalim kepada sesamanya. Beberapa bulan lalu tentu kita sama-sama tahu bahwa masker adalah berlian baru di tengah wabah. Bagi beberapa orang ini adalah lahan memperkaya diri dengan menjual masker dengan harga yang sangat mahal. Ada pula yang sampai menimbun demi memonopoli kekayaan. Ini sungguh bukan perilaku yang terpuji dengan mencari kebahagiaan di atas penderitaan orang lain.
Adapun dengan bahan makanan, banyak kita dapati orang yang karena ketakutan mereka membeli bahan makanan dengan jumlah yang berlebihan. Akibatnya sebagian orang terpaksa harus rela bertahan karena tidak kebagian. Padahal pada orang-orang yang berlebihan ini, makanan yang mereka beli banyak pula yang tersisa dan tidak termakan. Ini pun menjadi salah satu pelajaran bahwa kekufuran itu pun dekat dengan orang-orang yang serakah.
Ada banyak hal yang bisa kita syukuri dalam Ramadan yang tidak biasa ini. Bersyukurlah atas makanan yang kita dapatkan, karena sebagian orang disana berjuang mati-matian demi sesuap nasi. Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki, sebab ada banyak orang disana yang kehilangan mata pencahariannya. Bersyukurlah pula atas kesederhanaan yang kita rasakan, karena banyak pula orang yang berkecukupan justru didekatkan dengan kekufuran dalam keserakahannya. Yang terpenting ialah rasa syukur kita terhadap iman yang masih melekat, sebab banyak orang diluar sana yang tergelincir bahkan menggadaikan iman demi melangsungkan hidup.
Bersyukur yang paling mudah adalah dengan memuji Allah dan mengucap alhamdulillahirrabbil âalamiin. Yang lebih baik lagi, kita mampu bersyukur dengan hidup dalam kecukupan, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Yang lebih baik lagi kita bisa berbagi kepada orang-orang lain yang membutuhkan. Yang terbaik, kita bisa mengajak rang lain bersyukur dengan kadarnya masing-masing disertai implementasi syukur dalam diri kita. Sungguh indah Ramadan ini dibalut dengan rasa syukur yang mungkin di tahun yang lalu kita kurang peka dengan isyarat Allah. Dan mulai hari ini dalam kondisi yang sulit, mintalah punggung yang kuat untuk menanggung amanah yang diberikan Allah. Jangan pernah minta dikurangi amanahnya, namun jika masih terasa berat bertawakalah kepada Allah yang memberikan amanah itu. WallahuĂĄlam bishawwab Semanis senyum dalam syukur.
3-20
0 notes
Text
Cerita yang sulit diraih generasi masa kini
Seperempat abad yang lalu saya dilahirkan. Tepatnya pada hari sabtu siang hari tanggal 26 november 1994 di  Bandung. Bapak saya menitipkan doanya lewat nama Bayu Hendro Purnomo kepada saya. Angin keemasan di bulan purnama artinya. Saya tidak begitu mengerti dengan makna keemasan disini. Mungkin ia bermakna angin yang membawa masa keemasan, atau anginnya yang berwarna keemasan di bawah sinar rembulan yang tengah purnama. Apapun itu saya percaya bahwa bapak saya memiliki doa yang baik yang ia sematkan pada nama ini.
Saya merupakan anak keempat dari keluarga ini. Namun kakak kedua saya meninggal ketika berumur 2 tahun jauh sebelum saya dilahirkan. Sehingga agar tidak menyisakan kekosongan, saya dicatat sebagai anak ketiga di akta kelahiran saya. Begitupun kakak ketiga saya, ia naik peringkat satu tingkat menjadi yang kedua menggantikan almarhum kakak saya yang kedua. Teriring doa kepada kakak saya yang tak pernah saya temui, yang ceritanya hanya tertuliskan pada lembaran kisah orang tua dan kakak pertamaku. Semoga diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Orang tua saya berasal dari Jawa tengah, Kebumen namanya. Dahulu ketika SD kami rutin pulang kampung setiap tahun. Merasakan asyiknya berdesakan ala mudik lebaran di kereta api. Tujuh jam dari stasiun Bandung, kami turun di stasiun bernama Karang Anyar. Stasiun yang tidak terlalu besar, namun cukup ramai ketika subuh dan waktu dhuha. Sempat kami menyaksikan salah satu seniman ternama Didik Nini Thowok yang kadang pentas di stasiun ini.
Orang tua saya merantau ke Bandung sekitar tahun 80an. Bapak saya bekerja sebagai Karyawan Swasta di pabrik tekstil sekitar 30 menit dari rumah jika ditempuh menggunakan motor. Bapak biasanya berangkat ke kantor menggunakan bis jemputan. Tak jarang bapak harus naik angkot ketika ketinggalan bis jemputan karena kendala ketika perjalanan ke titik penjemputan. Lokasi rumah kami ke jalan raya memang cukup jauh. Sekitar 20 menit jalan kaki melewati sawah dan perumahan. Ibu saya dulunya bekerja sebagai karyawan swasta juga di pabrik tekstil. Namun berhenti setelah kakak ketiga (tercatat kedua) lahir. Hingga kini beliau mengabdikan diri menjadi Ibu rumah tangga. Jika dipikir-pikir saya sangat terkesan dengan orang tua saya yang berjuang untuk kami anak-anaknya. Kelak saya pun akan dihadapkan pada cerita perjuangan saya sendiri sebagai seorang bapak.
Kini saya sudah menikah. Alhamdulillah sudah diamanahi seorang anak. Istri saya baik dan sangat perhatian. Anak saya berumur 14 bulan, dan sedang lucu-lucunya. Anak kami mewarisi banyak sifat fisik Ibunya. Namun konon mewarisi kekonyolan ayahnya. Kini kami tinggal di Bogor, di sebuah perumahan dekat stadion terbesar di kota ini. Saya bekerja sekitar 20 menit dari rumah (jika ditempuh dengan sepeda motor), di sebuah industri alat pertanian. Kehidupan kami mencukupi, kami merasa banyak sekali diberikan nikmat oleh Sang Pencipta. Kami keluarga kecil yang selalu belajar bersyukur serta bersabar. Hari-hari kami saat ini banyak disibukan memantau perkembangan si kecil. Melihatnya tumbuh, saya selalu ingat masa kecil saya yang mungkin sulit bahkan tidak dapat dialami anak saya. Zaman ini penuh tantangan, seiring majunya teknologi. Banyak hal yang dulu kami dapatkan, sulit didapatkan anak zaman sekarang, begitupun sebaliknya. Anak masa kini dengan mudah mendapatkan gadget yang dulu tidak kami dapatkan. Namun kami punya petualangan dan permainan tradisional yang tidak anak masa kini dapat kan. Selalu ingin segera saya bagi cerita masa kecil saya kepada anak saya. Cerita yang dengannya bisa memberikan gambaran dan inspirasi walaupun ianya tidak dapat mengalami.
Dulu ketika kecil saya dan keluarga tinggal di sebuah kampung bernama Sekemerak. Kami tinggal di sebuah rumah sederhana yang kebetulan letaknya berada di samping sungai. Dahulu kami sempat merasakan banjir akibat meluapnya sungai di samping rumah kami. Rumah kami ini masuk wilayah  Kabupaten Bandung, meskipun sekitar 50 meter dari rumah kami sudah masuk wilayah Kota Bandung. Ya, monumen kecil setinggi 50 cm terletak tidak jauh dari rumah kami. Monumen yang menandakan batas dari wilayah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Dulu dibelakang rumah kami terdapat lapangan tempat saya bermain apa saja, sepak bola, bola voli, sepedah dsb. Selain lapangan, sekitar rumah saya banyak halaman yang biasa digunakan anak-anak bermain. Dulu dekat rumah kami ada sawah tempat kami berpetualang dan mengeksplorasi.
Di sawah itu saya teringat banyak cerita menarik. Satu yang cukup menarik adalah tentang berburu burung. Cerita ini terjadi ketika saya kelas 5 SD. Zaman itu tengah marak ketapel. Ada beberapa macam ketapel yang ngetrend saat itu. Ada yang konvensional menggunakan karet dan batang kayu berbentuk huruf Y. Ada pula yang lebih kekinian menggunakan balon dan ujung botol sebagai pengarah. Kala itu saya pun ikut trend dengan membuat ketapel dengan balon dan ujung botol sebagai pengarah. Dengan ketapel itu kami biasa bermain perang-perangan juga adu keahlian tembak sasaran. Kami menggunakan buah seperti cherry berwarna kuning (di daerah sunda kami lebih mengidentikan seperti leunca). Kami tidak tahu persis nama buah atau pohon itu. Menurut bapak saya, buah dari tanaman itu biasa menjadi makanan ular. Tapi saya tidak terlalu percaya, karena kadang teori itu digunakan untuk mencegah saya berburu peluru ini dan bermain ketapel.
Singkat cerita, suatu waktu saya dan teman saya bosan menembak sasaran yang tidak bergerak. Maka sepakatlah kami untuk pergi ke sawah berburu burung. Berangkatlah kami ke sawah setelah mempersiapkan peluru yang cukup banyak. Di sawah kami berburu cukup lama, namun qadarullah tidak membuahkan hasil. Kami selalu gagal membidik burung pipit yang sedang memakan padi. Tidak jauh dari sawah di sebrang sungai ada pemukiman warga. Tidak banyak rumah disana hanya 3 atau 4 rumah semi permanen yang dikelilingi pepohonan di sekitarnya. Lelah dan kesal berburu di sawah, kami bersantai duduk di pinggir sungai menghadap ke pemukiman tadi. Tidak lama kami beristirahat, kami menyadari ternyata disana banyak burung bahkan ada sarang burung juga. Masih kesal gagal di sawah, kami memutuskan melampiaskan kekesalan dengan kembali memburu burung yang ada di pepohonan. Peluru kami habis, namun kami belum berhasil satupun. Kami tidak mau pulang dengan gagal total, kami menggunakan kerikil sebagai pengganti peluru kami.
Tidak lama berselang, ada satu sarang yang ada didekat rumah. Didekatnya ada burung buntet berwarna kecoklatan. Dari jauh kami menebak itu adalah burung puyuh yg tidak bisa terbang. Melihat kesempatan kami menembaki burung itu, dan HAP satu tembakan saya berhasil mengenainya sampai roboh. Saya mendekati burung itu untuk mengambilnya. Namun beberapa langkah lagi sampai burung itu, terdengar suara orang meneriaki sambil berlari kearah burung itu. Melihat burung itu yang roboh, mukanya merah padam. Ia lantas mengejar kami sembari berteriak, "Manuk urang dinaonkeun hey!!!" (Burung saya diapakan hey). Kami yang sadar telah menembak burung piaraannya kabur terbirit-birit sampai rumah, lalu masuk ke kamar, lalu masuk ke selimut pura-pura tidur. Kami sadar telah melakukan kesalahan. Dan ini selalu mengganggu kami. Di suatu saat setelah ini anak dari pemilik burung ini menjadi teman kami. Kami melakukan pengakuan dosa kepadanya, dan berjanji tidak melakukannya lagi.
Kisah masa kecil ini kadang mengingatkan seberapa nakalnya saya waktu kecil. Namun yang lebih penting ternyata cerita dan pengalaman kenakalan ini mengisi hati saya dan memberikan pelajaran untuk tidak melakukan kenakalan yang lebih besar di masa dewasa. Pengalaman dan cerita ini yang sulit didapatkan anak masa kini, terkhusus oleh anak saya tercinta. Semoga cerita masa kecil kita bisa kita sampaikan dengan baik kepada anak kita dengan tujuan mengambil hikmah dan pelajaran dibaliknya. WallahuĂĄlam bishawwab
Bogor 11 Feb 2020 Yang tidak berhenti bermimpi Bayu Hendro Purnomo
#challengepertama #autobiografi #challengeKMO #KelasMenulisOnline
0 notes
Text
Al-akhfiya #1

Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, kaya hati, dan tersembunyi. (HR Muslim no. 2965)
Orang shalih yang menyembunyikan amal shalihnya. Ia diabaikan di bumi namun namanya terkenal di langit. Memang pada dasarnya orang shalih memilih menyembunyikan amal shalihnya, tanpa diketahui siapapun dan berharap ingin khusyuâ beribadah pada rabbnya. Namun tak dipungkiri ada diantaranya yang menonjol sebagai ujian dari Allah kepadanya berupa kemahsyuran.
Al-akhfiyaâ, nama itu disematkan sebagai doa agar kelak sifat dan laku dapat menjawab hadits diatas. Yang tidak menonjol dikalangan manusia, namun doanya langsung menembus ke langit ke tujuh. Yang padanya dikaruniakan kekhusuâan dalam beribadah. Semoga doa ini dikanbulkan Allah 20 tahun kedepan. Wallahuâalam bishawwab. 3-20
0 notes
Text
Yang Tertinggal dari Kita
âGajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang, Lantas apa yang kita tinggalkan ketika mati?â
Selain akal dan hati, waktu sebenarnya merupakan lembaran kertas yang menjadi bekal setiap insan untuk menuliskan jalan hidupnya. Suatu ketika lembaran itu akan tertutup dengan sampul berjudul kematian. Namun sebenarnya layaknya sebuah buku, ketika habis bacaan yang tersisa adalah pengetahuan dan kesan. Begitupun kita, ketika kita telah tutup usia takan ada yang tersisa dari kita pada orang disekeliling kita kecuali ilmu dan kenangan.
Terbayangkankah kenangan seperti apa yang akan tertinggal pada keluarga, teman-teman serta orang-orang dekat kita nanti? Terutama pada anak dan murid kita, selayaknya kita memberikan kenangan yang baik. Sehingga dengannya mereka mengisi hati mereka, lantas dapat membantu meneguhkan iman dan keyakinan di dadanya. Seperti halnya Rasulullah SAW yang pernah memberikan kenangan terbaik kepada cucunya ketika tengah khusyuâ dalam sujudnya, dengan sabar dan ikhlash membiarkan mereka manaiki punggungnya dan bermain kuda-kudaan hingga bosan. Kenangan indah itu akhirnya melahirkan sosok al-hasan dan al-husein yang ahli sujud. Maka berbuat baiklah sebanyak mungkin, karena ingatan itu yang akan membekas pada mereka yang pernah kita berikan pengalaman. Percayalah pada mereka yang kita titipkan kenangan, bahwa kebaikan yang pernah mereka rasakan akan menjadi penolong kita kelak di hari pertanggungjawaban.

Dan teruntuk anakku, kemarin adalah kemarin. Jika kau dapati ayahmu memperlakukanmu dengan kurang baik, maafkanlah. Tinggalah hari ini dan esok yang akan menjadi kesempatan kedua untuk memperbaiki cuaca yang mendung menjadi indah. Semoga senyum dan sabar kami selalu menemanimu kemudian hari dalam doa-doamu.
-Mungkin itu juga yang ingin disampaikan orang tua kita kepada anaknya-
Cibinong, 21 Sep 2019
3-20
0 notes
Quote
Orang sukses itu memulai dengan kejujuran mengakui semua kegagalan yang dialami
0 notes
Text
Mereka yang terpanggil karena dipanggil

Tentu senang rasanya menjadi yang terpanggil karena dipanggil, bukan hadir karena sekedar nimbrung atau hanya sekedar mencari untung. Mereka yang terpanggil karena dipanggil pada akhirnya selalu terlapangkan hatinya. Segala kekuatan hanya milik Allah, dan Dia sajalah yang dapat membolak-balikan hati hambanya. Yang tadinya tidak beminat menjadi antusias, yang tadinya was-was menjadi tegar, yang tadinya lesu menjadi gagah. Boleh jadi perumpamaan itu berlaku untuk kalian, yang tadinya tidak pernah terpikir. Telah Allah bukakan rahmatnya, dan jalanpun terbuka. Aku mengerti ini bukanlah sesuatu yang begitu saja, dan pastilah itu terjadi karena salah satu doa atau tindakan dimasa lalu. Boleh jadi doa kalian pada salah satu kami, dibalas Allah dengan panggilan ini. Semoga Allah selalu memberikan lindungan atas kalian, dan kelak dapat memberikan kesempatan untuk kalian menebar senyum karena terpanggil kembali.
âAllah itu memampukan setiap yang dipanggil, bukan memanggil setiap yang mampu. Maka mohonkan agar Allah merahmati kita untuk dapat dipanggil berkunjung kelak.â
Selembut Sinar Rembulan
Cibinong 23012019
0 notes
Link
0 notes
Text
Perjalanan Kita
Perjalanan itu layaknya membuat sebuah garis untuk menghubungkan dua titik, awal dan akhir. Tujuan dari sebuah perjalanan adalah menemukan titik akhir dengan route yanh paling optimal. Perjalanan ini layaknya kita menghubungkan dua titik dengan garis lurus yang jaraknya paling dekat. Perjalanan itu, akan mudah bila kita mengetahui dimana titik awal dan akhir. Selain itu akan sangat penting bagi kita ketika mengetahui bagaimana jalan/medan yang akan kita tempuh.
Dalam hidup, perjalanan penuh dengan tabir-tabir yang menutup mata kita untuk melihat dimana titik awal dan dimana titik akhir, juga seperti apa medan yang sedang kita lalui. Di dalamnya penuh banyak pilihan serta kemungkinan yang kita tidak tahu seperti apa garis perjalanan kita berakhir. Mungkin saja kita membuat garis hingga ke tepian medan, hingga akhirnya terjerumus keluar batas. Atau kita hanya berputar-putar di tempat yang salah. Bahkan mungkin yang lebih berbahaya, kita tidak sadar kalau titik akhir itu sudah kita lewati.
Perjalanan kita adalah satu bagian baru dalam hidup kita, bukan aku, bukan kamu, tapi milik kita. Perjalanan itu akan seperti jalannya pulpen pada kertas, dan kitanya sebagai tangan yang merupakan perpanjangan tangan dari si empunya tangan, pemilik kita, Allah illahi rabbi. Rasanya kita perlu sangat mengerti perintah dan larangannya, untuk bisa sampai dan menemukan titik akhir yang dilihat dan dipilihkan oleh sang Maha Melihat.
Kita perlu banyak mencoba, sekalipun kita gagal. mungkin Allah ingin kita melihat banyak hal salah sebelum mengerti jalan yang benar. Jangan menyerah, tetap sabar dan tegarkan aku ketika imanku lemah. Ketika aku berada di titik dimana aku lalai mengikuti perintahnya. Agarnya kita semakin dekat dengan tujuan, selangkah demi selangkah. Sesekali istirahat perlu, agar kita bisa lwbih khusyu mensyukuri nikmat-Nya.
maafkan aku, jika diperjalanan kita, aku terlena dengan gelapnya jalan hingga terlelap untuk beristirahat. Jika diperjalanan nanti ada ragu karena kurangnya ilmuku dalam membaca titah sang rabb. Maafkan aku jika aku belum maksimal menegakan punggungmu, menjadi tempat bersandar yang nyaman. Kita harus terus bersama, untuk terus belajar, berdoa dan saling mengingatkan. Semoga kita terus tumbuh hingga kelak menghasil buah manis, hingga berujung menyemai bibit baru yang akan tumbuh menghijau di atas bumi Allah.
Untuk Kita, pejalan yang tengah membuka jalan menemukan titik akhir perjalanannya.
Wallahu'alam bishawwab 3-20
0 notes
Text
Apa yang tidak pernah, bukan berarti
Apa yang tidak pernah tersampaikan oleh kata-kata Bukan berarti dia tidak pernah tersampaikan Apa yang tidak pernah dituliskan oleh huruf-huruf Bukan berarti dia tidak pernah dituliskan Apa yang tidak pernah dikirimkan lewat pak pos, mamang kurir, atau sekadar angin, perantara bulan purnama, bintang-gemintang Maka bukan berarti dia tidak pernah dikirimkan Apa yang tidak pernah dihamparkan di atas rumput menghijau, di atas halaman sekolah, atau sekadar di langit-langit kamar Maka bukan berarti dia tidak pernah terhamparkan Wahai, boleh jadi sungguh hal itu telah disampaikan, oleh kerling mata Boleh jadi sungguh sudah dituliskan, lewat gesture wajah Mungkin saja sudah dikirimkan, melalui simbol-simbol laksana simbol asap suku pedalaman Dan bahkan telah dihamparkan melalui semuanya, segalanya Tidakkah kau mengerti? Sungguh, apa yang tidak pernah dibisikkan oleh mulut kita Bukan berarti dia tidak pernah dipanjatkan Dipanjatkan lewat doa-doa, lewat diam, lewat keheningan hati yang terhormat. Maka menjalin tinggi ke atas sana Menunggu jawaban yang pasti dan melegakan hati Tidak akan merugi bagi yang paham.
30 notes
¡
View notes
Text
Kenangan
Terkadang aku teringat dengan seaorang yang berpikir harus berdiri dengan kakinya sendiri, tak mau membagi bebannya, percaya bahwa hal buruk dapat ia selesaikan dengan kemampuannya. Terkadang aku juga teringat dengan seorang anak yang sangat bersemangat berkompetisi, tidak mau kalah dari orang lain dan begitu ambisius. Aku juga mengenal seorang adik yang selalu melihat kaka kakanya dengan harapan menjadi lebih baik dari mereka Sering nya aku termenung memikirkan seorang remaja yang sederhana hidup nya, namun kadang juga tergiur melepas kesederhanaannya. Sesaat lalu aku mendapati seorang pemuda yang tidak sempurna dan merasa banyak kurangnya, memikirkan orang orang yang pernah mengisi dirinya, lalu bertanya2 itukah aku? Ada banyak hal yang datang dan pergi, namun kini aku teryakinkan lagi bahwa Allah memilihkan jalan ini untuk ditempuh. Aku adalah aku yang sebelumnya selalu berevolusi dan setiap evolusi menyisakan kenangan. Ada yang baik, ada yang buruk. kenangan adalah catatan kita ketika bersekolah dalam universitas kehidupan. Terkadang kita harus membuka kembali kenangan kenangan itu agar kita tidak lupa mengapa kita ada disini sekarang.
0 notes
Text
Entah Sejak Kapan
Entah sejak kapan, Rasanya waktu berlalu begitu cepat, sehingga seandainya rotasi bumi melambat satu jam saja rasanya adalah karunia yang indah.
Entah sejak kapan, Rasanya ego ini begitu terkikis sehingga ambisi yang dahulu menggebu kini begitu tenang mengalir.
Entah sejak kapan, Terakhir kali rasanya tidak ingin kalah dari siapapun, sehingga rasanya pribadi ini tanpa terasa tumbuh dengan cepat.
Entah sejak kapan, Rasanya uang, materi dan tenaga tidak begitu berarti ketika melihat senyum orang-orang sekeliling yang merasa nyaman.
Entah sejak kapan sesuatu bermula, kita tumbuh, belajar, kehilangan, terpuruk, dan mengalami segala serba-serbi dalam hidup, yang jelas waktu akan terus menggariskan tintanya. Entah sejak kapan, yang lebih sampai kapan dan untuk apa kita melakukan hal hal yang bila kita konversikan sangat bernilai dan besar usahanya.
Note : Langit malam begitu hening dalam renungan apa yang ada dan tidak ada dalam diri ini sejak sesuatu bertemu sesuatu. 3-20
0 notes
Text
Kadang kamu harus berjuang sendirian. Kadang kamu harus berjuang dalam kesepian. Kadang kamu harus bersabar memandang bintang-bintang yang bersinar. Kadang itulah makna sebuah pengabdian.
645 notes
¡
View notes