by-u
754 posts
Hanya orang biasa yang banyak kurangnya.
Last active 3 hours ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
Video
youtube
Jangan-jangan,
ada yang sedang menunggumu di pekarangan rumahmu yang nyaman.
memintamu keluar sambil mengulurkan tangan.
katanya: “Mari sini masuk dalam barisan.”
Jangan-jangan,
ada yang sedang menantimu di luar sana.
mengajak berlari bersama-sama.
yang menanti tanpa hentikan larinya sendiri.
yang menyempatkan diri, -pada nafasnya yang sudah mulai satu-satu-, untuk mengangkat lenganmu yang terjerembab kelelahan.
Katanya: “Bertahanlah, ini hanya sementara. Kita BISA! Sebentar lagi kita tiba!”
Jangan-jangan,
ada yang rela menahan nafasnya berlama-lama, berenang berlelah-lelah,
demi membangunkanmu yang tidur terlena. tenggelam dalam samudera yang dalam.
Dia yang tiada menyerah memutus mimpi-mimpimu yang fana,
lalu membawamu kepada udara.
Jangan-jangan,
entah dimana,
ada yang mendoakanmu diam-diam.
Diam-diam berdo'a. Do'anya diam-diam.
‘celakanya’ ia mendoakanmu pada akhir pertiga malam.
ia yang demikian tulus menjauhkan lambungnya dari hangat selimut.
menahan dingin air wudhu pada pagi yang berkabut.
Demi namamu di dalam do’anya:
yang dirimu sendiri bahkan mungkin tiada yakin, apakah ia-nya pantas terlantunkan demi engkau yang ikhtiarnya bahkan tiada mencapai rata-rata.
Tapi beruntung, do'a dalam tahajjud mungkin ibarat anak panah yang dilepas dari busur dengan cermat: ia akan mengena sasaran dengan tepat.
Jangan-jangan pada suatu pagi yang indah, ketika kau membuka pintu depan rumahmu itu, secercah senyum telah melengkung di depan mata.
ruas-ruas jarinya bertemu ruas-ruas jarimu.
katanya padamu: “Ayo kita segera berangkat, tenang saja, untukmu sudah kusiapkan bekal terbaik yang pernah ada.”
Lalu kau melihat kotak yang ia bawa.
Ah, sungguh kau bahkan tak terfikirkan untuk sekedar menjamunya dengan secangkir teh hangat, sementara ia bersusah payah, berberat-berat membawa sebaik-baik bekal perjalanan mendaki surga: 'taqwa’.
Jangan-jangan,
di luar sana ada yang berpeluh-peluh mendoakan kebaikanmu.
menanti kesiapanmu.
mengetuk pintu rumahmu, mengulurkan tangan menjemputmu
Jangan-jangan ia memang nyata ada.
Sementara, berkacalah.
lihat dirimu
apakah benar namamu-kah yang memang pantas tertulis pada do'a yang melesat ke angkasa fajar itu?
apakah pundakmu itulah yang pantas ia rengkuh?
apakah pintu rumahmu itulah yang pantas ia ketuk?
Ah, benar! ia nyata ada.
Belum sempat kau memikirkan jawaban dari kepantasan dirimu sendiri, telah kau dengar ketukan lembut namun menghujam tepat di hati.
Tetaplah dalam lingkaran
Bersungguh dalam kebaikan
Perbanyak yang diam-diam
Tidakkah sekarang kau curiga?
bahwa telah tiba giliranmu untuk mengulurkan tangan, mengulurkan cahaya lain di tengah kegelapan.
ditemukan.
menemukan.
mencari.
menjadi.
:’)
445 notes
·
View notes
Text
Tiada hari yang tak terlewati oleh tangis, meski di luar sana musim kemarau, namun pipiku selalu saja ada gerimis, kenyataan hidup yang begitu bengis ini, ingin ku akhiri dengan cara yang paling tragis, sadis pun ironis.
30 notes
·
View notes
Text
Ada daya yang tak bersumber dari gemerlap atau tepuk tangan—melainkan dari niat yang hening, dari laku baik yang ditujukan pada jiwa yang tepat. Tak selalu karena kedekatan, tak perlu alasan besar. Cukup karena pernah tahu getirnya sakit yang tak terurus, sepi yang tak terjamah.
Merawat yang lemah, menemani yang genting, kadang bukan bentuk kedermawanan, tapi gema dari luka lama yang belum benar-benar padam. Dan anehnya, tak ada letih yang tinggal. Justru ada lapang yang pelan-pelan meneduhkan. Seolah tubuh dan batin menemukan kembali nadanya—ritme hidup yang tak sekadar sibuk, tapi juga berbelas kasih.
Kebaikan yang seperti ini tak menggelegar. Ia hadir seperti gerimis yang menyusup tanah—tak kentara, tapi menyuburkan. Ada sejenis lega yang lahir bukan dari balasan, tapi dari rasa cukup karena telah melakukan sesuatu yang tak sia-sia. Karena sejatinya, manusia tak selalu butuh dikenal atau dipuji—cukup bisa merasa bahwa keberadaannya tak sia-sia.
Mungkin, di titik-titik sunyi itulah hidup menemukan maknanya:
Saat memberi menjadi jalan pulang bagi jiwa sendiri, dan kehadiran menjadi penawar, meski tak disadari siapa pun. Sebab hidup yang bernilai bukan dihitung dari seberapa tinggi berhasil dicapai, tapi seberapa dalam bisa memahami sesama.
Dan barangkali, itulah bentuk paling hening dari kematangan: ketika kebaikan tak lagi dilakukan untuk terlihat benar, tapi karena hati memang tak sanggup membiarkan sesama terus terluka sendirian.
Jalan Kaliurang KM 6, YK | 2025
65 notes
·
View notes
Text
Ternyata gini ya rasanya stresss yang stress banget... rasanya kepala mau meledak
13 notes
·
View notes
Text
Kau bilang akan menggenggam nama seseorang hingga jelang nafas terakhir. Bahkan kau mengizinkan jejaknya di gurat telapak tanganmu hingga hela nafas berakhir. Namun, bagaimana jika keteguhan hatimu akhirnya ditelan senyap ingatan yang tak pernah mundur walau sejengkal? Lalu kau menyadari bahwa sebenarnya tak ada yang benar-benar ingin kau genggam. Kau hanya berupaya menipu pikiranmu karena perasaanmu padanya tak kunjung pudar. Ini bukan soal menunggunya, kan? Kau menunggu genggam tanganmu terlepas.
Kau tak mampu menghapus perasaan itu sehingga kau berjaga di pinggir jendela, bersiap-siap seolah-olah esok ketika matahari terbit, perasaan yang tak pernah kau inginkan sudah tak punya kekuatan lagi. Kau menunggu perasaan itu lenyap sehingga kau bisa memuai dengan senyap. Kau pikir kematian akan mengaburkan perasaan? Kau pikir waktu yang akan melakukannya? Waktu tak sebaik itu sehingga suka rela menganggukkan kepala untukmu. Waktu pun masih butuh waktu untuk memudarkan perasaanmu.
28 notes
·
View notes
Text
Ku tutup April dengan segenap rindu yang membuncah di kepala, rindu-rindu yang tak pernah tau arah jalan pulangnya.
26 notes
·
View notes
Text
Dalam hening, diam dan tanpa suara..
Sepasang matamu tak akan pernah bisa melupa, bahwa diantara kita pernah saling jatuh cinta.
Meski pada akhirnya..
Dalam hening, diam dan tanpa suara..
Aku hanya bisa mendoakanmu yang baik-baik saja, teruslah bahagia Ra...
12 notes
·
View notes
Text
Di antara mimpi-mimpi buruk itu, selalu saja ada yang mempengaruhi pikiran. Tapi tak satu pun yang mengubah pemikiran baikku kepadamu Ra..
4 notes
·
View notes
Text
Meski engkau sudah di miliki oleh orang lain, aku masih saja tak menemukan alasan untuk berhenti mencintaimu, Ra...
11 notes
·
View notes
Text
Hingga pada akhirnya aku masih menunggu dan tetap menunggu, engkau yang sedang asyik menari dengan masa depanmu.
13 notes
·
View notes
Text
Ternyata tidak semudah apa yang terlintas dalam benakku Ra...
Dan inilah aku, yang terus mencoba melangkah dengan sanggup, menguatkan kaki untuk terus berdiri, agar tak terjatuh terkapar telungkup.
Dan inilah aku, yang terus menerus mencoba menghapus rindu yang sudah pupus, tersebab cintaku yang begitu tulus, tak pernah berakhir mulus.
Dan inilah aku, yang terbunuh memandangmu dari jauh, yang ternyata engkau mampu, menelusuri jejak waktu yang tanpa aku.
14 notes
·
View notes
Text
Jika memang rindu ini harus terus membara untukmu, Ra..
Kuharap engkau tidak kemana-mana, tersebab akupun masih berdiri di tempat yang sama, tempat dimana kita pernah berjanji untuk berjumpa, meski waktu pernah membuat kita berpisah.
16 notes
·
View notes
Text
Aku harus berhenti, Ra ..
Aku harus berhenti
Mencari kabarmu setiap pagi
Sebagaimana
aku berhenti mengingat senyummu
yang manis itu
Lengkung indah bibirmu
Yang pernah
Begitu dekat
Dengan
Bibirku.
6 notes
·
View notes
Text
Pada ruang puisi kau bebas untuk ku kagumi, tanpa ada yang menghakimi ataupun mencemooh diri, kau benar-benar ku cintai serta ku ramu dengan ribuan diksi, yang hanya aku dan rasaku yang sanggup memahami.
11 notes
·
View notes