Text
Surat Cinta yang Kesekian Kalinya Untuk Kekasihku

Aku baru benar-benar menyadari kembali bahwa jatuh cinta dan menjadi dewasa adalah pekerjaan paling melelahkan yang tetap saja dilakukan banyak orang. Persis seperti keluhan para orang-orang di Jogja yang terpaksa menerima keadaan di balik mimpi-mimpinya untuk memiliki sebidang tanah demi mendirikan rumah. Melelahkan sekali memang, tapi begitulah, kita dipaksa bertahan dalam dunia yang bahkan untuk berlaku baik pun sama sekali tak pernah.
Sekitar lima tahun lalu, aku mengenal seorang perempuan yang hingga kini masih dan tetap menjadi kekasihku. Meski kita sempat berpisah sekali karena hal konyol yang tak ingin kuingat-ingat kembali. Ia adalah adalah sosok perempuan polos yang entah bagaimana dulu aku bisa tiba-tiba menjatuhkan hati padanya. Mohon maaf, aku adalah penganut sekte jatuh cinta tanpa alasan, tolong jangan didebatkan. Kami pernah melewati batas titik nadir di mana rasa bosan begitu menghantui. Memadu kasih seperti pasangan muda pada umumnya, tak pernah ingin ketinggalan film terbaru di bioskop, menyambangi kafe demi kafe untuk menjajal segelas coklat kesukaannya yang bagiku apa-apaan sekali. Kemudian jika waktu lumayan senggang, aku mengajaknya berjalan ke pinggiran kota Jogja. Rasanya seperti orang Jakarta yang baru pertama kali melihat hamparan sawah di depan matanya, bahagia sekali.
Tahun demi tahun berlalu, hingga akhirnya kami bertemu dengan dunia kerja masing-masing yang benar-benar berbeda. Sebuah dunia yang penuh drama layaknya cerita-cerita yang ditulis oleh Brian Khrisna. Rupanya memang benar, ketakutan yang diwariskan atas dasar cinta ternyata berubah dari waktu ke waktu. Dulu, aku pernah berkata kepadanya bahwa ketakutan terbesarku adalah bagaimana jika sewaktu-waktu ia marah tanpa alasan yang jelas. Aneh sekali, sama sepertiku ketika aku memaksanya mendengarkan apa yang kudengar, melihat sesuatu yang bagiku bagus namun tidak menurutnya, atau bahkan memakai pakaian sesuai seleraku namun baginya begitu menjijikkan. Sering kali juga aku tak pernah paham bagaimana maksudnya ketika marah. Iya, sama seperti laki-laki pada umumnya, aku terkadang menjadi sosok yang menyebalkan dan juga bajingan.
Kini, ketakutanku berujung pada hal-hal tak masuk akal. Seperti misalnya ketika dia tiba-tiba hilang seharian dan muncul dengan marah-marah karena urusan kerja. Jika sudah begitu, rasanya ingin kumaki-maki rekan kerjanya. Enak aja, mereka yang bikin jengkel, aku yang kena batunya. Lima tahun berlalu ternyata adalah waktu yang cukup untuk mengubah segala sesuatunya, termasuk kami. Dia bukanlah sosok perempuan seperti yang pertama kali kukenal dulu. Sekarang aku melihatnya seperti ibuku sendiri, seorang pejuang yang tak kenal lelah. Jika dalam film perang bintang, aku menggambarkannya layaknya Fett.
Aku kemudian teringat seorang kawanku pernah berkata, “Besok, ketika kamu kerja, waktu istirahat makan siang adalah hal paling berharga yang bisa kamu dapatkan di tengah teriknya matahari”. Kupikir kalimat itu hanyalah romansa belaka agar mereka terlihat keras dalam bekerja. Namun brengseknya, kini aku benar-benar merasakannya. Entah sudah beberapa kali pertengkaran yang kami lakukan karena sama-sama kesal hanya bisa bertemu di tempat makan kesayanganku, yang kini kemudian juga menjadi kesayangannya. Alih-alih menonton konser sambil berpegangan tangan dan memeluknya dari belakang, kini hal termewah yang aku rasakan adalah saat-saat mengantarnya pulang dan membiarkan pundakku menopang dagunya sambil bercerita apa yang dilewatinya seharian itu.
Murah sekali memang, namun naasnya adalah ketika aku sampai rumah dan harus bersusah payah mengurut leherku dengan minyak milik ibu yang baunya bisa tercium dari jarak 100 meter. Mungkin sebaiknya bukan hanya kekasihku, semua perempuan di luar sana harus paham bahwa di balik laki-laki yang rela membiarkan pundaknya untuk nyender ketika berkendara, akan datang pula penyakit yang hanya bisa dirasakan oleh laki-laki. Kurnia harus paham ini.
Di sisi lain aku juga bersyukur, kekasihku adalah seorang perempuan yang bisa menjadi api sekaligus menjadi air. Ia adalah segalanya bagiku setelah ibuku, tentu saja. Ada banyak hal dan keanehan-keanehan pada dirinya yang hingga kini tak pernah aku pahami. Namun bukankah begitu? Dalam konsep jatuh cintaku, terkadang ada banyak hal yang harus kubiarkan terjadi tanpa harus mengerti bagaimana maksudnya. Aku percaya dia memiliki dunianya sendiri, begitupun aku. Konsepsi jatuh cinta manapun aku pikir tak pernah mewajibkan untuk sama dalam segala hal.
Tulisan ini kutulis dalam rangka mengobati rasa rindunya dan permintaan maafku. Iya, sering kali kekasihku datang dengan rasa rindu yang begitu merepotkan. Jika kamu membacanya, tolong doakan hal-hal baik untuknya, dan tentunya untukku juga. Kami bercita-cita bahwa suatu saat bisa mengitari Helsinki di sore hari dengan sepeda motor, membeli teh dan duduk-duduk sambil menahan dingin kemudian bercerita tentang konyolnya masa muda kami.
Bagiku, jatuh cinta dan merasakan bagaimana sakitnya menjadi dewasa dengannya adalah pekerjaan paling melelahkan yang tak pernah ingin aku hentikan. Jeda dan istirahat hanyalah omong kosong. Aku ingin mati kelelahan ketika mengerjakan pekerjaanku yang satu ini.
171 notes
·
View notes
Text
Kali ini tolong tinggal, aku bosan menulis tentang kepergian
277 notes
·
View notes
Text

Iya kan? Jadi laki-laki ngga harus selalu keras hatinya kok. Ada kalanya kita lelah akan semuanya, kecewa dengan berbagai hal. Ada kalanya di mana kita harus duduk dan menerima segala kenyataan tanpa melawannya. Dan menangislah jika dirasa membuatmu tenang. Jangan lupa untuk berdiri lagi!
#bulangerimis
62 notes
·
View notes
Text
Semestinya ada hal-hal yang sebaiknya kau hindari. Seperti misalnya perdebatan dengan mantan kekasihmu perihal siapa yang lebih terluka dan kesepian setelah kau berpisah dengannya
153 notes
·
View notes
Text
Aku telah menempuh perjalanan yang jauh, hanya untuk membuatmu luruh
Namun pahitnya, setelah sampai, kau bilang bahwa kau tak butuh
Bulangerimis
306 notes
·
View notes
Quote
Kenangan adalah hal paling keparat, ia datang berupa lagu yang kerap kau dengarkan, tiket bekas konser dan bioskop, atau mungkin struk-struk warung kopi. Mereka datang dan membuatmu sekarat. Suatu saat nanti, mereka tiba membawa sebilah sangkur, lalu kau dibuat mati tersungkur.
227 notes
·
View notes
Text
Percayakah kamu bahwa manusia adalah ciptaan langka paling mengagumkan sepanjang masa? Ia dan segala kerumitannya ada karena sebuah tragedi. Tragedi paling indah sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka semua adalah astronot dan pelaut, penjelajah megahnya ruang angkasa dan petualang yang mengarungi jutaan kilometer hamparan bumi.
Ialah makhluk hidup paling kompleks, para pencari rasi bintang demi menemukan konstelasi melalui bekas lukanya masing-masing. Persis seperti alam semesta, manusia adalah ciptaan paling mewah dengan kedalaman luka yang tak terbatas tanpa akhir.
Ialah ciptaan kecil yang merasa mampu menyaingi alam semesta. menganggap lebih agung dari saturnus, sebuah altar megah yang sekian kali lipat lebih besar dibandingkan tempat bernaung mereka. Menganggap dirinya adalah voyager, penjelajah ruang paling ulung yang konon menemukan celah kecil bernama Maxwell dan Keeler di dalam agungnya Saturnus.
Suatu saat nanti mereka akan bertanya pada kematian, mengapa manusia membencinya. Mereka tak pernah sadar bahwa denyut nadi pada apapun yang hidup adalah sebuah dusta yang indah. Dan kematian, proses yang menjadikan kita kembali seperti debu, beterbangan menjejali setiap inci ruang angkasa untuk kembali pada Ibunya masing-masing, adalah sebuah kebenaran yang menyakitkan.
104 notes
·
View notes
Text
"Kau pernah mengalami momen yang membuatmu paling berdebar sepanjang hidupmu? ", Tanyamu malam itu.
"Pernah, sekali", Aku menjawabnya lirih.
"Apa itu? ", Timpalmu kembali.
"Aku bercinta dengan jagad raya".
Kau terdiam sembari melihatku dengan begitu seksama. Tak ada satu kata keluar dari mulutmu.
"Iya, aku bercinta dengan jagad raya. Di luar angkasa kala itu, tepat di bawah selimut debu nebula Opiochi, 410 tahun cahaya jauhnya dari bumi. Aku hampir tak percaya bisa sekhidmat itu ketika berdekatan dengannya, ternyata ia begitu luas, tubuhnya lebih mirip dengan metropolitan galaksi", Tuturku menjelaskannya.
"Apa yang membuatmu berdebar? ", Sahutmu kembali dengan rasa ingin tahu.
"Kami membuat iri seluruh isi langit dan angkasa ketika itu, matahari dan bulan sampai tak mau menampakkan dirinya ketika ia berteriak berkali-kali saat aku menjambaknya dan berakhir terciptanya gugusan bintang dari rahimnya. Aku melupakan bumi untuk sesaat", "Jawabku kembali.
"Kapan kau akan bertemu dengannya lagi?", Tanyamu tak kunjung berhenti.
"Entahlah, ia sudah bersamaku di sini sejak saat itu"
"Jagad raya itu kamu",
ucapku lirih sambil memenamkan kepalaku ke dalam jurang dadamu.
78 notes
·
View notes
Quote
aku selalu iri pada matahari, yang memeluk hangat tubuhmu sepanjang hari pada mantel hujan kesayanganmu, yang selalu rapi tersimpan di jok motormu pada film favoritmu, yang selalu menjadi tempat pelarianmu ketika bosan dengan rutinitas pada lagu-lagu di playlist telepon genggam mu, yang setiap malam menjadi tempatmu bercerita ketika kau bosan berkeluh kesah pada semua orang - kita tak akan pernah cukup untuk semua orang
(via bulangerimis)
193 notes
·
View notes
Text

Ini adalah sekian kalinya aku menulis bagaimana hiruk pikuk kehidupan di Jogja. Sebuah kota yang semakin renta, bak ibu yang semakin lelah menghadapi anaknya beranjak dewasa, kota yang semakin mirip bagimana rupa Jakarta digilas keganasan dunia di dalamnya. Berulang kali aku menyaksikan ratusan bahkan ribuan pasang mata menahan air luruh dari dua buah bola matanya ketika menghadapi perpisahan, atau ketika berat langkah kaki seorang ibu yang mengantarkan anaknya ke stasiun kemudian berujung pelukan haru yang disertai tangis. Rasanya begitu banyak hal berputar di dalamnya.
Aku pernah berdiri termenung di ujung jembatan kali Code ketika petang tiba, menikmati momentum bagaimana rasanya dihajar kenangan saat matahari perlahan-lahan pulang ke peraduannya. Sambil berulang kali memutar Saturn-nya Sleeping at Last atau I Can’t Make you Love Me-nya Dave Thomas Junior secara berulang-ulang. Sebuah ritual yang tepat untuk menggilas ulu hati agar remuk redam.
Seperti konsep-konsep jatuh cinta yang penuh omong kosong lainnya, aku memberikan Jogja hak istimewa untuk menyakitiku dengan caranya. Aku selalu percaya pepatah lama yang mungkin terdengar bodoh dan apa-apaan sekali bahwa mencintai adalah prosesi untuk meradang secara perlahan, bahwa mencintai adalah bagaimana kamu bertahan meskipun dikecewakan berulang kali. Hal itu rupanya sangat relevan jika dikaitkan dengan kecintaanku dengan tanah yang telah memberikanku hidup ini.
Aku banyak melepaskan hal-hal yang tak bisa kuselamatkan di Kota ini, cukup banyak pula menyaksikan dan merasakan sendiri bagaimana pertikaian antara batas ingatan dan kenangan bekerja. Kota ini adalah sebuah bentuk sistematis yang rumit, begitu banyak hal yang tak dapat diterjemahkan oleh apapun. Mungkin memang harus begitu konsep mencintai.
Foto oleh @synestesya
Tone editing oleh saya
93 notes
·
View notes
Text
Selamat tahun baru.
Selamat tahun baru.
Aku tau kita bisa dengan mudah melompat ke pandangan nihilis yang menyatakan waktu hanyalah konsep buatan, waktu hanyalah angka hitungan.
Tapi tetap saja ia berjalan, waktu berganti dan kamu tidak bisa mengulang angka yang sama untuk kedua kali, kecuali ada mukjizat. Yang kemungkinannya juga amat kecil.
Aku harap kamu lihat tahun baru ke arah yang lebih baik dan konstruktif. Tahun baru penanda waktu yang berganti, sama seperti pagi, ia memberikan harapan baru padamu, harapan bahwa kamu bisa lebih baik dari yang kamu pikir sekarang. Aku tau ke-“lebih baik”-an adalah relatif, tapi mengapa tidak apabila itu berarti menjalani hidup seperti yang kamu inginkan, cita-citakan?
Ini penanda bahwa kamu didekatkan dengan semua keniscayaan. Pada tingkat akhir mungkin kematian, tapi banyak keniscayaan lain sebelum kamu sampai ke sana. Niscaya kamu akan bahagia, niscaya kamu akan mendapat rezeki, niscaya kamu akan menikmati waktu-waktu indah dengan teman-temanmu, niscaya kamu akan menikmati pemandangan di suatu tempat yang tak akan kamu lupakan, dan niscaya..niscaya kamu akan bertemu seseorang yang bahagianya bahagiamu juga yang kelak akan menyambung semua ingatan-ingatan baikmu menjadikan hidupmu amat berharga.
Selamat tahun baru, selamat menjalani hidup, keniscayaan mu sudah dekat.
40 notes
·
View notes
Text
Suatu saat nanti, ada hal-hal yang kau kira rumah dan tempat singgah paling nyaman, namun ternyata masih liku jalan panjang yang tak terukur jaraknya
105 notes
·
View notes
Quote
Melepaskan itu bukan perkara mudah “sekali jalan”, tapi pertarungan antara isi kepala dan hati
118 notes
·
View notes
Text
Musim hujan tak kunjung usai, padahal Desember di akhir tahun ini hampir saja meninggalkan segala hal yang tersisa. Aku duduk termenung di pinggiran Jalan Kaliurang, memperhatikan lalu-lalang kendaraan sembari menunggu pesanan minumanku jadi. Sambil sesekali menghisap rokok dan menahan dingin sebab hujan yang tak juga reda selepas ashar tadi.
“Mas, ini sudah jadi”, om Pedro membuyarkan lamunanku. Dia adalah pemilik “Trotoar”, sebuah lapak kecil yang menjual bermacam minuman mocktails di depan terangnya lampu dunkin donuts. Aku ingat betul dulu sewaktu awal kuliah, aku sering mampir ke sana ketika penat, bercerita banyak hal dengan orang baru, kemudian ketika malam tiba, aku harus bersusah payah merawat beberapa kawanku yang tumbang karena mabuk. Kami pulang meninggalkan botol-botol amer berserakan di samping lapaknya om Pedro. Naif sekali.
Tiba-tiba mataku tertuju ke seberang jalan, seorang anak kecil dengan sepeda bututnya yang tampak girang sekali berjalan di antara rinai hujan. Samar-samar jejak kakinya terhapus oleh genangan hujan yang terciprat dari roda-roda kendaraan. Aku termenung untuk beberapa saat, air mata menetes dari mataku yang sayu sejak kemarin. Ternyata memang benar kata orang-orang, menahan tangis itu sungguh tidak nyaman. Aku mendistraksinya dengan menyalakan sebatang sampoernaku, sisa setelah makan nasi telur di warmindo palem kuning selepas dhuhur tadi, tak enak sekali rasanya, tapi aku menghabiskannya hingga hisapan terakhir. Aku menarik nafas dalam-dalam, menahan agar sesenggukanku tak terlalu terlihat oleh orang lain.
Ada yang begitu menggangguku, entah sebuah kemarahan atau kekecewaan, atau mungkin rasa takut yang begitu kabur terlintas di benakku sepanjang hari. Sepertinya aku memang tak begitu paham bahwa dalam hidup, tak selamanya akan berjalan baik. Begini maksudnya, hidup bagiku adalah sebuah perjalanan, setiap hal yang kau temui akan berjejal mengantri masuk ke dalam laci ingatanmu. Semua hal, baik dan buruk, semuanya akan berkumpul menjadi satu, nanti setelah saatnya tiba, mereka akan memberontak keluar dan menggilasmu tanpa ampun. Begitulah kiranya gambaran yang sedang kurasakan.
Dan malam di pinggiran Jalan Kaliurang ini rupanya telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, membuatku terjaga hingga dini hari. Suasananya lebih hambar dibandingkan segelas anggur merah yang dicampur dengan autan, namun selalu berhasil membuat lebih terjaga.
Sejenak aku terdiam kemudian tersenyum kecil setelah om Pedro memberikan sebatang rokoknya kepadaku. Ingatanku melayang bersamaan dengan kepul pekat asap rokok linting yang dibuat oleh om pedro.
Dia menepuk pundakku, “Perjalanan hidup itu suatu hal yang kompleks”, begitu ucapnya lirih. Tak ada satu kata keluar dari mulutku, aku meresapinya dengan betul-betul, mencoba mengkomparasikan dengan apa yang tengah hadapi. Kata-kata itu begitu menamparku. Sesaat setelah itu aku langsung berpamitan dengannya, kulajukan motorku melewati Jalan Kaliurang yang berangsur-angsur sepi karena jam sudah begitu larut.
Terkadang hal-hal baik dan harapan muncul begitu saja dan tiba-tiba, bahkan dari apa yang tak pernah kuduga. Sejak saat itu aku berusaha memaafkan segala keadaan, apapun yang membuatku menjadi marah ataupun kecewa. mencoba se legawa mungkin. Kini aku menyerahkan urusan mereka dengan Penciptaku.
50 notes
·
View notes
Text
Tadi malam, aku menemukanmu di dalam kepala, kutemui kamu di ambang batas sunyi dan pukul dua pagi, bermain-main di amigdala. Kemudian aku bangun dan merasa hidup kembali
166 notes
·
View notes