Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Tidak sempurna. Dan memang tidak butuh sempurna.
Kamu tahu? Salah satu hadiah terbaik dari Allah untuk hidup seseorang adalah: punya hati yang tenang, tidak panjang angan-angan dan merasa cukup.
367 notes
·
View notes
Text
Tiap ada masalah ntah masalah kerjaan atau masalah kehidupan. Rasanya cuma pengen ngelakuin 3 hal :
Makan enak dengan tenang
Solat ke masjid biar tenang
Dan bersedekah. At least membantu ngurangin beban orang lain bisa bikin kita lebih bahagia. Walaupun beban hidup kita sendiri belum tau solusinya gimana. Biar Allah yang ngebantu kita nanti.
0 notes
Text
“Be soft. Do not let the world make you hard. Do not let pain make you hate. Do not let the bitterness steal your sweetness…”
— Kurt Vonnegut
2K notes
·
View notes
Text
“Terlambat tidak selamanya buruk, terlambat adalah waktu yang tepat, yang Tuhan berikan kepada kita. Walaupun terkadang lebih lama, lebih panjang, bahkan menjadi yang paling terakhir”
—
385 notes
·
View notes
Text
Meyakinkan Diri
Apa yang lebih menenangkan daripada hati yang lapang dan kepasrahan pada keputusan Allah? Bahkan pada waktu yang terhimpit dan sangat mustahil untuk terjadi pun akan mudah untuk mengikhlaskan, jika menempatkan "Bismillah, insyaalloh apapun yang terjadi nanti itu yang terbaik dari Allah" pada urutan kalimat pertama yang keluar dari hati dan lisan.
Yang kurang darimu bukanlah orang dalam, tapi keyakinan bahwa Allah yang memberikan rezeki. Yang lemah darimu bukanlah kekuatan atau uang, tapi tawakkal yang maksimal. Kamu tidaklah sedang berlomba untuk mengumpulkan dunia ini, tapi kamu sedang berlomba untuk berbuat kebaikan. Mencari penghidupan agar bisa beribadah dengan baik dan agar bisa berbagi juga bagian dari kebaikan. Perbaiki lagi niatmu jika hanya untuk mengumpulkan dunia.
Kelak, kamu akan menyadari bahwa yang benar-benar akan menolongmu itu bukanlah harta dunia, tapi amal kebaikan yang selalu kamu utamakan. Sebab dunia akan selalu menipumu.
Atur kembali niat, jangan sampai menuhankan atau menjadikan dunia sebagai tujuan. Ia hanya perantara dan kendaraan saja yang kamu pun bisa memilihnya atau tidak.
Selamat berjuang dan memperbaiki hati.
@jndmmsyhd
832 notes
·
View notes
Text
Motivasi kalau pengen kuliah lagi. Se-terharu itu dipanggil Doktor padahal kuliah S1 aja udah sambat. Tugas akhir yang gak seberapa itu kok yaa bisa dapet email beginian. Dari publikasi luar negeri pulak. Masha Allah bangetlah....

0 notes
Text
Selesaikan Meski Tidak Sempurna
Mata kita menatap layar monitor. Lama sekali. Lalu cling! Terpikir sebuah ide besar. Pandangan pun beralih kepada keyboard. Mulai mengetik sesuatu. Kata tersambung jadi kalimat. Satu paragraf usai. Lalu berhenti. Muncul benih-benih keraguan. Dan, memilih tombol backspace. Menekannya. Lama sekali.
Sampai tak terasa. Waktu berlalu jadi kumpulan menit. Merangkai hitungan jam. Dan satu tulisan tak selesai jua.
Apakah kamu pernah seperti itu? Oh, saya pernah.
Menyebalkan? Sangat.
Berkali-kali kita mendengar, “Selesaikanlah apa yang sudah kamu mulai.” Akan tetapi ada satu sifat buruk yang seringkali muncul. Hinggap dan menetap. Namanya: perfeksionis.
Menghasilkan tulisan, buku, cerita, lukisan, foto, atau karya apapun, setiap orang pasti ingin hasil terbaik. Hasil yang sempurna. Best of the best. Dibicarakan orang-orang. Dan tentu saja: memuaskan si pemilik karya. Tapi bagaimana jika karya yang sempurna itu tak pernah benar-benar ada?
Kita harus lelah oleh sikap perfeksionis yang berlebihan. Karena yang demikian tidak membuat kita menghasilkan apa-apa, selain perasaan melelahkan akibat bisikan negatif yang terus menerus mengatakan bahwa kita adalah manusia yang tak mampu berkarya.
Tarik nafas dalam-dalam. Sadari baik-baik, bahwa kita memang tak akan menghasilkan sebuah karya yang sempurna, melainkan sebuah karya yang selesai.
Ingat itu. Karya yang selesai. Se-le-sai.
Maka teruslah lakukan pekerjaanmu. Jangan berlarut-larut dalam diam, menunggu ide baru yang tak kunjung datang. Siapa yang menjamin ide brilian itu akan muncul dalam perenungan yang panjang dan tanpa melakukan apapun?
Lanjutkan pekerjaanmu. Tulisanmu. Cerita pendekmu. Novelmu. Bukumu Lukisanmu. Kumpulan karya fotografimu. Lanjutkan.
Masa bodoh dengan kesempurnaan. Masa bodoh dengan ide brilian. Masa bodoh dengan penghargaan ini itu dari orang-orang, Lanjutkan saja pekerjaanmu. Nikmati segala prosesnya.
Lelah? Istirahat. Jenuh? Beri jeda sejenak. Tapi segera lanjutkan lagi. Jangan termakan isu murahan bahwa kesempurnaan adalah segala-galanya.
Aku bukan orang yang paling tepat dalam memberi wejangan ini. Tentu. Tapi aku adalah sahabat yang cukup tepat untuk saling memberi dukungan. Jadi, bagaimana kalau kita selesaikan saja karya kita ini, kita selesaikan, dengan hati, dengan jujur, dengan keseriusan, dan kita perkenalkan kepada dunia meskipun ia bukanlah karya yang sempurna.
achmadlutfi | 14 September 2020
92 notes
·
View notes
Text

Aku bangga bisa masak tumis kangkung enak. Aku seneng remake makanan suka-suka hati beneran enak sesuai ekspektasi. Makasih tutorial masaknya om rudi khairudin. Endesss...
1 note
·
View note
Text
Kompromi
Punya anak membuat gw flashback kembali di awal pernikahan sih. Menikah, dimana berbagi kehidupan dan menjadikan kehidupan kita sebagai bagian dari orang lain, butuh banyak toleransi dan kompromi. Gak aneh ketika seorang sahabat pernah bilang,
“jangan ngajari gw soal toleransi kalo lo belum nikah, karena ketika kita nikah, kita harus punya toleransi tingkat tinggi.”
Cita-cita profesi yang gw tetapkan untuk diri sendiri, berbeda jauh dengan profesi istri yang diinginkan suami gw. Gw ingin menjadi seseorang yang sibuk dan aktif di tempat strategis, dia ingin punya istri yang meskipun bekerja ya jangan sampai terlalu sibuk atau terlalu ambil peran karena pasti akan mengorbankan waktu untuk keluarga. Dia tipe family man, gw (dulunya) tipe yang sok sibuk di luar, senang dengan pekerjaan yang membutuhkan mobilitas tinggi. Dia tipe yang mencari uang secukupnya (cukup buat makan enak tiap hari, cukup buat beli mobil, cukup buat bangun rumah mewah, wkwkwk), gw tipe yang kalo ada kesempatan dan duitnya kenapa gak.
Gak cocok? Ya gak juga. Cocok itu dibentuk, bukan begitu saja ditemukan. Ya itu tadi, berupaya kompromi. Gw sendiri masih berat meninggalkan bayangan diri gw di masa depan : profesional, wanita karir, mobilitas tinggi, mengambil peran, ya gitu lah. Gw masih sering bercerita tentang masa lalu di tempat kerja, karena dengan begitu gw bisa mengingat bahwa dulu gw punya pekerjaan yang gw inginkan dan berarti buat gw.
Berat kompromi itu, karena harus meletakkan bayangan kehidupan di masa depan yang membuat kita selama ini terus hidup dengan semangat. Apalagi ada anak, ada keluarga yang ini dan itu, satu persatu keinginan kadang perlu ditanggalkan.
Gw sering menangis diam-diam menahan perasaan, menangis terang-terangan lebih sering lagi.
Lalu apa menyesal menikah? Pernahlah menyesal, gak bohong. Tapi lebih banyak syukur dan bahagianya. Kalau ditawarin ditukar suami atau karir bagus, ya tetap milih suami.
Kalau berat berkompromi gitu, apa berarti pernikahannya gak bahagia? Ya gak juga. Justru bahagia dan sakinah dalam pernikahan itu mahal harganya, makanya pada beberapa pasangan ditukarnya pakai hal yang ‘terlihat’ berharga banget.
Menikah memang berat ya, konsekuensinya adalah seluruh kehidupanmu. Makanya, semoga kita gak salah milih partner untuk menata ulang kehidupan ini. Gak cuma modal cinta.
382 notes
·
View notes
Text
Pentingnya merasa cukup
Like a sponge, i absorb everything around me. Including the negative vibes. Ini bikin aku kehabisan energi. Selalu begitu. That's why aku selalu berusaha mengurangi apa aja yang ga terlalu bermanfaat buat hati, jiwa, dan pkiran aku. Bahasa keren yang baru aku tau juga yaitu konsep mental declutter.
Hari ini aku terheran-heran. Kok bisa ada orang yang gak pernah merasa cukup? Emang bener kekuasaan bisa membuat orang lupa daratan. Bener-bener selama pencarian evidence ini bukan capek fisik tapi pikiran & hati. Masih ga habis pikir. Kok bisa ngelakuin hal kayak gitu. Mengarah ke fraud.
Still questioning what's the meaning of her/his life?
Apa sih yang dicari?
Apa sih yang mau dicapai?
Cuma hitungan detik kayak bom waktu tinggal nunggu aja kapan meledak
0 notes
Text
Ga Salah Pilih Diklat, Bel?

Oke, pertama-tama aku mo bilang. Ceweknya aku sendiri dari 13 peserta diklat ini.
Nanti diterusin ceritanya kalau udh kelar diklat.
To be continued.........
0 notes
Text
Another "This is my first time"
Bulan lalu aku konsultasi ke dokter obgyn terkait permasalahan siklus haid yang pendek. Kejadian ini ga pernah aku gubris awalnya, karena takut menjadi kekhawatiran berlebihan. Ada 2 hal yang men-trigger aku akhirnya ke obgyn :
1. Habis ngobrol bareng temen kosanku yang punya problem PCOS. Semacam penebalan dinding rahim sehingga siklus haid dia lama. Bisa 3 bulan telat haid. Aku banyak nanya ke dia. Tentang kapan pertama kali dia ke obgyn? Kapan sadar kalau ada yg aneh sama siklus haidnya? Alasan berani ke obgyn?
2. Malem habis ngobrol-ngobrol sm temenku yang PCOS. Aku ngobrol santai habis makan bareng temen kosanku juga yang profesinya dokter di salah satu RS ibu & anak di Balikpapan. Aku ngerasa tepat diskusi ke dia walaupun dia dokter umum, bukan obgyn. Aku sedih, dia bilang "ke dokter aja kak, nanti aku temenin. Takutnya bisa early menopouse. Soalnya kakak kan udh halangan dari umur 9 tahun".
Hal penting yang baru aku sadari, ternyata siklus haid normal itu 21-35 hari. Dan setelah aku tracking pake aplikasi "Flo" selama 2 tahun ini ; siklus haid aku sangat pendek 18-19 hari belum termasuk saat pertama flek. Gampangnya sebulan bisa 2x haid. Makanya aku sering banget kelihatan lelah, lesu, lemes. Ya karena itu mungkin.
Besoknya aku ke obgyn sendirian. Diresepin obat pil KB merk Yasmin untuk 3 bulan. Diminum setiap hari. Diwanti-wanti sama bu dokter, harus konsisten minumnya di waktu yang sama karena kita mau mengajari hormon di tubuh aku untuk bisa normal siklus haidnya. Jujur, bukan 2 tahun aja, yang ketahuan hanya 2 tahun saat aku udah rutin tracking aplikasi. Kayaknya dari dulu aku sering ga dapet lebaran karena haid di awal & akhir bulan.
Dokter bilang, "cukup terlambat, di umur segini baru kesini. Biasanya remaja. Tapi gapapa daripada tidak. Takutnya kalau dibiarin nanti kamu kekurangan zat besi dan anemia".
Mixed feeling banget hari itu.
Ini momen "it's okay, this is my first time" :
Pertama kali ke obgyn tapi sendirian bukan bareng pasangan, pertama kali USG tapi bukan ngecek kehamilan, pertama kali minum pil KB, padahal belum nikah.
Temenku yang PCOS minum pil kb sampai halangan aja, kalau aku rutin selama 3 bulan. Itu pun kudu dievaluasi lagi habis itu.
Hari ini, saat aku nulis cerita ini. Udah konsumsi pil kb sekitar 1 minggu. Efeknya: Kepala aku pusing, lelah, mual, nyeri punggung, perut mules kembung, nafsu makan bertambah, dan swing mood banget jadi suka marah-marah. Katanya sih, ini normal buat pengguna pil KB. Mungkin ini kali ya penyebab emak-emak suka uring-uringan. Selain gada duit, mungkin efek samping penggunaan pil KB ✌🏻
Kalo kata Tia, "Bismillaah.. ikhtiar biar sembuh".
Note: Buat semua orang yang sejak awal bulan ini aku cuekin atau aku gas mohon maaf lahir dan batin ✌🏻😂
0 notes
Text
"Bella ini polos banget yaa"
Jleb banget looo dikatain gitu. Sama bos pulak.
Ga cuma dlm hal pekerjaan, percintaan pun juga gitu paak. Sama polosnya. Gampang percaya, makanya suka ditipu 😭
Sedih. Ga cuma sekali orang komentar gitu. Tapi ini yg paling sedih sih. Karena org terdekat yang bilang. Pas lagi zoom pulak.
Polos sama oon gada bedanya 😭
Anaknya terlalu positif thinking bgt.
Ah betek, betek, betek.
Zebel, kezel.
Hate,
Bella yg sdg betek 👿 ☠️👺💀
(aku ksh emot setan biar kerasa bgt vibes beteknya)
0 notes
Text
Prasangka tidak dapat dijadikan dasar dalam menilai niat seseorang. Apa jadinya kalau prasangka itu salah, maka kamu sudah memfitnah seseorang di dalam hatimu.
Taufik Aulia
1K notes
·
View notes
Text
Another random day
To my friends who always got my back in my random shitty day. Thanks for being there. Thanks for keeping me sane. Like the most influential brand tagline of Prudential.
"Always listening, always understanding"
If you read this, I hope you're happy, healthy and surrounded with positive vibes 💙

0 notes
Text
14.
Selesai dengan Diri Sendiri
Bagian yang paling sulit dari hidup adalah selesai dengan diri sendiri. Maksudku, selesai dari berbagai bentuk keburukan diri sendiri. Mulai dari ego, ke-aku-an, prasangka, was-was, angan-angan, dan hal buruk lain yang tersemat dalam diri.
Orang-orang yang telah selesai dengan dirinya sendiri pasti akan mudah memahami, mengerti, memposisikan, dan menerima ketidak sempurnaan orang lain pun dirinya. Mereka mampu memposisikan diri dengan baik sehingga segala sesuatu yang menimpanya tidak serta merta ia timpali ke orang lain melainkan menunjuki dirinya terlebih dahulu. Mereka memiliki hati yang lapang, hati yang luas, hati yang mampu memeluk hati orang lain. Wajahnya teduh, pikirannya tenang, tidak menggantungkan harapan kepada pepohonan, kepada hewan, kepada manusia, melainkan hanya kepada Allah semata.
Pada wajahnya ada bekas-bekas wudhu, teduh dipandang. Hatimu bisa merasainya ketika melihatnya. Mata dan air mukanya tenang, Qurrata ayyun. Tidak pernah terbersit lagi dalam jiwanya untuk mencari-cari keburukan orang lain, menyalahkan, bahkan membalas keburukan dengan keburukan. Bagi meraka, cara terbaik membalas keburukan orang lain adalah dengan memaafkan dan memohonkan kebaikan kepadanya.
1 kesalahan tidak semestinya merusak 1000 kebaikan. Bahkan kamupun tidak luput dari kesalahan begitu juga orang lain, mereka sama denganmu bahkan kalian sama-sama diciptakan dari saripati tanah. Lapangkan sabarmu, luaskan maafmu. Kau tahu, hati adalah bagian dari dirimu yang lapangnya melebihi langit serta luasnya melebihi samudera.
Mereka akan senantiasa berdoa yang baik-baik, memberi yang baik-baik, berkata yang baik-baik. Sebab, doa dan perbuatan yang baik akan kembali kepada pelakunya. Sedang menjadi buruk dan melakukan keburukan serupa tidak akan mendatangkan apa-apa kecuali keburukan dan kesempitan yang tiada akhirnya.
***
Sudahkah kamu selesai dengan dirimu sendiri? Sudahkan hatimu melapang selapang langit, seluas samudera? Jika sudah, selamat. Jika belum, semoga Allah mudahkan. Banyak-banyak berdoa dan mendekatkan diri kepadaNya.
19 Syawal 1441H.
141 notes
·
View notes
Text
21.
Manis
Ada yang diam-diam mengamatimu, menunggu postingan terbarumu, sesekali mengunjungi beranda biru milikmu memastikan hidupnya lingkaran hijau kecil di sudut kanan sebelah atas berandamu. Sesekali tersenyum, tidak berani menanyakan kabar. Katanya, ia malu. Mengatahui kamu baik-baik saja, cukuplah baginya.
Manis sekali rasanya orang-orang yang mengagumi dalam diam, tidak bersuara, tidak meninggalkan jejak, tidak berusaha menanyakan kabar, tetapi riuh merapal bait-bait kebaikan.
Manis sekali rasanya orang-orang yang menaruh perasaan diam-diam. Tidak diumbar, tidak diobral, tidak dibiarkan terucap tetapi dititipkan kepada sujud yang mengetuk pintu-pintu langit.
Manis sekali rasanya orang-orang yang menyukai hanya karena membaca tulisan seseorang, mengagumi diam-diam. Sesekali ingin berucap sesuatu, berulang kali mengetik pujian namun berakhir diam seribu bahasa.
Manis sekali rasanya diam itu. Dicipta agar keduanya sama-sama menggantungkan asa dan harap hanya kepada Robb semesta alam.
28 Syawal 1441H. Aku yang diam-diam membaca tulisanmu.
278 notes
·
View notes