Tumgik
berdiaria · 11 months
Text
‎بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah biidzinillah telah lahir putra kami yg ke-2, secara normal (VBAC) di UK 39w2d (perhitungan menurut HPHT)
Semoga Allah menjadikannya anak Sholehah.
HPL  : 26 Oktober 2023
Lahir : Sabtu, 21 Oktober 2023
Tempat : RS Siaga Medika Purbalingga
BB : 3,410 kg (lebih besar dari mas-nya)
PJ : 48cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Lahir pukul : 21.45 WIB
Mas حبان (lahir pertama)
BB : 3,050 kg
Panjang : 51 cm
Jenis kelamin: Laki-laki
Jarak lahir 3 tahun 2 bulan
* Riwayat SC : pembukaan dibilang lama, diduga panggulnya sempit
Niat VBAC :
- Ingin menjalankan fitrah kelahiran
- Ingin ada kesempatan untuk punya anak banyak
- Ingin agar proses kehamilan dan persalinan tidak melibatkan laki-laki non mahram
Birth Story :
Sebelumnya kami rutin periksakan kandungan dengan salah seorang bidan disini. Bidan tsb memang tidak sepenuhnya pro VBAC, dan tetap menyuruh untuk lahiran di Rumah Sakit. Namun bidan tsb juga men-spill ikhtiar-ikhtiar untuk lahiran normal, dan berdoa biar hasilnya diserahkan kepada Allah. Hal ini membuat harapan semakin besar meski bidan tsb tidak menerima VBAC di kliniknya.
Untuk dokter kami periksakan 2x USG saja di UK 24w dan 37w, dengan dokter perempuan yang kurang/tidak pro VBAC. Sebenarnya kabarnya ada dokter pro VBAC di daerah kami, namun sayangnya dokter tsb laki-laki.
Saat USG ke-dua, Bu dokter sudah ingin menjadwalkan sesar. Pertama karena menduga panggul sempit dgn TB hanya 144cm, tapi saat dicek kata beliau sebenarnya tidak terlalu sempit. Lalu beliau memaparkan risiko rahim robek (ruptur uteri) jika lahiran normal. Namun, kami menolak untuk dijadwalkan sesar saat itu.
Kronologi :
Kamis, 19 Oktober (39w) sore sudah mulai ada kontraksi teratur namun jarak masih lama sekitar 30 menit sekali.
Jumat, 20 Oktober (39w1d) kontraksi makin intens tapi masih di atas 10 menit sekali.
Sabtu, 21 Okt (39w2d)
- Pagi hari, kontraksi sudah 7 menit-an sekali.
- Habis ashar, kontraksi makin intens, dicek aplikasi 3-5 menit sekali.
- 16.30 ke rumah sakit, ternyata baru pembukaan 2 tipis. Disini agak nyesel kayak kegasiken ke rumah sakit, karena setelah itu langsung dipasang infus jadi susah bergerak.
- Sebelum magrib, tiba-tiba ditanya, makan terakhir kapan?
Dokter (saat itu belum di tempat), lewat telepon dgn bidan jaga ternyata menawarkan operasi Sesar pukul 18.15 karena jarak lahir <5 tahun dan risiko rahim robek.
Saat itu suami bimbang. Sedangkan saya, ingin normal, tapi mengutamakan keridhoan suami. Suami sempat ingin operasi saja, hingga akhirnya meminta waktu untuk shalat magrib dulu.
Saat suami shalat magrib, saya tiba-tiba dipasang keteter dan disiapkan baju operasi.
- Setelah pulang shalat, suami berdiskusi sedikit dengan saya lagi, dan katanya lebih condong untuk lahiran normal dengan pertimbangan; janin masih sejahtera, kontraksi adekuat, serta jahitan sesar sudah diikhtiarkan untuk elastis dan memang tidak ada keluhan.
Akhirnya suami menandatangani surat penolakan tindakan sesar.
Keteter pun dilepas dan saya kembali fokus ke kontraksi.. Bismillah..
- 20.30 ketuban pecah karena saya gagal atur nafas dan malah mengejan >< (PR buat kehamilan selanjutnya)
- 21.00 dicek sudah keliatan rambutnya
- 21.45 Alhamdulillaah bayi lahir selamat sehat bonus jahitan luar dalam
(untuk waktunya hanya perkiraan. intinya sekitar itu)
Ikhtiar :
- Cat and cow pose
- Gymball
- Powerwalk
- Butterfly pose
- Ngepel jongkok
- Latihan nafas perut
- Gamat 2kapsul/hari
- Air rendaman kurma
- Madu angkak 2 SDM/hari (karena HB rendah)
- Telur rebus 2 butir per hari mulai TM3
- Minyak zaitun 2 SDM per hari mulai 37wk
- Minum minimal 2L
- HB 2 hari sekali mulai 37w
- Pijat endorphin mulai 37w
Ikhtiar langit :
- Sholar istikharah minta yang terbaik
- Sholat tahajud (tidak rutin)
- Afirmasi :
- 📝 Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (jika bisa hamil insyaallah bisa melahirkan),
- 📝 Allah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya (wanita sudah dirancang utk bisa melahirkan),
- 📝 Tidak ada kemudahan kecuali yang Allah buat mudah (tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah)
Ingin mengucapkan jazakumullahu khairan
- kepada suami yang sudah ikut mengikhtiarkan.
- kepada keluarga yang sudah mendoakan
- Kepada Ibu Bidan Ayu atas segala arahan dan bidan-bidan di RS Siaga Medika Purbalingga yang sudah menolong persalinan
- Kepada channel Ceritavbac dan Teman Bumil- VBAC untuk saling support dan berbagai informasi yang diberikan.
Namun di lahiran ini masih menyisakan PR untuk kelahiran selanjutnya: lebih serius lagi latihan nafas dan maksimalkan pijat perineum agar perineum utuh. Namun begitu tetap bersyukur atas segala kemudahan yang Allah berikan.
‎الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
0 notes
berdiaria · 2 years
Text
Sesekali menepuk tangan, gadis remaja itu sembari menyanyikan lagu balonku di hadapan adik kecilnya. Sang adik tampak menyimak dengan khusyuk. Giginya yang baru mulai tumbuh bermekaran merespon lagu sang kakak.
Aku melihatnya dari kejauhan. Gadis remaja itu berkerudung. Baru beberapa bulan ini terlihat selalu mengenakan kain di kepalanya. Baru semester ini dia masuk SMP.
Sejenak aku merunut kehidupannya. Dia lahir dan dibesarkan oleh seorang ibu dan ayah sambung, bersama tiga adik dan seorang kakak, yang kesemuanya laki-laki. Hidup mereka mungkin terlihat pas-pasan. Tapi, banyak yang berkomentar bahwa sang ibu sangat beruntung karena semua anaknya penurut dan tak banyak tingkah. Setidaknya sang anak laki-laki yang pertama yang biasanya di usia SMA sedang nakal-nakalnya, dia lebih memilih membantu ibu berjualan pukis atau menjaga adik-adiknya saat teman-teman memanggilnya dari luar rumah untuk mengajaknya nongkrong.
Ibunya dulu bercerai dengan ayah yang pertama. Ayah yang kedua pun banyak yang melihat kurang tanggungjawabnya. Meski aku juga tidak tahu kehidupan asli di dalamnya bagaimana.
Waktu itu, aku pernah membaca story' Whatsapp sang ibu yang berisi screenshot-an percakapan ayah pertama dengan gadis remaja itu saat gadis itu meminta nafkah untuk biaya study tour. Respon sang ayah tak ada kecuali sekadar tanda pesan telah dibaca.
Aku tidak ingin banyak berbicara banyak tentang mereka. Hanya aku merunut kisah mereka agar aku bisa lebih banyak lagi bersyukur.
Disaat dia itu hidup dengan orangtua yang broken home, amanah menjaga adik dan membantu ibu berjualan, namun dia tampak tetap bersemangat menjalani hari dan menaati perintah Ilahi (setidaknya itu yang aku lihat selama ini)
Sementara aku, Alhamdulillaah aku lahir dengan orang tua yang lengkap dan tak kekurangan kasih sayang. Bahkan setelah menikah, aku lebih banyak lagi dipertemukan dengan orang-orang baik.
Gadis itu, jauh usianya lebih muda dibandingkan aku. Namun kehidupan telah memaksanya untuk jauh lebih dewasa.
Selintas ketika menyaksikan kegiatannya bersama adik-adiknya aku berdoa, semoga dia tetap taat dengan hijab dan shalat yang terus terjaga. Semoga kelak dia berjodoh dengan laki-laki Sholeh yang menyayanginya.
Cerita ini, mungkin sedikit fiksi karena sesungguhnya aku tidak terlalu mengerti apa yang dilakukannya bersama adik-adiknya di teras rumah saat aku melintas. {}
1 note · View note
berdiaria · 2 years
Text
Aku si belum pandai mengelola emosi. Itu mungkin juga mengapa kerap kudengar nasihatmu tentang Sabar.
Meski terkadang, langsung kumentalkan kalimat sabarmu dengan banyak bantahan, ternyata, engkau tetap sabar menerima responku.
Pada akhirnya, laku sabarmu-lah yang lebih menyadarkan aku...
0 notes
berdiaria · 2 years
Text
Setiap sehabis makan di tempat baru, biasanya kita akan berdebat tentang tempat mana yang makanannya yang paling enak.
Seperti waktu itu, sengaja kita mampir ke tempat makan mie ayam langgananku semasa kuliah. Aku ingin mengenalkan padamu mie ayam kesukaanku dulu, dan aku mentraktirnya untukmu sebagai bentuk terima kasih karena sudah menemaniku menyelesaikan urusan sidang skripsi hari itu.
"Gimana, Ba, enak?" bisik-bisik aku menanyakan.
Kulihat sendok dan garpu di mangkokmu sudah rapi. Berbeda denganku yang masih penuh mie. Selalu. Perlombaan makan paling cepat di antara kita, engkaulah pemenangnya.
Aku sudah sangat PD bahwa kau akan mengangguk, reaponmu biasa setiap kali engkau setujui kalimatku.
"Hmm.. enakan yang MM," balasmu, tapi.
Mendengarnya, sedikit aku memanyunkan bibir.
Ah, mie ayam MM ternyata belum tergeser juga.
“Setidaknya hargailah mie ayam kesukaanku dengan sedikit berbohong,“ aku protes.
Dan setelah kalimat itu, seperti biasa aku akan menyusulkannya dengan beberapa bait kata bahwa mie ayam ini lebih enak dari MM dan beberapa indikator mengapa aku bisa berpendapat demikian! 😫
Begitulah kita, seringkali berdebat tentang hal remeh. Bahkan hanya menyoal mie ayam mana yang paling enak. Meski katamu, aku saja yang suka berdebat (?)
Hmm.. sungguh tidak benar.
1 note · View note