Quote
Bagaimana mungkin kamu mengharapkan Tuhan mengabulkan doamu sedangkan kamu saja tidak benar-benar meminta?
Brevy Ocvian
0 notes
Text
Mampirlah ke kotaku. Aku di antara rumah dan tempatmu beradu. Mungkin dengan secangkir teh mari bertemu.
Kepadamu, yang kuharap bisa berjumpa, meski hanya sekali saja
0 notes
Quote
I'm begging. Do I look really miserable? :'D
Kepadamu, yang berada jauh di Manokwari. :’D
0 notes
Quote
Mari bertemu. Sekali saja, tuntaskan ingin tauku. Setelah itu pergilah. Aku tak akan menahanmu. Mari bertemu. Sekali saja.
Brevy Ocvian
0 notes
Quote
Cara mutasi paling cantik adalah dengan tugas belajar. :)
Ayyah. I did it! \(’0′)/
0 notes
Photo

Suatu hari nanti… Akan mengajukan mutasi dikarenakan mengikuti suami. Mengikuti kemanapun langkah kaki membawanya pergi.
Suatu hari nanti… Kamu… :)
0 notes
Text
Bole Dikasi Judul Mutasi Ndak?
Selamat pagi, Kamu.
Bagaimana embun di ujung timur Indonesia? Pasti masih sama sejuknya seperti saat aku terakhir ke sana. Huuuua… Pasti menyenangkan sekali. Ahh, jadi kangen. Sama Kamu. :’)
Gimana keadaan di kost? Masih sering macet kah air PDAM-nya? Sudah, mandinya numpang di kantor saja. Kan bisa itu sambil jogging, langsung absen trus mandi. Gak perlu balik ke kost lagi. Atau mau numpang mandi di rumahku saja? Tapi jauh yaa? Harus nyebrang “segoro” dulu kalau katamu. Hahaha.
Gini nih, kalau sudah susah gini kita baru tau kan. Kita baru bisa nyadar kalau ternyata air itu penting banget. Di jawa, kita pakai airnya boros, dibuang-buang. Kamu itu susah sekali dikasih tau kalau pakai airnya yang hemat.
Kamu tau gak kalau jumlah air tawar di dunia itu hanya 3%, dan 2/3 bagiannya dalam bentuk es di kutub. Atau kamu mau mandi pakai air asin saja. Tinggal nyebur ke laut di depan kantor. Karena jumlah yang 97% air di bumi ini adalah air asin.
Tapi kamu masih harus bersyukur. Andai kamu tau keadaan di pedalaman Indonesia yang lain. Di Nipah Panjang, Jambi, untuk kebutuhan air minum mereka masih mengandalkan air hujan yang mereka tampung saat musim penghujan. Di rumah, mereka menyediakan drum-drum untuk menangkap air hujan saat hujan turun. Mereka menyimpan dan menghemat untuk kebutuhan sampai tiba musim penghujan tahun depan.

Untuk akses air bersih, mereka menggunakan air tanah. Tapi jangan dibayangkan kalau air tanah atau yang kamu kenal sebagai air sumur itu air yang bening, yang segar, yang tidak berbau. Air tanah di daerah Nipah Panjang keruh dan berbau. Baunya sih mirip kayak bau korosif, itu lho kayak mengandung besi gitu. Mungkin itu semua dipengaruhi oleh struktur tanah yang kebanyakan seperti tanah gambut dan rawa-rawa gitu. Dan ditambah lagi, Nipah Panjang ini berada di sepanjang pesisir Sungai Batanghari, sungai terlebar di Indonesia. Jadi bisa kamu bayangin kan gimana airnya.

Belum lagi akses jamban di sana. GAK ADA! Iya, kamu gak salah baca kok. Masyarakat di sana masih jarang yang punya jamban. Rumah mereka kan kebanyakan masih rumah panggung gitu. Terus di daerah sana masih banyak lahan kosong. Mereka masih BAB di kebun. Jadi jangan heran kalau nanti kamu lihat banyak ranjau darat. Hahaha. Atau kalau lagi beruntung parit kecil di belakang kebun airnya mengalir, mereka buang hajat di sana, yang entah kemana aliran sungai kecil itu membawa kotoran mereka.


Kenapa aku bisa tau betul? Karena aku pernah ke sana. Sudah cukup lama sih. Tapi ternyata kondisinya gak jauh berubah saat ayahku kembali datang lebaran silam. Kata beliau, rumah nenek dan kondisi di sana masih sama. Yang paling terasa perbedaan hanyalah sekarang sudah masuk listrik.
Sebagai anak millenial yang gak pernah ngerasa kesusahan, miris banget lho lihat kondisi ini. Apalagi aku sekolahnya dulu di kesehatan lingkungan. Rasanya pengen berbuat sesuatu buat bantu mereka untuk mendapatkan air bersih dan sanitasi yang layak. Coba bayangin, kita di sini minum air bersih tinggal beli air kemasan. Seringnya gak habis satu botol, sisanya dibuang ke tempat sampah gitu aja. Sementara mereka harus nunggu air hujan untuk minum. :’(
Sebagai tenaga sanitarian di puskesmas, cakupan rumah tangga bersanitasi di wilayah kerjaku sudah mencapai 88,46%. Sedangkan cakupan rumah tangga pengguna air bersih masih 87,96%. Ini jadi PR tersendiri buatku. Sebagai tenaga sanitarian, harus bisa ningkatin capaian. Sebagai sesama manusia, harus punya empati buat saudara di pedalaman Indonesia yang cukup “menderita”. Sebagai ahli kesehatan lingkungan yang sedang melanjutkan study menjadi ahli kesehatan masyarakat, mencari jalan keluar untuk mencapai SDGs, khususnya target ke-6, yaitu Menjamin Ketersediaan Serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Berkelanjutan Untuk Semua.
Dunia sekarang ini sedang punya “gawe”. Ada namanya program SDGs yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, merupakan agenda global menggantikan Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 lalu. Tujuan SDGs itu sendiri mencakup skala universal, dengan kerangka kerja yang utuh dalam membantu negara-negara di dunia menuju pembangunan berkelanjutan, melalui tiga pendekatan, yakni pembangunan ekonomi, keterbukaan dalam tatanan sosial, serta keberlangsungan lingkungan hidup yang mendorong perubahan-perubahan yang berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs/TPB diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan atau “No-one Left Behind".
SDGs sendiri terdiri 17 tujuan dan 169 target. Nah, air bersih dan sanitasi yang layak masuk dalam tujuan no 6. Dunia punya target kalau pada tahun 2030, universal punya akses terhadap air minum yang aman dan terjangkau serta sanitasi dan kebersihan yang memadai dan menghentikan paktik buang air besar sembarangan.
Sebagai seorang ahli kesehatan masyarakat nantinya aku pengen bisa jadi salah satu agent of change. Upaya yang bisa dilakukan mulai dari promotif, preventif, dan bisa juga mencari pemecahan-pemecahan masalah yang mereka hadapi. Upaya promotif bisa dilakukan dengan cara penyuluhan mengenai hal dasar yaitu PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Penyuluhan agar tidak BABs, tentang menjaga kebersihan lingkungan, agar lingkungan yang bersih dan sehat bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan jamban sehat. Penyuluhan agar tokoh masyarakat mau membuat sebuah kesepakatan dengan warganya untuk mencegah (preventif) mereka berperilaku BABs.
Untuk kebutuhan air bersih warga bisa diajari pemberdayaan masyarakat untuk membuat saringan air sederhana, sehingga air yang keruh dan berbau bisa jadi jernih dan segar kembali. Saringan air bisa dibuat dari barang-barang bekas yang bisa dimanfaatkan. Untuk akses sanitasi dasar warga diajari membuat jamban sehat yang murah. Sederhana saja, warga bisa diajak membuat jamban cemplung yang tertutup, sehingga faeces yang tadinya dibuang sembarangan tidak menjadi agent penyakit lagi.
Bisa bayangin gak sih gimana wajah bahagia mereka nantinya. Bisa punya akses air bersih dan sanitasi yang layak. Mereka bisa berperilaku hidup bersih dan sehat. Dan kamu mungkin gak akan bisa bayangin kalau aku berhasil, aku akan jauh-jauh-jauh lebih bahagia dari mereka. BAHAGIA!
Sekarang kamu tau dan paham betul kan kenapa aku ingin sekali mengikutimu pindah ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Kamu juga pernah bilang, aku bisa ikut ke luar jawa, ngajar TPA atau membaca anak-anak di sana. YA! :D
Hei, Kamu. Tunggu aku lulus SKM dulu yaa. Nanti kita mutasi keliling Indonesia sambil bantu mereka.
Salam,
Your other half
:*
0 notes
Quote
Janji itu hutang. Kamu janji ke aku. Kamu punya hutang ke aku. Kamu belum menepati janjimu. Kamu masih punya hutang ke aku. Kuanggap lunas semua hutangmu. Sekarang pergilah…
Brevy Ocvian
0 notes
Quote
Mendewasa adalah tentang menerima bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa dengan mudah kita dapatkan. Termasuk hatinya.
Brevy Ocvian
0 notes
Quote
Tuhan, jika nanti aku jatuh pada cinta yang baik, jatuhkan aku sejatuh-jatuhnya.
Dewi “Dee” Lestari
0 notes
Photo

“Karena otak tidak mengenal kata “tidak” atau “jangan”, maka berdoalah “semoga”.”
Bismillah...
:)
0 notes
Quote
Manusia kadang berubah jadi makhluk masokis. Senang menyakiti dirinya sendiri.
Brevy Ocvian
0 notes
Quote
Kalau kamu menunggu saya untuk menyerah, berarti kamu menunggu selamanya.
0 notes
Quote
Kekasih… Semoga kehendakMu-lah yang berlaku untukku Bukan kehendak diriku Bukan kehendak dirinya Bukan kehendak kita Bukan kehendak mereka Apalagi kehendak dunia Karena seketika kehendak-kehendak kami ini menggumpal dalam hati kami Maka saat itu pula kami sedang menduakanMu…
0 notes