Tumgik
camyclyd Β· 1 year
Text
Ya, kehidupan ini masih terus berlanjut, sampe aku bisa ngerasain pergantian tahun jadi 2023.
Alur hidup 1 tahun ke belakang cukup ekstrim. Banyak momen yg buat hati dan otak aku jungkir balik. Tapi berkat Allah juga, aku bisa ngelewatin semuanya dan ga depresi, of course
Yaaaa, idk, aku kurang suka konten yang terlalu meromantisasi masalah. Aku aware sama hal ini karna rasanya ga keitung aku ngeliat postingan, status, atau apapun yg menggambarkan seolah penderitaan bener2 berhasil ngancurin mental seseorang. Gimana ya jelasinnya (?).
Orang lain boleh tidak setuju dengan statement yg aku buat.
Aku paham, beberapa orang emang bisa punya masalah yg bener2 SANGAT BISA bikin mentalnya hancur. Atau aku juga paham, bahwa toleransi seseorang terhadap suatu masalah tuh emang beda-beda. Tapi sikap buat ngadepin masalah ini, contohnya kaya terlalu mendramatisir keterpurukan dengan konten ala-ala, agak gimana gitu.
Oke, mungkin bagi orang lain, itu bentuk dari me-release emosi yg dimiliki. Boleh lah sesekali. Tapi better kita tuh bersikap kuat gitu sama masalah tsb.
Hahaha aseli aku sendiri bingung sama tulisan yg aku buat.
Intinya adalah kita boleh ngerasa sedih, takut, ga berdaya sama ketidakenakan yang lagi kita rasain. Tapi cukup. Ga boleh berlarut-larut. Selanjutnya hadapi itu dengan meyakini dan mensugestikan diri, bahwa we can through this, we are strong, the problem is small and can be solved. Dan mental kita ga selemah itu sampe mudah dibuat goyah sama setiap masalah yg datang dihidup kita.
6 notes Β· View notes
camyclyd Β· 2 years
Text
Jangan takut ditolak.
Ngga. Aku ga pernah takut dapet penolakan. Oke, kecewa itu pasti, karna gimana pun kita udah naro harapan untuk diterima. Tapi kecewa itu wajar kan? Kecewa beda dgn perasaan takut ditolak.
Karna apa ya, menolak-ditolak, melepaskan-dilepaskan, meninggalkan-ditinggalkan, dan kata kerja sejenisnya, itu cuma sebuah siklus hidup aja. Aku berani nolak, yaa harus terima kalo ditolak.
Self awareness. Aku artiin sbg sadar tdp diri sendiri. Apapun perasaan yang kita rasakan, kita sendiri yang bertanggungjawab untuk nanggung dan ngatasinnya. Dan sebaik-baiknya bentuk pertanggungjawaban itu, kita tau cara mengolah perasaan, sebaik atau seburuk apapun rasanya.
Aku akan kecewa kalo ditolak. Iya. Semua orang kayaknya akan begitu. Tapi bukan berarti orang lain ga boleh nolak aku. Ga semua hal bisa terwujud sesuai sama yg kita inginkan, kan? Aku kecewa, tapi aku bisa pastiin, perasaan kecewa itu ga akan bertahan lama atau nyampe bikin aku terpuruk. No. Aku pnya self awareness yang baik. Aku tau cara mengatasi rasa kecewa yang aku punya.
Jadi tolak aku aja kalo emang ngerasa ga sreg. Karna aku juga nolak orang lain saat aku ngerasa kurang cocok.
0 notes
camyclyd Β· 2 years
Text
Sempet mikir, "Aku ini, apa jadi ujian untuk hubungan orang lain ya?" Karna beberapa kali ada diposisi yg rasanya pengen jawab "Iyaaa!"
Tapi aku kayaknya dapet insight baru.
Not me, but them.
Aku ini, tokoh utama untuk hidupku sendiri. Jadi, merekalah yg sengaja didatangkan untuk jadi ujian.
Entah itu ujian perasaan, atau ujian kesabaran, atau sesimpel lewat mereka, aku bisa belajar utk lebih memahami diri sendiri.
So far, I try my best to make such boundaries.
Berinteraksi seperlunya. Ga mudah dibuat baper. Karna aku menghormati hubungan orang lain. Tenang, aku punya prinsip untuk "woman support woman" kok.
Aku gamau merebut pasangan orang lain.
I.T.U B.U.K.A.N G.A.Y.A.K.U
1 note Β· View note
camyclyd Β· 2 years
Text
Ayam itu menatap iri pada 2 bebek yang sedang tertawa bersama, entah mereka menertawakan apa.
"Mereka itu serasi banget deh. Sama-sama bebek. Sedangkan aku? Aku ayam, tapi bisa-bisanya naksir sama bebek. Aku cuma bisa merhatiin dari jauh. Merasa cukup bahagia saat disapa oleh dia ketika tak sengaja kami berpapasan." Ayam menggerutu.
Secara tiba-tiba datang induk ayam dan tanpa babibu lgsg menceramahi anaknya.
"Yaaa mau gimana lagi, Yam. Kamu kan ga bisa memilih pada siapa hati kamu boleh dan tidak boleh berlabuh. Kamu bisa suka sama siapaaa aja, tapi kamu mesti inget, ga bisa memaksakan hati orang lain utk balik suka sama kamu. Udah, ayo pulang. Tiap hari lhoo kerjaan kamu ngeliatinnnn bebek itu terus. Ibu bosen liatnya"
0 notes
camyclyd Β· 2 years
Text
This is life, Dena!
Suatu ketika, saat Dena, sajadah cantik berwarna pink sedang asik mengobrol dengan teman-temannya, dia merasakan tarikan kuat dari sebuah tangan yang terlihat kekar dan berotot. Membuat dia terangkat ke udara dan melayang-layang. Badannya terasa geli karna diusap-usap, mungkin untuk mengetes seberapa lembut bulu tubuhnya. Kepalanya pusing karena dibolak-balik, mungkin untuk melihat apakah ada cacat atau tidak.
"Sayang, sajadah di rumah ilang kan? Kemaren nyampe ada tamu yang mau numpang solat tapi ga pake sajadah. Kita beli ini gimana? Bagus ga? Lembut dan berbahan premium gini keliatannya."
Ujar pria bertangan kekar kepada seorang wanita bermata sipit yg berdiri di sampingnya. Perempuan itu sedang fokus melihat layar hp, ia melirik sekilas pada sajadah yg sedang dipegang oleh suaminya.
"Hmmm boleh. I like it"
Ketika 2 orang manusia itu sedang mengobrol, Dena berbicara kepada teman-temannya.
'Guys, aku punya firasat bakal pisah sama kalian. Rasanya sedihhh, padahal kita udah kaya keluarga yaa huhu. Tapi mo gimana lagi, kita dipertemukan di toko alat sholat, tentu akan ada masanya kita bakal pisah karna dibeli orang. Seneng bisa kenal kalian. Maap kalo ada salah yaaa!"
Teman-temannya hanya mengangguk sedih, sebenarnya perpisahan semacam ini hal yang biasa, siklus datang & pergi itu berputar cepat, tapi Dena dikenal sbg sosok baik yang menyenangkan di mata teman-temannya. Jadi ini situasi yang cukup berat. Perpisahan yang tak diinginkan.
Si tangan kekar membawa Dena pergi menuju kasir, nampak teman-temannya melambaikan tangan sebagai isyarat perpisahan.
'Take care, Dena!'
Dena tersenyum kecil. 'Here we go!Kehidupan sesungguhnya akan dimulai. Aku berharap semoga aku berada di tangan yang tepat. Dirawat dengan baik dan difungsikan sebagaimana mestinya.' Batin Dena bergumam
βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†
Ini benar-benar kehidupan yang baru bagi Dena. Terhitung sudah 4 bulan semenjak dia berpisah dengan teman-temannya. Dena dibeli oleh sepasang suami istri yang memiliki 4 anak. Tiga bulan pertama Dena hanya disimpan rapih di lemari pakaian. Kehidupan yang amat sangat menyenangkan. Dia bertemu dengan teman baru. Dia bahkan memiliki 2 sahabat baik dan crush baru! Quran cantik yang berdebu, kerudung bermotif bunga yang lucu, dan aduhaiii ini bikin deg-degan, baju koko berwarna cream yang berkharisma!!! Dena sangat rela jika harus hidup di dalam lemari selamanya. Dia masih perlu waktu untuk melakukan pdkt dengan gebetannya. Si koko kalem yang suka bikin saltingggg.
Tapi tentu, semesta tak sebaik itu. Satu bulan terakhir kehidupan Dena memasuki babak baru. Hal ini berawal saat suatu malam, ada tamu yang datang dan ingin menumpang solat. Si tangan kekar dengan bangga mengeluarkan Dena dari dalam lemari. Kali ini si tamu akan solat dengan nyaman, pikirnya. Meski Dena cukup sedih karna akan berpisah dengan si koko, tapi dia juga senang karna akan dimanfaatkan.
"Akhirnya hidupku ada gunanya juga. Sedih sih harus ninggalin koko. Tapi gapapa. Berpisah untuk bertemu kembali. Nemenin tamu solat kan, cuma sebentar. Paling 10 menitan. Nanti aku bakal ditaro di lemari lagi" Ucapnya menenangkan diri.
Ternyata alurnya tidak begitu!
Semenjak dikeluarkan dari lemari, Dena tak pernah kembali lagi kesana. Si tangan kekar melupakan keberadaannya! Istrinya juga tak pernah masuk ke ruang solat ini. Dena kesal serta sedih karna belum bisa bertemu dengan sahabat dan pujaan hatinya. Dia juga menderita. Seminggu setelah terkurung di ruang solat, Axel, anak ketiga dari pasangan suami istri itu mengambil dan membawa Dena ke kamarnya. Dena kelewat girang saat akhirnya ada manusia yang menyadari keberadaannya. Tapi HAHAHAHA. Ternyata itulah sumber penderitaan yang dia rasakan sampe sekarang.
Axel bukan orang baik!!!
Bocah ingusan ituuuuu, dia menggunakan Dena untuk membungkus tas sailor moon dan membawanya ke rumah pohon yang ada di belakang rumah. Entah itu tas sailor moon milik siapa yang disembunyikan. Dan entah kenapa juga Axel -si jahat- memakai dia sebagai pembungkus. Yang pasti, rumah pohon itu sangat jelek dan tak layak huni!!! Dena menetap di sana sampai sekarang.
Saat ini musim hujan. Hampir setiap hari hujan turun. Dan sialnya rumah pohon jelek itu tak mampu untuk sekedar melindungi Dena dari guyuran air hujan dan hembusan anginnya yang dingin. Jika alam sedang berbaik hati, tubuh Dena terhangatkan dan bisa menjadi kering berkat matahari yang bersinar terik di siang hari. Tapi itu momen langka. Dena lebih sering kehujanan dan kedinginan. Badannya selalu basah dan lembab. Bahkan sekarang fisiknya benar-benar buruk rupa. Kotor. Lumutan. Jamuran. Dan tentu, sangat bau.
Dena hampir menangis setiap hari. Kenapa hidupnya begini?
Dipikir-pikir, keberuntungan tidak pernah memihak dirinya.
Saat di toko alat sholat, padahal dia baru tinggal 8 hari di sana, tapi sudah harus berpisah dengan teman-temannya yang menyenangkan.
Saat tinggal di lemari bersama sahabat dan Koko si ganteng, wait, oke, ini memang fase yang sangat bikin bahagia. Tapi kebahagiaan itu tidak bertahan lama.
Dia itu sajadah. Yang difungsikan untuk menemani manusia menghadap Tuhan. Tapi malangnya, SELAMA DIA HIDUP, baru 1x dia difungsikan sebagaimana gunanya. Tentu saja, Dena merasa hidupnya sia-sia. Mungkin itu akan menjadi pengalaman pertama dan terakhirnya. Menyentuh dahi manusia. Karena lihatlah sekarang!! Dia sudah tak layak untuk dipakai. Mungkin jika ada seseorang yang menemukannya, Dena akan langsung dibuang ke tempat sampah atau dibakar sampai menjadi abu.
Malam ini, hujan turun lagi. Namun ada yang berbeda kali ini. Dena tak berselera untuk mengutuknya. Dia malah merasa senang, karna air matanya bersatu dengan air hujan. Air mata malam ini sungguh berbeda. Itu adalah air mata kepasrahan. Air mata putus asa yang memunculkan satu harapan. Harapan yang Dena tujukan pada Tuhan. Seketika muncul kilat di langit yang gelap. Seolah sebuah tanda untuk Dena, bahwa Tuhan ada disitu, bersamanya. Mendengar harapan tulus yang hatinya katakan.
βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†βˆ†
This is life, Dena!
Katanya hidup bagaikan roda yang berputar. Iya, benar.
Katanya senang dan sedih itu datang silih berganti. Iya, benar.
Katanya masalah itu selalu menemani kehidupan. Iya, benar.
Katanya ujian hidup itu nyata adanya. Dan ia menghasilkan 2 kemungkinan, menjadikan kita berada dititik terendah dalam hidup atau menjadi titik awal untuk membuka kehidupan yang lebih hebat. Iya, benar.
Dena mengalaminya sendiri. Ratapan hatinya, yang menyangka keberuntungan TIDAK PERNAH memihak dirinya, itu tidak benar. Faktanya, hidup dia tidak seburuk itu. Pasti ada hal baik yang ia miliki, namun luput dari ingatannya. Dia bahkan punya sahabat yang baik dan koko, yang sebenarnya mengagumi dirinya. Hanya saja, saat ini dia harus menghadapi fase hidup yang membuatnya tak nyaman. Dan bagaimana sikap dia menghadapi ketidaknyamanan itu, akan menjadi penentu akhirnya.
Di masa mendatang, Dena akan benar-benar berubah. Dia tidak lagi mengutuk keadaannya. Dena bergerak, berusaha untuk mencari jalan keluar. Ia akan menjadi akrab dan bekerja sama dengan angin juga rumah pohon. Angin akan berhembus kencang, mendorong Dena sedikit demi sedikit untuk keluar. Rumah pohon juga akan menggerakkan tubuhnya untuk membantu Dena. Dan suatu siang, saat cuaca cerah, usahanya akan berhasil. Dia akan jatuh ke tanah, lalu ditemukan oleh Vina, anak pertama dari pasangan suami istri pemilik rumah. Anak pertama itu tidak akan membuang Dena atau membakarnya. Tapi akan mencucinya sampai benar-benar bersih. Tidak akan sampai terlihat seperti baru, tapi setidaknya layak untuk pakai.
Vina akan membawa Dena ke rumah yang baru. Rumah yang hangat. Dena akan sering digunakan. Dia juga akan bertemu dengan koko, yang akan sering dipakai oleh suami Vina. Kejutan lain, Dena juga akan bertemu dengan Qur'an cantik sahabatnya, dan kerudung bermotif bunga yang akan menjadi kerudung favorit Vina.
Ternyata akan datang masanya, saat kepasrahan pada Tuhan dan usaha menjadi satu, ujian yang dianggap sangat berat sekalipun akan terselesaikan. Lantas kehidupan akan berubah terasa seperti di atas awan. Namun tetap, this is life, Dena! Ujian yang lain tentu sudah siap mendatangimu lagi!
Omong-omong, harapan tulus yang Dena ucapkan malam itu adalah:
"Tuhan, harapanku satu. Lapangkanlah hatiku dan bukakanlah jalan pikiranku. Tidak mungkin jika aku ditakdirkan memiliki hidup yang sia-sia. Aku pasti bisa berguna. Tunjukkanlah aku caranya"
0 notes
camyclyd Β· 2 years
Text
Cinta itu...
Di suatu waktu, (tak sepenuhnya sengaja) kenal seseorang, berinteraksi, hingga berujung tertarik dengan semua yang ada padanya.
Tertarik dengan tarikan yang teramat cepat, kencang, dan dalam.
Berbulan-bulan hingga tak dirasa bisa terhitung tahun, memendam perasaan yang masih sama.
Namun raga ini tidak melakukan apa-apa. Hanya diam dan memerhatikan dari tempat yang tidak bisa dia lihat.
Menahan diri.
Untuk memastikan bahwa perasaan ini memang benar tulus untuknya.
Tetap diam.
Karna belum ada tanda-tanda jika aku benar tulang rusuk yang ia cari.
Bersembunyi.
Menunggu semesta menunjukkan jalan untuk kita mendekat dan berbagi rasa.
Meyakinkan diri.
Meski terkadang jenuh dan kesulitan membawa perasaan ini kemana-mana, pada akhirnya aku berusaha terus percaya, bahwa yang ditakdirkan milik kita, akan berjalan menuju kita, meski nampak mustahil sekalipun.
0 notes
camyclyd Β· 2 years
Text
Perihal nikah, yg pembicaraannya tak pernah selesai.
Kemaren itu, aku ketemuan sama someone. Eh bukan deng, sometwo. Batur SMP.
Kita ketemu dari duhur sampe jam 5 sore. Dan selama ituuu topik pembahasannya ga jauh dari ttg rumah tangga.
Berumahtangga. Nikah.
Entah kenapa, sama temen cewe yg mana pun, topik ini jadi obrolan yg selalu d bahas. Emang kelahiran 98 itu udah hawa-hawa resepsi kali yak.
D liat-liat aku juga sering nulisnya ttg relationship, cinta, dsb.
Aku emg belom berniat utk nikah, mgkin masih 2-3 taun lagi. Tapi d saat batur2 udah pada sebar undangan, gendong anak, dan kalo ngobrol ngomonginnya nikah, jadi kepikiran juga.
Banyakkk bgt yg jadi bahan pikiran.
Tentang siapa jodohnya, bakal gimana resepsinya, rumahtangga itu bakal dibawa kemana, gimana aku bakal nyikapin keluargaku kelak, apa aku akan sanggup ngedidik anakku nanti, apa aku bisa berpegang pada sabar dan syukur, aku khawatir juga sih belom pantas berumahtangga, belum cukup dewasa dan bijaksana. Ahh banyak bgt pertanyaan yg aku punya.
Sebenernya simpel kali ya, selagi dipersiapkan, nikah ga akan se-dipertanyakan itu. Tapi emg dasar pengangguran (belom mulai kerja ceritanya) jadi doyan overthinking.
0 notes
camyclyd Β· 2 years
Text
Please, bosennnnnnn banget #dirumahaja.
Ngerasa gagal juga ngeplanning ini itu buat ngisi waktu d rumah. Ujung-ujungnya gatau deh, lagi-lagi pagi ketemu pagi tanpa ada hal yg dihasilin.
Kayaknya gue tuh terlalu tinggi berekspektasi sama diri sendiri. Berharap gue a b c tapi malah gini-gini aja.
Tadi baca sekilas d Ig, katanya skill yg berguna yg bisa d kembangin tuh: ngomong, nulis, ngegambar, masak. Baca itu bikin hatinya sedikit tergerak utk nulis ini, dalam rangka melatih skill nulis meski tulisan ini sekedar curcol belaka.
Tapi gue bingung mau ngecurcol apaan. Mendadak otaknya kosong dan ga merasa punya keluhan apapun.
Hhmm dasar! Giliran dikasih wadah buat ngomong, malah stuck. Giliran dicuekin, malah ngide mulu mau nulis ina inu.
Mungkin karna ini ruang publik kali ya, meski ga terhubung sama siapapun, tapi tetep ngerasa harus hati-hati utk nulis apapun.
Btw gue udah jomblo lamaaaaaa bgt kan ya. Kalo cinta monyet jaman SMP ga usah d perhitungkan, fix, gue jomblo dari lahir. Kemaren2 ada yg nanya, kok bisa jomblo terus? Apa ga kesepian?
Sejauh ini, kalo diinget2, persentase ngerasa kesepian sama bahagianya, jauhhhhhh lebih besar bahagianya sih. Kesepian tentu ada, tapi ga semuanya karna ga punya pacar, dan ga semuanya bisa teratasi dgn punya pacar.
Oiya minggu kemaren aku sariawan tuh. Ada 2, d kanan kiri. Beuhh sakitttt. Bikin g napsu buka mulut. Biasanya sariawan gitu jarang d obati, biar sembuh sendiri aja, tapi karna nyiksa, bikin ga makan seharian, finally beli obatnya. Gom arab. Terus CRING!! Cepet sembuh.
Sakit tuh semacam bentuk peringatan kali ya, tentang betapa enaknya sehat, jadi harus dijaga dan disyukuri.
Apalagi tempo hari tuh, pernah sakit sampe ngerasa badan remuk (haha lebay sih), kepala pusing, mual, pokoknya ga enak bangettttt. Seharian cuma tidur. Pas udah sembuh, kerasa banget perbedaan antara enaknya sehat dan sengsaranya kalo sakit.
Bener sih ya kata hadis, salah satu nikmat yg lupa manusia syukuri tuh sehat.
Karna nikmatnya sehat emang SEBESAR ITU. Tapi suka lupa disyukuri.
Ada satu lagi yg lupa disyukuri manusia: waktu luang.
Untuk yg satu ini.....
Aku malu mengakui sih, karna kondisi sekarang bener2 suka nyia2in bgt waktu luang.
Ngalor ngidul terus ya kalo nulis πŸ˜…
0 notes
camyclyd Β· 3 years
Text
Tumblr media
Baruu aja kemaren secara resmi dapet kerja, hari ini malah dapet undangan seleksi. 2 tempat kerja sebenernya.
Masalahnya ini salah satu tempat kerja yg aku harapin. Padahal minggu2 sebelumnya sepi banget, meski udah tiap hari lamar sana sini.
Mungkin ya, di saat kita udah dapet offering letter, lamaran kerja kita jadi keliatan bersinar di mata para rekruitmen.
Bikin aku g enak hati buat nolak. Karna inget betapa sebelumnya tiap hari nungguin email balesan dari HR, bolak balik cek website tempat apply kerja, nunggu kabar hasil wawancara d wa, dan ngubek2 nyari loker. Rasanya sayang banget ga bisa ikut serta dalam seleksi.
Semoga, apa yg udah jadi takdir aku sekarang, bener-bener yg terbaik buat aku.
Holla Apotek K-24!
Semoga kita akur ya
Tumblr media
0 notes
camyclyd Β· 3 years
Text
Bertumbuh
Dari dulu aku mikir kalo hidup tuh isinya tentang belajar dan berproses. Selama kita napas, yaa ga akan ada garis finish. Meski di rentang waktu tertentu suka mantapin hati terhadap suatu hal, tetep aja itu bukan akhir, biasanya akan ada waktu dimana aku berubah pikiran. Berkat waktu yg terus aku lalui. Berkat pengalaman yg aku alami. Berkat pengetahuan yg aku pelajari.
Kaya hal berikut yg akan aku jelasin.
Mungkin sekitar 3 taun ke belakang, pandangan aku terhadap laki-laki cenderung negatif. Apalagi kalo udah berkaitan dgn ber-relationship. Isi otak aku ga jauh dari tudingan laki-laki patriarki, sok-sokan bermental pemimpin, tukang tindas dan sejenisnya. Mangkanya getol banget nyari2 dukungan utk asumsiku ini. Entah dari bacaan, tontonan, atau dari teman. Maklum, ngerasa lagi d fase menjadi dewasa awal dan jadi menyadari banyak hal. Apa yg aku yakini, itu pasti kebenaran. Dan harus di-amini orang lain, pikirku.
Tapi Alhamdulillah, kayaknya Allah mengabulkan doa ku. Aku selalu berdoa, saat langkah kaki aku malah bikin aku menjauhi-Nya, entah secara sadar atau ngga, aku mohon dengan sangat, agar Dia tetap menarikku ke sisi-Nya. Karna aku juga inginnya selalu berjalan di koridor-Nya.
Perlahan tapi pasti, setelah "tersesat" dgn pikiran dan keyakinan sendiri, aku mulai ngelangkah ke jalan yg udah sedari lama Allah tunjukkin. Apa2 yg dulu aku yakini benar, mulai keliatan celah dan salahnya.
Lega banget, alhamdulillah, Allah masih ngasih aku kesempatan untuk bikin aku sadar sama kesalahan aku. Meski banyak hal memalukan, sok tau, yang udah aku lakuin, tapi yang penting, saat ini aku mulai memperbaiki semuanya.
Bertumbuh.
Aku tau, keadaan sekarang pun sebenarnya masih sebuah proses, tapi semoga, aku selalu punya mental untuk terus bertumbuh dan ga pernah merasa puas diri. Agar aku bisa mjd manusia yg lebih baik setiap harinya.
0 notes
camyclyd Β· 3 years
Text
Kemarin itu, ada kabar yg bener2 bikin aku mewek karna terharu.
Hey, Malam Keutamaan, kalo kamu baca ini, lagi-lagi aku mau ngucapin selamat!
Aku happy banget pada akhirnya mimpi kita bisa kamu wujudin: lanjut Apt d ITB.
Rasanya baru kemarin ya, kita jadi mhs akhir d poltek. Nyari2 kampus yg nerima alih jenjang. Kita bahkan pergi k Bogor bareng buat survey kampus. Tentu dgn banyak drama di perjalanan haha. Gaptek pake MRT nyampe salah naik, ketinggalan kereta, nunggu berjam2 tiket kereta yg murah (padahal ini belom pasti ada), hadeuhh emg kalo perjalanan mulus tuh kayaknya bukan gaya kita ya haha.
Tapi takdir membawa kita buat lanjut d Bandung. Tinggal d 1 kontrakan, bahkan 1 kamar bareng putri juga. Aseli, seru banget selama ngontrak sama kalian.
Trus tul, lo inget, kita suka nyari2 kegiatan d luar kampus. Ikutan kegiatan d SMKAA tapi bangkrut wkwk, "terjebak" di club kampus, ikut lomba tapi belom pernah menang, ikut sosialisasi beasiswa perintis tapi ketinggalan travel haha
Perihal sosialisasi ini, sebenernya aku ngerasa malu deh, karna dikira kita mahasiswa ITB, padahal bukan wkwk
Pasti lu berjuang dgn sangat keras ya utk bisa ngerjain tes masuknya. Sukses terusss tul. Nanti aku nyusul.
0 notes
camyclyd Β· 3 years
Text
Nasib job seeker
Kenalin, aku sarjana farmasi yang udah wisuda bulan September lalu dan baru dapet ijazah pertengahan Oktober ini.
Udah ga dihitung berapa banyak lamaran yang dikirim. Low effort sih, untungnya di tahun 2021 ini kita ga perlu keliling kirim berkas lamaran sambil panas-panasan. Cukup pake hp dan kuota.
Awal-awal apply pasti dicatat tuh di Excel. Biar lebih rapih dan tau progresnya, gitu. Dicatet:
1. tgl apply
2. nama perusahaan
3. tanggal apply
4. posisi jabatan
5. status (menunggu, menolak, atau failed)
6. tahapan (administrasi, interview dll)
7. jalur lamaran (e-mail, website, Gform)
8. penempatan
9. info tambahan.
Tapi makin ke sini makin mager buat di catet. Aku bahkan sempet kaget dapet tawaran interview karna ngerasa ga daftar, eh ga tau nya pas cek email ternyata pernah ngirim lamaran hehe.
Terhitung udah 2 bulan nih nyari2 kerja. Udah beberapa kali interview, tapi belom ada hasil yg bagus.
Kebanyakan setelah interview malah g ada kabar lg.
Kadang insekyurrr sih, kadang menikmati juga, kadang bodo amat.
Begini ya rasanya nyari kerja, nano-nano bgt.
1 note Β· View note
camyclyd Β· 3 years
Text
Oke aku mau cerita.
Jadi ada temenku yang baru putus sama pasangannya setelah 5 tahun (?) pacaran.
Selama pacaran ga ada yang aneh-aneh sih, bahkan aku mengidolakan pasangan ini karena ga neko2 dan dewasa banget.
Tapi suatu hari, tepat H-1 hari ulang tahun cowonya, doi ngaku selingkuh sama cewe lain. Aku yg denger berita dan cerita detailnya tentu shock banget!
WJEKFICKSKCNDDCJFI.
Rasanya mau mengumpat dan berkata kasar di depan muka cowonya, tapi inget kalo ngomong kasar ga akan mengubah apapun.
Sampe sekarang, setelah 2 minggu berlalu, aku sebenernya masih ga percaya. Padahal aku bukan korbannya, tapi kok ya ikutan sakit hati dan ga terima.
Pasangan ini emang lagi LDR. Beda pulau. Tapi tiap temenku cerita ttg kondisi hubungannya, bener2 dalam kondisi yang selalu baik. Aku percaya aja si, mengingat sifat temenku ini yang super dewasa dan bijak. Dan cowonya, of course, ga ada tampang buat ngelakuin hal serendah itu.
Iya. Perilaku selingkuh tuh rendah banget sih menurutku. Karna apa susahnya mutusin pasangannya dulu sebelum berpindah ke lain hati? Itu anak orang kok dimainin gitu hatinya. Masalah si cewe mau atau ngga untuk diputusin, itu mah urusan dia. Yang penting jangan maen belakang. Yeahh you're an assh*le! Ga bisa jaga hati dan jaga komitmen.
Emang sih, mungkin emang udah jodohnya. Karna sebenernya si selingkuhan udah tau kalo si cowo udah taken, tapi masih aja di embat. 11 12 kan, kelakuannya?
Gimana ya, aku emang ga punya pengalaman pacaran yg serius. Terakhir pacaran itu pas SMP, itu pun cuma hitungan Minggu dan cuma maen-maen. Tapi aku yang udah jomblo 9 taun ini tetep tau kok "aturan pacaran" dan adab dalam berinteraksi sama cowo yg udah punya pasangan.
1. Aturan pacaran.
Sebentar, aku sendiri sebenernya ga cocok sama hubungan semacam ini. Tentang interaksi, komitmen, dan sejenisnya. So aturan pacaran ini aku liat dari kacamata umum aja ya.
Paling utama keknya jaga komitmen sih. Dari yg pernah aku baca, emang mustahil seumur hidup kita cuma nemuin 1 orang yang "tipe aku banget". Pasti akan bertemu dengan 2 3 orang (atau lebih) yang masuk kriteria calon idaman. Nah disinilah komitmen itu bekerja.
Sesempurna apapun orang lain di mata kamu, kamu jangan coba2 untuk "berjalan ke arahnya". Masalah hati mah gapapa deh, kalo mau tertarik atau naksir, ya silahkan. Karna hati ga bisa kita atur boleh/ngga suka sama orang kan? Tapi yaa udah, cukup sampe d situu. Ga usah dilanjutin. Kita punya komitmen yang harus dijaga.
Lagipula saat pada akhirnya kita lebih milih si orang baru ini, ada jaminan ngga, bahwa kamu ga akan ketemu sama orang lain yang lebihhhh sempurna lagi?
2. Adab sama pacar orang.
Jahat deh menurutku saat kita masih deketin atau ngeladenin pacar orang. Hati tuh emang luar biasa. Aku sendiri pernah naksir sama pacar orang. Dan rasanya beraddd bund, saat harus menahan diri untuk ga deketin. Tapi please, kita emang harus tau batas dan tau diri. Lagipula masih banyak kok stock cowo jomblo. Kalo pun ngerasanya belom ada yg bikin tertarik, yakin aja sih, nanti juga bakal ketemu.
Begitu lah para pembaca, cerita aku malam ini.
Semoga ada hal positif yg bisa d ambil. Kalo g ada, yaudah skip aja
0 notes
camyclyd Β· 3 years
Text
Memang ya, cara terbaik untuk me-release emosi tuh dengan nulis.
Dan cara ini ga butuh banyak energi, juga ga butuh telinga orang lain. So kita ga perlu takut rahasia bocor atau takut ada orang yang men-judge apa yang kita rasain.
Udah dari lama sih gue ngejadiin nulis sebagai "pendengar setia". Ini bukan berarti gue anti curhat ke orang ya. Di hal2 tertentu gue masih curhat kok ke orang lain, terutama ke Kaka. Tapi gue ngerasa, dari semua problem, emosi, atau tekanan yg kita alami sebenernya lebih bnyak yg bisa kita handle sendiri dibanding yang ngga (klaim ini cuma pengalaman pribadi ya). Belum butuh orang lain utk ikut campur. Kita cuma butuh untuk lebih intens komunikasi sama diri sendiri.
Nah dengan menulis, apa yang kita rasain bisa lebih jelas. Masalah yang kita punya jadi lebih gampang dicari solusinya. Ini karna saat ditulis, isi hati dan pikiran tuh tertuang dengan lebih detail dan runtut. Like saat ngerasa gelisah galau gulana dan kita nyoba untuk nuangin rasa itu lewat tulisan, kita jadi lebih tau penyebab dan cara nanganinya.
Gitu sih yang gue rasain.
Dan jugaaaa, sebenernya yang jadi pertimbangan gue banget kenapa milih untuk nulis d banding nyari tempat curhat adalah karna gue tau kalo ga ada satupun orang yang bisa selalu ada buat kita. (Entah sih kalo udah punya pasangan mah). Masing-masing orang punya urusannya sendiri dan masalahnya sendiri. Jadi sebisa mungkin gue ga mau nambahin beban orang lain dengan curhatan gue yang kadang isinya hal negatif yang bikin orang cape buat dengerin. Belom lagi saat minta saran atau nasehat. Makin berat kan, beban si pendengar?
Tapiiii gue tegasin lagi, ini bukan berarti gue anti curhat. Hanya aja, gue lebih menahan diri utk ga terlalu sering ngerecokin hidup orang lain dengan masalah atau emosi yang gue punya.
Jadi g ada alasan untuk sakit hati atau ngerasa d abaikan saat temen gue nampak keberatan atau bahkan nolak saat gue mau curhat, karna gue ga punya ekspektasi tinggi k mereka
Cara lain, saat bener2 butuh pendengar tapi gatau telinga siapa yang mau di sewa, pilihan yang pas adalah curhat ke you-know-who, Sang pencipta telinga. Kita cuma perlu duduk manis dan cerita di hadapan-Nya. Mungkin kita ga akan pernah ngedenger responnya secara langsung, tapi minimaallll banget bisa bikin hati lebih tenang dan lega. Bonusnya Dia akan beri respon lewat cara yang ada-ada aja.
0 notes
camyclyd Β· 3 years
Text
Nampak sebuah keluarga semut sedang berkumpul di dalam sarangnya. Mereka terdiri dari ibu, ayah, kakak, dan adik kembar semut yang tak akur. Mereka duduk berkeliling dengan sebuah nampan berisi makanan di tengah.
"Uwahh malam ini kita makan besarrrr!!! Ada gula pasir, madu asli, nasi, dan wafer coklat yang sedikit kotor. Ini hari apa yaa? Kok seperti pesta beginiii" ujar semut termuda dengan muka berbinar. Tangannya tak henti menyentuh makanan itu sambil sesekali menjilatinya.
JTAK!
Dengan penuh tenaga sang Kaka menjitak kepala si bungsu.
"Kamu tuh! Ga sopan malah di jilat-jilat. Jijik tauu!!"
"heheh maapkeunnn"
Ayah semut hanya tersenyum tipis. Hatinya menghangat. Sungguh suatu berkah. Lelahnya mencari nafkah bisa lunar terbayar saat melihat anak-anaknya tertawa.
-Aku yg males mikir ini, lebih memilih utk menamatkan cerita yg sebenernya baru prolog wkwk-
0 notes
camyclyd Β· 3 years
Text
Tumblr media
"Whoaamm"
Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun. Bukan, bukan karena aku rajin bangun pagi, tapi karena embun dingin itu menyerbu tubuhku, bersorai riang di atas penderitaanku yang saat ini kedinginan.
Kau tau, hal semacam ini hampir setiap hari aku alami, pertanda musim hujan sudah mulai datang. Sepanjang malam aku kehujanan, lalu pagi harinya embun datang mengganggu tidurku yang tak nyenyak.
Oh ya, aku belum memperkenalkan diri ya?
"Salam sayang, eh bukan, maksudku salam kenal. Namaku Daisy. Manusia menyebutku tumbuhan liar berbunga cantik. Umurku masih muda dan aku sedang mencari pacar. Kau mau jadi pacarku?"
Uppss, apa ini berlebihan? Maaf. Ucapanku memang suka melantur.
Aku hidup di halaman rumah yang tak berpenghuni. Rumah itu sudah tua dan rapuh. Atapnya sudah rusak. Pondasinya juga hilang satu entah kemana. Entah sudah berapa lama ditinggalkan. Saat aku muncul ke permukaan tanah, rumah itu sudah sangat tidak terawat.
Aku hidup berdampingan dengan rumput teki dan ilalang. Mereka sudah aku anggap sebagai keluarga. Iya, karna aku tak tahu dimana Daisy lain tinggal. Aku merasa sebagai insan terbuang. Saat aku membuka mata, di sekelilingku tak ada Daisy lain. Aku sebatang kara. Dugaanku, aku yang dulu masih berupa bibit, terbang terbawa angin sampai ke sini, ke depan rumah jelek ini.
Tapi cerita sedih itu sudah menjadi masa lalu. Sekarang aku sudah move on. Bahkan aku sudah lupa caranya menangisi takdir yang dulu aku anggap menyedihkan. Haha. Jika mengingat keseharianku dulu yang selalu aku habiskan untuk menangis dan meratapi nasib, aku sungguh malu. Sangat kekanak-kanakan.
Tapi tak apa, bahkan manusia harus melewati fase ngompol di celana dulu sebelum terbiasa kencing di kamar mandi.
Ya ya ya. Ucapanku melantur lagi. Maaf, ini karena aku bingung harus berbicara apa.
Oh iya, kau tau, pagi ini ada berita bahagia. Setelah melewati perjalanan panjang dan menyebalkan, akhirnya aku memiliki kuncuppp!!!!
KUNCUP
k-u-n-c-u-p
Kuncup
Eh kurang lengkap, maksudku KUNCUP BUNGA
Ini merupakan sebuah prestasi dan kebahagiaan untukku.
Setelah sebelumnya aku menjalani hidup dengan susah payah. Aku bahkan hampir mati kehausan saat musim panas berkepanjangan.
Wahai kuncup bunga, aku sangat siap menyambut kemekaranmu.
Mari menyambut musim hujan bersama!
0 notes
camyclyd Β· 3 years
Text
Kenapa orang kok mengalir banget kalo bikin cerita?
Bahasanya rapih, enak dibaca, diksinya tepat,
Wait wait gue coba ya
0 notes