Kusajikan pada engkau, seperangkat senang yang menari-nari di atas meja perjamuan. Ditemani sepiring gelak tawa dan secangkir hati yang hangat.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text

Bicara tentang arti senyum dan segala hal yang menjadi alasan-alasan di baliknya.
Mari kita tilik bagaimana ingatanku kini mendadak terlempar ke belakang, mengais retrospeksi, sebelum kemudian berlabuh pada sebuah takdir lucu yang hadir menjembatani temu kita di toko buku saat itu. Ada satu fakta yang bisa kutarik sebagai kesimpulan, bahwa ternyata senyum merupakan ekspresi pertama yang kupelajari setelah bertemu kamu. Meski senyumnya masih disisipi malu berikut rona merah jambu. Meski senyumnya masih dihuni canggung, sebab dikenali dengan baik oleh sosok yang belum pernah kutangkap lekat di ingatan cukup buat kepalaku bekerja untuk beri titah agar lari saat itu juga.
Tapi, setelah bertemu kamu, aku jadi mengenal paham bahwa memang ada bahagia yang tak dapat diciptakan sendirian. Ada percik yang harus dipantik, menyisakan ruang bagi seperangkat senang dibayar tunai yang menempatkan kamu sebagai alasan di baliknya.
Kueja kata bahagia satu persatu hurufnya, yang kemudian justru mengantarkan aku pada sulaman namamu sebagai salah satu hal yang bersanding kokoh di antaranya. Membuat aku yakin bahwa alasan di balik senyum yang seringkali aku tebar sukarela pada sesiapa saja yang kutemui di setiap langkah dibawa, kamu jadi satu-satunya pelaku andal yang kusemogakan keberadaannya bisa paling kekal, meski sejatinya kita masih terlalu dini untuk membicarakan abadi.
1 note
·
View note