Tumgik
catatanukang · 7 years
Quote
Bersyukurlah bisa dipertemukan dan berkumpul dengan orang-orang yang mempunya frekuensi yang sama. Kita akan diperlihatkan, kalau tenyata kita tidak sedang berjuang sendirian. Ada orang lain yang sedang sama lelahnya, ada mereka sedang sama bingungnya. Karena secara langsung atau tidak, merekalah yang nantinya akan datang mengingatkan, juga saling menguatkan.
Bersyukurlah, karena untuk saat ini, tidak semua diberi-Nya kesempatan (via dannydzulfikri)
180 notes · View notes
catatanukang · 7 years
Photo
Tumblr media
Hari Keduapuluhsembilan. | Sebuah rasa terima kasih terhadap Sang Pencipta, yang telah memberikan hadiah yang luar biasa ,bulan ini sebagai tempat berburu kebaikan,karena kami umat Rasulullah SAW yang umurnya sangat tidak mungkin untuk bisa menandingi umur nabi Nuh A.S Sebuah rasa terima kasih kepada Sang Pemaaf dan Maha Pengampun ,mau memaafkan dan mengampuni setiap hamba-hambaNya yang telah melampaui batas serta keburukan bahkan untuk aib yang kiranya tak mungkin untuk dimaafkan. Terima kasih Ramadhan, untuk selalu datang menghampiri tiap tahun, untuk selalu berlabuh untuk menjadi madrasah dalam mendidik karakter dan melatih kesabaran bagi orang-orang yang mau belajar dan memperbaiki diri. Semoga kepergianmu memberikan keistiqomahan terus meningkat dan tak berujung hingga kita dipertemukan lagi tahun depan. Mohon maaf bila, kehadiranmu tidak diapresiasikan dengan baik oleh saya atau mungkin sebagian orang , semoga ini bukan menjadi pertemuan dan perjumpaan kita yang terakhir, in syaa Allah. Catatanukang.tumblr.com | Palu, 29 Ramadhan 1438 H // 24 Juni 2017
3 notes · View notes
catatanukang · 7 years
Quote
Ya Rabbi… Sungguh tak apa bila bertahun lagi lamanya, asalkan dia orangnya. Namun bila bukan, mohon cukupkan sampai di sini. Berilah yang lebih baik untuk membersamai. Aku bukan tak sabar menunggu, namun Engkau Maha Tahu, jika diriku berharap utuh.
(via rumahati)
266 notes · View notes
catatanukang · 7 years
Text
di penghujung ramadhan ini..
Di penghujung ramadhan yang sebentar lagi pamit ini, sebaiknya kita memilah rasa resah akan beberapa masjid yang perlahan menyepi, karena mungkin saja mereka yang tak hadir itu terlampau resah bekerja mengumpulkan pundi-pundi rupiah agar bisa pulang ke kampung halaman nanti.
Di penghujung ramadhan yang euforianya mulai memudar ini, sebaiknya kita menahan prasangka diri kepada mereka yang wajahnya tak terlihat lagi pada shaff tarawih malam ini, karena mungkin saja diantara mereka ada para polisi yang sekarang ditugaskan kembali untuk berdiri agar jalanan bersahabat untuk kamu lalui saat mudik nanti.
Dan di penghujung ramadhan yang tinggal menghitung hari, sebaiknya kita semakin kuat menyabarkan diri untuk istiqomah menjalani waktu ibadah ramadhan yang tersisa ini, karena daripada sibuk memberi prasangka buruk yang mengurangi amal diri, lebih baik memastikan kita bisa mengakhiri ramadhan kali ini dengan amalan yang lebih berarti.
Mungkin saja, yang tidak hadir ke masjid tadi atau yang tak hadir itikaf malam nanti lebih mulia dan banyak amalnya daripada kita-kita ini. Siapa yang tau bahwa hati mereka ternyata selalu terpaut untuk berdzikir kepada Allah selama ini? Siapa yang mengira bahwa ada amal ibadah rahasia yang tidak kita ketahui?
Mari bersihkan hati, prasangka itu suka menguras pahala yang sudah capek-capek kita cari. Daripada habis karena prasangka di hati, yuk mari kencangkan ibadah kita lagi.
151 notes · View notes
catatanukang · 7 years
Text
Cinta?
Dalam prespektif saya, cinta itu sejatinya adalah kata kerja. Sebuah proses perjuangan dan sebuah perjalanan. Karena cinta tak bisa hanya terucap lewat lisan atau tersurat lewat tulisan saja, bukan? Ia musti terejawantahkan dalam sikap, laku, dan perbuatan.
Dan kita semua sepakat, tidak ada cinta tanpa pengorbanan dan perjuangan. Seperti halnya ketika kita mencintai Rabb kita. Juga pada cinta kita kepada rasulNya‎. 
Adakah disini yang mengaku cinta kepada Rabb-nya tapi tak membuktikannya dengan berjuang menjalankan perintahNya? Dan adakah disini yang mengatakan cinta kepada rasulNya tapi tak bershalawat dan menjalankan sunnahNya?
Kita nggak cukup hanya mengatakan beriman kepada Allah dan mencintaiNya. Semua itu kudu dibuktikan dengan keimanan dan ketaqwaan. Dan di balik semua itu, ada keistiqomahan yang harus dijaga dalam menjalani proses perjalanan panjang menyemai cinta. Cinta yang harus terus hidup. 
Lalu, sampai kapan? Sampai Allah mengatakan kepada kita; Saatnya untuk ‘pulang’.
Dan tentu saja cinta sejati itu adalah cinta yang bermuara kepada Allah S.W.T saja. Jika ada cinta yang tidak karenaNya, apalah artinya? Sungguh ironis ketika kita mampu begitu mencintai ciptaanNya dibandingkan dengan Sang Penciptanya.
Apalah arti memiliki cinta, jika Dzat Yang Maha Cinta tidak mencintai kita? Karena segala cinta yang disandarkan hanya kepadaNya, tidak akan pernah berakhir dengan rasa kecewa.
Wallahu alam.
Bandung, 19 Ramadhan 1438 H (14/06) ©Thalhah S. Robbani
138 notes · View notes
catatanukang · 7 years
Link
Saya mendengarkan " Rasa Yang Tersembunyi-Deva Mahenra;Sivia Azizah ". Nikmati musik di JOOX! (#JOOX)
0 notes
catatanukang · 7 years
Quote
Ketika jerih payahmu tidak dihargai, teruskan, jangan berhenti. Mana tahu Tuhan sedang merajut berkah bagimu secara tak terduga.
Faisal Yusuf Rasyid (via taufikaulia)
262 notes · View notes
catatanukang · 7 years
Text
#16 Dari yang sedikit, menjadi bukit
"Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit." [HR. Muslim no. 782] Tidak terasa sekarang sudah melewati setengah dari bulan yang mulia.Terjadi banyak perubahan baik itu lingkungan maupun masyarakat muslim sekitar.Sudah menjadi tradisi dan membentuk pola mengenai kebiasaan kita di bulan Ramadhan.
Polanya seperti bentuk segitiga, dasarnya melebar dengan ujung melancipAwalnya antusias , akhirnya menciut.
Terbentuk pola barisan saf sholat yang semakin tertata rapi maju ke depan.Padahal di awal , terlihat jelas bagaimana semangat untuk melangkah ke rumah Allah dengan berlomba-lomba mendapatkan kebaikan. Oh iya, namanya saja perlombaan, mungkin kita sebagai peserta lomba yang telah menjalaninya merasa lelah karena energi yang begitu besar digunakan di garis start kemarin.
Mungkin sebaiknya jika kita lebih memahami diri kita sendiri, bahwa kita terlalu mudah lelah di bagian pertengahan ini, tidak seharusnya kita terlalu boros dalam beribadah yang tanpa diniati keistiqomahan untuk semakin ditingkatkan. Karena pada akhirnya energi yang terlalu besar di awal, akan kehabisan sebelum menapaki di garis finis.
Mungkin benar tentang ungkaan Aisyah R.A, lebih baik dilakukan dengan hal yang kecil dan sedikit tapi semakin hari semakin kontinu dan meningkat. Bukankah tips dari seorang pelari Marathon tidak terlalu boros energi di awal, biar ketika garis final telah terlihat, energi yang masih tersisa banyak, bisa digunakan maksimal untuk memperoleh kemenangan.
Catatanukang.tumblr.com | Malang, 16 Ramadhan 1438 H // 11 Juni 2017
1 note · View note
catatanukang · 7 years
Text
#11 Hidup itu menunggu
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh – QS. 4 : 78.” Hidup itu layaknya menunggu, tak tahu harus sampai kapan ia berhenti.Hidup itu layaknya menungggu, sedangkan mati itu sebagai kereta yang menjemputmu dari kegiatan menunggumu. Tak ada yang tahu tentang kapan kereta itu tiba untuk menjemput hidupmu, yang jelas kereta itu datang sesuka waktunya, tak pernah mengenal keadaan. jika waktunya telah tiba, kereta kematian datang untuk menjemput di stasiun kehidupan sementara ini.Perjalananmu bersama kereta ini akan terhitung lebih lama, tidak seperti waktu kamu menunggu di dunia dahulu. Oleh karenanya, agar kamu tak bosan di dalam kereta tersebut, persiapkan hal-hal yang bisa memberikan kebahagiaanmu saat di kereta dengan berbuat kebaikan saat kamu menunggu di dunia. Karena percayalah, kereta yang bernama kematian ini tidak akan kembali ke dunia untuk memperbaiki segalanya.
Catatanukang.tumblr.com | Malang, 14 Ramadhan 1438 H // 09 Juni 2017.
1 note · View note
catatanukang · 7 years
Text
#13 Memperbaiki untuk memantaskan diriku.
“...Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26).”
Tak perlu merasa malu yang berlarut-larut terhadap label status sendiri yang menempel pada dinding kehidupan sosialmu, karena kamu melakukan itu semua karenaNya.
Hal yang wajar untuk merasakan  kesedihan untuk berjalan dengan memanggul amanahNya.
Tapi ketahuilah, dibalik setiap seruaNya, terdapat kebaikan yang bakal diresapi nantinya.
Jangan mudah menyerah dalam mebawa amanah yang begitu berat serta nyaringnya kicauan dari mereka menertawakan statusmu.
Dan juga jangan pula kamu membalas mereka dengan memberi pukulan kepada mereka, karena mereka yang menertawakanmu merupakan bagian dari rencanaNya dalam memantaskan dirimu.
Ketahuilah, dulu pernah ada orang di luar sana yang sama sepertimu , berjuang melewati lebih dari yang kamu rasakan, tapi menuai kebaikan saat ini.
Jangan terlalu takut atas status sendirimu, ini hanya masalah tentang waktu yang belum terungkap , usaha yang sering menurun dan kesabaran yang sering bermusuhan dengan nafsumu.
Nikmati proses dalam perbaikan diri, bersabarlah dalam melewati rintangan serta berusahalah terus untuk menjaga perasaan dan hati. Karena diakhir dari semua rintangan ini ,di penghujung jalan dari semua ujian pemantasan diri ini, ada seseorang yang mungkin telah tiba dan menunggu kemenanganmu dalam memantaskan diri.
Seseorang yang juga berjuang sepertimu, sehingga kelak kalian bertemu dalam keadaan hati siap dan diri yang pantas untuk membangun amanah lebih luas dariNya.
P.s : Tidak ada maksud hati untuk menyinggung siapapun. Hanya bermaksud untuk menghibur mereka yang sedang berduka atas status mereka yang sedang sendiri,
Ukangsyamsuddin | Malang, 13 Ramadhan 1438 H // 08 Juni 2017.
0 notes
catatanukang · 7 years
Text
#12 Nilai dan Materi
Somehow, manusia di era sekarang lebih mengutamakan apa yang dilihat daripada apa yang diyakini.
Lebih mengutamakan kebaikan yang dimilki sekarang dan mengabaikan keyakinan terhadap kebaikan yang dijanjikan oleh Nya.
Lebih mengandalkan nalar terhadap waktu yang akan datang dibandingkan menggunakan hati untuk mempercayai.
Padahal, DiaYang Maha Benar, selalu menepati janjinya kepada mereka memelihara keimanannya.
Kebanyakan dari kita lebih menjunjung tinggi realistis daripada hidup menjadi seorang idealis.
Lebih memahami kehidupan yang sifatnya sementara, daripada hidup yang semu tapi kekal nantinya.
Padahal, jika mereka memang orang-orang yang berilmu, pasti mereka akan tahu kehidupan mana yang perlu diperjuangkan.
Bukan bermaksud menjadikan diri ini untuk tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhan jasmani terhadap dunia, tapi dalam berjalan di dunia yang sementara ini, kebutuhan atas rohani perlu diperhatikan. Perlu dipersiapkan juga hal-hal yang dapat menyangoni hati , bukan hanya jiwa, karena dengan begitu, ketika hati telah disangoni, penyakit jiwa yang tamak akan materi dan nilai bisa terobati.
 Ukangsyamsuddin | Malang, 12 Ramadhan 1438 H // 07 Juni 2017.
0 notes
catatanukang · 7 years
Quote
Sesuatu yang baik itu membutuhkan sebuah proses, itulah mengapa ilmu sabar mengiringinya
Inilah juga kenapa Allah meminta untuk kita menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong diri, karena dengan shalat kita meminta pertolonganNya dan dengan sabar–Allah membersamai hambaNya. QS. 2: 153 (via creativemuslim)
232 notes · View notes
catatanukang · 7 years
Text
#11 dua per tiga
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” QS. 103 : 1-3.
Setelah mengarungi di fase sepuluh hari awal kemarin.
Tak terasa, kekuatan angin telah menghantarkan kita hingga titik koordinat dua per tiga saat ini sehingga membuat waktu terasa melesat begitu cepat.
Tapi terkadang , waktu suka memberikan perspektif yang berbeda bagi para penumpangnya,
Terkadang ia suka berlari cepat, namun terkadang ia juga berjalan lebih lambat dari seekor keong.
Padahal, kodratnya ialah waktu itu tidak pernah berubah dan tak pernah keliru,kecepatannya selalu sama.
Kecepatan 24 Jam dengan kapasitas yang sama di berbagai belahan dunia.
Oleh karena itu, jangan salahkan waktu.
Tapi salahkan kenapa amalan kita tidak pernah berjalan beriringan dengan waktu, sehingga ketika waktu telah tiba di garis final , tapi ternyata amalan kita masih tertinggal jauh di belakang.
Atau ketika semua poin dari amalan setiap insan akan dihitung, tapi ternyata poin kita masih sangat sedikit untuk diperhitungkan di Yaumul hisab.
Oleh karena itu, setelah mengarungi di fase 10 hari awal kemarin, masihkah hati dan perbuatan ini tetap stagnan tanpa pergerakan untuk berbuat kebaikan?
Jangan buat diri ini menyesal atas kesempatan yang diberikan , karena Dia Yang Maha Menyanyangi memberikan kesempatan ini sebagai tambahan untuk bekal di akhirat kelak.
Karena Dia Yang Maha Pencipta, tahu bahwa kadar umur hambaNya hidup di dunia saat ini tidak seperti hambanya terdahulu yang hidup melebihi 100 tahun, oleh karenaNya diberikan bulan ini , sebagai ladang untuk memetik kebaikan sebanyak-banyaknya.  
Oleh karena itu pula,maafkan diri ini yang tak pernah menggunakan waktu dengan baik dan semoga amal perbuatan ini dapat berjalan beriringan dengan waktu.
Semangat buat untuk dua per tiga ke depan!
ukangsyamsuddin | Malang, 11 Ramadhan 1438 H // 06 Juni 2017.
0 notes
catatanukang · 7 years
Text
#10 Lebih dari sebuah niat
Jika kamu yang sudah berproses dan berusaha untuk menggapai apa yang kamu harapkan sampai saat ini, tapi  ternyata, pada akhirnya harapanmu tidak berjodoh denganmu Bagaimana perasaanmu? – baguskah,tumblr.
“Innamal a’maalu bin niyyah” (Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niat).
Memang benar, Allah swt menilai segala sesuatu berdasarkan dari niatnya, bahkan tidak akan diterima suatu amalan kecuali dia mengawali dengan niat karenaNya. Percuma, bila telah melakukan amalan tapi tidak didasari dengan niat karenaNya.
Berniatpun sudah terhitung sebagai sebuah kebaikan.
Namun, dalam beribadah tersebut , niat bukan hanya sekedar diucapkan, tapi harus diluruskan dengan keyakinan Allah SWT memberikan yang terbaik.
Karena apabila kita sudah berusaha dan niat kita masih belum lurus, bagaimana nanti jika hasilmu tak sesuai dengan harapanmu? Padahal kamu sudah memenuhi berbagai cara yang di-syariatkan dalam mewujudkan harapan, salah satunya dengan niat karena Allah swt.
Dan, menurut kutipan dari Mas Bagus, niat yang baik karena Allah swt semata itu diukur dari keyakinanmu terhadap hasil akhir yang diberikan olehNya. Bagaimana perasaanmu jika ternyata tidak memberikan hasil yang memuaskan? Jika niatmu lurus dan penuh keyakinan bahwa itu hasil dariNya merupakan yang terbaik, in syaa Allah tidak ada namanya berat hati atau rasa penyesalan atas usaha yang telah dilakukan. Karena semuanya selalu diiringi dengan sebuah keikhlasan. Aamiin
catatanukang.tumblr.com ukangsyamsuddin | Malang, 10 Ramadhan 1438 H // 05 Juni 2017.
0 notes
catatanukang · 7 years
Quote
Kita akan berhenti ketika merasa cukup; cukup dihargai, dihormati, dan diperlakukan dengan sangat baik.
Padamu, saya ingin berhenti mencari. Semoga Tuhan meridhoi. (via halamanbercerita)
SUKAAKKK KAKK
157 notes · View notes
catatanukang · 7 years
Text
#9 Untuk kamu yang sedang berjuang dan berproses di jalanNya
“ Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan.”- Q.S. 11:115
Terlalu pagi untuk memutuskan berhenti berbuat kebaikan hari ini.
Terlalu belia untuk memutuskan berhenti berproses dalam kebaikan.
Terlalu bodoh untuk memutuskan berhenti belajar dalam menyampaikan kebaikan.
Terlalu mentah untuk menyatakan kematangan ilmu yang belum ada apa-apanya.
Untuk kalian yang sedang berjuang di jalanNya dan mencoba untuk berhenti
Ingatlah bagaimana Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, tak pernah letih bahkan tak pernah menyerah untuk berjuang menyampaikan kebaikan.
Ingatlah bagaimana Rasulullah dan sahabat-sahabatnya berusaha memberikan pencahayaan di saat yang lain masih senang dalam kegelapan.
Ingatlah bagaimana Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tetap teguh dengan semangat yang berada di titik terendah sekalipun.
Dan ingatlah bagaimana Nabi Muhammad SAW yang tetap sabar, sampai malaikat Jibril pun ingin mencelakakan mereka karena tekanan warga Thaif kepada beliau , tapi beliau justru melarang dan mengatakan mereka hanya belum tahu dan belum memahami.
Untuk kalian yang sedang berjuang di jalanNya dan selalu diremehkan oleh mereka
Renungkan kembali niatmu, terlalu pendek jarak yang masih di tempuh untuk berhenti. Renungkan kembali hidayah yang datang menghampiri, tidak mudah untuk mendapatkanNya ,karena Allah selalu memberikan hidayahNya kepada orang yang pantas, kepada orang yang bisa menjaga dirinya, hatinya serta hidayahNya dari kebahagiaan duniawi.
Tak perlu kalian risau, karena sesungguhnya Dia yang Maha Mengetahui , pasti akan memberikan ganjaran terhadap setiap tetes keringat yang berjatuhan akibat bergerak untuk membela agamaNya.
Tak perlu kalian khawatir  atas perjuangan ini yang terbilang tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan sahabat nabi dan rasul, karena ketahuilah amalan sebesar biji jagungpun bisa menghantarkanmu menikmati JannahNya.
Tetap semangat dalam berjuang, tingkatkan ikhtiar dan selalu berdoa. Karena rahmatnya yang begitu luas tak akan pernah salah tempat untuk berlabuh kepada mereka yang telah berjuang.
ukangsyamsuddin | Malang, 9 Ramadhan 1438 H // 04 Juni 2017.
0 notes
catatanukang · 7 years
Quote
Jangan menyerah hanya karena merasa tak kunjung sampai. Sesungguhnya Tuhan sedang mengantarkan ikhtiarmu pada tempat yang semestinya.
Selamat pagi, 10 Mei 2017 (via valinakhiarinnisa)
348 notes · View notes