Text
aku lupa cara mengabadikanmu dalam tulisan- yang kutau hanya mengingatimu
setengah dekade aku bertualang mencari hal kecil yang tidak ada dalam dirimu, berharap ada di orang lain. namun, langkah kaki kecil ini selalu membawaku kepadamu.
pertemuan kita tahun ini benar-benar meyakinkanku jika yang kumau adalah kamu. degup jantungku dan tatapan matamu seakan pertanda dari semesta bahwa kasih masing bertandang di antara kita berdua. tapi, sekali lagi. kita tidak bisa berjanji. kita seakan dijerat oleh realita. yang entah kapan bisa lepas darinya. dan aku pun akhirnya tahu, jika waktu ini perempuan di hidupmu tak hanya aku.
seakan dipukul mundur. aku menjauh darimu. dari keakraban kita yang kian membelengguku makin dalam. aku terlalu sayang terhadao diriku sendiri karena aku sadar tidak ada orang lain yang menyayangi sebesar aku.
entah seberapa lama dan kuat akar ini. aku hanya berdoa agar semesta mempertemukan kita lagi dalam versi yang jauh lebih baik. aku menyayangimu, selalu.
bintang utara, Belitung 13 Juli 2025
1 note
·
View note
Text
Dalam bautan benang rajut yang berpuluh meter aku menyusun helai demi helai rajutanku dalam pikiran yang beterbangan entah kemana.
Jika hidup adalah tentang menemukan pasangan, maka aku akan hidup dalam kesendirian. Aku akan mati dalam kekaguman.
Jika hidup adalah perjalanan, maka aku akan melatih betisku agar mampu berjalan ratusan kilo meter untuk bisa menumuimu.
Bagiku, kamu adalah hidup yang berada dalam pikiranku. Aku menggenggammu erat dalam lubuk hatiku. Jika suatu masa, kau pergi bersama tambatan hatimu. Aku akan dan masih tetap disini menunggumu. Mengagumimu adalah kebahagiaan yang aku tanam erat. Tak apa jika pada akhirnya, semesta tak mengizinkan kita bersama. Akan kuingat kau sebagai cinta yang tak ada matinya.
0 notes
Text
Suatu hari aku temukan aku berpikir: aku pikir baik aku tak ada esok hari. Pulang peluk tanah, biar sepi membungkam pedih yang terpatri.
Namun aku undang sunyi awal-awal: aku pikir sebenarnya, aku ingin sekali pergi ke banyak tempat, aku ingin mengeksplor rasa kopi, emosi, anggun pagi di puncak tertinggi, dan pelukan manusia yang akan kucintai.
Aku ingin menyaksikan banyak senyum teman, kerjaan yang baik, aku ingin tinggal di suatu tempat, punya dapur yang membuatku semangat untuk membuat sarapanku sendiri. Aku masih ingin berbagi.
Aku pikir. Sebenarnya aku ingin hidup.
– Arief Aumar | Aku pikir
123 notes
·
View notes
Text
Mengingatimu
Lampu tengah rumah telah padam. Menyisakan aku sendiri dalam kamar yang gelap. Sekelilingku memang gulita, tapi imajiku berkelana liar dalam beragam ranah warna.
Aku mengingati kamu saat ini.
Meminta maaf sudah kulakukan. Namun, pintu ampunanmu kau kunci rapat-rapat. Tiadakah kau merasa malu? Bahkan Tuhan saja Maha Pengampun kepada hamba-Nya yang berlumur dosa?
Kamu benar. Aku yang mengakhiri ini semua. Salahku. Semua memang salahku. Kau bahkan tak pernah bertanya mengapa aku menjadi seperti ini. Kabarku tak sudi engkau ketahui. Senyumku pun bagimu hanya sensasi. Jujur, aku tak mau ini berakhir. Rasaku masih padamu, dan akan selalu begitu.
Mungkin kamu tidak sadar akan setiap jengkal rindu yang aku terbangkan dalam setiap malam. Tak akan faham bagaimana rasa ini menancap begitu dalam. Karena ini rasaku padamu. Bukan sebaliknya. Kau tidak akan mengerti. Karena semua hal selalu kau timang dengan logika cerdasmu. Tapi sayang, ini perkara hati. Sampai kapanpun, kau takkan memahami.
Lelah bukan satu-satunya alasanku pergi. Banyak bukti nyata yang tanpa sadar kau beri padaku. Bukti bahwa aku hanyalah pelipur laramu. Aku bukan siapa-siapa bagimu, kira-kira begitulah maksudmu. Kerikil air mata tak jarang menghujani pipi-pipiku dalam hening. Menghunjam perih ke hati, untuk membangunkanku bahwa hati seharusnya lari dari derita pahit yang selalu kau beri.
Salahkah jika aku memilih minggat untuk pulihkan hati yang sekarat? Dulu saat aku mengatakan untuk berhenti tinggal, kau seharusnya menitipkan rindu kepada setiap serpihan-serpihan hatiku agar aku berhenti melangkah dan kembali. Sayang, ini hanya anggapan semu.
Salahkah aku untuk kembali sekarang? Setiap orang punya kesempatan kedua kan? Aku pergi bukan karena ingin melainkan harus. Untuk membentuk lagi pondasi-pondasi yang pernah kau robohkan. Kau tak memberiku kesempatan kedua. Justru, kau sangat membenciku. Kita aneh bukan? Kenapa aku tidak bisa satu persenpun untuk membencimu? Kenapa?
Angin berhembus di sudut-sudut rambutku. Membuat poniku sedikit berantakan. Kamar yang hening sedikit bersuara. Mencoba menina bobokanku dalam kerlipan malam. Selamat malam aksara.
bintang oetara [18|VII|2018]
0 notes
Text
Mungkin lagi-lagi aku mengambil keputusan yang salah. Aku membiarkan dia yang dulu hilang datang lagi ke hidupku. Aku melakukannya karena ingin membuatnya bahagia dan agar aku tidak sendirian lagi. Tapi entah kenapa aku menyesali keputusan itu. Aku merasa dia tidak benar-benar menginginkan kami bersama lagi. Aku pongah menghadapi dilema ini.
0 notes
Text
Maaf jika datangku telat dan membuatmu kesal. Aku tidak berniat demikian. Maaf. Sekali lagi maaf. Benci aku jika memang kau merasa begitu kesal. Sekali lagi maaf.
0 notes
Text
Selamat tinggal, wahai hati yang lama.
Sudah 3 tahun lebih aku mengenalnya. Tapi perkenalan itu hanya sebatas dunia maya. Aku takut menemuinya secara langsung. Aku takut jika aku tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Kadang, aku berpikir untuk sendiri dan menua selamanya. Hah dasar aneh. Baru 19 tahun tapi sudah berpikir seperti itu. Yah aku merasa diriku tidak seperti wanita kebanyakan. Aku jelek dan kepribadianku juga tidak bagus-bagus amat. Aku selalu dirundung kesendirian dimanapun aku berada. Tidak ada yang ingin berteman atau berbicara padaku. Apalagi seorang laki-laki yang akan menyukaiku, itu mustahil. Haruskah aku menua dan mati sendiri saja?
Menua ditempat yang kuinginkan bersama buku-buku yang kusukai pasti akan menyenangkan.
0 notes
Text
Apakah salah mendoakannya untuk sakit hati?
Aku hanya ingin dia kembali ke jalan yang telah dia tekuni selama ini. Dia sering pergi ke kajian sunnah dan mengetahui jika Islam melarang pacaran. Tapi dia justru masih tetap berpacaran. Aku tidak mengerti mengenai pola pikirnya itu. Aku ingin dia menjalani ilmu yang dia miliki dengan kaffah. Atau setidaknya dia menikah sajalah agar terhindar dari fitnah. Dan membuang segala pengharapan yang aku miliki.
Aku ingin sekali menyampaikannya. Tapi aku tau, aku tidak sebanding dengannya. Dan adiknya adalah sahabat baikku. Aku ingin kami bersahabat dalam waktu yang sangat lama. Ah.. aku dilema. Yang pasti harapanku hanya satu, agar dia segera putus dengan pacarnya itu.
0 notes
Text
Yang paling aku takutkan adalah ketika temanku mendapatkan teman baru yang lebih dariku lalu meninggalkanku. Pada saat itu aku merasa gagal menjadi teman yang baik untuknya. Lagi-lagi aku merasa seperti ini. Bukankah teman yang baik akan selalu ada bagaimanapun keadaan kita?
Ibu, aku takut ditinggalkan. Padahal aku tau sendiri adalah keniscayaan. Harus bagaimanakah aku?
0 notes
Text
Aku bagai menghadapi dunia dalam kesemuan. Mengapa tiada hari tanpa kebohongan yang keluar dari mulutku ini. Aku serasa dikutuk dalam penjara dusta yang aku buat sendiri. Aku bohongi semua orang dengan segala jenis alasan dan beragam pengakuan. Kapan aku akan berhenti? Berhenti menjadi seseorang yang bukan diriku. Jujur aku lelah karena selalu berbohong. Aku takut jika tidak ada yang mempercayaiku lagi saat kebohongan-kebohonganku terbongkar.
Tidak ada yang bisa kuajak bicara perihal ini. Satu-satunya yang tidak bisa kubohongi adalah diriku sendiri.
0 notes
Text
Aku Kecewa
Hari ini, nilai-nilai untuk mata kuliah sudah keluar. Dalam nilai-nilai tersebut aku mendapatkan 3 nilai B dan 4 nilai A. Jujur aku sangat kecewa dengan hasil tersebut. Aku merasa gagal memberikan nilai sempurna untuk kedua orang tuaku.
Dapat kudengar nada kekecewaan ibu saat aku memberitahukan perihal nilai tersebut. Aku merasa gagal untuk yang kesekian kalinya.
Aku masih punya banyak kesempatan kan untuk memberikan yang terbaik untuk mereka?
Aku ingin mereka bangga kepadaku. Apalagi saat aku wisuda nanti. Di mana namaku dipanggil ketika mendapat gelar cumlaude. Itu saja keinginanku untuk saat ini. Tak kan kubiarkan lagi hal-hal remeh temeh mengganggu konsentrasiku. Aku harus memperbaiki kesalahanku dan membuat orang tuaku bangga.
0 notes
Text
Ibu, pada waktu yang Tara habiskan di sini, tak pernah sekalipun Tara berhenti mengingat semua kebaikan ibu. Mereka bilang ibu merawat Tara karena kewajiban tapi bagi Tara, ibu melakukannya karena ibu sayang Tara. Karena dewasa ini banyak ibu yang memiliki kewajiban merawat anaknya tapi tak dilakukakan karena mereka tidak sayang anaknya.
Tara sayang ibu, kapanpun dan di manapun.
0 notes
Text
Pada titik ini, aku ingin pulang dan menetap di pelukan ibu.
0 notes
Text
Aku hari ini untuk pertama kalinya sangat membenci kota ini. Tidak, ini bukan perihal kota yang membuatku sesak. Ini tentang lakon-lakonnya yang membuatku muak. Dulu aku pikir anak kampung sepertiku mungkin bisa berteman dengan mereka, akan bisa bergaul sebagaima mestinya. Tapi aku salah. Anak kampung tetaplah anak kampung. Itu predikat nyata yang akan selalu melekat dalam namaku.
Aku pun sempat berpikir jika aku telah menemukan teman-teman yang tepat di sini. Mereka yang menerimaku apa adanya, dan lagi-lagi aku salah. Tidak ada yang benar-benar menerimaku di sini.. Aku sendirian terombang-ambing di negeri orang.
Pada titik ini, aku merasa rumah adalah hal yang paling kuinginkan. Di sana, walaupun tidak ada orang yang mendengarku, selalu ada ibu yang selalu setia mendukungku, menyemangatiku, dan membuatku tersenyum kembali. Selalu ada keluarga yang menyokongku dari belakang.
Aku tidak mengerti mengapa mereka tidak menyukaiku dan kerap kali mentertawaiku. Apa karena aku jelek dan tidak pernah dandan jika ke kampus? Atau karena aku kaku dan kudet informasi? Aku sering bertanya-tanya mengenai hal tersebut kepada diriku sendiri.
Well...
0 notes
Text
Bagaimana Semesta Bekerja?
Dunia ini memang kadang tak adil. Ada orang yang sangat menginginkan sesuatu tapi tidak mampu untuk meraihnya, di sisi lain ada yang mampu mendapatkan sesuatu tanpa perjuangan yang berarti. Semesta memang berjalan sedemikian rupa. Pasalnya, dia ingin menyadarkan manusia. Jika kadar untuk mengukur keberhasilan bukanlah dari seberapa banyak capaian hebat yang sudah mampu diraih, melainkan seberapa besar hatimu untuk menyadari arti dari kebahagian. Ya, bahagia. Saat seseorang sudah merasa bahagia maka keberhasilan sudah ada di sampingnya. Karena banyak di alam raya ini yang tidak merasa bahagia meski telah melakukan banyak capaian hebat semasa hidupnya.
Semesta juga kadang melakukan hal yang menggelikan. Bagaimana mungkin dia mampu mempermainkan hati dua makhluk yang saling menyayangi? Saat keduanya menjanjikan temu, yang datang justru pengingkaran. Saat keduanya merencanakan kebersamaan, yang hadir justru perpisahan. Bagai Hukum Newton III, yang menjadi reaksi justru bersifat negatif. Lalu ketika keduanya menyerah untuk satu sama lain, semesta justru mempertemukan mereka dalam suatu balutan suasana yang membuat mereka menolak lupa akan banyaknya kenangan yang pernah ada.
Ada begitu banyak cara semesta bekerja. Tidak seperti Matematika dan Fisika yang memiliki rumus dalam penyelesaiannya, jagat raya justru bersembunyi dengan anggunya. Dia biarkan hal-hal hebat menjadi kejutan dalam kehidupan manusia agar mereka selalu berdoa dan berikhtiar kepada Sang Pencipta.
lstr.
31 Desember 2018
Catatan Akhir Tahun
1 note
·
View note