Text
Hari Sabtu siang yang terik, di lapangan basket yang difungsikan juga sebagai lapangan upacara, itulah waktu dan tempat pertama kali garis takdir mereka bersinggungan, atau sering orang sebut sebuah pertemuan. Atau lebih tepatnya, Sekar ingin menyinggungkan garis takdirnya dengan garis takdir seseorang. ‘Ingin’, karena pada kenyataannya garis takdir mereka belum bersinggungan sama sekali. Sosok itu berdiri gagah di depan barisan, memimpin. Badan jangkung, kulit sawo matang, mata teduh, dan suara berat. Semua spesifikasi itu membuat mata Sekar tekunci mengikuti semua gerak-gerik si pemimpin upacara. Otaknya merekam, berusaha mengingat setiap detail kecil sosok (yang dianggapnya) rupawan itu. Hatinya berdebar kecil. Bibirnya tertarik menyunggingkan senyuman. Matanya berbinar senang. Sekar, gadis biasa yang saat ini berdiri di barisan tengah dengan seragam Pramuka lengkap, baru saja jatuh cinta.
~
Lagi-lagi di Sabtu siang. Sekar dan seorang gadis di sampingnya berlarian tergesa-gesa setelah turun dari sebuah angkot hijau butut. Segalanya terasa berbeda bagi Sekar siang itu. Tidak biasanya ia bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, apalagi di siang bolong yang panas, apalagi di akhir pekan yang indah. Mungkin memang benar apa kata pepatah, cinta adalah motivasi terkuat. Kepalanya menengok ke kanan-kiri, mencari bantuan. Kakinya masih bergerak tergopoh. Hingga di suatu titik dalam lapang pandangnya, matanya bertemu dengan sepasang mata teduh. Kaki gadis polos itu berhenti melangkah. Si pemilik mata teduh itu berjalan pelan menghampirinya. Sekar harus sedikit mendongak agar kontak matanya tak terlepas dengan seorang lelaki jangkung berkulit sawo matang, si pemilik mata teduh itu.
“Ikut ekskul Pramuka ya, dek?” Si lelaki jangkung menyapa, “langsung masuk ke aula aja, ya. Kegiatannya hari ini di aula,”
Sekar termenung. Suara berat yang baru saja terlantun itu masih bergema dalam telinganya. Gadis itu tersipu, mengangguk, dan melangkah ke arah yang ditunjuk si lelaki jangkung bermata teduh tadi. Bisakah ini disebut percakapan pertama mereka? Apakah garis takdir mereka sudah mulai menyinggung?
~
Bagai petir di siang bolong, sebuah ungkapan yang sering digunakan untuk menggambarkan berita yang sangat mengejutkan. Membuat dada sedikit nyeri bak tersengat, kemudian berdetak berderap kencang. Itulah yang Sekar rasakan saat berita itu tercerna dalam otaknya.
“Mas itu nge-add facebook aku kar,”
“Dia chat,”
“Minta nomor hape,”
Insting wanitanya berkedip. Merah. Tanda bahaya. Dia tahu, cepat atau lambat, hatinya akan patah.
Insting wanita tak pernah salah, katanya. Dan hipotesa itu terbukti benar, saat Diana, sahabat terbaik Sekar, bercerita bahwa dia dan si lelaki jangkung, berkulit sawo matang, bermata teduh, bersuara berat, berpacaran.
Di momen itulah Sekar mengerti ungkapan sakit tapi tak berdarah.
~
Menatap kosong ke jendela dan menghela napas menjadi kegiatan rutin Sekar beberapa hari terakhir. Helaan napasnya berat, berharap beban di dadanya ikut terhembus bersama napasnya. Pantatnya enggan berpindah dari kursi kelas yang keras meski bel istirahat sudah berbunyi. Dulu, waktu istirahat adalah waktu yang paling ia tunggu. Karena di waktu itulah ia bisa duduk di sebuah bangku panjang di tepi lapangan, memandangi kelas si lelaki jangkung berkulit sawo matang yang terletak di seberang lapangan, menunggu sosok itu keluar dari kelas untuk memanfaatkan jam istirahatnya. Meski hanya beberapa detik, momen itu cukup bagi Sekar untuk mengundang senyum sumringah sepanjang hari di wajah bulatnya. Selain sudut lapangan, masjid sekolah juga menjadi tempat favorit Sekar, peluang pertemuannya dengan si lelaki jangkung berkulit sawo matang cukup tinggi di tempat ini. Otak Sekar masih mengingat dengan jelas suatu siang, di jam istirahat kedua, lelaki itu berada di hadapannya, dengan rambut yang setengah basah sisa berwudhu, mata mereka bertemu, dan lelaki itu tersenyum. Tampan, adalah satu-satunya kata yang muncul di otak Sekar.
Bunga-bunga baru saja bermekaran beberapa minggu yang lalu di dadanya, membuat ia merasa bahagia dan ringan setiap menghirup napas. Kupu-kupu masih beterbangan indah di perutnya beberapa minggu lalu, membuat ia merasakan sensasi aneh yang menyenangkan. Entah kemana perginya semua bunga dan kupu-kupu itu, kini yang bisa Sekar rasakan hanya sesak dan perasaan aneh yang tidak menyenangkan. Dan nyeri. Nyeri yang tidak ia ketahui sumbernya, namun cukup parah hingga mampu membuat air matanya mengalir.
Bagai hujan yang meniadakan awan, setelah berdanau-danau air mata mengalir dari mata Sekar, awan-awan fantasi mulai menghilang dari otaknya, meninggalkan sebongkah realita yang selama ini tidak ia sadari, atau ia abaikan. Setiap pertemuan, setiap ucapan, setiap tatapan, setiap senyuman-termasuk senyum legendaris di masjid sekolah yang sangat berharga bagi Sekar-bukanlah untuknya, semua itu milik seorang gadis manis yang selalu berada di sampingnya. Sedari awal, seluruh peristiwa ini sama sekali tidak menyinggungkan garis takdirnya dengan garis takdir lelaki idamannya itu. Semua ini bukan tentangnya. Ini bukan kisahnya.
Sebuah hela napas berat kembali terhembus. Beberapa bulir air mata tanpa sadar menetes. Tepat pada momen itu, Sekar menyadari, dia sudah jatuh dari tangga fantasi cinta yang ia bangun sendiri tanpa pegangan untuk menggapai. Dan Sekar sudah tersungkur di dasar, dengan perasaan baal di seluruh tubuhnya, dan hati yang pecah berkeping-keping.
~
Di sebuah ruang kelas yang sepi karena ditinggal penghuninya sejak bel pulang berdentang, Sekar berdiri menghadap pintu kelas yang terbuka lebar. Sebagian cahaya matahari terhalang masuk memberikan cahaya ke sudut-sudut kelas, karena di bawah daun pintu berdiri lelaki jangkung, berkulit sawo matang, dan bermata teduh. Sosok itu tersenyum. Kali ini Sekar tidak berhalusinasi, tidak berfantasi, senyum itu benar untuknya.
“Hai,” senyuman itu diikuti suara berat yang sudah Sekar anggap bagai lantunan musik orkestra yang memanjakan telinganya. “Kenalin, aku Juna. Udah sering banget denger tentang kamu dari Diana. Salam kenal, ya.”
Lelaki itu mengulurkan tangannya. Sekar tertegun sejenak sebelum menjabat ringan tangan yang terlihat hangat dan kekar itu, “Halo mas, namaku Sekar,” senyum kecil tersungging di wajah bulat Sekar. Dengan wajah yang sedikit mendongak, mata gadis itu berusaha menatap mata teduh yang sebelumnya tak pernah memandang balik ke arahnya.
Sebuah sengatan menimbulkan rasa nyeri kecil yang familiar di dada Sekar. Sungguh ironi, dari begitu banyak waktu yang Sekar alokasikan untuk memandangi sosok itu, ia baru menyadari betapa indahnya sepasang alis yang berbaris rapi dan tebal membingkai wajahnya, betapa lentik bulu mata yang memayungi mata teduhnya, betapa imut sebuah jerawat merah kecil di pipi kanannya.
Sebuah senyuman kecil kembali tersungging di bibir Sekar. Namun sayang matanya kini tak lagi berbinar. Tapi tak apa, toh tak ada yang melihat, karena saat itu wajah Sekar sedang menunduk menatap ujung sepatunya. Setelah mengumpulkan tenaga untuk mengatur ekspresinya, Sekar kembali mengangkat wajahnya.
“Emm aku balik duluan aja ya, Di,” suara gadis itu sedikit parau. Menyadari suaranya terdengar aneh, Sekar berdeham kecil.
“Loh, kenapa? Kan udah janji mau makan bareng sama mas Juna?” Diana menengok ke arah sahabatnya. Lelaki jangkung yang disapa mas Juna itu ikut menengok ke arah Sekar, mata teduhnya yang menghipnotis Sekar sejak pertama kali melihatnya, mengarah lurus pada mata Sekar yang sendu.
“Kamu sakit, ya?” Diana menatap Sekar khawatir. “Dari kemarin kamu pucet loh,”
“Cuma gak enak badan. Paling istirahat sebentar juga mendingan,” Sekar kembali berdeham, menyadari suaranya kini agak tercekat, “maaf, ya. Kamu sama mas Juna dulu aja, besok-besok aku gabung.”
Setelah salam perpisahan terucap, tangan lelaki jangkung berkulit sawo matang itu kembali terulur, diiringi senyum manis dengan mata teduh yang mengarah kepadanya. Sekar mendongak, ikut tersenyum, menjabat tangan lelaki itu dengan yakin, lalu melangkah menjauh.
Seiring langkahnya yang menjauh, seiring rasa hangat di tangannya yang memudar, rasa nyeri yang awalnya hanya terasa di dadanya, kini menjalar ke seluruh tubuhnya. Membuat kakinya lemas, kepalanya pening. Seiring dengan air mata yang tak terbendung lagi, Sekar memungut serpihan hatinya yang berserak, berharap esok serpihan itu bisa kembali utuh.
~~~
1 note
·
View note
Text
DAY #14
Today i make a menu, feels like a restaurant hehee
Todays menuuu. ululululullulu.




I already typing a long story on each picture, but suddenly it just washed away. Im sure click save and post. But why did it all gooonee. Nooooo.
0 notes
Text
So, because of the quarantine, im trying to be a chef. And find out that i am a terrible one :')

#day 12. just a bunch of rice and fried egg plant, nugget, lettuce, and sambaaall. And a fruit mountain.

#Day 13. Fried tofu with eggplant and lettuce, meatball soup, and milk tea. The taste not so bad, fortunately.

Im trying to make it pretty. Failed. Hahahaa
Even though the taste just so so, but i enjoy all the meals. I appreciate my effort.
Hope this horror will past in recent time. Stay safe. Stay healthy.
0 notes
Text
MIDNIGHT STORY
its been a long time, no one :)
i come back to tell a story about someone who got really confuse lately. she doesnt know what she want, what she aim, what shes doing. such a stupid girl, right?
this story begin when someone from the past come back again. and she didnt know what she should do. its just too sudden for her. “should i keep going? should i stop? or just do nothing?”.
on one side, she feels glad that there is someone who look at her in special way. that her presence in this world have meaning for someone. all her life, shes always think that she just no one, there is nothing special about her. she never be in that position, so maybe we can say that shes a bit flattered? but thats all. “flattered” is the only feeling that exist. and she didnt know that. shes falsely interpreted that excitement as special feelings. shes been bilnded by that feelings.
on other side, she have that prinsip that she doesnt want to have any special relationship when shes not ready yet. her prinsip shaking. falling. broken into piecies. shes keep asking “what am i doing? is it right? is it okay to do this?” and she never had the answer of all that questions. her mind just keep wandering, trying to find the unknown answer. that shitty feelings makes her judgement becomes dull. makes her rationality got blind. thats why shes really hate feelings. “fuck feelings”.
and what more shitty about this is, she always have that “gak enakan�� trait that always make her doing something that actually she doesnt want to. she just keep silent, pretending that everything is okay, when actually its not. “if i push him away, does that makes me an evil person? will i hurt him?”
but, she doesnt realize, in fact that silence that eventually will hurt that feelings that she wants to protect.
“why did i said yes in the first place?” now that question that come in her mind. “isnt it easier if i said no since the beginning?”.
honestly, deep inside her heart, shes afraid. shes afraid cause she knows that the person that he likes has long since dead. she afarid cause she knows she will never fulfill his expectation about her. that person from the past that he likes is just a stupid girl with stupid dreams thats been blinded by love. she ike that boy so much that she willing to do anything for him, she tried to always be there for him. ck, such a stupid girl, really. and now the question is, is that girl still like that boy that much? does that girl willing to do anything for him? does that girl want and can be his support system? and the answer is no. maybe a big big NO. she already growing to be a really egoistic woman who just think about herself. she will never be the same again with that girl from the past. shes change, she grow, shes... moving.
and honestly, its easier to know someone new than re-know someone from the past, isnt it? for someone new, we dont have any expectation, we dont have any standart, we wouldnt comparing. and its easier to accepting, right?
now she made her mind. she push him away. cause deep down, she knows that this relationship is going nowhere, and maybe (just maybe) wont work? so she said no, and go. leave him. will their destiny crossed again in the future, she doesnt care anymore. will she regret her decision, she doesnt care anymore. everything has consequences. and shes ready to take that consequences.
and just like that, this story ended.
0 notes
Text
Bloody diary #1
Sunday :)
Such an amazing day to watch 2 incredibly amazing performances from momogi and minions vs the daddies.
This match is such a jaw dropper, i lost count how many times my jaw smash the floor :')
They both doing good, aggressive, neat, less mistakes. Maybe this is just about mental, and luck. Congrats fot both of you. Oh btw, other than switching their t shirt, they should switching their pants too :D
I dont have any photos from minions vs daddies games unfortunately. But there is something interesting in this match. I really impressed with their sportmanship, sportivity. And i pretty proud that there is a lot of people that logic enough to understand why minions still playing aggressively considering the injury that ahsan's had.
Hmmm and in the end of this note i want to say thanks to my lovely hand, for working hard today. Babe, you deserve some rest, but sorry, it still 81/136. The work still waiting. Himneseyo you little baby. Lov you.

0 notes
Text
anak perempuan di persimpangan
ini adalah sebuah kisah. kisah tentang seorang bocah perempuan dan bocah laki-laki yang sempat bersinggungan takdirnya. kisah ini bisa menjadi kisah bahagia, kenangan indah, dan kenangan kelam, tergantung bagaimana kamu melihatnya. kisah ini bukan kisah istimewa. kisah ini hanya tentang temu yang berbuah kenyamanan. kisah ada hanya tentang temu yang berujung perpisahan. anak perempuan ini tidak pernah berpikir bahwa anak laki-laki itu akan kembali dalam hidupnya, tidak sedetikpun, tidak sekelebatpun. anak perempuan ini berpikir bahwa dia hanya akan dikenang sebagai salah satu dari sekian banyak masa lalu yang dimiliki anak lelaki itu. dia tidak pernah berpikir bahwa kehadirannya yang sesaat dihidup anak lelaki itu akan sangat berkesan dan berarti bagi anak lelaki itu.
anak perempuan itu jatuh dalam jurang nostalgia yang mengkungkungnya dalam dasar yang gelap dan hampa, yang hanya berisi kenangan-kenangan masa lalu. sejenak mata anak perempuan itu tertutup. logikanya tercerai. prinsipnya tergoyah. perasaannya dipenuhi oleh kebahagiaan semu yang ia rasakan di masa lalu. tangannya menggapai, berusaha meraih fragmen-fragmen kenangan yang mengambang di udara. kebahagiaan itu masih berada disana. perasaannya yang sudah lama mati, terpendam, terabaikan, tiba-tiba kembali hidup, bangkit, bergerak ganas berusaha keluar dari dadanya. anak perempuan itu terkungkung cukup lama dalam dasar jurang itu. pasrah dan merasa tidak ada jalan keluar darinya. padahal, anak perempuan itu hanya terlalu buta dan tuli, terlalu malas untuk melihat sekeliling, bahwa tepat di depannya terdapat pintu yang hanya butuh sedikit dorongan untuk terbuka.
anak perempuan itu ragu. anak perempuan itu takut. haruskah ia membuka pintu itu? haruskah ia melangkah keluar dari kegelapan itu? kegelapan yang memeluknya dengan kehangatan dan menyuguhkannya dengan pertunjukan kenangan penuh kebahagiaan. bagaimana jika ia tidak bahagia jika melangkah dari kegelapan ini? bagaimana jika ia kehilangan hal berharga jika ia berpaling dari kegelapan ini?
anak perempuan itu lupa. bahwa seharusnya ia tidak menggantungkan harapannya pada kenangan indah, ataupun cahaya indah yang dipancarkan dari anak lelaki yang datang secara tiba-tiba itu. anak perempuan itu lupa bahwa tempat menggantungkan segala harapan berada di atas sana. bukan di dasar jurang yang gelap tersebut.
anak perempuan itu perlahan berdiri, mengintip melalui lubang kunci. ada apa dibalik pintu ini? apa yang akan ia hadapi jika ia mendorong pintu ini dan melangkah keluar? cukup lama anak perempuan itu membungkuk disitu, menatap dunia melalui lubang kunci. tangannya bergerak, bergetar sedikit, menyentuh pintu, berpikir untuk mendorongnya. membuka dan melihat lebih jelas apa yang ada di luar sana.
pintu itu terdorong, terbuka, pelan, tak bersuara. ternyata di luar sana terdapat cermin besar. sangat besar. panjang dan lebarnya tak tampak batasnya. anak perempuan itu terdiam. memandangi pantulan bayangannya di cermin maha luas. dia mengenali sosok dalam bayangan tersebut, tapi ada yang berbeda. anak perempuan itu termenung, mencerna. hingga akhirnya dia menyadari, anak perempuan itu sudah tidak ada disana. anak perempuan itu bukanlah bayangan yang terpantul di cermin. ia melihat sosok serupa, namun sosok ini bukan lagi anak, dia sudah dewasa. dia sudah berubah.
anak perempuan yang sudah beranjak dewasa itu menengok ke kanan. ia melihat sebuah papan berwarna hijau bertuliskan BENAR. papan itu mengarah pada suatu jalan yang sangat panjang, tidak terlihat ujungnya. hanya terlihat sesekali liku dan tanjakan di kejauhan. perempuan itu menengok ke belakang, ke arah kegelapan di balik pintu yang baru saja ia tinggalkan. ia baru menyadari bahwa terdapat papan merah bertuliskan SALAH menggantung di pintu. ia melongok ke balik pintu, ingin menelaah apa saja isi ruangan yang tampak gelap itu, adakah hal yang ia lewatkan. perempuan itu melihat sebuah sofa empuk, tampak sangat nyaman, secangkir minuman yang tampak mengepulkan asap, dan begitu banyak layar-layar yang diputar di sekeliling ruangan.
perempuan itu merenung, berpikir. dia punya pilihan. pilihan pertama, ia bisa kembali masuk ke dalam ruangan kegelapan walau ia tahu itu salah, namun ia tahu akan ada rasa berdosa yang tertinggal dan menggerogoti hatinya. pilihan kedua, ia bisa berbelok ke kanan dan berjalan mencari dimana ke-BENAR-an yang tertera di sana berujung, namun ia takut jika ruangan gelap yang ia tinggalkan tidak akan bisa ia datangi lagi, ia takut meninggalkan apa yang terdapat di ruangan itu. atau pilihan ketiga, ia bisa mengambil tanda BENAR, menukarnya dengan tanda SALAH yang ada di depan pintu, lalu melangkah ke balik pintu, kembali buta dan tuli dan berpura-pura bahwa apa yang ia pilih adalah suatu ke-BENAR-an.
jika kamu menjadi perempuan itu, mana yang akan kamu pilih?
oh, kamu ingin tahu apa yang dilakukan perempuan itu? dia masih berdiri, termenung, berpikir, pilihan mana yang akan ia ambil. jalan mana yang akan ia pilih.
perempuan itu tidak tahu. padahal, jika ia berjalan ke kanan, ada banyak hal yang akan ia temui di jalan. rintangan, kebahagiaan, kesedihan, keberhasilan, kegagalan. ia tidak tahu bahwa jalan ke kanan adalah masa depan. ia tidak tahu bahwa mungkin apa yang ia tidak ingin ia tinggalkan di ruangan itu, mungkin juga tersedia di masa depan.
1 note
·
View note
Text
"Syiiiiiddd" is all i can say for their performance. Especially for this wonderfull boy. Great game
0 notes
Photo
I promise that it will be end in the last day of LWR. its not end yet. But it will be end. Soon. Time to let it go.
0 notes
Text
L W R
Long time no seeee, no one!! Im just back from LWR or lecture work real wkwkkk gajebot. For 35 days i live in a very cold place called sirukun. Cold but also warm. Soooo many beutifull memories made there. Memories that maybe will be permanent until tomorrow and tomorrow and tomorrow.
Lets talk from beginning. So, when i choose the location for LWR, i have a serious confusion. What should they do harry? Just subscribe to this channel. #plak. Apasih. abaikan. Jadi, i confuse which place should i choose for spent my 35 days. In that time, i want place that near from pwt cause i have a serious adaptation problem, so when i feel like crazy i can go back to kos. But my damn schedule doesnt want to cooperate. So, in the end i choose kalibening, one of kecamatan in banjarnegara. At first i have noooo idea about the condition there, like wheater, road etc. After i choose that place, the facts spread. Kalibening is kecamatan that placed in top of montain. Cold, far away, with lika liku road. "Aaaaaaakkk" that was what i think at that time. But yeah, actually cold is better than hot. Sooo, im just mensyukuri my choice bae lah, thinking that it was the good and the best choice.
The most important thing finally happen. Pembagian kelompok LWR!!! That thing will affected my nasib for 35 days ahead. The first thing that pop up in my head is "God, too many laki. Oh noooo," I didnt see any good think that will happen with so many laki. Laki is lazy, maybe will kabur-kaburan, doesnt want to do job, doesnt want bikin laporan, and another negative thinking. The second thing that burst from my brain was I CANT INTERACT WITH MAN. SERIOUSLY, I WILL BE STRANGER THERE. I WILL BE ANAK PINGGIRAN. WHO HAVE NO FRIEND. ALONE. I WILL NEVER AKRAB WITH THEM. IM SUCK!! But in the end that was just my unfaedah idea. What happen next was surprised me!! Unpredictable things are happen.
No one, deep in my heart i really bersyukur that Allah let me met them, live with them, work with them, laugh with them, cry with them. They are very precious friend. They are the place that can make my inner and truly self come out. They are the place that without any doubt i can show the real iza. Fyi, im a shy type, and like in the upper part i told you that i have adaptation problem, and i will be a veeeeerrrry quite person in front of people that bot close with me. So, there is just some place that i can unbox the real iza. I love work with them, i love work with them. In that cold place, i never think wheter it appropiate to do this, to say this, im just saying this and that naturally, i just do this and that freely. They are family, friend, partner, college, everything.
And the hardest part of LWR is farewell, goodbye, babay. Most of us crying. Most of us sad. And in the end, in the very end moment we together, im the only one who crying, still crying. Reja said, "As if we never meet again". But that is actually what i worrying. I, iza, medstud, is the calon that will said "sorry, i cang make it, i have lect. Tomorrow i have exam. Omg, ada praktikum. Oh god, i have to do this. I have to do that" and that was really concern me. And i dont want to leave the place that i can happily and freely unbox the real iza. Emoh. I love that place, i love them. Hiks. And this kebersamaan is so singkat. In a short time, they will graduate, go back home, left me alone. Here. In the box.
0 notes
Text
2 am absurdness
akhirnya bisa nyentuh skripsi jugaaaaa :’) setelah berhari-hari cuma ngabisin waktu ngegame dan nonton2 ga jelas, akhirnya udah ketik ulang sampe bab 3. yeeeee. manseeee
soo, i want to talk about the things that happens in past few days. i sometimes cant help thinking “ya Allah, kemana aja kamu nak?” every time im facing the things that indicate how society is grow real fast these days. i feel like i cant imagine how childrens is already terpapar so much teknologi things. like smartphone, youtube, etc etc etc. it somehow feel strange when what i think only known by adult is also known by childs. contohnya, jadi kemarin aku bertemu dengan beberapa anak-anak (lovely childs hihii), kelas 4 SD. dan dia nanya, “mba tau gak film makmum?” (makmum itu salah satu film horor indie yang menang penghargaan apa gitu, lumayan viral) dan aku kayak langsung “eh buset, ini bocah tau film begitu darimana?” dan yah, youtube sumbernya. rasanya aneh aja pas terpikir kalau generasi sekarang itu udah kenal internet dari sebelia itu. masalahnya memang bukan di internetnya, atau di anak yang nanya film makmum nya, tapi di makhluk introvert ini. tbh aku tipe orang yang asing dengan perubahan. terbiasa hidup yag itu itu aja dan hidup buat diri sendiri aja. dan ketika aku nengok dikit keluar dan liat apa yang terjadi dan ngeliat gimana dunia sudah berubah, i cant help asking (again) “kemana aja kamu nak?” dan yah, ini adalah masa dimana orang seperti punya dua kehidupan (dunia maya dan nyata), ini adalah masa dimana harga hp udah setara dengan harga motor, ini adalah masa dimana pake bau seragaman sama pacar ke kondangan itu lumrah (wkwkk baper abis kondangan), ini adalah masa dimana di indonesia udah wajar wajar aja ngeupload foto kissing ke sosmed, ini adalah masa dimana pake baju yang perutnya kemana2 biasa aja.
buat seseorang yang bahkan gak pernah keluar dari pulau tempat dia tinggal, orang yang cinta dengan sesuatu yang stagnan, ngeliat semua hal itu tuh sumpah aneh banget. but yah, everything change. everything.
tapi setelah dipikir-pikir, dan kalau aku cerita sama orang gimana aku ngerasa anenya peristiwa-peristiwa itu, rasa-rasanya orang lain biasa aja. kayak gak ada yang aneh dengan anak SD udah tau apa yang viral di internet these day. hipotesisku sih mungkin karena aku gak hidup di sekeliling bocah2, kayak adek atau keponakan, jadi aku gak tau hal-hal apa aja yang mereka tahu. jadi pembandignya itu aku di waktu seumuran mereka, which is itu udah puluhan tahun lalu wkwkk.
dan ya, and i just realize that im growing old. im already old. mungkin justru akan semakin aneh kalau dunia gak berubah sama sekali. i just have to accept that “my era” is already past. right?
0 notes
Text
The zombie araise
Ya Alah please help meeeee. My fangirl soul is awaken!!!
Cant wait cant wait

have to be patience for a few days. it really coming. so sssooooonn

i got a heart attack!!!!
is there someone who not agree with this? har har
0 notes
Text
fangirling stuff
im back im back :D
after spent my time in my lovely home, akhirnya sekarang mbalik juga ke kost. kembali ke rutinitas mahasiswa (kuliah tidur makan lol). so yap, and here i am starving in my room. to lazy to going out buying something har har. juat tahan aja till morning wkwkkk
the best part of kost is, WIFI. so the first thing that i do when i arrived is connect to wifi and checking notifs. and oh my god so happy to see live performance of harry. he looks so happy cos he can hit that high notes now wkwkkwk. even tho not that perfect, but i still love you bang :D his expression when the song was end is so gorgeous. i cant help smiliiiiing (and screaming).
he looks so satisfied. well done bang :’)
and talking about music, i find my self falling so deeeep on this band called the vamps. their songs is so good, i cant stop listening to it. and yeah, they’re same age with meeee. cant belive that har har. the thing that i like about this band is, they look manly yet boyish alsooo. and they’re not that into tattoos, and have a short hair. just like the man i looooovvveeee. aaaakkk. on of the member that named connor is my fav. he has a deep blue eye, make me want to swim there wkwkwkk. his voice is so unique i think, a bit serak but also soft. just cant stop hearing his cover huhhuuuhhuhuuu. im addicted, help meeeeee. the thing is, i thought that im already cured from the fangirling stuff like stalking, day dreaming, ect ect ect. and here iam back again with that fangirling stuff. i just make insta and tweeter account just to stalk them. im already in crhonic stage. i need chemoooo. i need brainwasheeed. ok thats too much, i know no one, i know.
when it comes to fangirling, you will have imaginations about how you can be know them personally, be the one to them, dating, marriage, have chlidren and stuff wkwkkk. and ofcourse i also do that stupid stuff. firstly, it feels possible, like meh there is no impossible thing in this world. but then when i look at how much people that also fall in love with them, with the same reason, from all over the world, then i just realised that iam just a booger in dessert. so my hope is change from be their lovers, to be their friend. but that also feel impossible right? so i push down my hope again, and again, and again, and again. until that hope reach the place that i can touch. so my hope is become more simple, i hope they are always live a happy life, always do their things, making musics, always together, more frequently making album like once a year, so i can always see them from afar. i hope theyre always stick together forever, so my heart would not break into pieces just like when i know zayn left the band or when 1D decide to take a break. my hope is as simple as that. so please dont dissapoint meeeeee. fighting guys, youre awsooome.
so yeah thats that. see you around no one. love youuu
his eyes are so beautifull right?
0 notes
Text
and yeay im here again, no one lol.
lagi bermalas-malasan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kembali ke kampung halaman wakwakwakk.
here goes my introverts problem today, this morning to be precise. jadi tadi aku abis remed soca, dan yaaaaa dengan very stupid nya aku gak belajar malamnya, baru pegang materi pagi jam 6 lebih. ANAK HEBAT RIGHT? dan ya, aku juga gak berharap banyak walaupun ngerasa bisa jawab. padahal soalnya sama persis kaya soca kemaren maaaan. uh just cant stop hating my self. and talking about soca, i dont know if this is the side effect of my personalities, or it just me who cant answer well, jadi setiap soca itu i got a big problem of nangkep kode penguji. jadi kaya misal pengujinya mancing “ kalo yang ini gimana dek? yang itu gimana dek?” and im just stood there, blank, and cant think anything, even sesuatu yang lewat sesliwer aja gitu aja gak ada. AND THAT HAPPEN ALL THE TIME. and im just like what happen to me?. setiap setelah keluar ruangan, terus chit chat sama yang satu gelombang, terus baru ngeh OH JADI MAKSUDNYA ITU, JADI YANG TADI DITANYAIN TUH ITU. kenapa kepikirannya gak pas tadi lagi di dalem ruangan coba? kayaknya otakku tuh freezing setiap kali ujian, jadi synapsnya macet wkwkwkk.but yah, let it be. there is still one chance in the end of this semester. just take the exam again.
and yeah, so here i am. in home. enjoy my free time. dengan niat mipil ngerjain bab 2 dan 3. semoga bukan hanya wacana. talking about home, im a silent type when it comes to home. i prefer to reading book, playing games, etc etc rather than comunicate. awalnya aku juga mikir kayak yang ih masa ke rumah cuma kayak numpang makan, tidur, males-malesan. tapi ya gimana, aku bukan tipe orang yang bisa terbuka, cerita ini cerita itu. remember im the magnificent introvert (apa jal har har). and sifatku itu bener2 kaya kebalikan dari kakakku. dia itu extrovert pake banget, tipe yang gak paling gak bisa sendirian, cenderung nosy, kadang bikin sebel, but i still love you sis wkwkwkk. jadi kadang aku ngerasa, rumah itu jadi lebih hidup kalo ada kakakku, dah kalo aku pulang mah gak ada bedanya wkwkk. cuma nasi yang abis lebih banyak aja lol.
i want to share wit you, my beloved no one about my personality, my family etc, soon insya Allah. semoga bukan wacana juga. i want to keep writing here. semoga bukan wacana wkwkk. so, see you again no one *wink*
0 notes