benahdiri
benahdiri
804 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
benahdiri · 13 days ago
Text
Tumblr media
Saat kamu mulai mencintai sesuatu, BERDOALAH agar hal itu tidak menjadi ujian bagi mu. Berdoalah agar kamu tidak pernah kehilangannya. Bersyukurlah kepada Allah terus-menerus atas hal itu dan pastikan cinta mu kepada Allah lebih besar daripada kecintaan mu kepada hal itu.
3 notes · View notes
benahdiri · 2 months ago
Text
Tolong jangan jadikan pertanyaan "kapan punya anak?" sebagai bahan basa-basi
Karena punya anak itu di luar kendali kami sebagai manusia
Tak semua pasangan beruntung diberi jalan mudah. Ada yang harus sedikit bersabar, ada yang berliku, ada yang menguras tenaga dan tentu saja banyak biaya.
Jalan yang sudah amat berat bisa jadi menyakitkan bagi mereka.
Jangan lagi ditambah dengan pertanyaan "kapan?"
Karena sungguh merekapun tak tahu jawabannya, tak tahu ujung dari perjuangannya.
Jangan menambah berat apa yang sudah berat.
Apalagi kalau mereka sudah mulai move on, menerima takdir dan menikmati hidup, kumohon jangan di rusak dengan pertanyaan kapan, apalagi ditambab kalimat-kalimat menyakitkan yang lain.
:")
15 notes · View notes
benahdiri · 2 months ago
Text
Tumblr media
Memang kemampuan orang berbeda-beda untuk menghadapi cobaan. Cobaan yang kita hadapin belum tentu orang lain mampu. begitupun sebaliknya, cobaan yg dihadapin orang lain belum tentu kita mampu. Semua sudah sesuai takarannya.
Seperti kandungan dalam Q.S Al-baqoroh 286: “Allah Tidak Akan Menguji Hamba-Nya di Luar Batas Kemampuannya”
Semoga kita semua bisa melewati ujian ataupun cobaan dengan bijak, dan ikhlas. Kalau diberi cobaan ya dicoba, kalau diberi nikmat ya dinikmati. Ga mungkin kan hadiahnya se-cup kopi? •́⁠ ⁠ ⁠‿⁠ ⁠,⁠•̀
‎الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات ✨
11 notes · View notes
benahdiri · 3 months ago
Text
Jiwa ini ingin hidup di bulan Ramadan, tetapi berat untuk menghidupkannya. Banyak maksiat berbuah dosa, Allaahummaghfirliy khotiy-atiy.
Teringat perkataan ini:
"Suatu hari Abul Atahiyah sang pujangga masuk kepada Khalifah Harun Ar Rasyid, lalu sang Khalifah meminta nasehat berupa bait-bait syair.
Abul Atahiyah berkata:⁠
لَا تأمن الْمَوْت فِي طرف وَلَا نفس … وَإِن تسترت بالحجاب والحرس)⁠
(وَاعْلَم بِأَن سِهَام الْمَوْت قاصدة … لكل مدرع منا ومترس)⁠
(مَا بَال دينك ترْضى أَن تدنسه … وثوبك الدَّهْر مغسول من الدنس)⁠
(ترجو النجَاة وَلم تسلك مسالكها … إِن السَّفِينَة لَا تجْرِي على اليبس⁠)
Engkau tidak aman dari kematian..⁠
Walaupun berlindung di balik hijab..⁠
Panah kematian pastilah datang..⁠
Kepada semua yang memakai perisai..⁠
Akankah engkau ridho mengotori agamamu..⁠
Sementara bajumu senantiasa dibersihkan..⁠
Kamu berharap keselamatan..⁠
Tapi tak mau menempuh jalannya..⁠
Sesungguhnya kapal itu tak mungkin berlayar di atas daratan."
[Bustanul Wa’idzin 1/282 karya Ibnul Jauzi]⁠
Diterjemahkan oleh:
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى⁠
⁠https://bbg-alilmu.com/archives/46113⁠
Diambil dari website https://radiomuslim.com/kapal-tak-belayar-di-daratan/
5 notes · View notes
benahdiri · 4 months ago
Text
Seumpama sabar terasa berat, maka ringankanlah dengan berdo'a. Ceritakan semua yang kamu rasa kepada Dia yang Maha Tahu lukamu sedalam apa.
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS. Al-Anbiya: 83)
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
100 notes · View notes
benahdiri · 4 months ago
Text
"Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun pun memadai." (2 : 265)
Tumblr media
Potongan kalimat itu suka bikin aku nangis dan jadi topik utama project buku komunitasku di Ramadhan tahun kemarin. For some reason, aku suka bagaimana cara Allah menggunakan analogi "kebun di dataran tinggi" untuk orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah (tumbuh ke atas) dan memperteguh jiwa mereka (mengakar ke bawah).
Dikatakan, ada dua kondisi yang mungkin "kebun" itu alami. Pertama ada kondisi disirami hujan lebat yang outputnya berbuah dua kali lipat. Ini kondisi ideal.
Menurutku ini analog dalam konteks hidup berjamaah. Memang apa yang dapat menyirami dan memperteguh jiwa? Apa sih yang disebut airnya? Jawaban sementaraku, airnya adalah silaturahmi, pembinaan, dan ketugasan. Di sini setiap orang disirami dukungan dan pembinaan yang terus-menerus, jadi ∆ improvement dan outputnya juga besar (seharusnya).
Jadi, aneh ya sebenarnya kalau udah di kondisi ideal, tapi outputnya malah nggak sesuai harapan. Semua faktor eksternal udah dikondisikan nih, berarti kan simply ada yang faktor internal yang nggak beres dari tiap-tiap diri sebagai pohon? (Mungkin itulah gambaran kasar untuk diriku selama ini)
Kedua, ada kondisi tidak ideal atau serba terbatas. Ketika hujan lebat tidak menyirami, maka embun pun memadai. Di kondisi dua ini, kebun tidak ditugaskan berbuah dua kali lipat kok, karena memang embun itu sendiri tidak sebanding dengan hujan lebat dalam hal volume dan intensitasnya.
Jadi apa tugas kebun yang tidak disirami hujan lebat?
Ketika "hanya bisa mengandalkan embun", kebun diuji untuk bertahan dalam kondisi yang serba kekurangan. Tapi sebagaimana kebun-kebun biasanya yang berfungsi menghasilkan oksigen (sumber kehidupan), maka dengan tetap menjaga kelangsungan hidup pun sudah sebaik-baik tugas kita. Toh tidak setiap masa meminta hasil panen yang melimpah juga. Justru kesediaan dan kesetiaan untuk senantiasa bertahan dalam ketentuan Allah tuh bentuk produktivitas tersendiri.
Jadi bayangkan, bagaimana kalau kebun bermodal embun ini justru dapat produktif dan tetap berbuah? Berarti skill syukurnya segimana coba? Berarti diri-dirinya sebagai pohon memang sudah menjadi pohon yang baik dan punya fleksibilitas dalam menerima qadha dan qadar Allah. Berarti kebun itu telah membuktikan ketangguhannya, karena tetap adaptif dan fungsional terlepas dari kondisi faktor eksternalnya.
Apalagi kondisi ideal ataupun terbatas tuh bukan hal yang bisa "diatur" oleh si kebun itu sendiri. Kita sebagai kebun tidak bisa "mengatur" cuaca dan kelembapan. Itu dihadirkan oleh Allah sebagai kenyataan yang nggak bisa kita sangkal. Artinya, akan selalu ada fase berlimpah dan fase kekurangan, fase dukungan penuh dan fase kemandirian. Barangkali dalam konteks inilah masing-masing kebun memiliki ladang ibadah yang tidak sama.
Kabar baiknya, kita tetap disebut "kebun"
Allah tuh nggak bilang kita sebagai pohon yang terpisah dari kebun lalu tidak mendapat hujan karena keterpisahan kita. Artinya, baik dalam kondisi hujan lebat maupun embun, identitas kita sebagai bagian dari kebun nggak pernah berubah.
Kita tetap dalam lindungan-Nya, tetap dalam rencana-Nya, tetap menjadi tempat di mana kehidupan dan kebaikan tumbuh. Nggak ada kondisi yang membuat kita "terpisah" dari kebun itu, selama kita tetap menjalankan tugas hidup kita yakni bertumbuh, berkembang, bertahan, dan berusaha untuk berbuah sesuai kemampuan yang Allah berikan.
Dan mendedikasikan pohon tak kenal musim ini, adalah sebaik-baik kita bertumbuh. (Bloom in Belief, 32)
Tumblr media
— Giza, anak kebun di dataran tinggi yang mudah-mudahan senantiasa dapat mensyukuri kecukupan dari embun maupun kelebatan hujan
74 notes · View notes
benahdiri · 5 months ago
Text
Tumblr media
Oh Allah, sepanjang kami masih hidup di dunia. Anugerahkanlah kepada kami sebanyak mungkin kesempatan untuk beramal. Jika ada kesempatan beramal, bukakanlah mata hati kami mengenali setiap kesempatan, dan mudahkanlah kami untuk bersegera mengambil kesempatan itu.
Aamiin.
472 notes · View notes
benahdiri · 5 months ago
Text
Dua Kebiasaan yang Penting Sebelum Menikah
Ada dua kebiasaan yang menurut saya penting buat mulai dibiasakan sebelum memutuskan berumah tangga; 1) Biasakan untuk mengembalikan barang setelah menggunakan, dan 2) Kalau lihat sesuatu yang nggak seharusnya (lantai kotor, ruang tamu berantakan, dsb), segera ambil tindakan.
Berumah tangga itu tidak sesederhana berbagi peran, 'ini tugasmu, ini tugasku', tetapi juga tentang bagaimana membangun kesadaran bersama bahwa, untuk mencapai tujuan bersama, rumah tangga yang harmonis misalnya, wajib didasari kepekaan dan tanggung jawab bersama untuk mewujudkannya. Setiap anggota keluarga.
Jika setiap anggota keluarga, tersekat pada tugas dan tanggung jawabnya masing-masing tanpa adanya kesadaran dan kepedulian untuk membantu satu sama lain, harmoni dalam rumah tangga tidak akan tercapai. Begitulah yang Umi ajarkan.
Kenapa dua aktivitas tersebut menurut saya penting?
Mengembalikan barang ke tempat asalnya tidak hanya soal menjaga nilai estetika rumah, melainkan ada makna mendalam tentang tanggung jawab dan kepedulian. Ketika kita memahami bahwa setiap barang memiliki tempatnya, kita belajar bahwa segala sesuatu di dunia ini bekerja dengan harmoni ketika berada pada 'fitrahnya' atau posisinya yang semestinya.
Saat sesuatu keluar dari fitrahnya, ia sering kali menjadi penyebab kekacauan atau kerusakan. Contohnya, barang yang tidak dikembalikan bisa mengganggu kenyamanan, menciptakan kekacauan, dan memicu konflik kecil dalam rumah tangga. Hal ini bisa menjadi pengingat bahwa kealpaan kecil dapat berdampak besar jika tidak segera ditangani.
Lalu, kebiasaan segera bertindak saat melihat sesuatu yang tidak semestinya adalah sebenarnya untuk meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Hal ini saya rasa penting, karena berumah tangga bukan hanya soal “melakukan tugas yang sudah ditetapkan”, tetapi tentang berkolaborasi untuk menciptakan kenyamanan bersama. Ketika kita terbiasa mengambil inisiatif, menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kebutuhan setiap anggota keluarga.
Pada akhirnya, pelajaran utama dari kedua habit di atas adalah bahwa harmoni rumah tangga tercapai bukan melalui pembagian tugas yang kaku, apalagi melekat dengan gender, big NO, tetapi melalui sikap proaktif, kepedulian, dan rasa tanggung jawab bersama. Membangun kebiasaan seperti ini sebelum menikah adalah hal yang sangat berharga nantinya, menurut hemat saya.
Kebiasaan sederhana tapi punya pelajaran yang mendalam bukan? ^^ Oiya, tulisan ini saya buat random aja, baru balik ngadep monitor pengen nulis ini aja sebagai pengingat dan agar terus isqtiqomah menjalankannya :D
313 notes · View notes
benahdiri · 6 months ago
Text
الذي لـــــــــــــــغيرك لا يصل اليك
Yang telah di taqdirkan milik orang lain tidak akan sampai kepada mu
والذي قسم لك حاصل لــــــــــديك
Dan bagian yang telah di taqdirkan untuk mu, akan kamu dapatkan
فاشتغل بربــــــــــــــك والذي عليك
Maka sibukkanlah dengan urusan tuhan mu dan yang ada pada mu
في فرض الحقيقة والشرع المصون
Dalam kewajiban yang nyata dan syariat yang terjaga
لا يكثر همك مــــــــــــــــا قدر يكون
Janganlah kamu larut dalam kesedihan, sebab apa yang Allah telah taqdirkan pasti akan terjadi.
9 notes · View notes
benahdiri · 6 months ago
Text
Buruknya dirimu, jangan sampai menghalangi untuk tetap berdoa pada-Nya. Sebab para pendosa juga punya hak untuk tetap berdoa pada-Nya. Bukankah iblis yang berdoa saja Allah kabulkan doanya? Berdoalah, tersebab hidayah Tuhan itu bisa jadi turun padamu karena lantunan doamu.
422 notes · View notes
benahdiri · 7 months ago
Text
Meyederhanakan makna cinta, menjadi sebab dua manusia bisa membangun hubungan saling, bukan paling
Karena akhirnya cinta itu sederhana dan tidak rumit, ketika saling mengetahui posisi, hak, dan kewajiban; dan yang tertinggi saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran
Karena akhirnya cinta itu sederhana dan tidak rumit, ketika saling mengerti, memahami, dan membantu untuk pelaksanaan tujuan penciptaan; mengabdi padaNya
Lalu, apakah sederhana berarti tanpa tujuan? Bukan begitu, sederhana dalam perilaku dan cara hidup justru lebih memudahkan untuk mencapai tujuan; karena kerumitan hadir jika tanpa tujuan, pun menghambat mencapi tujuan
Sebagaimana sederhananya Rasulullah sholallahu 'alaihi wa salam, ada makanan beliau makan, tidak ada makan beliau berpuasa
Atau Sayyidah Fatimah Az Zahro, mengadu pada ayahanda berkenaan dengan perlu hadirnya seorang khodimah, beliau Al Amin, mengajarkan sebuah dzikir agung yang lebih utama
Semoga kita dilimpahkan kesadaran dalam kesederhanaan, sebagaimana ungkapan sebuah nasyid "menggegam nikmat dunia, bukan untuk letakan di hati. Syurga tempat kembali yang abadi~"
240 notes · View notes
benahdiri · 7 months ago
Text
Hujan di sore hari
Tumblr media
Ku katakan kepada diriku, berulangkali, bahwa seindah apapun sebuah takdir, selalu terkandung ujian di dalamnya.
Tak ada takdir yang sempurna di dunia ini. Hanya ada takdir terbaik dari-Nya sepaket bersama ujian yang mengiringi. Tanpa ujian, darimanakah kita mampu melihat sebening apa keimanan dan keikhlasan kita? Tanpa ujian, darimanakah kita tahu bahwa kita ini sudah baik atau masih dalam genangan kesalahan?
Jadi, jika di depan nanti banyak rintangan yang membuat hati terasa pedih, kaki berat melangkah dan diri ingin menyerah. Maka itulah bagian dari guratan sebuah takdir yang tidak bisa dipisahkan. Bahwa kita hidup untuk diuji isi hatinya dan keimanannya oleh Tuhan.
Semoga kita selalu dikuatkan dan tolong oleh-Nya, aamiin..
Usai gerimis, 18 November 2024 (post pengumuman SKD)
274 notes · View notes
benahdiri · 8 months ago
Text
Salatlah dengan tenang
— bagaimana jika itu menjadi ketaatan terakhirmu. Bukankah itu menggembirakan? 🍂
25 notes · View notes
benahdiri · 8 months ago
Text
Akan ada hal atau seseorang yang akan menyempitkan dadamu, membuat hatimu bersedih dan itu semata-mata karena Allah ingin di lisanmu hanya terucap:
“ya Allah”
129 notes · View notes
benahdiri · 8 months ago
Text
Maka memang, jika dirasa harimu awut-awutan, mungkin kamu belum menyentuh Al-Qur’an.
Faghfirlii Ya Rabbi.. :(
360 notes · View notes
benahdiri · 8 months ago
Text
Tumblr media
Lakukan bagian kita, sisanya serahkan pada-Nya. Semampunya, sekiranya tidak mampu cukup ambil yang mudah, Allah tidak memberatkan hamba-Nya.
Kita punya ikhtiar, Allah punya hasil akhir. Kalau belum Allah izinkan tanda nya kita yang belum mampu menerima.
59 notes · View notes
benahdiri · 8 months ago
Text
الله اعطاك الدنيا * فاشتر الجنة ببعضها
Allah telah memberimu dunia, maka belilah syurga dengan sebagian darinya.
Hasan Al-Bashri
7 notes · View notes